Anda di halaman 1dari 36

PANDUAN PRAKTIK KLINIS OBGYN

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


DEP./SMF : OBGYN
RSUD dr. PALAMMAI TANDI

ABORTUS
1. Pengertian (Definisi) Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan Sebagai batasan digunakan
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram

2. Anamnesis a. HPHT
b. Riwayat Abortus sebelumnya
c. Faktor resiko yang mendasari
d. Penyebaran nyeri
e. Tingkat Nyeri
f. Apakah ada jaringan yang telah keluar

3. Pemeriksaan Fisik
Biasanya didiagnosis tidak hanya dengan satu kali pemeriksaan,
memerlukan waktu pengamatan untuk menilai tandatanda tidak
tumbuhnya atau bahkan mengecilnya uterus. Biasanya didahului oleh
tanda abortus iminens yang kemudian menghilang secara spontan
atau setelah pengobatan

4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin
masih hidup, menentukan prognosis.

b. Pemeriksaan CBC, Trombosit, CT/BT


c. Bila diperlukan diperiksa kadar fibrinogen pada missed abortion

5. Kriteria Diagnosis a. Terlambat haid kurang dari 20 minggu.


b. Perdarahan per vaginam, mungkin disertai jaringan hasil konsepsi.

1
c. Rasa sakit (kram perut) di daerah atas simfisis.

6. Diagnosis Diagnosis ditegakkan dari gejala klinis dan pemeriksaan tambahan


lain

7. Penyulit a. Anemia
b. Infeksi
c. Perforasi

8. Terapi a. Disertai syok karena perdarahan, segera infus intravena cairan


NaCI fisiologis atau cairan ringer yang selekas mungkin ditransfusi
dengan darah.
b. Setelah syok diatasi atau berbarengan dengan penanganan syok,
dilakukan kerokan.
c. Disuntikkan intramuskuler ergometrin untuk mempertahankan
kontraksi otot uterus (setelah kuretase).
d. Obat pulang : - Hematinik - Ergometrin - Antibiotik – Analgetik

9. Edukasi a. Bedrest
b. Makan makanan bergizi

10. Prognosis Baik bila tidak muncul penyulit

11. Indikator Medis 80% Pasien akan sembuh dalam waktu 6 hari (1 minggu)

12. Kepustakaan 1. Winkjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu kebidanan.


Edisi ke3. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardho.
1997.
2. Dutta, DC. Text book of obstetric. 4th ed. Calcutta: New Central
Book Agency. 1998
3. Oxorn, H. Human labor & birth. 5th ed. NewYork. The McGraw-
Hill Companies. 2000.
4. Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap
LC, Hankins GDV, et all. Williams obstetric. 20th ed. Canada;
Appleton & Lange. 1997.

2
5. Rosenthal,M A normal labor and delivery. WebMD Medical
Reference from”The Gynecological Sourcebook” by arrangement
with The NTC Contemporary, Publishing Group
Inc”Copyright1999 by M.Sarah Rosenthal

Palopo, Juli 2020


Ketua Komite Medik Ketua SMF Ilmu Kesehatan Obgyn

(dr. Mesak Sulle, Sp.B) (dr. Erny Murty Nyngsi, Sp.OG., M.Kes)

Direktur RSUD dr.PALEMMAI TANDI

Dr.Hj.Utia Sari Umar.,M.Kes


NIP. 19650905 200012 2 003

3
PANDUAN PRAKTIK KLINIS OBGYN

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


DEP./SMF : OBGYN
RSUD dr. PALAMMAI TANDI

PERDARAHAN PADA MASA NIFAS


1. Pengertian (Definisi) Perdarahan per vaginam yang terjadi selama masa nifas.
2. Anamnesis Bedakan jenis perdarahan postpartum primer atau sekunder

3. Pemeriksaan Fisik a. Tampak pucat dan mungkin disertai tanda renjatan


b. Pemeriksaan obstetri
c. Fundus uteri mungkin masih tinggi tidak sesuai dengan masa nifas yang
normal dan kontraksi uterus tidak baik.
d. Pemeriksaan ginekologi Tampak darah masih mengalir dari vagina,
mungkin ada luka jalan lahir yang masih berdarah atau uterus masih
membesar dan kontraksi kurang baik, kadang – kadang disertai rasa nyeri
pada pemeriksaan bimanual kalau uterus terinfeksi. Mungkin pula teraba ada
sisa plasenta dalam kavum uteri.
4. Pemeriksaan Penunjang a. CBC, CT/BT
b. urin lengkap
c. kultur pus / lokia
d. USG untuk melihat sisa plasenta
5. Kriteria Diagnosis Perdarahan berulang dan tetap mengalir, kadang – kadang penderita merasa
panas karena kemungkinan infeksi nifas.
6. Diagnosis a. Atonia Uteri
b. Retensio Placenta
7. Diagnosis Banding a. Subinvolusi uterus
b. Sisa plasenta
c. Luka jalan lahir
d. Endometritis atau endomiometritis
e. Kelainan pembekuan darah
8. Terapi a. Bila penyebab perdarahan subinvolusi uteri dan perdarahan minimal,
cukup tirah baring, pemberian uterotonik dan kalau ada tanda-tanda

4
infeksi diberikan antibiotik, dan kalau anemia diperbaiki dengan transfusi
darah.
b. Bila perdarahan banyak atau terus-menerus perbaiki keadaan umum
dengan transfusi dan penatalaksanaan selanjutnya sesuai dengan
penatalaksanaan atonia uteri (lihat perdarahan pasca persalinan).
c. Bila perdarahan disebabkan sisa plasenta lakukan evakuasi sisa plasenta
secara digital atau dengan kuretase dan bila tidak berhasil (plasenta
akreta) pertimbangkan untuk histerektomi abdominal.
d. Bila perdarahan disebabkan luka jalan lahir lakukan hemostasis dan
reparasi luka.
e. Bila dicurigai kelainan darah, pasien dievaluasi secara obstetrik
kemudian dikonsultasikan kepada dokter ahli penyakit dalam
f. Prinsip pengobatan
g. Evakuasi sisa jaringan
h. Uterotonika
i. Antibiotik spectrum luas
j. Mengatasi komplikasi
9. Edukasi Banyak istirahat, kurangi tingkat stress, konsumsi sumber zat besi yang baik.

10. Kepustakaan 1. Winkjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu kebidanan. Edisi ke3.
Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardho. 1997.
2. Dutta, DC. Text book of obstetric. 4th ed. Calcutta: New Central Book
Agency. 1998
3. Oxorn, H. Human labor & birth. 5th ed. NewYork. The McGraw-Hill
Companies. 2000.
4. Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC,
Hankins GDV, et all. Williams obstetric. 20th ed. Canada; Appleton & Lange.
1997.
5. Rosenthal,M A normal labor and delivery. WebMD Medical Reference
from”The Gynecological Sourcebook” by arrangement with The NTC
Contemporary, Publishing Group Inc”Copyright1999 by M.Sarah
Rosenthal

Palopo, Juli 2020


Ketua Komite Medik Ketua SMF Ilmu Kesehatan Obgyn

5
(dr. Mesak Sulle, Sp.B) (dr. Erny Murty Nyngsi, Sp.OG., M.Kes)

Direktur RSUD dr.PALEMMAI TANDI

Dr.Hj.Utia Sari Umar.,M.Kes


NIP. 19650905 200012 2 003

PANDUAN PRAKTIK KLINIS OBGYN

6
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
DEP./SMF : OBGYN
RSUD dr. PALAMMAI TANDI

Distosia
1. Pengertian (Definisi) Persalinan abnormal yang ditandai oleh kelambatan atau tidak ada kemajuan
proses persalinan dalam ukuran satuan waktu tertentu.
2. Anamnesis a. Usia ibu
b. Gestasi keberapa
c. Riwayat persalinan sebelumnya
3. PemeriksaanFisik a. Tanda vital dan status generalis
b. TB dan BB
c. Pada pemeriksaan obstetrik mencari tahu bagian terbawah janin (kepala),
hodge
d. His
4. Pemeriksaan a. Ultrasonografi
b. Partogram
Penunjang c. Kardiotokografi

5. Kriteria Diagnosis a. Persalinan terhenti


b. Durasi Persalinan lama
6. Diagnosis Diagnosis ditegakkan dari gejala klinis dan pemeriksaan laboratoris
7. Diagnosis Banding Kelainan tenaga : kelainan his atau tenaga meneran.
Kelainan janin : kelainan besar janin, bentuk janin (anomali kongenital),
jumlah janin, letak janin, presentase janin, atau posisi janin.
Kelainan jalan lahir : kelainan tulang panggul atau jaringan lunak pelvis.
8. Terapi a. Disesuaikan dengan sebab distosia, misalnya : 1. 2. 3.
b. Akselerasi persalinan Ekstraksi atau seksio sesarea (pada PK II)
c. Embriotomi (pada janin mati).

9. Edukasi Kepatuhan memeriksakan diri selama kehamilan untuk mengetahui ukuran bayi
dan potensi terjadinya distosia bahu
10. Penyulit Pada ibu:
a. Partus lama
b. Infeksi Intrapartum
c. Ruptura uteri
d. Fistulasi

7
e. Perlukaan jalan lahir.
Pada janin/bayi :
a. Asfiksia
b. Cedera
c. Kematian
11. Kepustakaan 1. Winkjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu kebidanan. Edisi ke3.
Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardho. 1997.
2. Dutta, DC. Text book of obstetric. 4th ed. Calcutta: New Central Book
Agency. 1998
3. Oxorn, H. Human labor & birth. 5th ed. NewYork. The McGraw-Hill
Companies. 2000.
4. Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC,
Hankins GDV, et all. Williams obstetric. 20th ed. Canada; Appleton & Lange.
1997.
5. Rosenthal,M A normal labor and delivery. WebMD Medical Reference
from”The Gynecological Sourcebook” by arrangement with The NTC
Contemporary, Publishing Group Inc”Copyright1999 by M.Sarah Rosenthal

Palopo, Juli 2020


Ketua Komite Medik Ketua SMF Ilmu Kesehatan Obgyn

(dr. Mesak Sulle, Sp.B) (dr. Erny Murty Nyngsi, Sp.OG., M.Kes)

Direktur RSUD dr.PALEMMAI TANDI

Dr.Hj.Utia Sari Umar.,M.Kes


NIP. 19650905 200012 2 003

8
PANDUAN PRAKTIK KLINIS OBGYN

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


DEP./SMF : OBGYN
RSUD dr. PALAMMAI TANDI

ENDOMETRIOSIS

1. Pengertian (Definisi) Endometriosis adalah tumbuhnya jaringan yang menyerupai endometrium


diluar kavum uteri. Endometriosis dapat terjadi di semua organ tubuh
karena jaringen endometrium dapat menyebar secara hematogen. Bentuk
endometriosis dapat berupa bercak, nodul, maupun kista.

2. Anamnesis a. Dismenorea.
b. Dispareunia.
c. Infertilitas / subfertilitas.
d. Gangguan haid, berupa menoragia, metroragia.
e. Terdapat nyeri siklik atau perdarahan siklik yang sesuai haid tetapi di
organ lain.

3. Pemeriksaan Fisik a. Pembesaran perut.


b. Perlekatan genitalia interna.
c. Nyeri tekan.
d. Teraba massa di pelviks.
e. Bila ada keluhan di organ non kandungan, harap diperiksa juga

4. Pemeriksaan a. Ultrasonografi.
Penunjang
b. CA-125 (bila diperlukan).

5. Kriteria Diagnosis a. Retrograde menstruation.

b. Perubahan sel peritonium

c. Perpindahan sel endometrium

6. Diagnosis Diagnosis ditegakkan dari gejala klinis dan pemeriksaan laboratoris

7. Diagnosis Banding a. Radang panggul.

9
b. Kista ovarium.
c. Dismenore primer

8. Terapi Konservatif :

a. Hormonal.

b. Analgetik

Bedah :

a. Kistektomi.

b. Kauterisasi bercak endometriosis.

c. Histerektomi dengan atau tanpa ovarektomi

9. Edukasi Kepatuhan minum obat

10. Penyulit a. Infertilitas.


b. Perlekatan genitalia interna.
c. Endometriosis ekstra pelvic (usus, kandung kemih, paru, dll).
d. Dismenorea hebat yang refrakter obat

11. Indikator Medis a. Berusia antara 25-40 tahun


b. Riwayat endometriosis pada ibu, bibi, atau saudara
c. perempuan
d. Belum pernah melahirkan
e. Mengalami kelainan rahim
f. Menderita kondisi tertentu yang dapat menghalangi jalur darah menstruasi
g. Mengonsumsi minuman beralkohol
h. Mulai menstruasi pada usia yang terlalu muda
i. Siklus menstruasi yang singkat, misalnya kurang dari 27 hari
j. Mengalami menopause pada usia yang lebih tua dari batas normal.

12. Kepustakaan 1. Winkjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu kebidanan. Edisi


ke3. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardho. 1997.
2. Dutta, DC. Text book of obstetric. 4th ed. Calcutta: New Central Book
Agency. 1998
3. Oxorn, H. Human labor & birth. 5th ed. NewYork. The McGraw-Hill

10
Companies. 2000.
4. Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC,
Hankins GDV, et all. Williams obstetric. 20th ed. Canada; Appleton &
Lange. 1997.
5. Rosenthal,M A normal labor and delivery. WebMD Medical Reference
from”The Gynecological Sourcebook” by arrangement with The NTC
Contemporary, Publishing Group Inc”Copyright1999 by M.Sarah
Rosenthal

Palopo, Juli 2020


Ketua Komite Medik Ketua SMF Ilmu Kesehatan Obgyn

(dr. Mesak Sulle, Sp.B) (dr. Erny Murty Nyngsi, Sp.OG., M.Kes)

Direktur RSUD dr.PALEMMAI TANDI

Dr.Hj.Utia Sari Umar.,M.Kes


NIP. 19650905 200012 2 003

PANDUAN PRAKTIK KLINIS OBGYN

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


DEP./SMF : OBGYN
11
RSUD dr. PALAMMAI TANDI

FLUOR ALBUS

1. Pengertian (Definisi) Fluor albus atau keputihan atau lekore adalah keluarnya cairan dari
vagina selain darah.

2. Anamnesis a. Keputihan pada vagina, dapat berupa lendir putih keruh, kehijauan,
kekuningan, seperti susu.
b. Gatal, panas, perih.
c. Penggunaan AKDR.

3. PemeriksaanFisik a. Lekorea.

b. Peradangan.

c. Ektopion.

d. Tanda keganasan pada mulut rahim.

4. Pemeriksaan Penunjang a. Diplokok


b. Kultur secret
c. Pap’s smear
d. Kolposkopi
e. USG
f. CBC, Urin lengkap, Gula darah

5. Kriteria Diagnosis a. Infeksi jamur


b. Infeksi bakteri
c. Infeksi virus
d. Alergi
e. Fisiologis
f. Hormonal
g. Keganasan
h. Polip endometrium / serviks
i. Ektopion

6. Diagnosis Berdasarkan pemeriksaan fisik dan kadar hormone

7. Diagnosis Banding a. Infeksi

12
b. Alergi
c. Keganasan
d. Fisiologis

8. Terapi a. Antibiotika oral dan atau topical


b. Antijamur oral dan atau topical
c. Simptomatis
d. Meningkatkan keasaman vagina (Lactasyd, asam cuka)
e. Kauterisasi (ektopion)
f. LLETZ / histerektomi total (lesi prakanker)

9. Edukasi a. Terapi secara teratur


b. Efek samping terapi

10. Penyulit a. Rekurensi yang tinggi


b. Radang panggul / tuboovarial abses
c. Keganasan
d. Diabetes mellitus
e. Gangguan imunitas seluler

11. Kepustakaan 1. Winkjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu kebidanan. Edisi


ke3. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardho. 1997.
2. Dutta, DC. Text book of obstetric. 4th ed. Calcutta: New Central Book
Agency. 1998
3. Oxorn, H. Human labor & birth. 5th ed. NewYork. The McGraw-Hill
Companies. 2000.
4. Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC,
Hankins GDV, et all. Williams obstetric. 20th ed. Canada; Appleton &
Lange. 1997.
5. Rosenthal,M A normal labor and delivery. WebMD Medical Reference
from”The Gynecological Sourcebook” by arrangement with The NTC
Contemporary, Publishing Group Inc”Copyright1999 by M.Sarah
Rosenthal
Palopo, Juli 2020
Ketua Komite Medik Ketua SMF Ilmu Kesehatan Obgyn

13
(dr. Mesak Sulle, Sp.B) (dr. Erny Murty Nyngsi, Sp.OG., M.Kes)

Direktur RSUD dr.PALEMMAI TANDI

Dr.Hj.Utia Sari Umar.,M.Kes


NIP. 19650905 200012 2 003

PANDUAN PRAKTIK KLINIS OBGYN

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

14
DEP./SMF : OBGYN
RSUD dr. PALAMMAI TANDI

HERPES GENITALIS

1. Pengertian (Definisi) Virus Herpes simpleks (HSV) adalah suatu virus DNA dari keluarga virus herpes. Terbagi 2
yaitu : HSV-1 yang dikenal sebagai herpes orolabial dan HSV-2 yang dikenal sebagai herpes
genitalis

2. Anamnesis a. Umur
b. Usia pernikahan
c. Riwayat pernikahan/berhubungan
d. Infeksi tertentu
e. Riwayat herpes sesbelumnya

3. Pemeriksaan Fisik a. Terkadang demam


b. Luka lepuh di daerah kelamin
c. Timbul rasa gatal di daerah kelamin

4.Pemeriksaa a. CBC

n Penunjang b. SGOT/SGPT
c. urin lengkap
d. HbsAg
e. HIV (bila perlu).
f. Serologis.
g. Kultur jaringan serviks.

5. Kriteria Diagnosis a. Demam


b. Malaise
c. riwayat kontak seksual dengan penderita herpes genitalis
mialgia
d. limfadenopati.
d. Dapat terjadi hepatitis,
e. ensefalitis.
f. Atonia kandung kemih dan retensio urin (disfungsi saraf otonom).
g. Lesi vesikoulseratif di orolabial atau genital.
h. Serologis IgM.

15
i. Kultur jaringan serviks.

6. Diagnosis a. Drug eruption.

b. Infeksi virus lain.

7. Penyulit a. Persalinan premature.


b. Ensefalitis,
c.hepatitis.
d. Infeksi intrauterine.
e. Infeksi via secret vagina.

8. Standar Tenaga Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan

9. Edukasi a.Upaya untuk melakukan hubungan hanya dengan satu pasangan sah (setia)
b. Selalu menjaga kebersihan daerah genitalia
c. Menggunakan alat kontrasepsi berupa kondom saat berhubungan dengan orang berpotensi
terjangkit virus ini

10. Terapi Infeksi ringan : Asiklovir


topikal. Infeksi primer :

a. Hati-hati persalinan
preterm

b. Asiklovir oral 5 x 200


mg dan topical, selama
7-10 hari.

c. Asiklovir intravena 5
mg/kg BB / 8 jam.

d. Imnumodulator.

e. Analgetik.

f. Rawat bila didapatkan


disuri atau retensio urin,
atau bila ditemukan
komplikasi berat

11. Kepustakaan 1. Winkjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu kebidanan. Edisi ke3. Jakarta.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardho. 1997.

16
2. Dutta, DC. Text book of obstetric. 4th ed. Calcutta: New Central Book Agency. 1998
3. Oxorn, H. Human labor & birth. 5th ed. NewYork. The McGraw-Hill Companies. 2000.
4. Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hankins GDV, et all.
Williams obstetric. 20th ed. Canada; Appleton & Lange. 1997.

5. Rosenthal,M A normal labor and delivery. WebMD Medical


Reference from”The Gynecological Sourcebook” by
arrangement with The NTC Contemporary, Publishing Group
Inc”Copyright1999 by M.Sarah Rosenthal

Palopo, Juli 2020


Ketua Komite Medik Ketua SMF Ilmu Kesehatan Obgyn

(dr. Mesak Sulle, Sp.B) (dr. Erny Murty Nyngsi, Sp.OG., M.Kes)

Direktur RSUD dr.PALEMMAI TANDI

Dr.Hj.Utia Sari Umar.,M.Kes


NIP. 19650905 200012 2 003

PANDUAN PRAKTIK KLINIS OBGYN

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


DEP./SMF : OBGYN

17
RSUD dr. PALAMMAI TANDI

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

1. Pengertian (Definisi) Keadaan dimana penderita muntah berlebihan sehingga mengganggu kesehatan
penderita

2. Anamnesis a. Usia gestasi


b. Muntah
c. mual
d. sakit kepala
e. riwayat gastritis
f. Riwayat keluarga kembar

3. Pemeriksaan Fisik a. Kesadaran


b. suhu
c. tekanan darah
d. nadi
e. pernapasan
f. Tanda dehidrasi: turgor berkurang, takikardi, kesadaran menurun, dll

4. Pemeriksaan Penunjang a. CBC


b. gula darah sewaktu
c. SGOT 2.
d. Urinalisa (keton, glukosa, dll)
e. Elektrolit (Na, K, Cl)
f. USG (dilakukan setelah perbaikan
keadaan umum)

5. Kriteria Diagnosis Gejalah klinis, Derajat dehidrasi, Komplikasi (apabila terjadi)

6. Diagnosis a. Riwayat muntah

b. Riwayat kehamilan sebelumnya

c. Riwayat hiperemesis gravidarum sesbelumnya

d. Tingkat stress

7. Diagnosis Banding a. Hepatitis dalam kehamilan.

18
b. Hamil dengan gastritis akut.
c. Mola hidatidosa
d. Kehamilan ganda

8. Terapi a. Segera penderita dirawat


b. Rehidrasi parenteral
c. antiemetik
d. antasida
e. ranitidine
f. Penderita boleh makan dan minum, dengan jumlah
sedikit dan frekuensi sering.
g. Urin dipantau setiap hari
h. Pada keadaan yang amat berat, sehingga terjadi
penurunan kesadaran, ketoasidosis berat, maka
dipertimbangkan perawatan di ICU atau terminasi
kehamilan.

9. Edukasi Makan sedikit tapi sering, kurangi stress.

10. Penyulit a. Syok hipovolemik.

b. Asitosis metabolik berat.

c. Penurunan kesadaran

11. Kepustakaan 1. Winkjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu kebidanan. Edisi ke3.
Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardho. 1997.
2. Dutta, DC. Text book of obstetric. 4th ed. Calcutta: New Central Book Agency.
1998
3. Oxorn, H. Human labor & birth. 5th ed. NewYork. The McGraw-Hill
Companies. 2000.
4. Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hankins
GDV, et all. Williams obstetric. 20th ed. Canada; Appleton & Lange. 1997.

5. Rosenthal,M A normal labor and delivery. WebMD Medical Reference


from”The Gynecological Sourcebook” by arrangement with The NTC
Contemporary, Publishing Group Inc”Copyright1999 by M.Sarah Rosenthal

19
Palopo, Juli 2020
Ketua Komite Medik Ketua SMF Ilmu Kesehatan Obgyn

(dr. Mesak Sulle, Sp.B) (dr. Erny Murty Nyngsi, Sp.OG., M.Kes)

Direktur RSUD dr.PALEMMAI TANDI

Dr.Hj.Utia Sari Umar.,M.Kes


NIP. 19650905 200012 2 003

PANDUAN PRAKTIK KLINIS OBGYN

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


DEP./SMF : OBGYN
RSUD dr. PALAMMAI TANDI

20
INFERTILITAS
1. Pengertian (Definisi) Infertilitas adalah kegagalan pasangan suami istri usia reproduksi untuk hamil
setelah 12 bulan atau lebih melakukan hubungan intim teratur, tanpa
menggunakan kontrasepsi

2. Anamnesis a.Keputihan
b. Dimenorea
c. Dispareunia
d. Riwayat KB sebelumnya
e. Riwayat Diabetes mellitus dan kelainan lain (tiroid, dll)
f. Riwayat haid

3. Pemeriksaan Fisik a. Galaktorea


b. Inspekulo : fluor albus, polip serviks, dll.
c. VT : perlekatan, pembesaran uterus, massa

4. Pemeriksaan Penunjang a. USG serial


b. Hormone : FSH, LH, estradiol,
testosterone, prolaktin, progesterone.
c. Histerosalpingografi (HSG).
d. CBC, SGOT/SGPT
e. Ureum/kreatinin
f. HbsAg
g. Urin lengkap, GTT.
h. Sperma analisa.

5. Kriteria Diagnosis a. Pemeriksaan fisik

b. Pemeriksaan laboratorium

6. Diagnosis a. Riwayat kesuburan

b. Riwayat penyakit saat anak-anak

c. Riwayat pembedahan

d. Riwayat kemoterapi

e. Penggunaan obat tertentu

21
7. Diagnosis Banding 1. Gangguan ovulasi

2. Tuba non paten

3. Kelainan anatomi uterus

4. Kelainan sperma dan anatomi pria

8. Terapi a. Antibiotik
b. Anti inflamasi
c. Hidrotubasi
d. Klomifen sitrat
e. Metformin
f. Roboransia
g. Koitus masa subur
h. Inseminasi
i. IVF

9. Edukasi Terapi hormon, kurangi stress, makan makanan bergizi tinggi.

10. Pemeriksaan a. USG serial


Penunjang b. Hormone : FSH, LH, estradiol, testosterone, prolaktin, progesterone.

c. Histerosalpingografi (HSG).

d. CBC, SGOT/SGPT

e. Ureum/kreatinin

f. HbsAg

g. Urin lengkap

h. GTT

i. Sperma analisa.

11. Kepustakaan 1. Winkjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu kebidanan. Edisi ke3.
Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardho. 1997.
2. Dutta, DC. Text book of obstetric. 4th ed. Calcutta: New Central Book Agency.
1998
3. Oxorn, H. Human labor & birth. 5th ed. NewYork. The McGraw-Hill

22
Companies. 2000.
4. Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hankins
GDV, et all. Williams obstetric. 20th ed. Canada; Appleton & Lange. 1997.

5. Rosenthal,M A normal labor and delivery. WebMD Medical Reference


from”The Gynecological Sourcebook” by arrangement with The NTC
Contemporary, Publishing Group Inc”Copyright1999 by M.Sarah Rosenthal

Palopo, Juli 2020


Ketua Komite Medik Ketua SMF Ilmu Kesehatan Obgyn

(dr. Mesak Sulle, Sp.B) (dr. Erny Murty Nyngsi, Sp.OG., M.Kes)

Direktur RSUD dr.PALEMMAI TANDI

Dr.Hj.Utia Sari Umar.,M.Kes


NIP. 19650905 200012 2 003

PANDUAN PRAKTIK KLINIS OBGYN

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


DEP./SMF : OBGYN
RSUD dr. PALAMMAI TANDI

23
KEHAMILAN LEWAT WAKTU
1. Pengertian (Definisi) Kehamilan telah melewati usia kehamilan 42 minggu

2. Anamnesis a. Usia kehamilan.


b. Dikatakan lewat waktu bila usia kehamilan di atas 42 minggu, tetapi
disarankan terminasi kehamilan pada usia 41 minggu.
c. Gerak janin

3. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan umum


b. Tanda vital
c. Pemeriksaan obstetrik : Skor pelvis

4. Pemeriksaan Penunjang a. CBC, gula darah sewaktu, urinalisa b.


USG Penilaian jumlah air ketuban dan
derajat maturitas plasenta dapat dipakai
untuk menilai kehamilan lewat waktu
c. Kardiotokografi Dapat dipakai untuk
menilai kesejahteraan janin dan
gambaran kardiotokografi akan sangat
membantu menilai adanya hipoksia
intrauterin (NST, OCT)
d. Amniotomi untuk penilaian warna air
ketuban, dilakukan pada pembukaan
serviks > 4 cm

5. Kriteria Diagnosis a. Pemeriksaan fisik

b. Pengukuran usia kehamilan

c. USG

6. Diagnosis a. USG

b. Bila terdapat perbedaan usia kehamilan lebih dari 5 hari berdasarkan HPHT
dan USG, trimester pertama, waktu tafsiran kelahiran harus disesuaikan
berdasarkan hasil USG

c. Bila terdapat perbedaan usia kehamilan lebih dari 10 hari berdasarkan

24
perhitungan HPHT dan USG, trimseter kedua, waktu taksiran kelahiran harus
disesuaikan berdasarkan hasil USG

d. Ketika terdapat hasil USG trimester pertama dan kedua, usia kehamilan
ditentukan berdasarkan hasil USG yang paling awal

e. Jika tidak ada USG, lakukan anamnesis yang baik untuk menentukan HPHT,
waktu DJJ pertama terdeteksi, dan waktu gerakan janin pertama dirasakan

77. Diagnosis Banding Kehamilan aterm

8. Terapi a. Induksi persalinan : Dengan menggunakan


misoprostol, balon kateter, atau oksitosin drip
b. Seksio sesarea : Merupakan indikasi pengakhiran
kehamilan jika telah didapatkan tanda – tanda
hipoksia intrauterin.
c. Induksi persalinan : Dengan menggunakan
misoprostol, balon kateter, atau oksitosin drip.
d. Seksio sesarea : Merupakan indikasi pengakhiran
kehamilan jika telah didapatkan tanda – tanda
hipoksia intrauterin.

9. Edukasi a. Teratur memeriksakan kehamilan sesuai jadwal atau apabil dirasakan ada
keluhan

b. Kurangi stress agar pelepasan oksitosin sempurna

10. Penyulit a. Kematian janin

b. aspirasi mekonium

11. Kepustakaan 1. Winkjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu kebidanan. Edisi ke3.
Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardho. 1997.
2. Dutta, DC. Text book of obstetric. 4th ed. Calcutta: New Central Book Agency.
1998
3. Oxorn, H. Human labor & birth. 5th ed. NewYork. The McGraw-Hill
Companies. 2000.
4. Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hankins
GDV, et all. Williams obstetric. 20th ed. Canada; Appleton & Lange. 1997.

25
5. Rosenthal,M A normal labor and delivery. WebMD Medical Reference
from”The Gynecological Sourcebook” by arrangement with The NTC
Contemporary, Publishing Group Inc”Copyright1999 by M.Sarah Rosenthal

Palopo, Juli 2020


Ketua Komite Medik Ketua SMF Ilmu Kesehatan Obgyn

(dr. Mesak Sulle, Sp.B) (dr. Erny Murty Nyngsi, Sp.OG., M.Kes)

Direktur RSUD dr.PALEMMAI TANDI

Dr.Hj.Utia Sari Umar.,M.Kes


NIP. 19650905 200012 2 003

PANDUAN PRAKTIK KLINIS OBGYN

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


DEP./SMF : OBGYN

26
RSUD dr. PALAMMAI TANDI

Kematian Janin Dalam Rahim


1. Pengertian (Definisi) Kematian Janin dalam Rahim adalah kematian janin dalam uterus yang beratnya
500 gram atau lebih dengan usia kehamilan telah mencapai 20 minggu atau lebih

2. Anamnesis a. Keluhan ibu


b. Faktor resiko
c. Usia gestasi
d. Riwayat pergerakan janin

3. Pemeriksaan Fisik a. Kandungan tidak bertambah besar bahkan terasa mengecil


b. gerakan anak tidak dirasakan
c. pada pemeriksaan uterus lebih kecil dari usia kehamilan seharusnya
d. terasa uterus kurang tegas bentuknya dari uterus yang hamil biasa, bunyi
jantung janin tidak ada.
e. Kadang-kadang terasa krepitasi pada pemeriksaan (tanda ada penimbunan gas
dalam tubuh)

4. Pemeriksaan Penunjang 1. USG:


a. Gerakan dan denyut jantung janin
tidak ada, tampak tulang – tulang janin
letaknya tidak teratur/tegas
b. Tampak tanda spalding dan tulang
punggung yang lebih melengkung posisi
janin yang abnormal, dan penimbunan
gas dalam rongga tubuh janin
2. CBC, Trombosit, Ureum/kreatinin,
SGOT/PT, GDS, CT/BT, fibrinogen bila
perlu

5. Kriteria Diagnosis a. Keluhan ibu

b. USG

6. Diagnosis a. Gangguan plasenta

27
b. Vilitis kronik

c. Endovaskulitis Hemoragik

d. Preeklamsia dan Eklamsia

e. Kurangnya asupan oksigen dan nutrisi pada bayi

7. Diagnosis Banding a. Mioma uteri


b. Mola hidatidosa

8. Terapi a. Bila uterus besarnya kurang dari uterus pada


kehamilan 12 minggu dilakukan dilatasi kuretase.
b. Bila uterus lebih dari kehamilan 12 minggu,
dilakukan induksi persalinan dengan misoprostol atau
oksitosin dengan atau tanpa dilakukan pelebaran
kanalis servikalis dengan memasang batang laminaria,
atau kateter Folley
c. Saat kuretase harus menggunakan infuse oksitosin
d. Antibiotik
e. Uterotonik
f. Analgetik
g. Hematinik / roboransia

9. Edukasi a. Teratur memeriksakan kehamilan sesuai jadwal atau apabil dirasakan ada
keluhan

b. Kurangi stress agar pelepasan oksitosin sempurna

10. Penyulit a. Gangguan pembekuan darah (hipofibrinogenemia)

b. Perforasi uterus, karena tindakan

c. Perdarahan pasca tindakan/postpartum

d. Infeksi

11. Kepustakaan 1. Winkjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu kebidanan. Edisi ke3.
Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardho. 1997.
2. Dutta, DC. Text book of obstetric. 4th ed. Calcutta: New Central Book Agency.
1998
3. Oxorn, H. Human labor & birth. 5th ed. NewYork. The McGraw-Hill

28
Companies. 2000.
4. Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hankins
GDV, et all. Williams obstetric. 20th ed. Canada; Appleton & Lange. 1997.

5. Rosenthal,M A normal labor and delivery. WebMD Medical Reference


from”The Gynecological Sourcebook” by arrangement with The NTC
Contemporary, Publishing Group Inc”Copyright1999 by M.Sarah Rosenthal

Palopo, Juli 2020


Ketua Komite Medik Ketua SMF Ilmu Kesehatan Obgyn

(dr. Mesak Sulle, Sp.B) (dr. Erny Murty Nyngsi, Sp.OG., M.Kes)

Direktur RSUD dr.PALEMMAI TANDI

Dr.Hj.Utia Sari Umar.,M.Kes


NIP. 19650905 200012 2 003

PANDUAN PRAKTIK KLINIS OBGYN

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


DEP./SMF : OBGYN
RSUD dr. PALAMMAI TANDI

29
Mioma Uteri
1. Pengertian (Definisi) Mioma uteri adalah neoplasma jinak otot polos rahim. Mioma terdapat pada 20 –
25 % perempuan usia reproduksi

2. Anamnesis a. Asimtomatik
b. Perdarahan uterus abnormal: menorrhagia, anemia
c. Tekanan pada panggul: frekuensi berkemih, inkontinesia urine, sulit berkemih,
hidronefrosis, konstipasi, tenesmus, dyspareunia
d. Massa panggul
e. Nyeri panggul
f. Infertilitas
g. Keluhan terkait kehamilan: pertumbuhan mioma, degenerasi merah dan nyeri,
abortus spontan
h. Penemuan jarang: asites, polisitemia, sindroma familial, karsinoma sel renal
i. Metastasis jinak

3. Pemeriksaan Fisik a. Pemeriksan tanda-tanda vital


b. Pemeriksaan panggul
c. Terasa nyeri saat palpasi

4. Pemeriksaan Penunjang .Laboratorium

5. Kriteria Diagnosis a. Pemeriksaan panggul

b. USG

6. Diagnosis a. Kehamilan Neoplasma ovarium

b. Endometriosis

c. Kanker uterus

7. Diagnosis Banding Leiomiosarkoma

8. Terapi a. Ultrasonografi Dilatasi/Kuretase (D/K) bertingkat :


pada penderita yang disertai dengan perdarahan, untuk
menyingkirkan patologi lain pada endometrium

30
(hiperplasia endometrium atau adenokarsinoma
endometrium).
b. Patologi anatomi
Observasi Bila uterus sama/kurang dari ukuran uterus
pada kehamilan 12 minggu tanpa disertai penyulit
lain.
c. Miomektomi Bila fungsi reproduksi diperlukan dan
secara teknis dimungkinkan

d. Histerektomi : Fungsi reproduksi tidak diperlukan,


Pertumbuhan tumor sangat cepat, Bila terdapat
perdarahan yang membahayakan penderita (tindakan
hemostatis) atau keluhan subyektif lainnya

9. Edukasi Kepatuhan minum obat

10. Penyulit a. Perdarahan

b. Anemia

c. Infeksi

d. Perlekatan pascamiomektomi

e. Cedera organ lainnya.

11. Kepustakaan 1. Winkjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu kebidanan. Edisi ke3.
Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardho. 1997.
2. Dutta, DC. Text book of obstetric. 4th ed. Calcutta: New Central Book Agency.
1998
3. Oxorn, H. Human labor & birth. 5th ed. NewYork. The McGraw-Hill
Companies. 2000.
4. Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hankins
GDV, et all. Williams obstetric. 20th ed. Canada; Appleton & Lange. 1997.

5. Rosenthal,M A normal labor and delivery. WebMD Medical Reference


from”The Gynecological Sourcebook” by arrangement with The NTC
Contemporary, Publishing Group Inc”Copyright1999 by M.Sarah Rosenthal

31
Palopo, Juli 2020
Ketua Komite Medik Ketua SMF Ilmu Kesehatan Obgyn

(dr. Mesak Sulle, Sp.B) (dr. Erny Murty Nyngsi, Sp.OG., M.Kes)

Direktur RSUD dr.PALEMMAI TANDI

Dr.Hj.Utia Sari Umar.,M.Kes


NIP. 19650905 200012 2 003

PANDUAN PRAKTIK KLINIS OBGYN

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


DEP./SMF : OBGYN
RSUD dr. PALAMMAI TANDI

Mola Hidatidosa

32
1. Pengertian (Definisi) Merupakan keadaan patologis korion dengan sifat :
a. Degenerasi kistik vili dan perubahan hidrofilik.
b. Tidak ada pembuluh darah janin.
c. Poliferasi trofoblas.

2. Anamnesis a. Amenore
b. Perdarahan pervaginam kadang kadang disertai gelembung mola.
c. Gejala toksemia pada trisemester I – II.
d. Hiperemesis gravidarum.
e. Mungkin juga ditemukan gejala tirotoksikosis

3. Pemeriksaan Fisik a. Umumnya uterus lebih besar dari usia kehamilan.


b. Balotement negatif.
c. Denyut jantung janin negatif.
d. Kista lutein kadang – kadang ditemukan

4. Pemeriksaan Penunjang a. USG: terlihat gambaran badai salju /


gelombang mola.
b. Pemeriksaan HCG serum
c. TSH, T3 dan FT4 bila ada gejala
tirotoksikosis.
d. Foto toraks.

5. Kriteria Diagnosis a. Keluhan Ibu

b. USG

c. Hasil Laboratorium

6. Diagnosis a. Perdarahan pervaginam

b. Uterus lebih besar dari usia kehamilan

c. Nyeri pada abdomen

d. Hiperemesis gravidarum

7. Diagnosis Banding a. Abortus.


b. Kehamilan normal
c. Kehamilan ganda
d. Kehamilan dengan mioma

33
8. Terapi a. Koreksi kelainan hipertiroid
b. Evakuasi dengan kuret isap yang dilanjutkan
dengan kuret tajam (setelah dilakukan dilatasi servik
dengan laminaria atau busi Hegar).
c. Pemberian uterotonik
pada saat tindakan dilakukan (infus oksitosin).
d. Pada penderita mola dengan fungsi reproduksi
tidak ada lagi dianjurkan histerektomi
e. Kuretase dapat dilakukan dua kali (selang 1
minggu) bila pada kuret pertama tidak diyakinkan
bersih.
f. Pemantauan kadar HCG serum dilakukan setiap 1
– 2 minggu, sampai dengan 3 kali berturut-turut
normal
g. Bila didapatkan titer HCG yang tetap atau
meningkat maka dilanjutkan dengan pengobatan
dengan metotreksat single dose, dan dipantau
HCG tiap minggu
h. Bila dengan metotreksat single dose, kadar HCH
tetap atau meningkat maka dilanjutkan
metotreksat ke-2 atau kombinasi sitostatika, dan
atau dengan histerektomi

9. Edukasi a. Menjaga pola makan sehat

b. Teratur pemeriksaan ke dokter ada atau tidak ada gejala

c. Pemulihan pasca operasi dan resikonya

10. Penyulit Karena penyakit

a. Perdarahan hebat
b. Krisis tiroid
c. Infeksi

Karena tindakan

a. Perforasi uterus

34
b. Perforasi uterus (mola destruens)

c. Keganasan

11. Kepustakaan 1. Winkjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu kebidanan. Edisi ke3.
Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardho. 1997.
2. Dutta, DC. Text book of obstetric. 4th ed. Calcutta: New Central Book Agency.
1998
3. Oxorn, H. Human labor & birth. 5th ed. NewYork. The McGraw-Hill
Companies. 2000.
4. Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hankins
GDV, et all. Williams obstetric. 20th ed. Canada; Appleton & Lange. 1997.

5. Rosenthal,M A normal labor and delivery. WebMD Medical Reference


from”The Gynecological Sourcebook” by arrangement with The NTC
Contemporary, Publishing Group Inc”Copyright1999 by M.Sarah Rosenthal

Palopo, Juli 2020


Ketua Komite Medik Ketua SMF Ilmu Kesehatan Obgyn

(dr. Mesak Sulle, Sp.B) (dr. Erny Murty Nyngsi, Sp.OG., M.Kes)

35
Direktur RSUD dr.PALEMMAI TANDI

Dr.Hj.Utia Sari Umar.,M.Kes


NIP. 19650905 200012 2 003

36

Anda mungkin juga menyukai