Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH KEBUDAYAAN DEMAK

TERHADAP SENI BUDAYA NUSANTARA


KERAJAAN DEMAK
o Demak adalah pusat penyebaran agama Islam di Nusantara. Lahirnya wali-wali di Demak
membuat lebih cepat proses penyebaran agama Islam bahkan sampai ke pelosok. Mendirikan
pesantren adalah cara penyebaran agama Islam yang efektif. Hitu yang berasal dari Ternate,
pernah belajar di pesantren yang didirikan oleh Sunan Giri. Setelah selesai belajar, dia
menyebarkan agama Islam di Ternate.
o Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak sudah berjalan teratur. Pemerintahan diatur
dengan hukum Islam. Akan tetapi, norma-norma atau tradisi-tradisi lama tidak ditinggalkan
begitu saja.
o Keadaan sosial di Demak tidak jauh berbeda dengan masa berkuasanya Majapahit. Perbedaan
yang mencolok terdapat pada penggunaan aturan-aturan dan hukum yang cocok dengan ajaran
Islam, sehingga terasa lebih tertib dan teratur.
KEBUDAYAAN KERAJAAN DEMAK

o Bagi Graaf dan Pigeaud, cerita-cerita tentang orang sakti atau legenda mengenai tokoh-tokoh
yang menyebarluaskan agama Islam di Tanah Jawa pada abad ke 15-16 harus dilihat sebagai
bukti bahwa peradaban Islam-Jawa yang dikembangkan oleh para Wali Sanga dalam banyak
hal merupakan kelanjutan dan sekaligus pembaharuan dari peradaban Hindu-Jawa kuno.
o Sedangkan bicara posisi Kalijaga ialah tokoh kharismatis dan sakti dalam kisah penyebaran
agama Islam di Jawa Tengah khususnya di bagian selatan. Bukan saja cerita-cerita tentang
Kalijaga tercatat sejak awal pendirian Mataram-Islam telah menjadi sumber legitimasi, bahkan
hingga kini juga masih ditempatkan sebagai role model keislaman orang Jawa.
o Pada konteks role model keislaman dari para Wali Sanga dan khususnya ialah Kalijaga inilah,
pada perjalanan muthakirnya kini di Indonesia telah terkontruksi suatu model keislaman  yang
ramah dan inklusif. Islam ini lebih mengedepankan artikulasi substantif nilai-nilai Islam
ketimbang bicara pelembagaan aspek legalistik atau hukum Islam. Model keislaman inilah,
yang kini sohor disebut khalayak luas di Indonesia sebagai "Islam Nusantara." 
KEBUDAYAAN KERAJAAN DEMAK

o Hasil kebudayaan Kerajaan Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam.
o Kondisi kebudayaannya dimulai dari Raden Patah yang dikenal menyukai seni, terutama wayang.
Ia mengubah bentuk wayang sehingga tidak lagi sama bentuknya dengan yang terpahat pada
relief candi.
o Pengaruh budaya Demak terhadap seni budaya Nusantara terletak pada beberapa peninggalan
Kerajaan Demak.
MASJID AGUNG DEMAK
o Merupakan lambang kebesaran Demak sebagai
kerajaan Islam.
o Terletak di Desa Kauman, Kecamatan Demak Kota,
Kabupaten Demak Kota, Jawa Tengah.
o Didirikan tahun 1479 M yang kini sudah berumur
sekitar 6 abad tetapi masih berdiri dengan kokoh
sebab sudah dilakukan renovasi sebanyak beberapa
kali.
o Kaya dengan ukir-ukiran bercirikan Islam.
o Salah satu tiangnya dibuat dari kumpulan sisa-sisa
kayu bekas pembangunan masjid itu sendiri yang
disatukan (tatal).
PINTU BLEDEK

o Ada juga Pintu Bledek yang dibuat oleh


Ki Ageng Selo pada tahun 1466 dan yang
menjadi pintu utama dari Masjid Agung
Demak.
o Pintu ini dinamai pintu bledek karena Ki
Ageng Selo memang membuatnya dari
petir yang menyambar.
o Pintu bledek dimuseumkan karena sudah
mulai lapuk dan tua. Kini disimpan di
dalam Masjid Agung Demak.
BEDUG DAN KENTONGAN

o Bedug dan juga kentongan, dulunya


dipakai sebagai alat untuk
mengumpulkan rakyat sekitar Masjid
untuk menandai masuknya waktu sholat.
o Kedua benda ini ditemukan dalam Masjid
Agung Demak dengan bentuk seperti
tapal kuda dengan folosofi saat
dibunyikan atau dipukul maka rakyat
sekitar masjid harus datang untuk
menunaikan sholat.
o Bedug dan kentongan ini menjadi
peninggalan sejarah Kerajaan Demak
yang juga masih bisa dilihat hingga
sekarang.
MAKSURAH

o Di dalam masjid Agung Demak juga


terdapat maksurah.
o Maksurah merupakan ukiran kaligrafi
ayat Al-Quran yang digunakan sebagai
interior dinding Masjid Agung Demak.
o Maksurah ini dibangun saat kekuasaan
Aryo Purbaningrat yang merupakan
adipati Demak tahun 1866 dan kaligrafi
ini menceritakan mengenai ke-Esaan
Allah.
o Mengutip Sumber Belajar Kemdikbud RI, o Maka, bentuk seni yang berkembang
pada masa perkembangan Islam di zaman sebagai bentuk akulturasi budaya pra-
madya, seni patung kurang mengalami Islam dan budaya Islam adalah:
perkembangan tetapi seni ukir atau seni
a) Seni hias berupa seni ukir atau seni pahat. para
pahat yang berkembang pesat. seniman mengembangkan dengan motif daun-
daunan dan bunga-bungaan, seperti yang telah
o Faktor penyebabnya adalah adanya ajaran dikembangkan sebelumnya.
Islam bahwa seni ukir, seni patung dan b) Seni hias dengan huruf Arab yang disebut
seni lukis makhluk hidup, seperti hewan kaligrafi.
dan manusia tidak diperbolehkan. Ajaran c) Kreasi baru yaitu bila ingin melukiskan makhluk
tersebut ditaati masyarakat muslim di hidup dilakukan dengan menyamarkan wujud
Indonesia. makhluk hidup dengan berbagai hiasan.

o Meskipun seni patung yang


menggambarkan makhluk hidup secara
nyata tidak diperbolehkan tetapi seni
pahat atau seni ukir terus berkembang.
o Di Indonesia terdapat banyak bangunan- o Mengutip Sejarah Perkembangan Seni Ukir di
bangunan Islam berhiaskan berbagai motif Jepara (1985) karya Agus Dono Karmadi dan M
ukir-ukiran yang terletak pada pintu atau Soenjata Kartadarmadja, pada zaman kerajaan-
tiang di bangunan keraton, masjid, gapura kerajaan Islam, yang pertama di Jawa yang berpusat
atau pintu gerbang. di Demak, Jepara juga merupakan kota pelabuhan
terkemuka.
o Pada masa ini juga dikembangkan seni hias
seni ukir dengan bentuk tulisan Arab yang
dipadukan dengan ragam hias lain. Termasuk
seni kaligrafi dengan bentuk orang, binatang
atau wayang.
BUDAYA SEKATEN
o Budaya sekaten menjadi saksi peradaban Islam di
Kerajaan Demak yang dipelopori oleh Sunan
Kalijaga. Ia adalah salah seorang dari Wali Sanga
meletakkan dasar-dasar perayaan Sekaten pada masa
Kerajaan Demak.
o Perayaan itu digunakan untuk menarik minat
masyarakat agar masuk Islam.
o Sekaten ini lalu menjadi tradisi atau kebudayaan yang
terus dipelihara sampai sekarang.
o Tradisi sekaten masih dipelihara hingga saat ini di
daerah Cirebon, Yogyakarta, dan Surakarta.
GAMELAN SEKATI

Raden Patah menciptakan


seperangkat gamelan yang diberi
nama gamelan sekati. Sampai
sekarang, gamelan ini masih
terawat dengan baik dan masih
dimainkan pada waktu-waktu
tertentu di halaman Masjid Agung
Demak, terutama pada perayaan
Maulid Nabi.
KESENIAN WAYANG
Kesenian wayang kulit merupakan salah satu
peninggalan kesenian Kerajaan Demak. Hal ini dapat di
lihat dari kesenian wayang yang di gunakan oleh Sunan
Kalijaga untuk menyebarkan agama Islam di tanah
Jawa, dimana dalam pertunjukan wayang tersebut
menggunakan cerita-cerita Mahabaratha yang telah di
ubah dan di masukkan ajaran-ajaran Islam kedalam
cerita pewayangan.
MAKAM SUNAN KALIJAGA

o Sunan Kalijaga merupakan salah satu dari 9 Sunan


Walisongo yang berdakwah di sekitar wilayah Jawa.
o Sunan Kalijaga wafat tahun 1520 lalu dimakamkan di
Desa Kadilangu berdekatan dengan kota Demak.
SIMPULAN

o Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam di Nusantara yang dikenal dengan


wali sanga sebagai pemimpinnya.
o Terdapat berbagai akulturasi budaya yang dilakukan pada masa kerajaan Demak.
Hal ini dilakukan untuk menarik minat masyarakat untuk memeluk Islam disaat
mereka sudah cukup terikat pada agama dan budaya Hindu-Buddha.
o Terdapat berbagai peninggalan budaya kerajaan Demak, diantaranya Masjid
Agung Demak, Pintu Bledek, Maksurah, Bedug dan Kentongan, Gamelan Sekati,
makam Sunan Kalijaga, Seni Pertunjukkan Wayang, Sekaten, dan lainnya.
SIMPULAN

o Berbagai peninggalan budaya kerajaan Demak tersebut masih mempengaruhi budaya Nusantara
(Indonesia) hingga saat ini.
o Upacara Sekaten masih dilakukan hingga saat ini.
o Pertunjukkan wayang masih sering dilakukan. Bahkan banyak yang menyukainya. Di beberapa daerah,
terutama di Jawa, Pertunjukkan wayang dilaksanakan minimal setiap tahun sekali.
o Makam Sunan Kalijaga hingga saat ini masih dikunjungi untuk ziarah dan kunjungan sejarah.
o Masjid Agung Demak masih ramai dikunjungi wisatawan muslim untuk beribadah dan kunjungan sejarah.
o Kaligrafi masih sering digunakan dan semakin meluas, baik diukir di Kayu maupun dilukiskan di kertas.
o Di beberapa daerah kentongan masih digunakan meskipun bukan untuk penanda waktu Shalat. Kentongan
digunakan saat ronda malam atau saat ada kegiatan dan acara tertentu dengan ketukan bunyi yang berbeda.
o Saat ini pun semakin banyak pesantren yang didirikan untuk tempat belajar ilmu agama Islam seperti yang
dilakukan pada masa kerajaan Demak.

Anda mungkin juga menyukai