Anda di halaman 1dari 4

 Penyebaran Agama Islam di Indonesia

Awal penyebaran islam di Indonesia bermula dari masuknya ppedagang asing ke


Nusantara. Sejak awal masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan antara
kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di daratan Asia Tenggara. Wilayah Barat
Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa kuno merupakan wilayah yang menjadi titik
perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual disana menarik bagi para pedagang, dan
menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India. Bersamaan dengan itu, datang pula
para pedagang yang berasal dari Timur Tengah. Mereka tidak hanya membeli dan
menjajakan barang dagangan, tetapi ada juga yang berupaya menyebarkan agama Islam.
Dengan demikian, agama Islam telah ada di Indonesia ini bersamaan dengan kehadiran
para pedagang Arab tersebut. Meskipun belum tersebar secara intensif ke seluruh wilayah
Indonesia.Cara penyebarannya sendiri ada 6,yaitu:
1. Melalui jalur perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak
dengan orang Arab.Apalagi setelah berdirinya kerajaan islam,maka semakin ramailah
para ulama dan pedagang Arab ke Nusantara(Indonesia).Disamping mencari
keuntungan duniawi mereka juga mencari keuntungan rohani yaitu dengan
menyiarkan islam.Mereka berdagang sambal menyiarkan islam.
2. Melalui jalur Perkawinan
Para pedagang muslim itu ada yang menetap di Indonesia dan menikah dengan
penduduk setempat.Sehingga mereka menjadi keluarga muslim dan penyebar agama
yang gigih.
3. Melalui jalur tasawuf
Dengan tasawuf,bentuk islam yamg diajarkan kepada penduduk pribumi memiliki
persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama
hindu,sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan mudah diterima.Kehidupan
mistik bagi orang Indonesia sudah menjadi bagian dari kepercayaan mereka.Oleh
karena itu,islam melalui jalur tasawuf mudah diterima karena sesuai dengan alam
pikiran masyarakat Indonesia.
4. Melalui jalur Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu Lembaga Pendidikan yang paling strategis dalam
pengembangan islam di Indonesia.Para da’I dan mubalig yang menyebarkan islam di
seluruh pelosok Nusantara adalah keluarga pesantren tersebut.
5. Melalui jalur kesenian
Penyebaran islam melalui kesenian seperti berupa wayang,sastra,dan berbagai
kesenian lainnya.Pendekatan jalur ini dilakukan oleh para penyebar islam seperti
walisongo untuk menarik perhatian di kalangan mereka,sehingga tanpa terasa mereka
telah tertarik kepada ajaran-ajaran islam sekalipun pada awalnya mereka tertarik
karena media kesenian itu.
6. Melalui jalur politik
Penyebaran islam di Nusantara,tidak lepas dari dukungan yang kuata dari para
Sultan.Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi,bahu membahu
serta tolong menolong dalam melindungi dakwah di Nusantara.Keadaan ini menjadi
cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
Walisongo dan metode penyebarannya :
1. Syaikh Maulana Malik Ibrahim
Dengan 3 metode atau cara yang digunakan Syaikh Maulana Malik Ibrahim
diantaraya bijaksana,nasihat,dan diskusi. Dalam dakwahnya di pulau Jawa yang pada
waktu itu kebanyakan penduduknya beragama hindu  syaikh Maulana Malik Ibrahim
tidak hanya berhadapan dengan masyarakat hindu dalam dakwahnya, namun juga
harus berhadapam dengan masyarakat ysang tak beragama atau bahkan mereka yang
terlanjur mengikuti aliran sesat. Namun, dengan cara dakwahnya yang bijaksana
sifatnya yang lemah lembut, welas asih, dan ramah tamah. Sehingga dengan
kepribadian itulah mampu menarik hati penduduk untuk masuk Islam dengan suka
rela dan menjadi pengikut beliau yang setia. Dalam dakwahnya beliau menjelaskan
bahwasannya dalam agama islam semua manusia memiliki derajat yang sama, di
hadapan Allah semua sama, dan yang paling mulia diantara mereka adalah orang yang
paling  bertaqwa kepada-Nya.
2. Raden Rahmat/Sunan Ampel
 Sunan Ampel merupakan putra dari Syaikh Ibrahim As-Samarkandi/ Sunan Ampel
merupakan tokoh Walisongo tertua yang berperan besar dalam pengembangan
dakwah Islam di Jawa dan di tempat lain di Nusantara. Dalam menjalankan
dakwahnya selain dengan membangun pesantren, raden Rahmat membentuk jalinan
kekerabatan melalui perkawinan-perkawinan para penyebar Islam dengan para
penguasa bawahan majapahit.
3. Raden Ainul Yakin/Sunan Giri
Sunan Giri merupakan salah satu tokoh walisongo dan putra dari Syaikh Maulana
Ishaq. Beliau juga merupakan seorang raja. Dalam dakwahnya melalui pendidikan,
Sunan Giri tidak hanya mengembangkan sistem pesantren yang diikuti santri-santri
dari berbagai daerah mulai Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan, Makassar,
Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, Ternate, Tidore, dan Hitu, Melainkan
mengembangkan pula sistem pendidikan masyarakat terbuka, dengan
menciptakan   berbagai jenis permainan anak-anak  seperti padang bulan-bulan,
cublak-cublak suweng dan lain sebagainya, yang mana didalamnya berisi ajaran
ruhani yang tinggi.
4. Raden Maulana Makdum Ibrahim/Sunan Bonang
Sunan Bonang merupakan putra dari sunan Ampel dari pernikahannnya dengan Nyai
Ageng Manila putri Arya Teja bupati Tuban. Sunan Bonang dikenal sebagai salah
satu tokoh Walisong yang ulung dalam berdakwah dan menguasai ilmu fikih, tasawuf,
ushuluddin, seni, sastra, arsitektur, dan berbagai ilmu kesaktian dan kedigdayaan.
Dalam dakwahnya sunan Bonang dikenal mengajarkan Islam melalui wayang,
tembang, dan sastra sufistik, salah satu karangan beliau yang terkenal adalah Suluk
Wujil.
5. Raden Said/Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga merupakan putra Tumenggung Waliktita Bupati Tuban, sunan
Kalijaga dikenal sebagai tokoh Walisongo yang mengembangkan dakwah melalui
seni dan budaya. Sunan Kalijaga termasyhur sebagai juru dakwah yang tidak hanya
piawai dalam mendalang melainkan dikenal pula sebagai pencipta bentuk-bentuk
wayang dan lakon-lakon carangan yang dimasuki ajaran Islam. Melalui pertunjukan
wayang, sunan Kalijaga mengajarkan tasawuf kepada masyarakat.
6. Sayyid Ja’far Shadiq/Sunan Kudus
Sunan Kudus merupakan salah atu tokoh Walisongo yang terkenal tegas dalam
menegakkan syari’at. Namu, seperti wali yang lain, sunan Kudus juga juga berusaha
mendekati masyarakat menyelami serta memahami kebutuhan apa yang diharapkan
masyarakat.  Dengan itu, sunan Kudus dalam dakwahnya mengajarkan
penyempurnaan alat-alat pertukangan, kerajinan emas, pande besi, membuat keris
pusaka, dan mengajarkan hukum-hukum agama secara tegas.
7. Raden Qosim/Sunan Drajad
Sunan Drajad adalah merupakan putra dari sunan Ampel dan adik dari sunan Bonang.
Sunan Drajad dikenal sebagai tokoh Walisongo yang mengembangkan dakwah Islam
melalui pendidikan akhlak bagi masyarakat. Sunan drajad dikenal memiliki
kepedulian tinggi terhadap nasib fakir miskin, mengutamakan kesejahteraan umat,
memiliki empati, etos kerja keras, kedermawanan, pengetasan kemiskinan, usaha
menciptakan kemakmuran,solidaritas sosial, dan gotong royong.
8. Raden Umar Said/Sunan Muria
Sunan Muria merupakan putra dari sunan Kalijaga, sunan Muria merupakan tokoh
Walisongo yang paling muda usianya. Sebagaimana sunan Kalijaga, sunan Muria
berdakwah melalui jalur budaya. Sunan Muria dikenal sebagai piawai menciptakan
berbagai jenis tembang cilik (sekar alit) jenis sinom dan kinanthi yang berisi nasehat-
nasehat dan ajaran tauhid. Seperti ayahnya, sunan Muria dikenal pintar mendalang
dengan membawakan lakon-lakon carangan karya sunan Kalijaga.
9. Syarif Hidayatullah/Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati ( Syarif Hidayatullah) merupakan salah satu tokoh Walisong yang
dikenal dengan tokoh yang menurunkan sultan-sultan Banten dan Cirebon. Strategi
dakwah yang dijalankan sunan Gunung jati adalah memperkuat kedudukan politis
sekaligus memperkuat hubungan dengan tokoh-tokoh di Cirebon, Banten, dan Demak
melalui pernikahan.
 Penyebaran Agama Islam di Spanyol
Sebelum menaklukkan Spanyol, umat Islam terlebih dahulu menguasai Afrika Utara dan
menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari Dinasti Bani Umayyah. Spanyol diduduki
umat Islam pada zaman Khalifah Al-Walid (705-715  M), salah seorang khalifah dari Bani
Umayah yang berpusat di Damarkus. Di zaman Al-Walid itu, Musa Ibn Nushair memperluas
wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Penaklukan atas wilayah
Afrika Utara itu pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu provinsi dari Khilafah
Bani Umayah memakan waktu selama 53 tahun. Setelah kawasan Afrika Utara dikuasai,
umat islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukan Spanyol. Dengan demikian,
Afrika Utara menjadi batu loncatan bagi kaum Muslimin dalam penaklukan wilayah Spanyol.
Pada penaklukan spanyol (Andalusia), para penduduk sepantasnya merasa terkesan oleh
toleransi yang ditawarkan kaum muslim begitu perlawanan aktif telah berhenti. Mayoritas
penduduk Spanyol (Andalusia) memeluk Islam secara bebas, terutama mereka yanag di masa
sebelumnya telah tertindas di bawah pemerintahan elit penguasa yang terdiri atas orang-orang
khatolik Roma. Perkawinan campuran dianjurkan dan dalam waktu yang relatif singkat,
ajaran Islam yang sederhana dan lugas tersebar luas. Kemenangan-kemenangan yang dicapai
umat islam nampak begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal
dan internal yang menguntungkan.

Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri
Spanyol sendiri. Pada masa Spanyol ditaklukkan oleh Islam kondisi sosial, ekonomi, politik
sangat menyedihkan. Secara politik, wilayah Spanyol terbagi-bagi menjadi beberapa negara
kecil, serta penguasa Gothic yang bersikap tidak toleran terhadap penganut agama lain,
Yahudi. Penganut agama Yahudi yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Spanyol
dipaksa dibaptis menurut agama Kristen. Yang tidak bersedia disiksa dan dibunuh secara
brutal.Rakyat dibagi-bagi ke dalam sistem kelas, sehingga keadaannya diliputi kemelaratan,
ketertindasan dan ketiadaan persamaan hak. Dalam kondisi itu, kaum tertindas menanti
kedatangan juru pembebas, dan juru pembebasnya mereka temukan dari orang Islam. Hal
yang menguntungkan tentara Islam lainnya adalah tentara Roderick yang terdiri dari para
budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang. Selain itu, Yahudi yang selama
ini tertekan juga mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan kaum
Muslimin.

Adapun yang dimaksud dengan faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam
tubuh penguasa, tokoh-tokoh pejuang, dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan
wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya
kompak, bersatu dan penuh percaya diri. Yang tak kalah penting adalah ajaran Islam bersifat
toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang
terdapat dalam pribadi kaum Muslim itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut
kehadiran Islam di sana.

 Perbedaan Penyebaran
Perbedaan penyebaran islam antara Indonesia dan Spanyol :
1. Di Indonesia berawal dari masuknya pedagang asing dari China,India,dan Timur
Tengah yang berniat untuk berdagang kemudian diikuti dengan mensyiarkan agama
islam.Ada beberapa metode penyebaran agama islam di Indonesia diantaranya melalui
perdagangan,perkawinan,tasawuf,Pendidikan,kesenian,dan politik.
2. Di Andalusia penyebaran islam dilakukan dengan cara penaklukan wilayah oleh tiga
panglima besar tetapi yang berhasil menaklukan yaitu Thariq bin Ziyad karena jumlah
pasukan dan keberhasilannya.

Anda mungkin juga menyukai