Belanda melakukan politik devide et impera atau politik adu domba, yakni upaya
untuk memecah-belah kelompok-kelompok pribumi sehingga dapat dengan
mudah dikuasainya. Sehingga perlawanan pribumi pada masa itu cukup sulit
karena harus menghindari terjebak dalam sistem adu domba yang diterapkan
Belanda.
Pangeran Antasari adalah cucu dari Pangeran Amir yang terkenal dalam Dinasti
Banjarmasin. Ketika masih muda, Pangeran Antasari memiliki nama Gusti Inu
Kertapati. Adik perempuannya dikenal dengan nama Ratu Sultan Abdul Rahman
setelah menikah dengan Sultan Muda bin Abdurahman bin Sultan Adam.
Setelah menikah dengan Ratu Antasari, dia dikaruniai 3 anak laki-laki dan 8 anak
perempuan. Pangeran Antasari dikenal juga sebagai pemimpin beberapa suku,
yakni Suku Bakumpai, Murung, Kutai, Ngaju, Siang, dan suku-suku lain di daerah
pedalaman.
Itulah sekilas biografi Pangeran Antasari yang penting untuk dipelajari. Selain
biografi tokoh, akan lebih informatif jika mempelajari bagaimana perjalanan
hidupnya. Berikut perjalanan hidup Pangeran Antasari yang sarat akan spirit
perjuangan.
Pada waktu kecil, Pangeran Antasari dididik untuk terbiasa hidup di luar wilayah
kerajaan atau berbaur dengan masyarakat kecil. Sehingga tidak heran jika
Pangeran Antasari memiliki jiwa sosial yang tinggi. Selain itu, oleh ayahnya,
Pangeran Antasari dididik untuk anti pada penjajahan Belanda, sehingga dia
memiliki tekad kuat untuk tidak gentar melawan penindasan yang dilakukan oleh
Belanda.
Sebagai seseorang keturunan bangsawan yang sering hidup dilingkungan rakyat
kecil, dia begitu paham mengenai perasaan dan penderitaan rakyatnya yang
merasa tertindas oleh Belanda.
Pangeran Antasari dikenal sebagai ulama yang begitu faham akan nilai-nilai Islam
dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini membuat
banyak masyarakat di sekitarnya meneladaninya dan belajar Agama Islam lebih
dalam kepadanya.
Selain itu, Pangeran Antasari juga memiliki spirit perjuangan yang dilandasi
nilai-nilai Islam terbukti dengan ucapannya yang menginspirasi lainnya, yakni :
“Hidup untuk Allah dan Mati untuk Allah”.
Karena terbiasa hidup dengan rakyat kecil, Pangeran Antasari begitu paham
mengenai keinginan rakyatnya. Sebagian rakyat merasa bahwa komunikasi antara
rakyat dan pihak kerajaan ada sedikit batasan-batasan tertentu. Sehingga untuk
menyampaikan pesan atau keluhan harus ada perantara yang menghubungkan
dengan pihak kerajaan.
Pangeran Antasari menjadi penyampai pesan aspirasi rakyat kepada istana
kesultanan. Dengan ini, apa yang menjadi keluhan atau keinginan masyarakat
dapat tersampaikan dengan baik, sehingga ada kedekatan antara penguasa dengan
rakyat.
3. Pemersatu Rakyat
Pangeran Antasari tidak hanya dekat dengan suku-suku tertentu saja, tetapi semua
suku di daerah Banjar, sehingga beliau tahu bagaimana karakteristik suku satu
dengan suku lainnya. Dia telah berhasil mempersatukan suku satu dengan suku
lainnya, terutama ketika menghadapi penindasan oleh pasukan-pasukan Belanda.
Semua rakyat bersatu karena semakin sadar akan mudah diadu domba oleh
Belanda jika berpecah-belah.
Pangeran Antasari juga dikenal sebagai tokoh pembela hak-hak rakyat yang
tertindas. Seringkali Pangeran Antasari mengecam dan menentang tindakan
Belanda yang semena-mena. Hal ini juga mendorong rakyat untuk melakukan
perlawanan atas tindakan Belanda yang semena-mena.
Pangeran Antasari juga membela hak Pangeran Hidayat ketika Pangeran Hidayat
disingkirkan secara politis oleh Belanda atas kedudukannya sebagai pewaris tahta
yang oleh Belanda digantikan dengan Sultan Tajmid yang lebih pro kepada
Belanda. Pembelaan ini mampu mengobarkan semangat Pangeran Hidayat dan
rakyat Banjar untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda.
Kegigihan Pangeran Antasari sebagai Panglima Perang tidak diragukan lagi. Dia
berusaha keras untuk menerobos pertahanan Belanda dengan tekad yang kuat.
Bahkan ketika dibujuk oleh Belanda untuk menyerah, dia tidak goyoh dan terus
melakukan perlawanan.
Hal inilah yang menjadi inspirasi bagi rakyat-rakyatnya. Kegigihan Pangeran
Antasari pun juga ditiru oleh rakyat-rakyat Banjar di generasi berikutnya
Selain biografi Pangeran Antasari, ada hal-hal lain yang menarik untuk dipelajari,
yakni peran-perannya. Pangeran Antasari memiliki peran yang besar bagi
masyarakat Banjar. Peran-peran yang dilakukannya menjadikan dirinya sebagai
tokoh panutan yang tetap menginspirasi generasi-generasi di masa selanjutnya.
PANGERAN DIPONEGORO
Biografi
Bendara Raden Mas Antawirya atau Pangeran Diponegoro juga dikenal dengan
nama Bendara Raden Mas Antawirya, ketika ia masih kecil hingga remaja. Masa
kecilnya dihabiskan di Yogyakarta, hingga sebelum akhirnya memulai ikut
perjuangan melawan penjajah. Kemuliaan dan ketinggian akhlak Pangeran
Diponegoro membuat ayahnya sang raja jadi kagum dan berniat menyerahkan
takhtanya padanya. Namun pangeran menolak karena ia menyadari bahwa
keputusan raja ini tidak tepat, sebab ia hanyalah anak selir, bukan permaisuri ratu.
Jika ia naik takhta, tentu akan menciptakan iklim kontestasi politik yang panas di
lingkungan keraton, di antara anak-anak dan keluarga besar.