Anda di halaman 1dari 21

PANDUAN PRAKTIK KLINIS ANAK

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


DEP./SMF : ANAK
RSUD dr. PALAMMAI TANDI

DISORDER OF SEX DEVELOPMENT

1. Pengertian (Definisi) Kelainan bentuk genitalia eksterna/ fenotip yang jelas antara
laki-laki atau perempuan

2. Anamnesis - Penggunaan progesterone atau androgen pada awal


kehamilan

- Ibu yang mengalami virilasi

- Riwayat kematian perinatal

- Adanya keluarga yang menderita genitalia ambigua


atau kelainan urologi

- Adanya keluarga yang mengalami


hyperplasia adrenal kongenital

Perempuan yang amenorrhea atau infertilitas


-

3. Pemeriksaan Fisik - Tentukan teraba gonad, posisi, ukuran,


dan teksturnya
- Pengukuran panjang falus
- Tentukan posisi meatus dari uretra,
adanya hipospadia, dan korda
- Tentukan derajat darifusi labioscrotal folds
- Tentukan apakah terdapat orifisium vagina?
- Tanda-tanda lain :
 Hiperpigmentasi, dehdrasi,
hipoglikemia, atau
hipertensi
 “Webbed neck”, low hairline
 Kelainan kongenital lainnya
- Tanda virilisasi menggunakan skala Prader.

Skala virilisasi menurut Prader


4. Pemeriksaan 1. Laboratorium: Serum elektrolit, kadar gula
Penunjang darah, 17-OH Progesteron, LH, FSH, DHEA,
rasio Testoteron/DHT, estradiol
2. USG/CT-scan/MRI
3. Karyotiping
4. Genitografi
5. Laparoskopi/Biopsi gonad
6. Pemeriksaan Psikologi/Psikiatri

5. Kriteria Diagnosis Kriteria diagnosisnya adalah sebagai berikut :


 Ditemukan kelainan pada bentuk genitalia
 Pemeriksaan Karyotiping menunjukkan
kelainan atau normal namun dengan tampilan
fenotip yang berbeda dengan hasil karyotiping
 Pemeriksaan Laboratorium 17-OHP

6. Diagnosis Diagnosis ditegakkan dari gejala klinis dan pemeriksaan


tambahan lain

7. Penyulit 1. Krisis adrenal


2. Depresi
3. Gangguan orientasi seksual
4. Keganasan

8. Terapi Penentuan jenis kelamin (sex assessment), pola asuh


seksual (sex rearing), pengobatan hormonal, koreksi secara
pembedahan, dan psikologis

Multi-disiplin ilmu meliputi: Ilmu Kesehatan Anak, Bedah


Urologi, Bedah Plastik, Kandungan & Kebidanan,

Psikiatri, Genetika Klinik, Rehabilitasi Medik, Patologi Klinik,


Patologi Anatomi, dan Bagian Hukum Rumah Sakit/
Kedokteran Forensik

9. Edukasi 3. Potensi fertilitas


4. Kapasitas fungsi seksual
5. Fungsi endokrin
6. Perubahan menjadi keganasan
7. Testosteron imprinting dan waktu
saat pembedahan
8. Faktor psikoseksual: identitas gender,
peran gender, dan orientasi gender
9. Aspek kultural
10. Informed consent dari keluarga

10. Prognosis Baik bila tidak muncul penyulit

11. Indikator Medis 80% Pasien akan sembuh dalam waktu 6 hari (1 minggu)

12. Kepustakaan 1. Madhusmita M, Lee MM. Intersex Disorder. Dalam:


Moshang T, ed. Pediatric Endocrinologi. New York:
Elsevier Mosby, 2005; 103-122.
2. Witchel SF, Lee PA. Ambiguous Genitalia.
Dalam: Sperling MA, Eds. Pediatric
Endocrinology. USA: Saunders, 2002; 111-33.
3. Hyun Grace, TF Kolon. Apractical approach to
intersex in the newborn period. Pediatr Ur Clin
of Nort Am 2004; 31 (3): 435-43.
4. Conte FA, Grumbach MM. Abnormalities of Sexual
Determination & Differentiation. Dalam: Greenspan
FS, Gardner DG, eds. Basic & Clinical
Endocrinology. New York: Lange Medical
Books/McGraw-Hill, 2001; 511-46.
5. Zemel S, Slover RH. Disorders of Sexual
Differentiation. Dalam: McDermot MT, ed.
Endocrine Secrets. Philadelphia: Hanley & Belfus,
Inc, 2002; 325-33.
6. Lee PA, Houk CP, Ahmed SF, Hughes IA.
Consensus Statement on Management of
Intersex Disorders. Pediatrics 2006; 118:e488-
500.
7. Ono M, Harley VR. Disorders of sex
development: new genes, new concepts. Nature
Review
Endocrinology 2013; 9:79-91

palopo,

Ketua Komite Medik Ketua SMF Ilmu Kesehatan Anak

(…………………………….) (………………………………….)

Direktur RSUD dr.PALEMMAI TANDI

Dr.Hj.Utia Sari Umar.,M.Kes


NIP. 19650905 200012 2 003
PANDUAN PRAKTIK KLINIS ANAK

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


DEP./SMF : ANAK
RSUD dr. PALAMMAI TANDI

TURNER SYNDROME

1. Pengertian (Definisi) Kelainan genetik yang disebabkan delesi sebagian atau semua
bagian dari seks kromosom X
2. Anamnesis Keterlambatan pertumbuhan dan pubertas
3. PemeriksaanFisik - Manifestasi klinis yang paling sering dijumpai adalah
perawakan pendek dan pubertas terlambat (90%), gejala
lain dapat dilihat pada gambar :
- Manifestasi klinis lain dapa tjuga dijumpai
lymphedema, anomaly jantung, anomaly ginjal, proses
autoimun : hipo/hipertiroid, rheumatic
4. Pemeriksaan 1. Karyotyping, dapat ditemukan 45 maupunmosaik
Penunjang 2. Ultrasonografi: untuk evaluasi anatomi ginjal
3. Echokardiografi: untuk evaluasi anatomi jantung
4. Regular tiroid skrining: FT4, TSH
5. Monitoring hipertensi
6. Oftalmologi: strabismus
7. THT: otitisrekuren, audiologi
8. Orthopedi: skoliosis
9. Evaluasi kognitif
5. Kriteria Diagnosis Manifestasi klinis (fenotip) dan ditunjang pemeriksaan karyo typing
6. Diagnosis pemeriksaan karyo typing 45,X ; 46,X,i(Xq) ; 46,X,r(X) ; 46,XXq2 ;
46,XXp2 ; 47,XXX ; 46,X,t(X;15)
7. Diagnosis Banding Sindroma Noonan
8. Terapi TERAPI MEDIKAMENTOSA
1. Terapi hormone pertumbuhan: 0,05mg/kg/hari
2. Oksandrolone (0,0625mg/kg/hari) jika terapi
hormone pertumbuhan dimulainya terlambat
3. Induksi pubertas dengan estrogen usia lebih kurang
13 tahun. Pengaturan siklus withdrawal bleeding
dengan estrogen dan progesteron
TERAPI NON MEDIKAMENTOSA
1. Konseling psikologis
2. Pengaturan diet
3. Peer group support
9. Edukasi 1. Tujuan pengobatan :mencapa itingg badan optimal
sesuai usia,
2. Memasuki pubertas optimal
3. Evaluasi psikoterapi, masalah visuospasia l dan kognitif.
4. Pilihan reproduksi
10. IndikatorMedis FT4, TSH, BUN, kreatinin. 80% Pasien akan sembuh dalam
waktu 3 hari.

11. Kepustakaan 1. Nelly E Kirk, Fechner PY, Rosenfeld RG. Turner


Syndrome. Dalam Pediatric Endocrinology 5th ed.
Vol2. FimaLifshift,ed. New York. 2007: 305-19.
2. Saenger P. Turner Syndrome. Chapter 15. Dalam :
Pediatric Endocrinology, Third Edition.
Philadelphia.
2008.610-52.

Palopo,

Ketua Komite Medik Ketua SMF Ilmu Kesehatan Anak

(…………………………….) (………………………………….)

Direktur RSUD dr.PALEMMAI TANDI


Dr.Hj.Utia Sari Umar.,M.Kes
NIP. 19650905 200012 2 003
PANDUAN PRAKTIK KLINIS ANAK

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


DEP./SMF : ANAK
RSUD dr. PALAMMAI TANDI

GRAVES DISEASE

1. Pengertian Kelainan imunogenetik yang memiliki karakteristik klinis yaitu


(Definisi) tiromegali, hipertiroidism dan oph thalmopati infiltrative
2. Anamnesis Sulit tidur, mudah lelah saat aktivitas, cemas, dada berdebar,
peningkatan nafsu makan, kehilangan berat badan, tidak tahan
peningkatan frekuensi buang air besar
udara panas, . Riwayat keluarga (+)
pada 60% kasus
3. PemeriksaanFisik Struma difus, takikardi, wide pulse pressure, proptosis, tremor,
keringatberlebih, kelemahanototproksimal
4. Pemeriksaan
FT , TSH, antibody tiroid (terutamaTSH receptor antibodies /
Penunjang 4 ambil anyodium radioaktif
TRAbs),

5. Kriteria Diagnosis Struma difus, FT meningkat, TSH menurun, TRAbs (+)


4
6. Diagnosis Diagnosis ditegakkan dari gejala klinis dan pemeriksaan
laboratoris
7. Diagnosis Banding Adenoma tiroid, , Toxic multinodular goiter, sindroma McCune –
Albright, tumor pituitari
8. Terapi ObatAntitiroid
Yodiumradioaktif
Indikasi : pasien Graves relaps dengan pengobatan anti tiroid
jangka lama
: pasien dengan penyakit tiro kardiak berat
: pasien dengan multi nodulartoksik
: pasien yang hipersensitif terhadap obatan titiroid
Pembedahan
Indikasi : struma yang sangat besar dan resisten terhadap radio
aktif
: ibu hamil dengan struma nodular yang alergi obatan titiroid
: pasien yang alergi obatan titiroid dan tidak ingin diterapi
dengan Yodium radioaktif
9. Edukasi Kepatuhan minum obat
10. Prognosis Remisi sebesar 25% setiap 2 tahun pengobatan

11. Indikator Medis FT , TSH. 80% Pasien akan sembuh dalam waktu 4 hari.
4
12. Kepustakaan 1. Susanto R, Julia M, Hakimi. Gangguan Kelenjar Tiroid.
Dalam: Batubara J, Tridjaja B, Pulungan A, penyunting.
Buku Ajar Endokrinologi Anak. Edisi 1. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI 2010; 205-47.
2. Brown RS. The Thyroid. Dalam: Charles C, Clayton P,
Brown R, penyunting. Brook’s Clinical Pediatric
th
Endocrinology. 6 edition. Boston: A John Wiley &
Sons, Ltd., Publication 2009;250-82.
3. Dallas J, Foley T. Hyperthyroidism. Dalam: Lifshitz F,
th
penyunting. Pediatric Endocrinology 5 edition Volume
2Growth, Adrenal, Sexual, Thyroid, Calcium, and Fluid
Balance Disorders. New York: Informa Healthcare
USA, Inc. 2007; 415-42.
Palopo,

Ketua Komite Medik Ketua SMF Ilmu Kesehatan Anak

(…………………………….) (………………………………….)

Direktur RSUD dr.PALEMMAI TANDI

Dr.Hj.Utia Sari Umar.,M.Kes


NIP. 19650905 200012 2 003
PANDUAN PRAKTIK KLINIS ANAK

PANDUAN PRAKTIK
KLINIS
DEP./SMF : ANAK
RSUD dr. PALAMMAI
TANDI

HASHIMOTO’S TYROIDITIS

1. Pengertian (Definisi) Penyaki tautoimun yang spesifik menyerang kelenjar tiroid

2. Anamnesis Usia > 6 tahun, pembesaran kelenjar tiroid, rasa tekanan di leher /
kesulitan menelan, anak pendek dan gemuk (disbanding teman
sebaya), tidak tahan dingin, konstipasi, prestasi sekolah
terganggu.

3. Pemeriksaan Fisik strumadifus, letargi. Retardasi pertumbuhan, kulit kering

4. Pemeriksaan Thyroid anti peroxidase antibodies (TPOAbs), Thyrotropin receptor-


Penunjang
blocking antibodies (TRBAbs), FT
4 , TSH, USG, skintigrafi, biopsy
jarum halus bila antibody anti tiroid negatif
5. Kriteria Diagnosis TPOAbs (+) atauTRBAbs (+).FT ↓, TSH ↑
4
6. Diagnosis Diagnosis ditegakkan dari gejala klinis dan pemeriksaan laboratoris

7. Diagnosis Banding GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium)

8. Terapi Levotiroksin (L-T )100 μg/m2 luas permukaan tubuh.


4
9. Edukasi 1. Kepatuhan minum obat
2. Dapat terjadi krisis tiroid yang menyebabkan
kematian (gelisah, lekas marah, berkeringat banyak,
hiperaktivitas → delirium, koma).

10. Prognosis Prognosis baik bila terapi ade kuat. Konsekuensi paling berat
adalah retardasi pertumbuhan

11. Indikator Medis FT4 , TSH. 80% Pasien akan sembuh dalam waktu 4 hari.

12. Kepustakaan 1. Susanto R, Julia M, Hakimi. Gangguan Kelenjar Tiroid.


Dalam: Batubara J, Tridjaja B, Pulungan A, penyunting.
Buku Ajar Endokrinologi Anak. Edisi 1. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI 2010; 205-47.
2. Brown RS. The Thyroid. Dalam: Charles C, Clayton
P, Brown R, penyunting. Brook’s Clinical Pediatric
Endocrinology. Edisi 6. Boston: A John Wiley & Sons,
Ltd., Publication 2009; 250-82.
3. Fisher D, grueters A. Thyroid Disorders in
Childhood and Adolescence. Dalam: Sperling M,
penyunting. Pediatric endocrinology, 3rd edition.
Philadelphia:
Elsevier Inc. 2008; 227-53.

Palopo,

Ketua Komite Medik Ketua SMF Ilmu Kesehatan Anak

(…………………………….) (………………………………….)

Direktur RSUD dr.PALEMMAI TANDI


Dr.Hj.Utia Sari Umar.,M.Kes
NIP. 19650905 200012 2 003

PANDUAN PRAKTIK KLINIS ANAK

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


DEP./SMF : ANAK
RSUD dr. PALAMMAI TANDI

DEFISIENSI HORMON PERTUMBUHAN

1. Pengertian Pada Growth Hormone stimulation test didapatkan


(Definisi) hasil yang rendah

2. Anamnesis - Perawakan pendek disbanding


anak sebaya,
- Tidak ada riwayat pubertas/
menstruasi orang tua tidak terlambat

3. PemeriksaanFisik - Perawakan pendek

4. Pemeriksaan - Stimulasi hormone pertumbuhan


Penunjang dengan insulin/ clonidin
- IGF-1
- bone age

5. Kriteria Diagnosis - Tinggi badan di bawah persentil 3 atau -


2 SD
- Kecepatan tumbuh di bawah P25
- Usiatulang terlambat > 2 tahun
- Kadar GH < 10 ng/ml pada 2 jenis
uji provokasi
- IGF-1 rendah
- Tidak ada kelainan dismorfik tulang
atau sindroma tertentu

6. Diagnosis Berdasarkan pemeriksaan fisik dan kadar hormone


pertumbuhan

7. Diagnosis Banding Perawakan pendek familial, constitutional delay of


growth and puberty, hipotiroid

8. Terapi Hormon pertumbuhan

9. Edukasi - Terapi secara teratur


- Efek samping terapi

10. Indikator Medis Pertumbuhan, IGF 1. 80% Pasien akan


sembuh dalam waktu 3 hari.

11. Kepustakaan - Rosen bloom AL, Connor EL.


Hypopituitarism and Other Disorders of
the Growth Hormone – Insulin Like
Growth Factor 1 Axis. In Pediatric
Endocrinology
5th ed. Vol 2. Hal 65-90.

Palopo,

Ketua Komite Medik Ketua SMF Ilmu Kesehatan Anak

(…………………………….) (………………………………….)
Direktur RSUD dr.PALEMMAI TANDI

dr.Hj.Utia Sari Umar.,M.Kes


NIP. 19650905 200012 2 003
PANDUAN PRAKTIK KLINIS ANAK

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


DEP./SMF : ANAK
RSUD dr. PALAMMAI TANDI

DIARE BERKEPANJANGAN

1. Pengertian Diare adalah keluarnya tinja cair lebih dari tiga kali/24 jam.
(Definisi) Diare berkepanjangan adalah diare akut yang berlangsung lebih dari 7 hari
Diare kronik adalah diare dengan atau tanpa disertai darah yang berlangsung ≥ 14
hari bukan disebabkan oleh infeksi

2. Anamnesis Onset, frekuensi, kuantitas dan karakter diare (cair, adanya lendir dan atau darah)
dan muntah (adanya darah, bilious).
Panas
Kembung
Adanya dehidrasi : mata cowong, air mata kering, buang air kecil berkurang, sesak,
kejang, dan gangguan kesadaran
Adanya pemyakit penyerta lain
Riwayat penyakit dan pengobatan
sebelumnya Intake
Adanya intoleransi laktosa yang ditandai dengan diare cair, kembung, iritasi pada
pantat
3. Pemeriksaan Fisik Pengukuran berat
badan Kesadaran
Tanda
vital Mata
cowong
Adanya air mata
Turgor
kulit
Bising
usus
Extremitias (perfusi, capillary refill time)
Derajat dehidrasi ditentukan dengan kriteria WHO :
Dehidrasi berat : Minimal dua gejala: Letargi/ penurunan kesadaran, mata cowong,
malas minum ataupun turgor kulit sangat menurun (≥2 detik)
Dehidrasi ringan-sedang : Minimal dua gejala, atau satu gejala dehidrasi berat dan
satu gejala: Anak gelisah /
iritabel, Mata cowong, Anak tampak haus / ingin minum banyak
ataupun Turgor kulit menurun Tidak dehidrasi apabila tidak cukup
gejala untuk klasifikasi dehidrasi berat atau ringan-sedang

4. Analisa feses
Pemeriksaan Test malabsorbsi: clini
Penunjang test,floating test Darah
lengkap
Kultur feses, Kultur urine.Pemeriksaan serum elektrolit, pemeriksaan gas darah
tidak
rutin dilakukan.
5. Kriteria Diagnosis Gejala Klinis
Derajat
dehidrasi
Komplikasi (apabila terjadi)

6. Diagnosis Diare berkepanjangan


osis Banding Apendisitis
akut
Intussusepsi
Infeksi saluran kemih

Resusitasi cairan dan elektrolit bila ada gangguan


sesuai derajat dehidrasi Identifikasi Penyebab diare
Zinc selama 10-14 hari dengan dosis 10mg/hari (untuk anak di bawah 6 bulan) dan
20mg/hari (untuk anak di atas
6 bulan).
Antibiotika diberikan pada kasus tertentu
Vitamin A 100.000 IU IM (untuk anak di atas 1 tahun); 50.000 IU (untuk
anak di bawah 1 Tahun). Probiotik : 1 kapsul/1 bungkus per hari.
Penatalaksanaan sesuai
penyebab Obat-obat
antidiare tidak dianjurkan.

Pengelolaan diit yang rasional

9. Edukasi Menjaga higiene dan


sanitasi Tanda-tanda
dehidrasi
Tetap memberikan ASI
Diet sesuai etiologi

10. Indikator Medis 80% penderita akan


sembuh dalam waktu
14 hari Tidak
dehidrasi

Diare berkurang

11. Kepustakaan WHO. Pocket book


ofHospital care for
children. 2005 UKK
Gastrohepatologi
IDAI. Modul Diare.
2010

UKK
Gastrohepatologi.
Buku Ajar
Gastrohepatologi
2010

Suparto, P. Studi
mengenai
Gastroenteritis Akuta
Dengan Dehidrasi
Pada Anak Melalui
Pendekatan
Epidemiologi Klinik
Desertasi, 1987.

Larry K.Pickering and


John D.Snyder.
Gastroenteritis. In:
Nelson. Texbook of
Pediatrics. Saunders,
Philadelphia, Edisi 17
2004; p.1272-1276.

Palopo,

Ketua Komite Medik Ketua SMF Ilmu Kesehatan Anak

(…………………………….) (………………………………….)

Direktur RSUD dr.PALEMMAI TANDI

dr.Hj.Utia Sari Umar.,M.Kes


NIP. 19650905 200012 2 003
PANDUAN PRAKTIK KLINIS ANAK

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


DEP./SMF : ANAK
RSUD dr. PALAMMAI TANDI

DIARE AKUT DEHIDRASI BERAT

1. Pengertian (Definisi) Diare adalah keluarnya tinja cair lebih dari tiga kali/24 jam.
Diare akut: Diare yang berlangsung paling lama 14 hari. Diare berdarah
adalah episode diare akut dengan darah dalam tinja
Dehidrasi berat: dehidrasi >10% untuk bayi dan >9% untuk anak dan
menunjukkan tanda gangguan alat vital tubuh (somnolen, koma,
Kussmaul, gangguan dinamik sirkulasi) dan memerlukan pemberian
cairan-elektrolit parenteral.

2. Anamnesis Onset, frekuensi, kuantitas dan karakter diare (cair, adanya lendir dan
atau darah) dan muntah (adanya darah, bilious).
 Panas
 Kembung
Adanya dehidrasi : mata cowong, air mata kering, buang air kecil
berkurang, sesak, kejang, dan gangguan kesadaran
 Adanya penyakit penyerta lain
 Riwayat penyakit dan pengobatan sebelumnya
 Intake
Adanya intoleransi laktosa yang ditandai dengan diare cair, kembung,
iritasi pada pantat
3. Pemeriksaan Fisik  Pengukuran berat badan
 Kesadaran
 Tanda vital
 Mata cowong
 Adanya air mata
 Turgor kulit
 Bising usus
 Extremitias (perfusi, capillary refill time)

Derajat dehidrasi ditentukan dengan kriteria WHO :


Dehidrasi berat : Minimal dua gejala: Letargi/ penurunan
kesadaran, mata cowong, malas minum ataupun turgor kulit sangat
menurun (≥2 detik)
Dehidrasi ringan-sedang : Minimal dua gejala, atau satu gejala
dehidrasi berat dan satu gejala: Anak gelisah / iritabel, Mata cowong,
Anak tampak haus / ingin minum banyak ataupun Turgor kulit menurun
Tidak dehidrasi apabila tidak cukup gejala untuk klasifikasi
dehidrasi berat atau ringan-sedang

4. Pemeriksaan Analisa feses, urine


Penunjang Darah lengkap, serum elektrolit,
fungsi ginjal, analisa gas darah
Kultur feses,

5. Kriteria Diagnosis Gejalah klinis, Derajat dehidrasi, Komplikasi (apabila terjadi)

6. Diagnosis Diare akut Dehidrasi berat

7 Diagnosis Banding Apendisitis akut

. Intussusepsi
Infeksi saluran kemih
8. Terapi Rehidrasi : beri 100 ml/kg cairan Ringer Laktat / Ringer Asetat (atau bila
tidak tersedia, dapat diberikan NaCl 0.9%) yang dibagi sebagai berikut
Usia <12 bulan : 30 ml/kg dalam 1 jam dilanjutkan 70 ml/kg dalam 5 jam
berikutnya
Usia ≥12 bulan : 30 ml/kg dalam 30 menit dilanjutkan
70 ml/kg dalam 2 ½ jam berikutnya Dapat diulang jika
denyut nadi masih sangat lemah / tidak teraba
Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika status hidrasi belum
membaik, beri tetesan intravena lebih cepat.
Juga beri oralit (5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum ; biasanya
setelah 3-4jam (bayi) atau 1-2 jam (anak).
Makanan tetap diberikan, ASI maupun formula diteruskan.
Zinc selama 10-14 hari dengan dosis
10mg/hari (untuk anak di bawah 6 bulan)
dan 20mg/hari (untuk anak di atas 6
bulan).
Antibiotika diberikan pada kasus tertentu
Vitamin A 100.000 IU IM (untuk anak di atas 1 tahun); 50.000
IU (untuk anak di bawah 1 Tahun). Probiotik : 1 kapsul/1
bungkus per hari.
Pengobatan problem penyerta (gangguan
elektrolit, keseimbangan asam basa) Obat-obat
antidiare tidak dianjurkan.

9. Edukasi Menjaga higiene dan sanitasi Tanda-tanda dehidrasi

Tetap memberikan ASI

10. Indikator Medis 80% penderita akan sembuh dalam waktu 7 hari Tidak dehidrasi

Diare berkurang

11. Kepustakaan WHO. Pocket book of Hospital care for children. 2005 UKK
Gastrohepatologi IDAI. Modul Diare. 2010

UKK Gastrohepatologi. Buku Ajar Gastrohepatologi 2010

Suparto, P. Studi mengenai Gastroenteritis Akuta Dengan Dehidrasi


Pada
Anak Melalui Pendekatan Epidemiologi Klinik Desertasi, 1987.

Larry K.Pickering and John D.Snyder. Gastroenteritis. In: Nelson.


Texbook of Pediatrics. Saunders, Philadelphia, Edisi 17 2004; p.1272-
1276.

Palopo,

Ketua Komite Medik Ketua SMF Ilmu Kesehatan Anak

(…………………………….) (………………………………….)

Direktur RSUD dr.PALEMMAI TANDI

dr.Hj.Utia Sari Umar.,M.Kes


NIP. 19650905 200012 2 003

Anda mungkin juga menyukai