menyebarkan agama
islam di Indonesia
-Rafi Pradipa
201010006
Pitutur Naseh
at
Sunan Kalijag
a:
Urip Iku Uru
p
Aktivitas Pembelajaran Siswa
1 Sejarah Islam masuk ke
2 Gambar Walisongo dan Peran Sunan Bonang
tanah jawa pemahaman Arti Walisongo 3 menyebarkan Islam
1
• Sebelum masuknya islam ke jawa, mayoritas masysrakat jawa masih
menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Selain menganut
kepercayaan tersebut masyarakat jawa juga dipengaruhi oleh unsur-unsur
budaya Hindu- Budha dari India. Seiring dengan berjalanya waktu tidak
lama kemudian islam masuk kejawa melalui Gujarat, Persia dan Arab.
• Dari sini derajat orang-orang miskin mulai terangkat yang pada awalnya tertindas
oleh para penguasa kerajaan. Islam sangat berkembang luas sampai ke pelosok
desa setelah para Wali berhasil mendidik murid-muridnya.
• Para wali ini mendirikan masjid, baik sebagai tempat ibadah
maupun sebagai tempat mengajarkan agama. Konon, mereka
mengajarkan agama di serambi masjid yang kelak dijadikan sebagai
lembaga pendidikan tertua di Jawa yang sifatnya lebih demokratis.
Pada masa awal perkembangan Islam, sistem seperti ini disebut
”gurukula”, yaitu seorang guru menyampaikan ajarannya kepada
beberapa murid yang duduk di depannya.
• Mereka semua tinggal di pantai utara Pulau Jawa dari awal abad 15
hingga pertengahan abad 16 yaitu di tiga wilayah penting
(Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria
di Jawa Tengah serta Cirebon di Jawa Barat). Mereka adalah para
intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada zamannya.
Gambar Walisongo
dan Makna
Walisongo 2
Kata Walisongo dalam pandangan yang lain
merupakan sebuah perkataan majemuk yang berasal
dari kata Wali dan Songo. Kata Wali berasal dari
bahasa Arab, suatu bentuk dari Waliyullah, yang
berarti orang yang mencintai dan dicintai Allah SWT.
Sedangkan Songo berasal dari bahasa Jawa yang
berarti sembilan. Dengan demikian, Walisongo berarti
Wali Sembilan, yakni sembilan orang yang mencintai
dan dicintai Allah.
• Kata Wali di Jawa untuk menyebut orang yang
khusus, yang dalam pandangan orang Jawa, orang
suci, dekat dengan Tuhan, berakhlak baik,
menyebarkan ajaran Islam dan dipandang memiliki
kemampuan lebih dari pada orang-orang biasa .
3. Peran
A. Sunan Bonang
Sunan Bonang merupakan anak sunan Ampel yang berarti cucu Maulana Malik Ibrahim.
Nama kecilnya adalah Raden Makdum Ibrahim. Beliau lahir pada tahun 1465 M. Ibunya bernama
Nyai Ageng Manila, yang merupakan puteri seorang adipati Tuban. Sunan Bonang belajar agama
dari pesantren ayahnya di Ampel Denta. Sunan Bonang mendirikan pesantren di jawa timur. Santri-
santri yang menjadi muridnya berdatangan dari berbagai derah.
Ajaran yang diperkenalkan sunan bonang adalah ahlussunnah bergaya tasawuf dengan salafi.
Ia menguasai ilmu fiqih, tasawuf, seni, sastra, arsitektur. Akan tetapi ajaran sunan bonang bertitikan
pada filsafat cinta. Hal ini membuatnya mirip dengan gaya Jalalludin Rumi. Menurut Beliau, cinta
sama dengan iman, pengetahuan intuitif ( makrifat) dan kepatuhan kepada Allah Swt atau haq al-
yaqqin.
Sunan Bonang menyerbakan agama islam melalui pendekatan kebudayaan dan kesenian.
Salah satu media yang digunakan sunan bonang dalam berdakwah gamelan, yang sudah ada sejak
zaman hidu-Buddha. Dalam dakwahnya sunan bonang menggunakan rabab dan bonang. Alasan
sunan bonang menggunakan gamelan jawa adalah supaya lebih mudah diterima oleh masyarakat
setempat.
Lagu Selain lewat gamelan, Sunan Bonang juga menyampaikan dakwah Islam melalui sebuah
tembang atau lagu. Lagu yang diciptakan oleh Sunan Bonang bertajuk "Tombo Ati". Dalam lagu ini,
Sunan Bonang menyampaikan hukum-hukum serta kewajiban yang perlu dilakukan oleh umat
Muslim, seperti membaca Al Quran dan melaksanakan salat.
Gambaran Sunan Bonang Berdakwah menggunakan Alat Musik
4
Peran
Sunan
Kalijaga
B. Sunan Kalijaga
• Nama aslinya adalah Raden Mas Syahid. beliau putra Raden Sahur putra
Temanggung Wilatika Adipati Tuban keturunan dari tokoh pemberontak
Majapahit, Ronggolawe. Ibunya Sunan Klijaga bernama Dewi Nawang
Arum. Raden mas Syahid semasa kecil dia sebenarnya pemuda yang patuh
dan kuat kepada agama serta patuh kepada orang tuanya. Tapi dia tidak bisa
menerima keadaan di lingkunganya yang terjadi banyak ketimpangan, hia
dia mencari makanan dari gudang kadipaten dibagikan kepada rakyatnya.
Tapi dia ketahuan ayahnya sampai dicambuk 100 kali dan diusir.
• Dalam dakwah, beliau punya pola yang sama dengan mentor sekaligus
sahabat dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung "sufistik
berbasis salaf" - bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Pemikiran
kesufian yang ditampilkan Sunan Kalijaga adalah tentang konsep zuhud.
Pemikiran zuhud ini berawal dari upaya membangun kesadaran masyarakat
pada arti bekerja dan beramal. Orang boleh bekerja apa saja asalkan layak
bagi martabat manusia.
• Sunan kalijaga menggunakan kesenian dalam rangka penyebaran Islam, antara
lain dengan wayang, sastra dan berbagai kesenian lainnya. Pendekatan jalur
kesenian dilakukan oleh para penyebar Islam seperti Walisongo untuk menarik
perhatian di kalangan mereka, sehingga dengan tanpa terasa mereka telah
tertarik pada ajaran-ajaran Islam sekalipun, karena pada awalnya mereka
tertarik dikarenakan media kesenian itu. Misalnya, Sunan Kalijaga adalah
tokoh seniman wayang. Ia itdak pernah meminta para penonton untuk
mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat.
• Sunan Kudus menyiarkan agama Islam di daerah Kudus dan sekitarnya. Beliau memiliki keahlian
khusus dalam bidang agama, terutama dalam ilmu fikih, tauhid, hadits, tafsir serta logika. Karena
itulah di antara walisongo hanya ia yang mendapat julukan waliyyul ilmi (wali yang luas ilmunya),
dan arena keluasan ilmunya ia didatangi oleh banyak penuntut ilmu dari berbagai daerah di Nusantara.
• Beliau merupakan murid Sunan Kalijaga. Setelah mendapatkan pendidikan dari gurunya itu, beliau
pun memutuskan untuk berkelana ke berbagai daerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo
hingga Gunung Kidul. Cara berdakwahnya pun meniru pendekatan Sunan Kalijaga yang sangat toleran
pada budaya setempat. Cara penyampaiannya bahkan lebih halus.
1. Pertama, Sunan Kudus melakukan pendekatan secara perlahan yakini membiarkan adat yang ada
dimasyarakat dan mulai mengubahnya sedikit-demi sedikit. Dia mengedepankan jalan damai
menghindari perpecahan selama dakwah
2. Kedua, Merangkul masyarakat Budha. Selain masjid, Sunan Kudus juga mendirikan padasan
tempat wudlu dengan pancuran yang berjumlah delapan, diatas pancuran diberi arca kepala Kebo
Gumarang diatasnya hal ini disesuaikan dengan ajaran Budha.
3. Ketiga Sunan kudus menghormati masyarakat hindu untuk menarik perhatian
mereka. Salah-satunya dengan memberikan larangan untuk tidak menyembelih sapi.
Pada waktu itu sapi merupakan hewan yang disucikan oleh masyarakat Hindu
setempat.
Itulah Metode dakwah yang digunakan Sunan Kudus dalam menyebarkan agama
islam di Jawa Tengah. Peninggalan-peninggalannya masih bisa dilihat saat ini.
ꦩꦠꦸꦂꦤꦸꦮꦸꦤ꧀
Matur Nuwun