MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Sejarah
Dosen Pengampu:
Oleh:
Kelompok 7
KELAS 01
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kita
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yangtelah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,sehingga penulis bisa selesaikan makalah
tentang kekuatan-kekuatan sejarah.
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai
pihak khususnya para dosen. Untuk itu sekali lagi kami ucapkan terima kasih atas segala
partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwasannya makalah ini
belum sempurna dan penyusunan makalah dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Oleh karenanya saran, masukan positif dan kritikan dari dosen, rekan-rekan, dan
pembaca sangat kami butuhkan dalam menyempurnakan makalah ini.
Demikianlah apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat digunakan
sebagai salah satu acuan maupun pedoman yang baik bagi pembaca dan semoga ini dapat
bermanfaat untuk semua khalayak dan khususnya pada kami. Sekian kami ucapkan terima
kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………....4
A. LATAR BELAKANG………………………………………………….………..4
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………….…………..4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….5
A. KEKUATAN-KEKUATAN SEJARAH………………………………………....5
1. EKONOMI SEBAGAI KEKUATAN SEJARAH…….......................5
2. AGAMA SEBAGAI KEKUATAN SEJARAH…………....………...5
3. INSTITUSI SEBAGAI KEKUATAN SEJARAH…………………...6
4. TEKNOLOGI SEBAGAI KEKUATAN SEJARAH…………….......7
5. BUDAYA SEBAGAI KEKUATAN SEJARAH…………………….7
6. IDEOLOGI SEBAGAI KEKUATAN SEJARAH……………...........8
7. MILITER SEBAGAI KEKUATAN SEJARAH………………..........9
8. INDIVIDU SEBAGAI KEKUATAN SEJARAH…..……….…........10
9. SEKS SEBAGAI KEKUATAN SEJARAH……………….…..........11
10. UMUR SEBAGAI KEKUATAN SEJARAH……...……........…......12
11. GOLONGAN SEBAGAI KEKUATAN SEJARAH……............…..13
12. ETNIS DAN RAS SEBAGAI KEKUATAN SEJARAH...................14
13. MITOS SEBAGAI KEKUATAN SEJARAH.....................................15
A.KESIMPULAN……………………...……………………….………..……..........16
B.SARAN....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA………...……………………………………………………….…….17
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Orang yang sedang memancing dipinggir sungai dan senar pancingnya dibawa arus,
pasti berfikir bahwa air di tempat itu deras, lalu ia berpindah tempat, sesuaidengan naluri
pemancingnya. Akan tetapi, yang sering dilupakannya ialah air itumenjadi deras karena
tanahnya terlalu miring. Bahkan ia lupa membawa air itu mengalir ke bawah, karena tanah di
bawah sungai itu menurun. Demikian pula kalaukita sedang menunggu Angkutan Kotaa di
pinggir jalan, kita hanya melihat bahwamobil-mobil hilir mudik itu adalah kekuataan-
kekuataan sejarah yang menggerakkan tetapi luput dari pandangan karena letaknya
tersembunyi atau terlalu abstrak untukdibayangkan. Demikianlah, orang hanya mengenal
peristiwa-peristiwa di permukaan,tetapi tidak mengetahui apa yang memungkin peristiwa-
peristiwa itu terjadi.
2. RUMUSAN MASALAH
3.TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui apa saja kekuatan sejarah dalam pandangan prof. Kuntowijiyo
2. Mengetahui bagaimana penjelasan dari kekuatan-kekuatan sejarah
3. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang mengarahkan laju sejarah
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEKUATAN-KEKUATAN SEJARAH
Institusi atau lembaga merupakan wahana bagi kumpulan orang yang menyatukan
strategi untuk mencapai tujuan melalui organisasi yang memiliki nama, simbol, dan struktur
kepengurusan. Sejarah mencatat bahwa mulanya institusi yang pernah muncul bersifat
sederhana, lalu berkembang menjadi lebih kompleks, canggih, dan modern seiring
perkembangan zaman. Dalam kadarnya yang berbeda-beda, pengalaman sejarah
menunjukkan pengaruh institusi (terutama institusi politik) terhadap arah sejarah. Demikian
pula di masa depan, peran institusi terhadap arah sejarah akan berpengaruh.
Institusi, lembaga, atau organisasi, sangat mempengaruhi arah sejarah. Hal ini sesuai
dengan peribahasa yang menyatakan bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Sayidina Ali bin
Abi Thalib pernah berhujjah bahwa kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan kebaikan
yang tidak terorganisir. Hal itu menyimpulkan tentang betapa kuatnya efek institusi, lembaga,
atau organisasi dalam menciptakan realita sejarah.Jika menelusuri dinamika dan romantika
perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia pasca pelaksanaan etische politic, maka akan
terlihat ragam institusi politik yang berjibaku dalam arena perjuangan. Bung Karno
mengorganisir diri dalam PNI, sedangkan Bung Hatta dan Bung Syahrir dalam institusi
Pendidikan Indonesia . Dengan aneka institusi perjuangan lainnya, perjuangan mereka
semakin terlihat efektifitasnya ketimbang perjuangan yang dilakukan secara sporadis sejarak
ratusan tahun sebelumnya. Tentu mudah pula untuk menyimpulkan bahwa institusi PNI, PI,
dan sebagainya telah menentukan arah sejarah perjuangan kemerdekaan RI.Peran institusi
BPUPKI dan PPKI menjelang proklamasi kemerdekaan juga sulit diabaikan sebagai
komponen yang menentukan sejarah proklamasi. Peran institusi militer dan berbagai institusi
politik di tanah air sejak Indonesia merdeka sampai sekarang, terlihat signifikan dalam
menentukan arah sejarah. Institusi politik Golongan Karya signifikan perannya dalam
mengokohkan bangunan rezim kekuasaan Orde Baru Soeharto. Alhasil institusi, terutama -
institusi politik, baik menurut penalaran apriori maupun aposteriori adalah satu kekuatan
menentukan dalam laju sejarah.
kata militer mencuat ke permukaan, maka yang terbayang adalah prajurit atau
pasukan tentara yang dilengkapi senjata, pertahanan fisik, atau operasi penguasaan. Dalam
sejarah, unsur kekuatan dan kelemahan militer terbukti menentukan maju atau mundur, jaya
atau punah, dan menguasai atau dikuasainya suatu kelompok atau bangsa. Di dalam sejarah
kehidupan masa silam, kekuatan dan kelemahan militer berbanding lurus dengan merdeka
atau terjajahnya suatu bangsa, bahkan pula dengan eksis atau punahnya bangsa
tersebut.Imperium Romawi pimpinan Raja Julius Caesar yang sukses menguasai seluruh
Eropa di masa lampau terjadi lantaran kuatnya militer. Lantaran mempunyai kekuatan militer
pula, Alexander Yang Agung (Alexander The Great) menguasai Eropa dan wilayah Asia .
Salah satu faktor yang membuat Muhammad SAW dan khulafaur rasyidin, Dinasti Ummayah
dan Abbasiyah jaya di Asia Barat Daya, bahkan pernah menguasai Spanyol adalah kekuatan
militer. Raja Asoka dan Dinasti Moghul menguasai India karena memiliki kekuatan militer.
Bahkan Napoleon Bonaparte yang terkenal dalam sejarah, juga lantaran menguasai ilmu serta
memiliki kekuatan militer.Nama Majapahit dan Sriwijaya sebagai dua kerajaan besar yang
pernah eksis di Nusantara masa lampau masih sampai sekarang. Kedua kerajaan ini bahkan
disebut-sebut pernah menguasai dan kuat pengaruhnya di Asia Tenggara. Sejarah Nusantara
masa silam juga mencatat kiprah Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit sebagai yang
memproklamirkan sumpah Palapa yang berisi kehendak menyatukan (menguasai) Nusantara.
Kemampuan menyatukan atau menguasai Nusantara, baik oleh Kerajaan Majapahit maupun
Kerajaan Sriwijaya bisa terjadi karena kedua kerajaan ini mempunyai kekuatan militer yang
relativ.Jika jarum jam sejarah kita ke zaman pencerahan Eropa, maka bersejarah mereka
yang melakukan penjelajahan lintas benua dan samudera dengan motif gold, gospel, glory
juga disertai kekuatan militer. Dengan kekuatan militer pula, para penjelajah Eropa tersebut
memonopoli perdagangan, bahkan pada akhirnya mempraktikkan penjajahan dalam rentang
waktu ratusan tahun di Asia, Afrika, Amerika Latin, maupun di Australia.
Kendati bukan faktor satu-satunya, akan tetapi patut diakui bahwa kekuatan militer
merupakan faktor menentukan dalam sejarah penjelajahan, monopoli perdagangan, dan
penjajahan oleh bangsa Eropa.Beberapa tahun silam, sejarah Irak dan kekuasaan rezim
Saddam Hussein dimbombardir oleh invasi militer Amerika Serikat pimpinan Presiden
George Bush Jr. lantaran dianggap memiliki senjata pembunuh missal, meski menurut pihak,
selain karena motif politik, invasi ini juga didorong oleh motif menguasai bahan mentah
minyak di Irak. Alhasil tidak saja Saddam Hussein lengser sehingga mengubah peta politik
dan ekonomi dalam negeri Irak, peristiwa ini juga mengubah peta politik dan ekonomi dunia.
Sekali lagi militer mencuat sebagai satu unsur penting yang mengarahkan sejarah.Perseteruan
Israel versus Palestina sudah lama berlangsung. Belakangan Israel semakin berhasil
menguasai besar di Palestina. Ini mengindikasikan bahwa Israel memiliki kekuatan militer
yang lebih ketimbang Palestina. Demikian pula Republik Islam Iran adalah sebuah negara di
Asia yang terus diawasi PBB, terutama oleh AS karena mengembangkan penelitian uranium.
Jika proyek penelitian Iran ini sukses, maka diprediksikan negara ini akan muncul sebagai
salah satu negara dengan kekuatan militer yang ditakuti AS dan sekutunya. Kekuatan militer
tidak saja menentukan perjalanan sejarah suatu negara bahkan dunia manakala digunakan,
melainkan juga bisa dipakai dalam arena perang psikologi (psywar).Dengan demikian, sudah
cukup bukti historis yang menegaskan betapa berpengaruhnya militer dalam menentukan arah
perjalanan sejarah. Jika dalam domain penguasaan teknologi berlaku adagium “barang siapa
menguasai teknologi akan menguasai dunia”, maka dalam konteks militer berlaku adagium
“barang siapa memiliki kekuatan militer yang , maka akan menguasai dunia”. Arah sejarah,
akhirnya, ternyata dikendalikan pula oleh faktor militer.
8. INDIVIDU SEBAGAI KEKUATAN SEJARAH
Para nabi, filsuf, pendiri mazhab, pendiri sekte, dan pemikir adalah tokoh pengubah
sejarah. Suatu sejarah dapat saja terjadi karena pengaruh besar dari seorang individu. Oleh
karena nya, jauh lebih baik bagi kita untuk memahami terlebih dahulu dasar yang menjadikan
individu memiliki potensi untuk mengubah atau menciptakan sejarah. Individu yang memiliki
kemampuan untuk mengubah sejarah pada dasarnya ialah mereka yang memiliki kemampuan
diatas kebanyakan orang dengan kata lain ialah individu yang paling menonjol dalam
lingkungannya serta memiliki intelektual yang mumpuni.
Harta, tahta, dan atau pria terlanjur dijadikan mitos kenikmatan hidup duniawi. Unsur
terakhir yang disebutkan berkenaan dengan pergaulan seks dalam pengertian umum: perasaan
menyenangi atau mengagumi jenis kelamin yang berbeda, maupun dalam hal keinginan untuk
memiliki dan melakukan hubungan seksual.Faktor seks juga mempengaruhi perjalanan
sejarah. Hal ini dapat dipahami lantaran seks termasuk sebagai salah satu orientasi manusia.
Kenyataan ini lalu berpotensi menjadi motif atau dorongan bagi manusia dalam menjalani
kehidupannya. Seks yang dipahami serupa inilah yang menjadi salah satu kekuatan yang
mengarahkan sejarah.Sejarah mencatat politik dan skandal yang dilakukan Ken Arok dengan
membunuh Raja Tunggul Ametung. Hal ini tidak saja agar Ken Arok tampil menjadi
penguasa baru menggantikan Tunggul Ametung, melainkan pula agar ia bisa memiliki
permaisuri raja, yakni Ken Dedes. Praktik tersebut telah mengubah sejarah.Pascal telah
mengatakan bahwa hidung Kleopatra, yang mengesankan bagi Markus Antonius,
menentukan arus sejarah (F. R. Ankersmit, 1987: 193). Hidung Kleopatra yang dipandang
oleh Markus Antonius sebagai hidung yang seksi dan sensual itu telah mengakibatkan
Markus jatuh hati. Ketertarikan dan kekaguman Markus kepada Kleopatra tersebut lalu
membuat keduanya, tidak hanya terlibat dalam fenomena tertariknya laki-laki terhadap
perempuan, tetapi dari spektrum ini pula arah sejarah berdimensi luas terjadi.
Sejarah modern mengabarkan skandal seks yang dilakukan Presiden Bill Clinton dengan
Monica Lewinski. Peristiwa ini terkuak, kemudian Presiden Clinton diadili warganya.
Clinton akhirnya harus rela beranjak dari kursi USA 1 lantaran terlanjur diberi elativ atau
imej buruk akibat skandal yang diperbuatnya. Sekali lagi, fenomena ini menyatakan bahwa
seks merupakan faktor yang mengarahkan sejarah.Sejarah juga banyak mencatat para
pemimpin yang kasmaran, baik kepada perempuan maupun laki-laki, dalam sejarah, yang
akhirnya mempengaruhi, tidak saja terhadap sejarah dirinya, melainkan pula turut
menentukan arah sejarah dalam lingkup yang lebih luas. Peristiwa revolusi Perancis,
misalnya, turut dipengaruhi oleh bangkrutnya kerajaan yang salah satu penyebabnya karena
permaisuri gemar bermewah-mewahan. Tetapi lantaran terlanjur cinta, Raja Louis akhirnya
tetap mempertahankan permaisuri. Akibatnya ia harus rela dijatuhkan rakyatnya dalam arena
Revolusi Perancis. Sejarah Raja Louis dan sejarah negaranya, dengan begitu, turut diarahkan
oleh faktor seks.
10. UMUR
Sejak masa silam, di masyarakat mana pun, nyaris selalu ada diferensiasi sejumlah
kelompok atau golongan, baik berdasarkan kesamaan ciri-ciri fisik, gaya hidup, agama,
pandangan, kepentingan, status sosial, atau pekerjaan. Lalu satu atau lebih golongan mencuat
sebagai golongan supremasi (tertinggi) di tengah-tengah masyarakat, sehingga lebih
berpengaruh dan menentukan arah sejarah masyarakatnya ketimbang golongan lain.Golongan
terpelajar produk pendidikan Barat di Indonesia, misalnya, acap menjadi golongan yang
menentukan arah sejarah negeri ini, semenjak zaman penjajahan pada awal abad ke-20
sampai sekarang. Di sisi yang lain, buku berjudul Menemukan Sejarah dan Api Sejarah karya
Ahmad Mansyur Suryanegara memperlihatkan penonjolan peran dan simbol golongan Islam
sebagai penentu sejarah dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Golongan pemimpin teras
militer di tanah air, sejak Orde Lama sampai Orde Baru dan sekarang, cenderung lebih
berpengaruh dalam menentukan arah dinamika sejarah politik. Selain dapat melakukan
penelusuran historis langsung, sebagaimana telah diutarakan oleh Kuntowijoyo (2003: 178),
bahwa penjelasan akurat mengenai fenomena tersebut dapat diperoleh dengan mengkaji
tulisan Harold Crouch berjudul Militer dan Politik (Jakarta: Sinar Harapan, 1986) serta
Perkembangan Militer dalam Politik Indonesia, 1945-1966 (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1982) karya Yahya Muhaemin.Dalam sejarah Banten, golongan Jawara,
yaitu mereka yang memiliki ilmu bela diri dan dipercaya oleh masyarakat sebagai orang
sakti, memiliki peran khas dan menentukan arah sejarah Banten.
Etnis dan ras merupakan faktor lainnya yang menentukan arah sejarah. Dalam
menelusuri kenyataan historis ini, penelusuran yang dilaksanakan harus berlandaskan fakta
historis dan tentu saja jangan sampai dipengaruhi keyakinan subjektif pihak yang
menelusurinya. Di sisi yang lain, keyakinan subjektif suatu etnis dan ras sebagai penentu
sejarah boleh jadi menemukan realitanya lantaran keyakinan subjektif etnis dan ras masing-
masing.Keyakinan bahwa etnis dan ras merupakan salah satu kekuatan penggerak sejarah
dapat mengambil contoh dalam sejarah Indonesia modern yang menunjukkan etnis Jawa
relatif lebih banyak menentukan arah sejarah di Indonesia . Selain jumlah penduduk etnis
Jawa lebih banyak ketimbang etnis lainnya, hal ini juga diperkuat dengan pengaruh dan mitos
jejak historis Jawa yang pernah memiliki kerajaan besar seperti Kerajaan Majapahit dan
Sriwijaya, serta kedekatannya dengan wilayah pusat kekuasaan di Jakarta.
Selain secara internal orang-orang yahudi meyakini rasnya sebagai ras termulia di atas
bumi ini, sebagian masyarakat Eropa non Yahudi juga percaya bahwa ras Yahudi mempunyai
kelebihan ketimbang ras lainnya. Tetapi di sisi yang lain, fakta menunjukkan banyaknya
orang Yahudi mencuat sebagai intelektual yang pemikirannya legendaris. Dalam hal ini bisa
dikemukakan Charles Darwin sebagai penemu teori evolusi fisik manusia, Karl Marx
penggagas ideologi komunisme, Albert Einstein penemu hukum relativitas energi, dan
sebagainya. Para pemuka dari ras Yahudi juga populer dan relatif ampuh memainkan loby-
loby dan diplomasinya dalam mengarahkan sejarah.Semenjak abad pencerahan sampai zaman
modern, ras kulit putih Eropa pantas pula dimunculkan sebagai ras pengendali arah sejarah.
Pengaruh kulit putih dalam kolonialisme dan imperialisme sungguh berefek luar biasa, tidak
saja ketika praktik itu terjadi, melainkan pada masa-masa setelahnya. Dalam konteks sejarah
Australia , ras ini terlihat fenomenal karena mampu menjadi penduduk mayoritas dan
mengarahkan sejarah benua ini, padahal sebelumnya, mereka adalah kaum pendatang yang
sebagian di antaranya merupakan narapidana Eropa dan dihukum ke Australia . Kemajuan
ilmu pengetahuan, teknologi transportasi, teknologi informasi, dan kekuatan militer yang
dimiliki ras ini juga faktor lainnya yang membuat ras ini boleh disebut sebagai ras yang
mengendalikan arah sejarah.
A. KESIMPULAN
Dari sejarah dunia belajar bahwa terciptanya Jalan Sutera dari Tiongkok keEropa
ialah karena kepentingan ekonomi. Barangkali karena alasan ekonomilahTrunojoyo
menyerang Mataram; Madura selalu bersaing dengan Jawa dan karena blokade Belanda telah
menghentikan arus ekonomi dari Jawa ke Madura,terpaksalah sebagian elit politik Madura
menerima pembentukan Negara Madura sesudah Proklamasi 1945.Munculnya agama
Kristen, masuknya Kristen ke Eropa, dan terbentuknya Zaman pertengahan di Eropa sebagian
besar dapat dijelaskan dengan agama.Demikian juga gerakan kontra-Reformasi.
Prodisasi sejarah Eropa sampai abad ke-19 banyak dipengaruhi oleh pertimbangan
budaya. Ketika kita ikut membagi Eropa menjadi beberapa periode,seperti zaman Klasik,
Zaman Pertengahan, Renaisans, Reformasi, Rasionalisme Perancis dan Empirisme Inggris,
Zaman Pencerahan, dan Romantisme, pengaruh sejarah pemikiran dan ilmu pengetahuan
Eropa kuat. Pengaruhnya tidak hanya berhenti dalam cara berpikir, tetapi juga pada cara
merasa dan cara bekerja.
B. SARAN
Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna baik darisegi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penyusun terbuka untuk menerima
segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa
melakukan perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.Akhir
kata kami meminta semoga makalah tentang kekuatan
DAFTAR PUSTAKA
-Buku atau Penulis
Prof. Dr. Kuntowijoyo, 2013 Pengantar Ilmu Sejarah Yogyakarta: Tiara Wicana.Hal. 100-
113
Carl G. Gustavson 2005 A Preface of History: Prof. Dr. Kuntowijoyo. Hal, 127-144
Mi’raj Dodi K., S.Pd. Kekuatan Pegerak Sejarah. Di Unduh 28 September 2022
http://www.ispi.or.id/2010/05/29/kekuatan-penggerak-sejarah/