PERANG BANJAR
Nama Kelompok
Bab I ……………………………………………………………………..
Bab II ……………………………………………………………………..
Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
Perang Banjar adalah sebuah perang yang legendaris dilihat dari beberapa
tokoh besar yang terlibat dalam perang tersebut. Kalimantan Selatan, yang
Sungai Barito yang besar dan memanjang ke sudut-sudut areanya. Tentu kondisi
geografis ini menjadi daya tarik Belanda untuk memonopoli perdagangan yang
ada. Hal tersebut menjadi salah satu dari sekian banyaknya hal yang diinginkan
oleh para penjajah poada saat itu. Bukan hanya bagaimana mereka
sebagai berikut ;
yang terjadi
PEMBAHASAN
yang besar dan memanjang ke sudut-sudut areanya. Tentu kondisi geografis ini
menjadi daya tarik Belanda untuk memonopoli perdagangan yang ada. Niat
lamanya pihak Belanda menetap pada salah satu daerah Kalimantan tersebut.
Awalnya baik-baik saja, mereka menjalin hubungan dagang lada legal yang
India Company, nama kompeni Belanda pun mulai bertransaksi pada 1606.
mereka. Insiden ini tidak luput dari korban jiwa, 21 orang Jepang dan 64 orang
saat itu dipimpin oleh Kesultanan menjadi sangat kacau. Keadaan tersebut juga
terpukul. Keadaan kacau tersebut semakin lama bukannya semakin reda, tetapi
menyusahkan rakyat. Sultan Adam atau Pangeran Nata menjadi penerus dari
Hubungan ini sangat menyulitkan rakyat, dilihat dari segala pertimbangan untuk
Hal ini semakin jauh dengan mulainya campur tangan Belanda dalam
Belanda membuat perjanjian lagi dengan Kesultanan Banjar pada 1826. Pada
nyatanya perjanjian manis hanya berlangsung pada awal. Semakin lama dan
dengan negara lain kecuali Belanda. Poin pertama dalam perjanjian tersebut
sudah dapat dipastikan merugikan daerah Banjar, potensi ekspor bahan yang
bisa dilakukan menjadi terhalang dan hanya bisa di berikan kepada para
juga dipersempit hingga yang tersisa hanya Banjarmasin, Martapura, dan sekitar
hulu Sungai Barito. Persempitan daerah ini sangat merugikan daerah Banjar,
banyak penduduk dari luar daerah tersebut harus meninggalkan tempatnya
Banyak isi perjanjian yang sangat tidak masuk akal bagi rakyat Banjar.
Mulai dari penentuan pejabat Banjar yang harus disetujui oleh Pemerintahan
Belanda, Ajab Berburu, Pajat perdagangan Intan atau hasil tambang yang
terbilang sangat besar yakni 10% dari harga jual harus diserahkan kepada pihak
pemerintahan Belanda. Serta harga jual pun ditentukan oleh pihak Belanda
sengan harga yang terbilang sangat tinggi. Memang tidak dipungkiri bahwa
satunya adalah adanya perlindungan bagi rakyat Banjar dari serangan atau
genjatan senjata negara maupun daerah lain. Tetapi sangat disayangkan, hal itu
malah menjadi umpan balik dimana para rakyat Banjar harus menjadi musuh
pada saat itu, dan yang sangat dirasakan oleh rakyat adalah hancurnya kondisi
ekonomi rakyat. Aksi protes terhadap kesultanan Banjar pun dilakukan terus
menerus oleh rakyat sebagai bentuk desakan kepada Kesultanan agar bisa
Sultan Adam sebagai pemimpin Kesultanan pada saat itu sudah berusaha
keras dalam proses menenang kan massa yang terus menerus melakukan aksi
tersebut pun menjadi sebuah petaka bagi Sultan Adam, Tahtanya diambil dan
darinya. Piahk Belanda pun dengan semena mena mengangkat Pangeran baru
struktur hierarki sosial, dia adalah anak Sultan Adam yang membuatnya sah
sebagai ahli waris tahta sultan atau raja. Hal ini diputuskan karena hanya Sultan
Tamjidillahl ah yang mau beekerja sama dengan pihak Belanda. Dengan kata
lain bahwa ia mau menjadi bawahan dari pemerintahan Belanda selama masa
jabatannya.
2.2 Keadaan Perang Banjar
Penderitaan yang tiada henti bagi rakyat Bnjar pun didengar oleh Tuhan,
dari keadaan terpuruk mereka, akhirnya munculah salah satu tokoh yang akan
mengubah kondisi mereka. Pangeran antasari atau yang sering kita lihat pada
uang pecahan 2000 (dua ribu) keluaran lama. Ia merupakan seorang anak
semakin hari semakin menjadi-jadi. Berbandi terbalik dengan anak anak yang
dan juga mempelajari tentang Agama Islam dari para Ulama yang ada di
menjadi salah satu pondasi yang kuat dalam kehidupan Pangeran Antasari.
hak rakyat Banjar yang seharusnya didapatkan selama ini. Keinginan pangeran
Anatasari sangat didukung penuh oleh rakyat Banjar, dengan ini segala usaha
pun langsung mendapat dukungan dan juga bantuan dari rakyat. Rakyat Banjar
pun langsung mulai melawan tanpa ada rasa takut dan segan, dengan
tangan. Rakyat Bersatu dalam nama daerah Banjar dan nama Agama pun
menjadi suatu pondasi yang kuat dalam perlawanan mereka. Semakin lama
pun akhirnya tampil sebagai pemimpin dari Rakyat Banjar. Awalnya, Pangeran
Antasari berdiskusi dengan para pejuangnya apakah kekuatan rakyat yang sudah
lainnya, didampingi oleh rakyat Banjar yang memiliki semangat berapi api.
tambang Nassau Oranje yang dikuasai Belanda. Kepanikan pun tidak bisa
dihindari oleh Pihak Belanda, rakyat yang selama ini berada dalam genggaman
dan dibayangkan, Pihak Belanda pun tidak tinggal diam Kolonel Augustus
berdaa pada daerah tersebut untuk melawan para rakyat. Perlawanan Belanda
semakin jelas dan sangat menjadi tim anti Belanda. Beliau menolak keharusan
untuk menyerah kepada Belanda. Perang semakin meluas dan para pejuang juga
gugur sedikit demi sedikit. Namun, setelah itu para ulama dan juga kepala
itu canggih sementara para pejuang saat itu hanya mempunyai alat sederhana.
Setelah terus berperang tanpa lelah hingga tiga tahun lamanya, Pangeran
belum disetujui oleh Belanda. Rakyat yang ikut berjuang, para ulama dan para
terakhir. Alasan beliau meninggal bukan karena hasil dari gencatan senapan
tersebut. Fakta dari buku Merle Calvin Ricklefs yang berjudul A History of
pemerintahan Belanda yang sangat kejam itu sampai kematiannya sendiri akibat
Kerajaan Banjar ketangan Belanda pada Tahun 1906. Hal tersebut sebagai
korban jiwa mencapai lebih dari 6.000 jiwa. Perang tersebut melibatkan banyak
tokoh yakni :
1. Pangeran Hidayatullah;
2. Pangeran Antasari;
3. Tumenggung Antaludin;
4. Tumenggung Surapati;
7. Sultan Tamjidillah;
8. Demang Lehman;
10.Tumenggung Singapati;
11.Panglima Bukhari;
16.Pangeran Amir;
dan
diberi uang ganti namun apabila sang pemilik turut serta dalam
Belanda;
perusahaan di Banjar.
Belanda;
f. Penyakit menular sering terjadi di Banjar seperti cacar dan pes; dan
Selatan.
BAB III
KESIMPULAN
urusan pemerintahan Kesultanan Banjar. Banyaknya tokoh besar yang ikut serta