Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

O
L
E
H
NAMA: FREDERIKUS BARCELIUS BHOKO
KELAS: XI ILMU SOSIAL SATU
PANGERAN ANTASARI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan


BAB 2 ISI
1.1 Riwayat Hidup Pangeran Antasari
1.1.1 Riwayat Keluarga
Pangeran Antasari lahir di Kayu Tangi, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan
pada 1797. Nama aslinya adalah Gusti Ibu Kartapati. Ayahnya bernama Pangeran
Masohut (Mas'ud) dan ibunya Gusti Hadijah. Ia memiliki adik perempuan bernama
Ratu Antasari. tetapi meninggal lebih dulu setelah melahirkan calon pewaris kesultanan
Banjar yang diberi nama Rakhmatillah, yang juga meninggal semasa masih bayi. Seorang
adik wanita Antasari telah kawin dengan Sultan Abdurrahman yang hampir merupakan
Sultan terakhir, sedangkan seorang adik wanita Sultan Abdurrahman tersebut telah kawin
dengan Antasari.
Meski memiliki darah bangsawan, Pangeran Antasari tumbuh besar di kalangan
rakyat biasa. Ia pun menjadi sosok yang dekat dengan rakyat. Ia begitu disegani dan
sangat berpengaruh bagi masyarakat Banjar. Itulah mengapa, ia begitu ditakuti oleh
Belanda.  Pada masa pendudukan Belanda di negerinya, mereka menjalankan politik
devide et impera atau politik adu domba. Akibat strategi tersebut rakyat Banjar
terpecah belah. Ayah Pangeran Antasari pun ditangkap dan dibuang oleh Belanda.  

Akhirnya pada 1862, Pangeran Antasari diangkat menjadi pimpinan


pemerintahan menggantikan sang ayah. Ia dianugerahi gelar Amiruddin Khalifatul
Mukminin yang berarti ia menjadi pimpinan pemerintahan, panglima perang, sekaligus
tokoh agama terkemuka. 
Setelah berjuang di tengah-tengah rakyat, Pangeran Antasari kemudian wafat di tengah-
tengah pasukannya tanpa pernah menyerah, tertangkap, apalagi tertipu oleh bujuk rayu
Belanda pada tanggal 11 Oktober 1862 di Tanah Kampung Bayan Begok, Sampirang, dalam
usia lebih kurang 53 tahun. Menjelang wafatnya, dia terkena sakit paru-paru dan cacar yang
dideritanya setelah terjadinya pertempuran di bawah kaki Bukit Bagantung, Tundakan.
Perjuangannya dilanjutkan oleh puteranya yang bernama Muhammad Seman. Setelah
terkubur selama lebih kurang 91 tahun di daerah hulu sungai Barito, atas keinginan Banjar
dan persetujuan keluarga, pada tanggal 11 November 1958 dilakukan pengangkatan kerangka
Pangeran Antasari. Yang masih utuh adalah tulang tengkorak, tempurung lutut dan beberapa
helai rambut. Kemudian kerangka ini dimakamkan kembali Taman Makam Perang Banjar,
Kelurahan Surgi Mufti, Banjarmasin.
Pangeran Antasari telah dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Nasional dan
Kemerdekaan oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan SK No. 06/TK/1968 di
Jakarta, tertanggal 27 Maret 1968. Nama Antasari diabadikan pada Korem 101/Antasari dan
julukan untuk Kalimantan Selatan yaitu Bumi Antasari. Kemudian untuk lebih mengenalkan
Pangeran Antasari kepada masyarakat nasional, Pemerintah melalui Bank Indonesia (BI)
telah mencetak dan mengabadikan nama dan gambar Pangeran Antasari dalam uang kertas
nominal Rp 2.000
1.1.2 Riwayat Pendidikan Pangeran Antasari

1.1.3 Riwayat Kerja Pangeran Antasari


Pangeran Antasari adalah pemimpin tertinggi di Kesultanan Banjar (Sultan Banjar). Gelarnya
yaitu Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin. Pangeran Antasari juga menjadi
panglima perang, pemuka agama tertinggi, dan pemimpin pemerintahan. Perjuangan
Pangeran Antasari Mengutip dari buku Mengenal Pahlawan Indonesia, Pangeran Antasari
merupakan sepupu Sultan Hidayatullah Khalilullah. Meski memiliki hubungan kekerabatan
dengan Sultan Hidayatullah, sosok Pangeran Antasari sebelumnya tidak dikenal Belanda,
karena tidak terlihat dalam lingkungan Istana Martapura, yang merupakan ibu kota
Kesultanan Banjar. Sebelumnya, pemimpin Kesultanan Banjar adalah Sultan Adam, yang
telah melakukan hubungan diplomatik dengan Belanda. Ketika Sultan Adam wafat pada 1857
terjadi krisis suksesi kepemimpinan Kesultanan Banjar. Penyebabnya adalah, pihak Belanda
menghendaki Tamdjid Illah  sebagai penerus. Namun, hal ini bertentangan dengan wasiat
Sultan Adam, yang menghendaki Pangeran Hidayatullah sebagai penerusnya. Campur tangan
Belanda dalam Kesultanan Banjar semakin menguat. Terlihat dari pengangkatan Tamdjid
Illah sebagai pemimpin, dengan gelar Sultan Tamjidillah. Pengangkatan secara sepihak ini
menimbulkan pertentangan, karena berlawanan dengan norma yang berlaku di Istana
Martapura dan wasiat Sultan Adam. Oleh karena itu, rakyat Banjar mengadakan perlawanan
yang dipimpin oleh Sultan Hidayatullah, yang merupakan pewaris sah Kesultanan Banjar.
Setelah Sultan Hidayatullah ditangkap Belanda kemudian diasingkan ke Cianjur, Pangeran
Antasari kemudian naik tahta menjadi pemimpin dengan gelar Panembahan Amiruddin
Khalifatul Mukminin. Di bawah kepemimpinan Pangeran Antasari, perlawanan Kesultanan
Banjar berlanjut menjadi perang, yang dikenal dengan nama Perang Banjar, yang
berlangsung sejak 1859 hingga 1905. Perang dimulai dari serangan Pangeran Antasari
terhadap tambang batu bara milik Belanda di Pengaron pada 25 April 1859. Setelah itu,
serangan terus dilakukan terhadap pos-pos Belanda yang tersebar di Martapura, Hulu Sungai,
Riam Kanan, Tanah Laut, dan Tabalong. Merespons serangan ini, Belanda mengerahkan
pasukan bantuan dari Batavia, yang dilengkapi dengan persenjataan modern. Serangan
balasan dari Belanda ini membuat pasukan Pangeran Antasari semakin terdesak, hingga
wilayah Muara Teweh. Di wilayah inilah, Pangeran Antasari membentuk pemerintahan
darurat Kesultanan Banjar. Segala cara telah dilakukan oleh Belanda untuk menaklukan
Pangeran Antasari, namun gagal. Salah satu upaya yang pernah dilakukan adalah membujuk
kerajaan-kerajaan di Kalimantan untuk membantu melawan Pangeran Antasari. Namun,
upaya ini gagal, karena pasukan Pangeran Antasari tergolong mahir menerapkan taktik
bertahan, serta selalu menjalankan strategi gerilya.
1.2 Syarat Umum dan Syarat Khusus bagi seseorang yang menjadi Pahlawan

Gelar Pahlawan Nasional tentu merupakan gelar yang tidak bisa diberikan kepada


sembarang orang. Gelar Pahlawan Nasional hanya bisa diberikan kepada warga negara
Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan kolonialisme di NKRI atau meninggal
dunia karena melakukan tindakan bela negara. Selain itu, seseorang melakukan tindakan
kepahlawanan, seperti menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan
dan kemajuan NKRI, juga bisa diberi gelar Pahlawan Nasional. Selain kriteria-kriteria
tersebut, beberapa kriteria lain masih diperlukan supaya seseorang mendapat gelar Pahlawan
Nasional. Terdapat beberapa syarat umum dan syarat khusus yang harus dipenuhi untuk
memeroleh gelar Pahlawan Nasional. Menurut Pasal 25 Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan; Kedua syarat tersebut dapat kita
lihat sebagai berikut:

1.Syarat Umum

1. WNI atau seseorang yang berjuang di wilayah yang sekarang menjadi wilayah NKRI;
2. memiliki integritas moral dan keteladanan; 
3. berjasa terhadap bangsa dan negara; 
4. berkelakuan baik; 
5. setia dan tidak mengkhianati bangsa dan negara; dan 
6. tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara paling singkat 5 (lima) tahun

2.Syarat Khusus

Sementara itu, syarat khusus dalam pemberian gelar Pahlawan Nasional termuat


dalam Pasal 26 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan
Tanda Kehormatan. Berikut adalah syarat-syaratnya:

1. Pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik atau
perjuangan dalam bidang lain untuk mencapai, merebut, mempertahankan, dan
mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa;
2. Tidak pernah menyerah pada musuh dalam perjuangan; 
3. Melakukan pengabdian dan perjuangan yang berlangsung hampir sepanjang hidupnya
dan melebihi tugas yang diembannya; 
4. Pernah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang
pembangunan bangsa dan negara;
5. Pernah menghasilkan karya besar yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat
luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa; 
6. Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi; dan/atau 
7. Melakukan perjuangan yang mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional.

5. Tata Cara Pengusulan

Menjadi seorang pahlawan bukanlah sebuah cita-cita bagi seseorang dan tidak terjadi
begitu saja. Menjadi pahlawan adalah hak bagi orang-orang yang selama masa hidupnya
membela kebenaran dan berhasil mengubah serta menghantar wajah bangsa kepada
perubahan dari yang negatif beralih ke hal positif. Ketika keberadaan kita di dunia dianggap
baik dan memnuhu kriteria sebagai seorang pahlawan nasional maka seseorang akan
diusulkan untuk menjadi pahlawan nasional dengan cara sebagai berikut:

 Masyarakat mengajukan usulan Calon Pahlawan Nasional yang bersangkutan kepada


Bupati/Walikota setempat. Bupati/Walikota mengajukan usulan Calon Pahlawan
Nasional yang bersangkutan kepada Gubernur, melalui instansi Sosial Provinsi
setempat.
 Instansi Sosial Provinsi menyerahkan usulan Calon Pahlawan Nasional yang
bersangkutan tersebut kepada Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) untuk
diadakan penelitian dan pengkajian (melalui Proses seminar, Diskusi maupun
Sarasehan).
 Usulan Calon Pahlawan Nasional yang menurut pertimbangan TP2GD dinilai
memenuhi kriteria, kemudian diajukan kepada Gubernur yang akan
merekomendasikan kepada Menteri Sosial RI.
 Menteri Sosial RI Cq. Direktorat Jenderal Pemberdayaan sosial dan Penanggulangan
Kemiskinan/Direktorat kepahlawanan, Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial
mengadakan verifikasi kelengkapan administrasi.
 Usulan calon Pahlawan Nasional yang telah memenuhi persyaratan administrasi
kemudian diusulkan kepada Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) untuk
dilakukan penelitian, pengkajian dan pembahasan.
 Usulan Calon Pahlawan Nasional yang menurut pertimbangan TP2GP dinilai
memenuhi kriteria, kemudian oleh Menteri Sosial RI diajukan kepada Presiden RI
melalui Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan guna mendapatkan
persetujuan Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional sekaligus Tanda Kehormatan
lainnya.
 Usulan Calon Pahlawan Nasional yang tidak memenuhi persyaratan dapat diusulkan
kembali 1 (satu) kali dan dapat diusulkan kembali minimal 2 (dua) tahun kemudian
terhitung mulai tanggal penolakan, sedangkan usulan Calon-Pahlawan Nasional yang
ditunda dapat diusulkan kembali dengan melengkapi persyaratan yang diminta dan
diajukan kembali kepada Menteri.
 Upacara penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional dilaksanakan oleh Presiden RI
menjelang Peringatan Hari Pahlawan pada tanggal 10 November.

6. Dasar Hukum atau Legalitas bagi orang yang menjadi Pahlawan Nasional

Anda mungkin juga menyukai