Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. 2


BAB I.......................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ........................................................................................ 3
A. Latar Belakang .............................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Tujuan Pembahasan ..................................................................... 3
BAB II ......................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .......................................................................................... 4
A. Perang Diponegoro ....................................................................... 4
B. Jalannya Perang ........................................................................... 4
C. Penyebab Terjadinya Perang ....................................................... 6
BAB III ........................................................................................................ 7
PENUTUP .................................................................................................. 7
A. Kesimpulan ................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 8
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah
dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Perjuangan
Pangeran Diponegoro Melawan Belanda Pada Perang Diponegoro ” ini.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita
semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan
menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah
yang menjadi tugas pendidikan agama dengan judul “Perjuangan Pangeran
Diponegoro Melawan Belanda Pada Perang Diponegoro”. Disamping itu,
kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kamu selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga
dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran
terhadap makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami
sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

Yogyakarta, 20 Oktober 2019

Achmad Ridwan
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah kekalahannya dalam Peperangan era Napoleon di Eropa,
pemerintah Belanda yang berada dalam kesulitan ekonomi berusaha
menutup kekosongan kas mereka dengan memberlakukan berbagai pajak
di wilayah jajahannya, termasuk di Hindia Belanda. Selain itu, mereka juga
melakukan monopoli usaha dan perdagangan untuk memaksimalkan
keuntungan. Pajak-pajak dan praktek monopoli tersebut amat mencekik
rakyat Indonesia yang ketika itu sudah sangat menderita.

Pada pertengahan bulan Mei 1825, pemerintah Belanda yang


awalnya memerintahkan pembangunan jalan
dari Yogyakarta ke Magelang lewat Muntilan, mengubah rencananya dan
membelokan jalan itu melewati Tegalrejo. Rupanya di salah satu sektor,
Belanda tepat melintasi makam dari leluhur Pangeran Diponegoro. Hal
inilah yang membuat Pangeran Diponegoro tersinggung dan memutuskan
untuk mengangkat senjata melawan Belanda. Ia kemudian
memerintahkan bawahannya untuk mencabut patok-patok yang melewati
makam tersebut. Namun Belanda tetap memasang patok-patok tersebut
bahkan yang sudah jatuh sekalipun. Karena kesal, Pangeran Diponegoro
mengganti patok-patok tersebut dengan tombak.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang melatarbelakangi dalam perlawanan tersebut?
2. Bagaimana proses dalam perlawanan pada perang diponegoro
tersebut?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui Sejarah para pejuang dalam mempertahankan NKRI
2. Mengetahui Proses perlawanan dalam perang diponegoro
BAB II

PEMBAHASAN
A. Perang Diponegoro
Perang Diponegoro (Inggris:The Java War, Belanda: De Java
Oorlog), adalah perang besar dan menyeluruh berlangsung selama lima
tahun (1825-1830) yang terjadi di Jawa, Hindia
Belanda (sekarang Indonesia), antara pasukan penjajah Belanda di
bawah pimpinan Jendral De Kock[1] melawan penduduk pribumi yang
dipimpin seorang pangeran Yogyakarta bernama Pangeran Diponegoro.
Dalam perang ini telah berjatuhan korban yang tidak sedikit. Baik korban
harta maupun jiwa. Dokumen-dokumen Belanda yang dikutip para ahli
sejarah, disebutkan bahwa sekitar 200.000 jiwa rakyat yang terenggut.
Sementara itu di pihak serdadu Belanda, korban tewas berjumlah 8.000.
Perang Diponegoro merupakan salah satu pertempuran terbesar yang
pernah dialami oleh Belanda selama menjajah Nusantara. Peperangan ini
melibatkan seluruh wilayah Jawa, maka disebutlah perang ini sebagai
Perang Jawa.

B. Jalannya Perang
Pertempuran terbuka dengan pengerahan pasukan-
pasukan infantri, kavaleri dan artileri (yang sejak perang
Napoleon menjadi senjata andalan dalam pertempuran frontal) di kedua
belah pihak berlangsung dengan sengit. Front pertempuran terjadi di
puluhan kota dan desa di seluruh Jawa. Pertempuran berlangsung
sedemikian sengitnya sehingga bila suatu wilayah dapat dikuasai pasukan
Belanda pada siang hari, maka malam harinya wilayah itu sudah direbut
kembali oleh pasukan pribumi; begitu pula sebaliknya. Jalur-
jalur Iogistik dibangun dari satu wilayah ke wilayah lain untuk menyokong
keperluan perang. Berpuluh-puluh kilang mesiu dibangun di hutan-
hutan dan di dasar jurang. Produksi mesiu dan peluru berlangsung terus
sementara peperangan sedang berkecamuk. Para telik sandi dan kurir
bekerja keras mencari dan menyampaikan informasi yang diperlukan
untuk menyusun strategi perang. Informasi mengenai kekuatan musuh,
jarak tempuh dan waktu, kondisi medan, curah hujan menjadi berita
utama; karena taktik dan strategi yang jitu hanya dapat dibangun melalui
penguasaan informasi.

Pada tahun 1827, Belanda melakukan penyerangan terhadap


Diponegoro dengan menggunakan sistem benteng sehingga Pasukan
Diponegoro terjepit. Pada tahun 1829, Kyai Modjo, pemimpin spiritual
pemberontakan, ditangkap. Menyusul kemudian
Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Alibasah Sentot
Prawirodirjo menyerah kepada Belanda. Akhirnya pada tanggal 28
Maret 1830, Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di
Magelang. Di sana, Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia
menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya dilepaskan.
Maka, Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado,
kemudian dipindahkan ke Makassar hingga wafatnya di Benteng
Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.
Berakhirnya Perang Jawa merupakan akhir perlawanan
bangsawan Jawa. Perang Jawa ini banyak memakan korban dipihak
pemerintah Hindia sebanyak 8.000 serdadu berkebangsaan Eropa,
7.000 pribumi, dan 200.000 orang Jawa. Sehingga setelah perang ini
jumlah penduduk Yogyakarta menyusut separuhnya. Mengingat bagi
sebagian orang Kraton Yogyakarta Diponegoro dianggap pemberontak,
sehingga konon anak cucunya tidak diperbolehkan lagi masuk ke Kraton,
sampai kemudian Sri Sultan Hamengkubuwono IX memberi amnesti bagi
keturunan Diponegoro, dengan mempertimbangkan semangat
kebangsaan yang dipunyai Diponegoro kala itu. Kini anak cucu
Diponegoro dapat bebas masuk Kraton, terutama untuk mengurus silsilah
bagi mereka, tanpa rasa takut akan diusir.
C. Penyebab Terjadinya Perang
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya Perang
Diponegoro. Sebab-sebab tersebut antara lain
a. Sebab Umum
Kekuasaan dan wibawa raja-raja di Jawa Tengah semakin merosot
karena daerah kekuasaannya semakin berkurang. Kaum bangsawan
merasa dikurangi haknya, tanah-tanah yang mereka sewakan kepada
pihak swasta Eropa telah diambil alih oleh pemerintah kolonial.
Akibatnya, mereka harus mengembalikan uang persekot yang telah
diterimanya. Kaum bangsawan kemudian diangkat menjadi pegawai
kolonial dengan mendapatkan gaji.
Rakyat mempunyai beban yang sangat berat dalam hidupnya, seperti
kerja rodi dan membayar pajak tanah. Disamping itu, juga terdapat
pemungutan pajak yang diborongkan kepada orang-orang Cina.
Pemungutan yang dilakukan bersifat memeras dan menjadi beban buat
rakyat.

b. Sebab Khusus
Sebab khusus Perang Diponegoro adalah pembuatan jalan yang
melalui tanah makam leluhur Pangeran Diponegoro di Tegalrejo.
Pembuatan jalan itu dilaksanakan oleh Patih Danurejo IV sebagai kaki
tangan bangsa Belanda. Patok-patok yang dipasang atas perintah
Patih Danurejo IV dicabut oleh pasukan pangeran diponegoro.
Pemasangan dan pencabutan patok-patok tanda pembuatan jalan itu
telah terjadi berulang kali. akhirnya Pangeran Diponegoro
memerintahkan agar patok-patok itu diganti dengan tombak sebagai
pernyataan perang.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari Penjelasan Diatas, dapat di Tarik kesimpulan sebagai berikut :

Pangeran Diponegoro merupakan putra pertama Sri Sultan


Hamengkubuwono II sehingga tidak lain lagi beliau adalah Sri Sultan
Hamengkubuwono III sekaligus pewaris tahta kerajaan di Yogyakarta.
Walaupun Pangeran Diponegoro adalah putera seorang raja, beliau tidak
senang tinggal di istana, karena adanya pengaruh dari Belanda. Karena
Pengaruh dari Belanda membawa dampak yang sangat besar baik di
kalangan keraton maupun di kalangan rakyat biasa. Oleh sebab itulah
beliau tidak suka tinggal di istana. Adapun pengaruh yang kurang baik
diantaranya :
a. Adat istiadat banyak yang dilanggar.
b. Ajaran agama diabaikan.
c. Uang dihambur-hamburkan untuk pesta.
Hal tersebut berakibat hidup rakyat menderita, tanah mereka
dirampas oleh Belanda dan mereka harus membayar bermacam-macam
pajak. Hal itu tentu saja sangat merugikan masyarakat setempat. Oleh
karena itu Diponegoro berniat untuk melawan kekuasaan Belanda yang
sangat sewenang-wenang terhadap rakyat. Selain itu ada berbagai macam
sebab, baik sebab umum ataupun khusus untuk melawan kekuasaan
Belanda di tanah jawa.
Akibatnya Pangeran Diponegoro beserta rakyat bergabung untuk
melawan dan mengusir Belanda dari tanah Jawa. Walaupun demikian
Pemerintah Belanda tetap bersikeras untuk bertahan di tanah Jawa serta
melakukan perlawanan terhadap Pangeran Diponegoro. Namun Pangeran
Dipenegoro memiliki taktik untuk bisa mengalahkan Pemerintah Belanda.
Taktik perang tersebut adalah taktik perang Gerilya
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Diponegoro
Kartodirjo,Sartono, Marwati djoened Poesponegoro, Nugroho
Notosusanto, 1975.Sejarah nasional Indonesia
IV,Jakarta:DEPDIKBUD
Yatim, Badri,2005. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:PT.Raja Grafindo
Persada
Pane,sanusi 1965, Sejarah Indonesia II, Jakarta:P.N.Balai Pustaka
Kartodirjo,Sartono, 1973 Sejarah Perlawanan terhadap Kolonialisme,
Jakarta: DEPHANKAM, PUSAT SEJARAH ABRI
Carey, Peter, 1986, Asal usul Perang jawa (pemberontakan Sepoy dan
Lukisan Raden saleh), Jakarta:Pustaka Azet

Anda mungkin juga menyukai