Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH SEJARAH ASIA SELATAN

DOMINASI KEKUASAAN BARAT (INGGRIS) DI INDIA SERTA LAHIRNYA


PERGERAKAN NASIONAL INDIA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah Asia Selatan

Dosen Pengampu : Dr. H Agus Rustamana, M.Pd.

Disusun oleh kelompok 6 :

Nurfadilah 2288210008

Aulia Zahra Yuanita 2288210054

Ilham An’nur Pajar 2288210045

KELAS A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah diajukan oleh : Nurfadilah ( 2288210008 ),Aulia Zahra Yuanita ( 2288210054 ),


Ilham An’nur Pajar ( 2288210045 )

Program Studi : Pendidikan Sejarah

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul : Dominasi Kekuasaan Barat ( Inggris ) di India


Serta Lahirnya Pergerakan Nasioanal India

Serang, 20 Oktober 2021

Dr. H Agus Rustamana, M.Pd.

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Dominas
Kekuasaan Barat (Inggris) di India serta Lahirnya Pergerakan India”. Shalawat beserta
salam tak lupa senantiasa kami limpahkan kepada baginda nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga, sahabat, serta seluruh umatnya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Agus Rustamana, M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Asia Selatan yang berperan besar dalam
proses penyusunan makalah kami. Terima kasih juga kami ucapkan kepada seluruh
mahasiswa pendidikan sejarah yang turut serta membantu penyusunan makalah kami.
Tak lupa terima kasih kami ucapkan kepada para pembaca yang telah meluangkan
waktunya untuk membaca makalah kami. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca. Kami sadar masih terdapat kesalahan baik dari segi bahasa,
penulisan, materi dan masih banyak lagi. Maka tentunya kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun untuk makalah yang akan datang.

Serang, 20 Oktober 2021

Penyusun

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................2
KATA PENGANTAR........................................................................................................3
DAFTAR ISI.....................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................7
2.1 Latar Belakang Terjadinya Perang Kemerdekaan Rakyat India yang
Pertama/PerangSepoy..............................................................................................7
2.2 Jalannya Pemberontakan India..............................................................................8
2.3 Dampak Pemberontakan........................................................................................9
2.4 Lahirnya All India National Congres ....................................................................9
2.5 Liga Muslim.........................................................................................................11
2.6 Latar Belakang Terjadinya Pergeraka Rakyat India............................................14
2.7 Tokoh- tokoh Penting Pergerakan kemerdekaan India dan Pakistan...................15
2.8 Kemerdekaan Negara-negara di Asia Selatan......................................................18
BAB 3 PENUTUP.............................................................................................................20
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................22

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memasuki abad ke-19, Inggris mulai mengambil alih wilayah-wilayah imperium


Mughal yang sedang mengalami keruntuhan. India kemudian berada di dalam
genggaman pemerintahan Inggris dengan serikat dagangnya East Indian Company.
Sebagai respon awal muslim terhadap penjajahan pemerintah Inggris ditandai dengan
upaya para reformer agama untuk menyatukan reformasi keagamaan, militansi politik,
dan menggalang warga petani dan kesukuan untuk mempertahankan kepentingan
mereka. Pada pertengahan abad-19, muncul perlawanan terhadap pemerintahan
Inggris. Perlawanan ini dikenal dengan nama pemberontakan India atau Sepoy
Mutiny, ini merupakan perlawanan terbesar yang terjadi di India pada abad ke-19.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana latar belakang terjadinya perang kemerdekaan rakyat India yang


pertama/perang sepoy ?
2. Bagaimana jalannya perang sepoy ?
3. Bagaimana dampak perang sepoy ?
4. Bagaimana berdirinya All India National Congres ?
5. Apa itu liga muslim ?
6. Apa latar belakang terjadinya pergerakan kebangsaan India ?
7. Siapa tokoh penting dalam pergerakan nasional India dan Pakistan ?
8. Bagaimana kemerdekaan negara-negara di Asia Selatan ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya perang kemerdekaan rakyat India yang


pertama/perang sepoy.
2. Untuk mengetahui jalannya perang sepoy.
3. Untuk mengetahui bagaimana dampak perang sepoy.
4. Untuk mengetahui bagaimana terbentuk All India National Congres

5
5. Untuk mengetahui apa itu liga muslim.
6. Untuk mengetahui latar belakang terjadinya pergerakan kebangsaan India.
7. Untuk mengetahui siapa tokoh pergerakan india dan pakistan.
8. Untuk mengetahui bagaimana kemerdekaan negara-negara di asia selatan.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2 Latar Belakang Terjadinya Perang Kemerdekaan Rakyat India yang


Pertama/Perang Sepoy

Pada tahun 1857 terdapat suatu resimen  khusus bentukan Inggris yang


beranggotakan orang-orang muslim dan Hindu, pasukan ini bernama Sepoy. Pasukan
Sepoy sebelum peristiwa Mutiny berjumlah 300.000 sedangkan pasukan Inggris
hanya berjumlah 50.000. Peristiwa ini sendiri diawali dengan isu penggunaan lemak
sapi dan lemak babi di peluru Enfield P-53 . Perwira Inggris telah memerintahkan
pasukan khusus tersebut untuk melumuri peluru mereka dengan campuran lemak sapi
dan lemak babi, namun perintah tersebut mendapat penolakan dari pasukan tersebut.

Mayoritas Sepoy adalah Hindu dan muslim. Bagi Hindu, sapi merupakan hewan
suci sehingga mengolesi peluru dengan lemak sapi terasa seperti penghinaan. Bagi
muslim, babi adalah binatang najis, dan mengoles peluru dengan lemak babi adalah
hal yang menjijikan. Ketika pasukan tersebut menolak penggunaan peluru Enfield P-
53, petugas yang bertanggung jawab mengambil tindakan tegas dengan mengurung
semua pasukan tersebut di penjara.

Pengurungan tersebut justru meletuskan kerusuhan di seluruh penjuru kota.


Pemberontakan yang sudah direncakan sejak lama, seakan mendapat momentum yang
tepat untuk dilaksanakan. Inggris tidak berpikir bahwa mengeluarkan peluru semacam
itu akan memicu suatu pemberontakan.

Pada dasarnya, pemberontakan merupakan sebuah perlawanan yang sudah


terpendam lama. Perlawanan diakibatkan penindasan dan penghinaan yang dilakukan
pemerintahan Inggris. Pemberontakan Mutiny sebenarnya bukan hanya dilatar
belakangi isu peluru yang menggunakan minyak babi dan sapi. Tapi lebih jauh dari
itu, masyarakat India khususnya muslim dan Hindu memang sudah tidak senang
dengan sikap Inggris terhadap mereka.

7
Sejak awal masuknya Inggris ke India pihak muslim dan Hindu merupakan pihak
yang paling dirugikan. Inggris yang teruss menerus mencaplok wilayah penting di
India, dan mengancam aristokrasi lama India, Hindu dan Muslim, yang digantikan
dengan pejabat-pejabat Inggris. Kolonialisme Inggris juga mengancam nilai-nilai
kultural dan sosial India. Inggris memperkenalkan bahasa Inggris dan pendidikan
Barat. Pandangan Inggris terhadap poligami, perbudakan, dan kebebasan wanita.
Perlawanan Inggris terhadap sistemkasta, dan beberapa praktek agama Islam dan
Hindu. Ditambah semakin gencarnya upaya Kristenisasi yang dilakukan para
missioanri, merupakan suatu ancaman yang nyata terhadap masyarakat India.

Dengan keadaan yang sedemikan rupa, muncul gerakan


gerakan underground yang mulai melakukankonsolidasi untuk melakukan perlawanan
terhadap Inggris. Kemerosotan ekonomi dan inferioritas budaya politik yang melanda
impirium Mughal India, membuat isu minyak babi dan sapi hanya untuk memicu
sebuah pemberontakan muslim dan Hindu yang lebih besar terhadap pemerintahan
Inggris.

3 Jalannya Pemberontakan India

Pada tanggal 10 Mei 1857, satu pasukan Sepoy di Meerus suatu kota yang terletak
kira-kira 60km di sebelah utara Delhi, mulai melakukan perlawanan. Setelah
membunuh perwira-perwira Inggris yang memimpin pasukan itu, mereka keluar ke
jalanan lengkap  dengan senjata dan berbaris menuju Delhi. Delhi berhasil dikuasai
dan Bahadur Syah diangkat sebagai raja India. Kemenangan di Delhi diikuti
pemberontakan lain. Pemberontakan Sepoy meluas menjadi pemberontakan Besar
India (Great Indian Mutiny) 1857-1858.
Dalam pemberontakan itu muslim dan Hindu saling bekerjasama menyerang
pemukiman Inggris di seluruh India. Pemberontakan ini dipimpin oleh Bakht Khan
dan Nana Sahib. Selain itu, Gerakan Mujahidin juga turut ikut serta dalam
pemberontakan ini. Pejuang muslim menyebut pemberontakan ini sebagai jihad, dan
serangan-serangan mereka yang efektif membuktikan pemberontakan ini telah
terorganisir dengan baik. Pasukan Sepoy akhirnya berhasil menguasai beberapa
daerah Inggris.
8
Meskipun telah melakukan persiapan yang cukup lama, namun pemberontakan ini
pada akhirnya berkahir dengan kegagalan. Akhir 1857, Inggris mulai bangkit untuk
mendapatkan wilayahnya kembali. Pada 1858, Inggris berhasil menghancurkan
perlawanan itu dan akhirnya melakukan penindasan yang lebih brutal kepada rakyat
India. Mereka menjarah kota di India selama sekitar satu bulan, menyeret penduduk
setempat yang ketakutan keluar rumah, dan membantai mereka di jalanan. Salah satu
kasus, mereka menjejerkan tahanan pribumi di sepanjang sebuah lubang dan
menembaki mereka dalam satu kelompok, sehingga ketika ketika mereka meninggal
mereka akan langsung jatuh ke dalam lubang kuburan mereka.

4 Dampak Pemberontakan

Setelah pemberontakan berhasil dipadamkan dengan cara yang kejam. Pihak


inggris kemudian mengorganisir pemerintahan India. Mereka secara resmi
menghapuskan imperium Mughal dengan membuang Sultan Mughal terkahir Bahadur
Syah, menjadikan East Indian Company dirubah menjadi perusahaan swasta, dan
Inggris berhasil mengkonsolidasikan rezim India mereka dengan pengawasan yang
lebih ketat.

Pihak Inggris juga menyempurnakan pemberlakuan beberapa kitab hukum, seperti


Kitab Hukum Pidana tahun 1860, Undang-Undang Pidana dan Prosedur Sipil tahun
1961, dan mereorganisir sistem administrasi peradilan. Antara tahun 1871 dan 1882
mereka menciptakan suatu sistem finansial baru, memberntuk beberapa provinsi yang
mempertanggungjawabkan pendapatan dan pengeluaran mereka. Pasukan militer
diorganisir kembali dengan proporsi bangsa Inggris dengan tentara India dari 1:5
menjadi 1:2.

Dalam setengah abad pasca pemberontakan India, pihak Inggris membentuk


sebuah birikrasi imperial terbesar sepanjang sejarah bangsa India. Pada periode yang
sama, mereka juga melancarkan modernisasi ekonomi India, produksi pertanian
meningkat, hibingan perdagangan diperluas di bawah hukum perdagangan bebeas
yang diberlakukan antara 1882 dan 1894, dan kegiatan industri mulai dikembangkan
beriringan dengna revolusi Industri yang sedang gencar dilaksanakan di negara
asalnya.
9
5 Lahirnya All India National Congres .

Partai ini didirikan pada 1885 dengan tujuan memperoleh peranan yang lebih
besar dalam pemerintahan bagi orang-orang India yang terdidik. Kongres Nasional
India mulanya tidak menentang pemerintahan Britania. Kongres mengadakan
pertemuan setahun sekali pada masa liburan Natal. Yang pertama kali menghimpun
pertemuannya yang pertama adalah seorang Skotlandia, Allan Octavian Hume, di
Bombay, dengan persetujuan Lord Dufferin, Raja muda saat itu.
Womesh Chandra Banerjee adalah Presiden pertama INC. Pertemuan pertama ini
direncanakan diadakan di Pune tetapi karena merebaknya wabah di sana, tempat
pertemuan dipindahkan ke Mumbai. Karena itu Sesi pertama INC diselenggarakan
dari 28-31 Desember 1885, dan dihadiri oleh 72 orang anggota delegasi.
Beberapa tahun kemudian, tuntutan-tuntutan INC menjadi semakin radikal dalam
menghadapi perlawanan terus-menerus dari pemerintah, dan partai ini menjadi sangat
aktif dalam gerakan kemerdekaan. Pada 1907 partai ini terpecah menjadi dua: Garam
Dal yang dipimpin Bal Gangadhar Tilak, atau Ekstremis (arti harafiah "fraksi panas"),
dan Naram Dal yang dipimpin Gopal Krishna Gokhale, atau Moderat (arti harafiah
"fraksi lunak"). Keduanya dibedakan dalam sikap mereka terhadap Inggris.
Setelah Perang Dunia I partai ini dikaitkan dengan Mahatma Gandhi, yang (meskipun
tidak pernah menjadi anggota partai ini) tetap merupakan pemimpin rohaninya secara
tidak resmi dan menjadi lambang massa, bahkan ketika orang-orang yang lebih muda
menjadi Presiden partai.
Partai ini dalam banyak hal merupakan organisasi paying, yang menampung di
dalamnya kelompok-kelompok sosialis radikal, tradisional dan bahkan konservatif
Hindu dan Muslim. Pada masanya sebagai pemimpin bangsa dalam perjuangan
kemerdekaan, partai ini menghasilkan pemimpin-pemimpin terbesar negara. Sebelum
era Gandhi muncul pemimpin-pemimpin seperti Bal Gangadhar Tilak, Bipin Chandra
Pal, Lala Lajpat Rai, Gopal Krishna Gokhale, Mohammed Ali Jinnah (belakangan
pemimpin Liga Muslimin dan yang berperan dalam pembentukan Pakistan),
semuanya mulai dengan tokoh legendaries India pertama: Dadabhai Naoroji, Presiden
dari Asosiasi Nasional India, sebuah organisasi rekannya. Naoroji belakangan menjadi
anggota parlemen di Majelis Rendah, orang India pertama yang menduduki kursi di
situ.

10
6 Liga Muslim

Sejarah India terbagi atas tiga fase, fase pertama adalah fase Hindu (kuno), fase
kedua adalah fase Islam (pertengahan), dan fase ketiga adalah fase Inggris (modern).
Pada masa India kuno, masyarakat India merupakan masyarakat yang hebat, tetapi
selanjutnya mereka diserang oleh kaum barbar. Kedatangan orang Islam di India juga
dianggap sebagai penjajah dan menghancurkan masyarakat Hindu India Kuno.
Selanjutnya India memasuki fase Inggris atau fase modern. Masyarakat Hindu di India
menganggap kedatangan bangsa Inggris adalah sebagai penolong. Padahal kita
ketahui bangsa barat yang datang selalu melakukan penjajahan.

Politik sparatis Lord Curzon dan persatuan golongan Islam Hindu dalam
menentang pemerintah kolonial, tidak hanya beralasan untuk memperbaikai
administrasi. Tujuan utamanya adalah meruncingkan permusuhan umat Muslim dan
Hindu di India. Curzon berfikir dengan sedikitnya penduduk muslim di bagian barat,
maka orang Islam akan segera meninggalkan kongres. Akan tetapi usaha untuk
mempecah belah umat Muslim India gagal. Cita-cita politik dari gerakan kebangsaan
telah membuat India ingin merdeka menjadi negara yang mandiri. Dalam usaha
menuntut kemerdekaan dari kolonial terjadi beberapa hal diantaranya didirikannya
Liga Muslim pada tahun 1906.

A. Awal Berdirinya Liga Muslim

Pada tahun 1906, di kota Dacca didirikan sebuah organisasi yang disebut dengan
Liga Muslim. Beberapa tokoh pendirinya antara lain yaitu Nawab Sir Khwaja
Salimullah, Nawab Waqar-ul-Mulk Kamboh, Nawab Mohsin-ul-Mulk, Muhammad
Ali Jinnah dan Syed Ameer Ali. Tujuan dibentukknya Liga Muslim adalah untuk
membela kepentingan kaum muslimin disegala bidang kehidupan, baik ekonomi,
politik, sosial dan kebudayaan yang bersumber pada Islam. Pertentangan-
pertentangan antara golongan Muslim dan Hindu telah mengakibatkan terjadi
perpisahan antara kedua belah pihak. Terjadinya pertentangan ini akan mengakibatkan

11
pecahnya India menjadi dua negara semakin terbukti. Penduduk India yang
kebanyakan beragama Hindu dan agama Islam adalah agama minoritas,
mengakibatkan perbedaan dalam segala hal, pembentukan Liga Muslim diharapkan
dapat melindungi hak-hak umat muslim di India dan agar umat muslim bisa duduk
sejajar dalam pemerintahan serta dapat ikut serta dalam pengambilan keputusan
pemerintah setelah India merdeka kelak.

Berita gembira dari pemerintah kolonial Inggris yang akan menetapkan status
India membuat bangsa India ingin ikut andil dalam menentukan nasibnya sendiri
secara resmi sesuai dengan undang-undang. Tidak mau ketinggalan golongan Islam
sebagai penduduk minoritas juga ingin ikut andil dalam penentuan kemerdekaan.
Sebagai golongan minoritas di India, golongan Islam telah meminta kepada
pemerintah Inggris agar golongan Islam sebagai golongan minoritas di India bisa
menyumbang wakil-wakilnya dalam pemerintahan melalui pemilihan yang terpisah,
sesuai dengan undang-undang yang akan dibuat oleh pemerintah kolonial Inggris
dalam rencana pembaharuan India. Tuntutan yang di ajukan oleh golongan muslim
telah di setujui oleh Lord Minto dan dimasukkan kedalam undang-undang. Dengan
disetujuinya permintaan golongan muslim maka tejadi ketegangan antara golongan
Hindu dan Islam, golongan Hindu tidak setuju jika ada golongan Islam yang ikut
dalam pemerintahan.
Tuntutan golongan Islam sebagai golongan minoritas di India menjadi titik awal
dari pertentangan antara golongan Islam dan Hindu dari tahun 1911-1916. Dalam
sebuah analisa tentang kekacauan-kekacaun antar agama antara tahun 1920 dan 1940,
Dr. Amberdkar menggambarkan pada masa itu merupakan masa perang saudara
antara Hindu dan Muslim yang diiringi perdamaian yang pendek. Pada bula maret
1931 di daerah Cawnpore diperkirakan 400-500 orang dibunuh dari provinsi Bombay
antara Februari 1929 dan april 1938 terjadi kekacaun yang mengakibatkan 560 orang
meninggal dan 4500 orang luka.
Di provinsi Benggala terjadi kekerasan yang sangat luar biasa yang
mengakibatkan terjadinya pemerkosaan terang-terangan, pembunuhan, pembakaran
hidup-hidup. Semua kejadian itu tidak hanya dilatarbelakangi oleh persetujuan
undang-undang oleh Lord Minto tetapi juga disebabkan masalah kecil seperti
perbedaan kebiasaan antara orang Hindu dan Muslim, selain itu masalah ekonomi
12
juga melatarbelakangi permasalahan tersebut. Contohnya di Benggala Timur
kebanyakan tuan tanah adalah orang Hindu dan orang Muslim kebanyakan berhutang
kepada tuan tanah. Dengan semua kejadian itu maka jelas sekali peranan liga muslim
lebih untuk menengahi perselisihan antara orang Hindu dan Muslim. Dan liga Muslim
juga berperan untuk mencapai hak-hak orang-orang muslim di India.

B. Peran Liga Muslim

Setelah dibentuk pada tahun 1906, Liga Muslim mulai melakukan tugasnya yaitu
membela kepentingan kaum muslim disegala lapangan kehidupan ekonomi, politik,
sosial serta kebudayaan yang bersumber Islam. Presiden Liga Muslim pada tahun
1913 adalah Muhammad Ali Jinnah. Liga Muslim banyak melakukan pembicaraan
dan perundingan dengan pihak kongres Nasional. Salah satu hasil dari perundingan
yang dilakukan oleh Liga Muslim adalah Perjanjian Lucknow pada tahun 1916.
Menurut perjanjian Lucknow umat Islam India akan memperoleh daerah pemilihan
terpisah dan ketentuan ini akan dicantumkan dalam Undang-undang Dasar India yang
akan disusun kelak kalau telah tiba waktunya. Pada tahun 1930- 1932 diadakan
Konferensi Meja Bundar oleh Inggris, konferensi ini bertujuan untuk meninjau
perubahan-perubahan tata negara.

Undang-undang Pemerintah India tahun 1935 tidak membuat puas Kongres atau
kaum Muslim. Liga Muslim mengetahui bahwa sebagian tuntutannya dikabulkan,
yaitu provinsi Sind dan North West Frontier dijadikan sebagai provinsi yang
mayoritas adalah orang muslim. Di Punjab orang muslim menduduki 49 persen dari
semua kursi, dan di Benggala orang muslim mendapat 47 persen.

Bagian federasi dari undang-undang 1935 tidak dilakukan, tetapi baik kongres
maupun liga pada tahun 1937 memperjuangkan dalam pemilihan dewan provinsi yang
baru. Dibawah kepemimpinan Jawaharlal Nehru dan dengan rencana tentang
perubahan ekonomi dan sosial, kongres banyak memperoleh suara mayoritas dalam
lima dari sebelas Dewan provinsi, dan menjadi golongan terbesar dari dua provinsi
lainnya. Pemerintahan-pemerintahan Kongres dibentuk di Bombay, Madras, Central
Frovinces, United Provinces, Bihar, Orissa, dan North West Frontier Province. Dalam
13
konstitusi banyak diambil tokoh-tokoh muslim ke dalam kabinet. Dalam prakteknya
suatu parlemen yang mempunyai mayoritas besar tidak perlu berkoalisi dengan partai
lainnya. Pandangan Liga adalah menteri-menteri muslim itu diangkat bukan karena
mereka berhak, tetapi mereka mewakili kaum muslim, mereka harus memiliki rasa
percaya diri penuh sebagai wakil muslim dalam badan legislatif.

Antara tahun 1938 dan akhir tahun 1942, liga telah memperoleh kemenangan
empat puluh enam dari lima puluh enam pemilihan-pemilihan darurat dalam dewan
konstituante dari provinsi-provinsi. Kemarahan orang-orang muslim atas apa yag
mereka dapatkan dalam bulan Agustus 1939, Liga menganjurkan kepada pemerintah
kolonial Inggris agar membatalkan bagian federasi Konstitusi 1935. Sejak tahun 1924
pembagian India antara kaum Hindu dan Muslim telah diusulkan oleh salah satu
pemimpin Hindu. Ditahun 1933, Rahmat Ali menciptakan nama Pakistan dan sejak
saat itu mereka berjuang untuk mencapainya. Setelah muncul rencana pembentukan
Pakistan oleh Rahmat Ali, orang muslim yang sudah terlalu menderita berfikiran
untuk mendirikan negara muslim. Mereka merasa bahwa mereka adalah orang muslim
dan barulah mereka merasa menjadi orang India.

7 Latar Belakang Terjadinya Pergeraka Rakyat India

Gerakan kemerdekaan dan perasaan kebangsaan India timbul pada pertengahan


abad ke-19 dengan meletusnya suatu pemberontakan yang dipimpin oleh raja-raja
India pada tahun 1857, walaupun berhasil ditindas oleh Inggris, gerakan
kemerkedekaan tesebut berhasil mendirikan All India Nation Congres pada tahun
1885 yang pada tahun 1905 menuntut diadakannnya “Swaraj” (self-rule): dari-oleh-
untuk bangsa India.

Pada hakekatnya Indian National Congres merupakan majelis rakyat India di


dalamnya duduk para wakil dari golongan Hindu, Budha, dan Islam. Tokoh-
tokohnya yang terkenal antara lain ialah Mahatma Gandhi, J. Nehru , B.G. Tilak ,
Banerjee, Moh. Ali Jinnah, Iskandar Mirza dan Liquat Ali Khan. Di antara
pemimpin-pemimpin India yang terkenal adaalah Mahatma Gandhi yang memiliki
dasar perjuangan sebagai berikut:

1. Ahimsa (dilarang membunuh), gerakan anti peperangan , gerakan perdamian.


14
Dengan ahimsa India melawan tidak dengan kekerasan.
2. Hartal, yaitu pergerakan rakyat India dalam bentuk aksi tidak berbuat sesuatu apa.
Mereka tetap masuk bekerja ke kantor, ke pabrik dan sebagainya tetapi tidak berbuat
apa-apa.
3. Satyagraha, yaitu gerakan rakyat India untuk tidak kerja sama dengan pemerintah
kolonial inggris. Gerakan perjuangan ini mirip atau serupa dengan gerakan non-
cooperation di Indonesia.
4. Swadesi, yaitu gerakan rakyat india untuk memalai bahan-bahan buatan negeri
sendiri. Gerakan ini pada hakikatnya ditujukan untuk menentang impor hasil
industry tekstil dan barang perdagangan Inggris ke India.

Sedangkan The Great India Muniny atau pemberontakan Sepoy pada tahun 1857
adalah suatu pemberontakan bersenjata para prajurit EIC yang mendapat dukungan
rakyat dan dan raja Moghul Bahadur Syah. Peristiwa ini berhasil ditumpas oleh
pasukan Inggris dan membawa akibat yang luas. Kemudian pada tahun 1858
kompeni EIC dibubarkan dan kerajaan kolonial Inggris mengembangkan
kekuasaannya di India.
Kesemuanya itu dalam mendorong dan memperkuat lahirnya semangat
kebangsaan dalam bentuk gerakan politik All India National Congress pada tahun
1885. Kemudian pada tahun 1906 golongan Muslimin keluar dari kongres dan
mendirikan Liga Muslimin yang merupakan pelopor dari negara Islam Pakistan.

8 Tokoh- tokoh Penting Pergerakan kemerdekaan India dan Pakistan

1. Mahatma Gandhi

Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869 di negara bagian Gujarat di India. Beberapa dari
anggota keluarganya bekerja pada pihak pemerintah. Saat remaja, Gandhi pindah ke
Inggris untuk mempelajari hukum. Setelah dia menjadi pengacara, dia pergi ke Afrika
Selatan, sebuah koloni Inggris, di mana dia mengalami diskriminasi ras yang
dinamakan apartheid. Dia kemudian memutuskan untuk menjadi seorang aktivis politik
agar dapat mengubah hukum-hukum yang diskriminatif tersebut. Gandhi untuk
membentuk sebuah gerakan non-kekerasan.

15
Ketika kembali ke India, dia membantu dalam proses kemerdekaan India dari
jajahan Inggris; hal ini memberikan inspirasi bagi rakyat di koloni-koloni lainnya agar
berjuang mendapatkan kemerdekaannya dan memecah Kemaharajaan Britania untuk
kemudian membentuk Persemakmuran.

Rakyat dari agama dan suku yang berbeda yang hidup di India kala itu yakin bahwa
India perlu dipecah menjadi beberapa negara agar kelompok yang berbeda dapat
mempunyai negara mereka sendiri. Banyak yang ingin agar para pemeluk agama
Hindu dan Islam mempunyai negara sendiri. Gandhi adalah seorang Hindu namun
dia menyukai pemikiran-pemikiran dari agama-agama lain termasuk Islam dan
Kristen. Dia percaya bahwa manusia dari segala agama harus mempunyai hak yang
sama dan hidup bersama secara damai di dalam satu negara. Pada 1947, India
menjadi merdeka dan pecah menjadi dua negara, India dan Pakistan. Hal ini tidak
disetujui Gandhi. Prinsip Gandhi, satyagraha, sering diterjemahkan sebagai "jalan
yang benar" atau "jalan menuju kebenaran", telah menginspirasi berbagai generasi
aktivis-aktivis demokrasi dan anti-rasisme seperti Martin Luther King, Jr. dan Nelson
Mandela.

Gandhi sering mengatakan kalau nilai-nilai ajarannya sangat sederhana, yang


berdasarkan kepercayaan Hindu tradisional: kebenaran (satya), dan non-kekerasan
(ahimsa). Pada 30 Januari 1948, Gandhi dibunuh oleh Nathuram Godse, seorang
nasionalis Hindu yang marah kepada Gandhi karena ia diduga terlalu memihak kepada
Muslim.

2. Jawaharlal Nehru

Jawaharlal Nerhu lahir pada 14 November 1889 – 27 Mei 1964 merupakan


negarawan India yang pertama (dan yang paling melayani terlama) sebegai perdana
menteri India dari tahun 1947 sampai 1964. Sebagai tokoh terkemuka dalam
kemerdekaan gerakan kemerdekaan India, Nehru terpilih oleh Partai Kongres untuk
memangku jabatan Perdana Menteri independen India yang pertama, dan terpilih
kembali saat Partai Kongres memenangkan pemilihan umum pertama India pada tahun
1952. Sebagai salah satu pendiri Gerakan Nonblok, dia juga seorang tokoh penting
dalam politik internasional di era pasca-perang. Dia sering disebut Pandit Nehru

16
("pandit" dalam bahasa Sanskerta dan Hindi artinya "sarjana" atau "guru") dan
khususnya di India, sebagai Panditji (dengan "-ji" menjadi akhiran nama kehormatan).

Sebagai putra seorang pengacara dan politikus asal India yang kaya, Motilal Nehru,
Nehru menjadi seorang pemimpin sayap kiri Kongres Nasional India saat masih cukup
muda. Kenaikan pangkat untuk menjadi Presiden Kongres, di bawah bimbingan dari
Mahatma Gandhi, Nehru adalah seorang pemimpin karismatik dan radikal,
menganjurkan kemerdekaan penuh dari Kerajaan Inggris. Dalam perjuangan yang
panjang untuk kemerdekaan India, di mana ia menjadi juru kunci, Nehru akhirnya
diakui sebagai pewaris politik Gandhi. Sepanjang hidupnya, Nehru juga menjadi
advokat untuk sosialisme Fabian dan sektor publik sebagai sarana yang ditantang lama
dari pengembangan perekonomian dapat diatasi oleh negara-negara miskin.

3. Muhammad Ali Jinnah

Muhammad Ali Jinnah lahir pada 25 Desember 1876 – 11 September 1948


merupakan seorang pengacara, politikus, dan pendiri negara Pakistan. Jinnah adalah
pemimpin Liga Muslim India dari 1913 sampai kemerdekaan Pakistan pada 14
Agustus 1947, dan kemudian menjabat sebagai Gubernur Jenderal Pakistan pertama
hingga kematiannya. Di Pakistan, ia diberi julukan Quaid-i-Azam (Pemimpin Besar)
dan Baba-i-Qaum (Bapak Bangsa). Ulang tahunnya diperingati sebagai hari libur
nasional di Pakistan.

Ia dilahirkan Wazir Mansion di Karachi dan menjalani pelatihan sebagai seorang


pengacara di Lincoln's Inn, London. Sekembalinya di India, Jinnah mulai tertarik
dengan politik nasional dan akhirnya ia berfokus dalam bidang ini alih-alih menjadi
pengacara. Jinnah naik daun di Kongres Nasional India selama dua dasawarsa pertama
abad ke-20. Pada tahun-tahun awal karier politiknya, Jinnah mendukung persatuan
umat Hindu dengan Muslim dan membantu merancang Pakta Lucknow tahun 1916
antara Kongres Nasional India dengan Liga Muslim Seluruh India. Jinnah sendiri juga
menjadi tokoh penting di Liga Muslim India, dan ia kemudian menjadi tokoh penting
dalam Liga Pemerintahan Dalam Negeri Seluruh India. Ia mengajukan empat belas
poin rencana reformasi konstitusi untuk melindungi hak politik Muslim. Namun, pada
1920, Jinnah mengundurkan diri dari Kongres Nasional India setelah partai tersebut
memutuskan untuk melancarkan kampanye satyagraha (perlawanan tanpa
17
menggunakan kekerasan), karena menurutnya hal tersebut sama dengan anarkisme
politik.

Pada 1940, Jinnah telah memegang keyakinan yang teguh bahwa umat Muslim di
anak benua India harus memiliki negara mereka sendiri. Pada tahun yang sama, Liga
Muslim yang dipimpin oleh Jinnah mengeluarkan Resolusi Lahore yang menuntut
pendirian sebuah negara terpisah. Pada masa Perang Dunia II, Liga Muslim menguat
sementara para pemimpin Kongres Nasional India dijebloskan ke penjara. Dalam
pemilu yang digelar tak lama seusai perang, Liga Muslim memenangkan sebagian
besar kursi yang dikhususkan untuk orang Muslim. Pada akhirnya, Kongres Nasional
India dan Liga Muslim tidak bisa mencapai kesepakatan untuk berbagi kekuasaan di
dalam satu negara, sehingga semua pihak menyetujui pendirian dua negara yang
terpisah, yaitu India untuk orang Hindu dan Pakistan untuk orang Muslim.

Sebagai Gubernur Jenderal Pakistan yang pertama, Jinnah berupaya membentuk


sebuah pemerintahan, merumuskan kebijakan-kebijakan baru, dan juga membantu para
pengungsi Muslim yang datang dari India. Ia bahkan mengawasi pendirian kamp-kamp
pengungsi secara langsung. Jinnah meninggal dunia pada September 1948 pada usia 71
tahun, kurang lebih setahun setelah Pakistan memperoleh kemerdekaannya. Hingga
kini ia masih menjadi tokoh yang sangat dihormati di Pakistan.

9 Kemerdekaan Negara-negara di Asia Selatan.

 Kemerdekaan Negara India

Di kota-kota seperti Delhi, Karachi, dan kota lainnya rakyat beramai-ramai


berkumpul dimuka gedung pemerintah untuk mengikuti jalannya upacara yang
berlangsung. Di dalam gedung dewan perwakilan rakyat di Delhi, pada tengah
malam menjelang detik-detik 15 agustus 1947. sebelumnya bendera inggris telah di
turunkan dan di gantikan dengan bendera India. Dan lagu kemerdekaannya adalah
“bande mataram”, Dr. Rajendra Prasad tercatat sebagai presiden pertama dan
Jawaharlal Nehru sebagai perdana mentri pertama.

 Kemerdekaan Nepal

Negara Nepal dibentuk melewati Persatuan Nepal pada 21 Desember 1768.


Prithvi Narayan Shah diproduksi menjadi raja pertama. Nepal merdeka dari Inggris
18
pada 21 Desember 1923. Sebelumnya, negara yang terletak di Himalaya ini
berstatus protektorat setelah dikalahkan Inggris dalam perang tahun 1815. Pada
tahun 1990, Nepal mengubah sistem pemerintahan diproduksi menjadi monarki
konstitusional. Kemudian pada tahun 2008 kerajaan Nepal resmi dibubarkan dan
Nepal berganti diproduksi menjadi negara republik federal yang sekuler.

 Kemerdekaan Negara Pakistan

Pakistan merdeka pada tanggal 14 agustus 1947 dengan nama resmi semula
Republik Pakistan kemudian mengalami perubahan nama pada tahun 1956 sebagai
Republik Islam Pakistan. Pakistan menerapkan sistem republik federal dengan
Presiden sebagai kepala Negara dan Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan.
Pakistan merupakan Negara kedua terluas di kawasan asia selatan setelah India,
mayoritas penduduk Pakistan beragama Islam Sunni. Pakistan sempat tergabung
dengan negeri persemakmuran Inggris hingga akhirnya keluar pada tahun 1956.
Pakistan merupakan Negara yang mengalami ketidakstabilan politik domestik
sehingga proses demokrasi di Pakistan menjadi rumit.

 Kemerdekaan Bangladesh

Perang Kemerdekaan Bangladesh adalah konflik bersenjata antara Pakistan


Barat (kini Pakistan) dan, Pakistan Timur (kini Bangladesh) dan India, yang
menyebabkan didirikannya negara Bangladesh. Perang ini berlangsung dari tanggal
26 Maret sampai 16 Desember 1971 dengan Pakistan Barat melancarkan operasi
militer terhadap penduduk, pelajar dan personel bersenjata di Pakistan Timur untuk
menghancurkan perlawanan mereka menuju kemerdekaan dari Pakistan. Bantuan
India terhadap Mukti Bahini menyebabkan konflik bersenjata antara India dan
Pakistan (Perang India-Pakistan 1971). Tentara militer India dan Mukti Bahini
berhasil mengalahkan pasukan Pakistan Barat di Pakistan Timur. Setelah perang ini,
Pakistan Timur merdeka sebagai negara yang kini disebut Bangladesh.

19
BAB 3

PENUTUP

4. Kesimpulan

Tekanan akibat diterapkanya kebijakan Inggris di India telah mendorong suatu


kondisi yang mempercepat perasaan keputusasaan di saat berlangsungnya
pemberontakan. Sudut pandang yang luas dalam keterlibatan para pemimpin muslim
tetapi pemberontakan sepoy diasumsikan sebagai bentuk jihad, sebaliknya bagi Inggris
menyadari bahwa ancaman utama bagi kekuasaannya adalah berasal dari golongan
muslim militan. Agama bukan akar permasalahannya tetapi kebijakan diskriminatif
Inggris menjadi akar permasalahan dengan agama dijadikan sebagai simbol yang
digunakan sebagai slogan untuk pertempuran menuju kemerdekaan pada tahun 1857. Isu
agama yang beredar menjadi “pelatuk” ketidakpuasan pasukan sepoy kepada pemerintah
EIC.

Faktor pemicunya adalah pembubaran suatu pasukan. Sikap disersi, yang


mengakibatkan pasukan sepoy dipecat secara tidak hormat, dan mengakibatkan beban
yang selama ini dipendam, tidak dapat ditoleransi lagi dan akhirnya 10 Mei 1857 sebagai
awal ekspresi ketidakpuasan pasukan sepoy terhadap EIC. Penulis mengakui bahwa
faktor agama mampu memobilisasi massa untuk bergabung melawan EIC. Ciri khas
nasionalisme India adalah motivasinya berlatarbelakang agama, tidak mengherankan pada
tahap selanjutnya unsur agama dijadikan alat pemersatu oleh pemimpin India untuk
bersatu, sekaligus alat pemisah pula. Slogan Hindustan, India sebagai tanah untuk orang-
orang Hindu dapat dijadikan contoh yang menyebabkan India terpisah menjadi dua
dengan Pakistan.

Terlepas dari hal diatas, pemberontakan sepoy adalah suatu peristiwa yang mampu
menyatukan masyarakat India yang selama ini terpecah-pecah. Sekalipun pemberontakan
sepoy esensinya adalah suatu pemberontakan tentara, lambat laun pemberontakan sepoy
meluas menjadi pemberontakan politik, di saat pasukan sepoy didukung oleh pemimpin
lokal. Pemimpin lokal ini memiliki motif pribadi, setiap pemimpin itu mempunyai motif
pribadi yang bertujuan sama yaitu menginginkan pemerintahan EIC berakhir di India.
Pemberontakan sepoy juga dapat dikatakan sebagai proses perlawanan rakyat India,
karena dilihat dari dampak peristiwa tersebut. Tumbuhnya benih-benih nasionalisme dan
kegagalan pencapaian kebebasan rakyat India dari kekuasaan Inggris dapat kita lihat.

21
DAFTAR PUSTAKA

Wawasan sejarah https://wawasansejarah.com/pemberontakan-mutiny/

Gerakan nasional india https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/14/164631369/gerakan-


nasionalisme-india

https://www.britannica.com/biography/Mahatma-Gandhi

https://id.wikipedia.org/wiki/Mahatma_Gandhi

https://id.wikipedia.org/wiki/Jawaharlal_Nehru

http://p2k.itbu.ac.id/ind/2-3066-2950/Jawaharlal-Nehru_98110_itbu_jawaharlal-nehru-
itbu.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Ali_Jinnah

https://tirto.id/api-islam-di-dada-ali-jinnah-bapak-bangsa-pakistan-cuzP

, Aisyah. 2014. Nasionalisme dan Pembentukan Negara Islam Pakistan. Jurnal Politik
Profetik Vol. 4. No 2.

Hartati, Umi. 2017. Mahatma Gandhi dan Peranannya dalam Mewujudkan Kemerdekaan
India. Jurnal Historia Vol. 5. No. 2.

Nugroho, Ischak Suryo. 2019. Pembentukan Negara Islam Pakistan: Tinjauan Historis Peran
Ali Jinah. Jurnal Studi Al-Qur’an Membangun Tradisi Berfikir Qur’ani Vol. 15. No. 2.

Nur, Saleh. 2010. Abdul Kalam Azad: Nasionalisme India. Jurnal Ushuluddin Vol. XVI. No.
2, Juli.

Poerbasari, Agnes Sri. 2007. Nasionalisme Humanistis Mahatma Gandhi. Wacana. Vol. 9.
No. 2. Oktober.

Qulkarni, Sania. 2019. Skripsi: Peran Partai Liga Muslim India dalam Berdirinya Pkistan
Sebagai Negara Islam Tahun 1937-1947. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.

Ruslan, Muhammad. 2012. Tesis: Pemikiran Pembentukan Negara Pakistan. Sumatera


Utara: InstitutAgama Islam Negeri.

22
Dodi Setyawan, Geraka Nasional Indonesia https://www.donisetyawan.com/gerakan-
nasional-india/
Khan, P., Ghaffar, A., Dalam, K., & Khudai, M. (1952). Amaliatul Hubbillah, 2015
PERANAN KHAN ABDUL GHAFFAR KHAN DALAM MEMBENTUK KHUDAI
KHIDMATGAR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu.
Kusdiana, A. (n.d.). Sejarah & Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, (Bandung: Pustaka
Setia, 2013), hlm. 261. 20, 20–52.

(Khan, Ghaffar, Dalam, & Khudai, 1952)


(Kusdiana, n.d.)

23

Anda mungkin juga menyukai