1. Peran Ulama
Proses islamisasi di Jawa tidak terlepas dari peran para ulama yang dikenal sebagai
wali. Ada sembilan wali yang memiliki pengaruh luas dan kedudukan penting.
Sebagian besar wali berkedudukan di kota-kota pelabuhan sebagai pemimpin politik
dan agama.
Wewenang para wali tidak mencakup bidang keagamaan. Wewenang para wali juga
mencakup berbagai bidang termasuk politik. Otoritas para wali di bidang politik
sebagai berikut:
Dalam perkembangannya islamisasi juga dilakukan melalui tasawuf oleh para sufi. Sufi
merupakan sebutan untuk oarng yang mengajarkan tasawuf. Tasawuf merupakan praktik
keagamaan dalam Islam untuk menemukan kesadaran dan pencerahan batin. Ajaran
tasawuf berhubugan erat dengan unsur mistik.
1. Lembaga Pendidikan
Di jazirah Arab pendidikan tingkat dasar dikenal dengan istilah Kuttab atau Maktab.
Lembaga tingkat dasar pendidikan Islam mulai diberikan kepada anak-anak berusia lima
tahun yang mendapat pelajaran menghafal surah pendek. Saar berusia 7-8 tahun anak-
anak mulai diajarka membaca huruf Arab.
Pelajaran ini biasanya diberikan setelah usai salat Magrib.
Setelah anak dapat membaca Al-Quran, pelajaran akan
dilanjutkan dengan membaca kitab-kitab Fikih. Pada
lembaga pengajaran tingkat dasar metode pembelajaran
dilakukan secara individual.
b. Pendidikan Islam di
Istana
c. Pendidikan Islam di
Pesantren
Kata pesantren berasal dari kata sanskerta, shastri berarti orang yang
mengerti kitab suci agama Hindu. Lembaga pendidikan pesantren
berkembang di Jawa dan Madura.
Pesantren selalu memiliki lima elemen dasar, yaitu
pondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab Islam
klasik dan kiai. Pesantren yang memiliki pengaruh
besar pada masa Islam adalah pesantren Ampel
Denta dan Giri Kedaton.