Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Strategi Dakwah Yang Dikembangkan


Oleh Wali Songo Di Indonesia

NAMA KELOMPOK:
-M.Syafaat Anggara (18)
-M.Dzaki Saputra (25)
Kelas:9b

MTS DARUSSALAM

Sidodadi Taman Sidoarjo


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2

KATA PENGANTAR 3

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG 5

1.2.TUJUAN 5

1.3.MANFAAT 5

1.4.RUMUSAN MASALAH 5

ISI

1.1.NAMA WALI SONGO 6

1.2.STRATEGI DAKWAH WALI SONGO 10

PENUTUP

KESIMPULAN 11
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana atas rahmat-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Strategi Dakwah yang dikembangkan oleh Wali
Songo Di Indonesia”.

Penulis menulis makalah ini semata-mata hanya untuk menyelesaikan tugas dari guru mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam. Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini,
khususnya kepada semua pihak yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Kayuagung, 20 September 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Sejarah masuknya Islam ke wilayah Nusantara sudah berlangsung demikian lama, sebagian berpendapat
bahwa Islam masuk pada abad ke-7 M yang datang langsung dari Arab. Pendapat lain mengatakan
bahwa Islam masuk pada abad ke-13 M dan ada juga yang berpendapat bahwa Islam masuk pada sekitar
abad ke 9 M atau 11 M . Perbedaan pendapat tersebut dari pendekatan historis semuanya benar, hal
tersebut didasari bukti-bukti sejarah serta penelitian para sejarawan yang menggunakan pendekatan
dan metodenya masing-masing.

Berdasarakan beberapa buku dan keterangan sumber referensi sejarah, bahwa Islam mulai berkembang
di Nusantara sekitar abad ke-13 M. Hal tersebut tak lepas dari peran tokoh serta ulama yang hidup pada
saat itu, dan diantara tokoh yang sangat berjasa dalam proses Islamisasi di Nusantara terutama di tanah
Jawa adalah “ Walisongo”. Peran Walisongo dalam proses Islamisasi di tanah Jawa sangat besar. Tokoh
Walisongo yang begitu dekat dikalangan masyarakat muslim kultural Jawa sangat mereka hormati. Hal
ini karena ajaran-ajaran dan dakwahnya yang unik serta sosoknya yang menjadi teladan serta ramah
terhadap masyarakat Jawa sehingga dengan mudah Islam menyebar ke seluruh wilayah Nusantara.

Walisongo menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa yang terbagi dari Surabaya, Lamongan Jawa Timur,
Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat. Keberhasilan Islamisasi Jawa merupakan hasil perjuangan dan
kerja keras Walisongo. Proses Islamisasi berjalan dengan damai, baik politik maupun kultural, meskipun
terdapat konflik itupun sangat kecil sehingga tidak mengesankan sebagai perang maupun kekerasan
ataupun pemaksaan budaya. Penduduk Jawa menganut dengan suka rela. Walisongo menerapkan
metode dakwah yang lentur atau baik sehingga dapat diterima baik oleh masyarakat jawa. Kehadiran
para Wali ditengah-tengah Pulau Jawa tidak dianggap sebagai ancaman.

Para Wali ini menyebarkan agama Islam dengan menggunakan pendekatan budaya dengan cara
akuluturasi seni budaya lokal yang dikemas dengan Islam seperti wayang, tembang jawa, gamelan,
upacara-upacara adat yang digabungkan dengan Islam dan dengan kepiawaan para Wali menggunakan
unsur-unsur lama (Hindu-Buddha) sebagai media dakwah mereka dan sedikit demi sedikit memasukan
nilai-nilai ajaran agama islam kedalam unsur tersebut atau dapat disebut metode sinkretisme yang
berarti pencampuradukan sebagai unsur aliran atau paham sehingga yang bentuk abstrak yang berbeda
membentuk keserasiaan. Dengan berkembang pesatnya Islam pada masa Walisongo tersebut maka kita
akan mencoba membahasnya dalam makalah ini.

1.2.TUJUAN
· Ingin mengetahui siapa wali songo itu

· Mampu memahami strategi dakwah wali songo

1.3.MANFAAT

· Dapat mengetahui siapakah wali songo itu

· Dapat memahami strategi dakwah wali songo

1.4. RUMUSAN MASALAH

· Siapakah Wali Songo itu?

· Bagaimana Strategi Dakwah yang dikembangkan Wali Songo di Indonesia?

BAB II
ISI

1.1. Nama-nama Wali Songo

1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)

3. Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim)

4. Sunan Drajat (Raden Qosim atau Raden Syaifudin)

5. Sunan Kalijaga (Raden Said)

6. Sunan Kudus (Ja’far Shadiq)

7. Sunan Muria (Raden Umar Said)

8. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)

9. Sunan Giri (Raden Paku atau Muhammad Ainul Yakin)

Para wali tersebut adalah orang Indonesia asli, kecuali Sunan Gresik. Mereka memegang beberapa
peran di kalangan masyarakat sebagai :

1. penyebar agama Islam

2. pendukung kerajaan-kerajaan Islam

3. penasihat raja-raja Islam

4. pengembang kebudayaan daerah yang telah disesuaikan dengan budaya Islam.

Karena peran mereka itulah, maka para wali sangat terkenal di kalangan masyarakat

1.2. Strategi Dakwah

1. Maulana Malik Ibrahim

Nama lain dari Maulana Malik Ibrahim adalah Maulana Magribi, dan Maulana Ibrahim. Terjadi
perbedaan pendapat mengenai asal mula dari Maulana Malik Ibrahim ini. Menurut tradisi atau babad
Jawa, beliau adalah seorang Ulama dari Tanah Arab, keturunan Zainal Abidin, cicit Nabi Muhammad.
Sementara itu, Hamka menulis bahwa beliau ini berasal dari Kasyan, Persia, dan seorang bangsa Arab
keturunan Rasulullah yang datang ke Jawa sebagai penyebar agama Islam. Adapun pola pengembangan
da‘wah yang beliau lakukan adalah sebagai berikut:
a) Bergaul dengan Para Remaja. Analisis yang sederhana bahwa dengan berinteraksi dengan para
remaja akan membuat Malik Ibrahim mengerti akan karakter para remaja tersebut dan tentunya
memudahkan beliau dalam menyebarkan agama karena sudah paham bagaimana cara menyampaikan
kebenaran ajaran Islam kepada mereka tersebut.

b) Membuka pendidikan pesantren. Dimana anak-anak yang ingin mendalami pengetahuan agama
akan di didik yang pada selanjutnya akan dipersiapkan sebagai kader Da‘i yang bisa terjun kedalam
masyarakat bahkan bisa membangun pondok-pondok pesantren dalam hal mengabdikan ilmunya
kepada masyarakat. Dan pada selanjutnya pula dari pondok-pondok tersebut akan kembali lahir para
Da‘i handal. Dan begitulah seterusnya hingga estapet perjalanan tersebut akan terus berlanjut hingga
saat ini.

2. Sunan Ampel

Gelar sunan Ampel adalah Raden Rahmat, sedangkan nama mudanya adalah Ahmad Rahmatullah.
Beliau adalah Putra dari Ibrahim Asmoro-Kandi seorang Ulama Kamboja yang kemudian menikah
dengan Putri Majapahit. Beliau adalah orang yang mempelapori pendirian Mesjid Agung Demak. Mesjid
tersebutlah yang kemudian dirancang sebagai sentral seluruh aktivitas pemerintah dan sosial
kemasyarakat. Dan kemudian hari Mesjid inilah yang kemudian dikenal dengan Mesjidnya Para Wali.

Bila kita melihat sekilas dari apa yang telah dilakukan oleh Sunan Ampel, seyogyanya bersesuaian
dengan apa yang dipraktekkan oleh Rasulullah ketika berada dimadinah yang menjadikan Mesjid sebagai
tempat sentral pemerintahan dan sebagai tempat penyelesaian berbagai masalah ataupun sanketa. Dan
selanjutnya Sunan Ampel juga menyiapkan dan melatih generasi-generasi Islam yang selanjutnya akan
diutus ke berbagai wilayah lain.

3. Sunan Giri

Sunan giri adalah salah satu dari Wali Songo, yang bertugas menyiarkan agama Islam dikawasan Jawa
Timur, tepatnya didaerah Gresik. Beliau hidup antara tahun 1365-1428 M. Ayahnya bernama Maulana
Ishaq, berasal dari Pasai. Ibunya bernama Sekardadu, Putri Raja Blamblangan, Prabu Minaksembuyu.
Nama kecil sunan giri adalah Jaka samudra. Masa kecilnya diasuh oleh janda kaya raya, Nyai Gedhe
Pinatih. Menjelang dewasa Jaka Samudra berguru kepada Sunan Ampel. Jaka Samudra diberi gelar oleh
Sunan Ampel dengan gelar Raden Paku.

Adapun pola dakwah yang telah dikembangkan beliau adalah :

a) Membina kader da‘i inti, yaitu mereka yang di didik di perguruan Giri.

b) Mengembangkan Islam keluar pulau Jawa. Pola da‘wah yang dikembangkannya dan tidak dilakukan
oleh wali-wali sebelumnya adalah usahanya mengirim anak muridnya ke pelosok-pelosok Indonesia
untuk menyiarkan Islam, misalnya Pulau Madura, Bawean, Kangean, bahkan sampai ke Ternate dan
Huraku yakni Kepulauan Maluku.

c) Menyelenggarakan Pendidikan bagi masyarakat secara luas, yaitu dengan mewujudkan gemelan
saketan, kesenian wayang kulit yang sarat berisikan ajaran Islam, merintis permainan-permainan anak
yang berisikan ajaran Islam, serta mengarang lagu-lagu Jawa yang disisipi dengan ajaran Islam.

4. Sunan Kudus

Nama lain dari sunan kudus adalah Ja’far Shadiq, Raden Undung atau Raden Untung, dan Raden Amir
Haji. Sunan kudus terkenal sebagai ulama yang besar yang menguasai Ilmu Hadist, Ilmu Tafsir Al-Qur’an,
Ilmu Sastra, Mantik dan terutama sekali Ilmu Fikih. Dengan ketinggian ilmunya itulah, maka kemudian
beliau dijuluki “Waliyul ‘Ilmi: yang artinya Wali yang menjadi gudang ilmu.

Beliau adalah seorang pujuangga besar yang memiliki kreativitas yang mampu mengarang dongeng-
dongeng pondok yang besifat dan berjiwa seni Islam. Dan dengan kreativitas yang dimiliki beliau
tersebut. Beliau mampu membaur dengan masyarakat, meleburkan diri dengan budaya setempat dan
mampu menarik simpati masa yang pada selanjutnya ini dimanfaatkan untuk syiar da‘wah Islam.

5. Sunan Bonang

Sunan Bonang mendapat julukan nama Prabu Nyakrokusumo. Namun ketika remaja Sunan Bonang
memiliki nama Maulana Makhdum Ibrahim. Beliau adalah Putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila.
Program da‘wah yang dilakukanya adalah :

a) Pemberdayaan dan peningkatan jumlah dan mutu kader da‘i

b) Memasukkan pengaruh Islam kedalam kalangan bangsawan karaton Majapahit.

c) Terjun langsung ketengah-tengah masyarakat. Dalam berinteraksi dengan masyarakat tersebut


beliau menciptakan gending-gending atau tembang-tembang jawa yang serat dengan misi pendidkan
dan da‘wah.

d) Melakukan kondifikasi atau pembukuan da‘wah. Kodifikasi pesan da‘wahatau ajaranya dilakukan
oleh murid-muridnya. Kitab ini ada yang berbentuk puisi maupun prosa. Kitab inilah yang kemudian
dikenal dengan Suluk Sunan Bonang.

6. Sunan Drajad

Nama asli dari Sunan Drajad adalah Syarifuddin Hasyim, merupakan Putra dari Sunan Ampel. Dalam
kehidupan sehari-harinya beliau dikenal sebagai Waliyullah yang bersifat sosial, dimana dalam
menjalankan aktivitas da‘wahnya beliau tidak segan-segan untuk menolong masyarakat bawah serta
memperbaiki kehidupan sosialnya. Adapun polada‘wah yang dikembangkan beliau adalah :

a) Mendirikan pusat-pusat pos bantuan.

b) Membuat kampung-kampung percontohan.

c) Menanamkan ajaran kolektivisme, yaitu ajaran untuk bergotong royang.

d) Di bidang kesenian beliau menciptakan tembang-tembang jawa, yaitu pangkur.

Disini kita bisa melihat bahwa Sunan Drajad dalam menjalankan da‘wahnyamengutamakan prinsip sosial
kemasyarakatan dan dengan ini pula beliau dapat membangun rasa saling butuh dan saling tolong
menolong dalam masyarakat tersebut hingga tidak ada masyarakat yang merasa kesusahan, dan dengan
ini juga masyarakat tersebut akan lebih mudah ditanamkan rasa keimanan yang kuat, yang selalu
melaksanakan perintah dan ajaran agama.

7. Sunan Gunug Jati

Sunan Gunung Jati atau nama lengkapnya adalah Syarif Hidayatullah Putra dari Syarif Abdullah dan Nyai
larasantang. Sunan gunug jati atau Fathillah selain seorang da‘ijuga dikenal sebagai pahlawan bangsa
yang gigih melawan penjajahan. Dalam mempertahankan daerah teritorialnya adalah dengan
mengintegrasikan dari ancaman penjajah. Beliau berhasil mematahkan kekuasaan Protugis pada tanggal
22 juni 1527, yang kemudian menggantikan Sunda Kelapa dengan Jayakarta (kemenangan yang
paripurna).

Strategi metode pengembangan da‘wah yang dilakukan Sunan Gunung Jati lebih terfokus pada job
description atau pembagian tugas diantaranya:

a) Melakukan pembinaan intern kesultanan dan rakyat yang masuk dalam wilayah Demak ditangan
Wali senior. Dengan program utamanya adalah masyarakat Jawa Timur danJawa Tengah harus segera
diislamkan sebab mereka merupakan kekuatan pokok. SunanGunung Jati mengorientasikan da‘wahnya
pada pertahanan di Jawa bagian Barat dari ekspansi Asing.

b) Melakukan pembinaan terhadap luar daerah dengan menyerahkan tanggung jawabnya kepada para
pemuda.

8. Sunan Kalijaga

Salah satu Wali yang sangat terkenal bagi orang jawa adalah Sunan Kalijaga. Ketenaran Wali ini adalah
karena ia seorang ulama yang sakti dan cerdas. Ia juga seorang politikus yang “mengasuh” para raja
beberapa kerajaan Islam. Selain itu sunan kalijaga juga dikenal sebagai budayawan yang santun dan
seniman wayang yang hebat.

Pola da‘wah yang telah dikembangkannya adalah:

a) Mendirikan pusat pendidikan di Kadilengu.

b) Berdakwah lewat kesenian.

c) Memasukkan hikayat-hikayat Islam ke dalam permainan wayang. Dan beliau ini merupakan pencipta
wayang kulit dan pengarang buku-buku wayang yang mengandung cerita dramatis dan berjiwa Islam.

9. Sunan Muria

Nama lain dari Sunan Muria adalah Raden Prowoto, Raden Umar Syahid. Beliau adalah putra Sunan
Kalijaga dan dewi saroh. Beliau merupakan seorang sufi atau ahli thasawuf.

Seperti dengan wali-wali sebelumnya pola da‘wah yang beliau kembangkan banyak yang serat dengan
ajaran Islam yang berbentuk seni. Adapun pola da‘wah yang dikembangkan oleh Sunan Muria adalah:

a) Menjadikan daerah pelosok-pelosok pengunungan sebagai pusat kegiatan da‘wah.

b) Berdakwah melalui jalur kesenian. Dengan menciptakan sinom, kinanti, dan sebagainnya.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Walisongo atau Walisanga dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa pada abad ke 14.
Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan-Tuban
di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat.

Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan
dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa.
Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam
mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas
serta dakwah secara langsung, membuat para Walisongo ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.

Anda mungkin juga menyukai