Anda di halaman 1dari 3

SOP PERDARAHAN

ANTE PARTUM
PMB DEWI SAPTARINI
Mengenali dan mengambil tindakan pertolongan kegawat daruratan
1. Pengertian yang tepat pada ibu yang mengalami perdarahan post partum
primer/atonia uteri.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Bidan mampu


mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam pertama setelah
2. Tujuan persalinan (perdarahan post partum primer) dan segera melakukan
pertolongan pertama kegawatdaruratan untuk mengendalikan
perdarahan.
3. Langkah-langkah a. Periksa gejala dan tanda perdarahan post partum primer.

b. Segera setelah placenta dan selaput ketuban dilahirkan, lakukan


masase uterus supaya berkontraksi, untuk mengeliarkan
gumpalan darah, sambil melakukan masase fundus uteri periksa
plasenta dan selaput ketuban untuk memastikan plasenta utuh
dan lenngkap.

c. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang


mengalir sebelum memberikan perawatan. Gunakan sarung
tangan DTT / steril untuk semua periksa dalam, dan gunakan
sarung tangan kapanpun menangani benda yang terkontaminasi
oleh darah dan cairan tubuh.

d. Jika perdarahan terus terjadi dan uterus teraba berkontraksi baik


:
 Berikan 10 unit oksitosin IM.
 Jika kandung kemih ibu bisa dipalpasi, dengan menggunakan
teknik aseptik, pasang kateter ke kandung kemih.
 Periksa laserasi pada perineum, vagina dan serviks dengan
seksama menggunakan lampu yang terang. Jika sumber
perdarahan sudah diidentifikasi, klem dengan forcep arteri dan
jahit laserasi dengan menggunakan anastesi lokal menggunakan
teknik aseptik.

e. Jika uterus mengalami atonia uteri, atau perdarahan terus terjadi


:
 Berikan 10 unit oksitosin IM.
 Lakukan masase uterus untuk mengeluarkan gumpalan darah .
Periksa lagi apakah placenta utuh dengan teknik aseptik,
menggunakan sarung tangan DTT / steril, usap vagina dan
ostium serviks untuk menghilangkan jaringan placenta atau
selaput ketuban yang tertinggal.
 Jika kandung kemih ibu bisa dipalpasi, gunakan teknik aseptik
untuk memasang kateter kedalam kandung kemih.
 Gunakan sarung tangan DTT/ steril, lakukan kompres bimanual
internal maksimal 5 menit atau hingga perdarahan bisa
dikendalikan dan uterus bisa berkontraksi dengan baik.
 Anjurkan keluarga untuk mulai mempersiapkan kemungkinan
rujukan.
 Jika perdarahan dapat dikendalikan dan uterus dapat
berkontraksi dengan baik :
Teruskan kompresi bimanual selama selama 1-2 menit atau
lebih.
Keluarkan tangan dari vagina secara hati-hati.
Pantau kala 4 persalinan dengan seksama, termasuk sering
melakukan masase uterus untuk memeriksa atonia, mengamati
perdarahan dari vagina, tekanan darah dan nadi.
 Jika perdarahan tidak terkendali dan uterus tidak berkontraksi
dalam waktu 5 menit setelah dimulainya kompresi bimanual
pada uterus.
Instruksikan salah satu anggota keluarga untuk melakukan
kompresi bimanual eksternal.
Keluarkan tangan dari vagina secara hati-hati.
Jika tidak ada tanda hipertensi pada ibu, berikan methergin 0,2
mg IM.
Mulai IV Ringer Laktat 500 cc + 20 unit oksitosin
menggunakan jarum berlubang besar ( 16 atau 18 G) dengan
teknik aseptik.
Berikan 500 cc pertama secepat mungkin, dan teruskan dengan
IV Ringer Laktat +20 unit oksitosin yang kedua.
 Jika uterus tetap atoni dan / atau perdarahan terus berlangsung.
Ulangi kompresi bimanual internal.
Jika uterus berkontraksi, lepaskan tangan anda perlahan-lahan
dan pantau kala IV persalinan dengan cermat.
 Jika uteris tidak berkontraksi, rujuk segera ketempat dimana
operasi bisa dilakukan.
 Dampingi ibu ke tempat rujukan.Teruskan infus IV dengan
kecepatan 500 cc / jam hingga ibu mendapatkan total 1,5 liter
dan kemudian turunkan kecepatan hingga 125 cc / jam.

f. Jika ibu menunjukan tanda dan gejala syok rujuk segera dan
melakukan tindakan berikut ini :
 Jika IV belum diberikan, mulai berikan dengan intruksi seperti
tercantum di atas.
 Pantauan dengan cermat tanda-tanda vital ibu, setiap 15 menit
pada saat perjalanan ke tempat rujukan.
 Berikan ibu dengan posisi miring agar jalan pernafasan ibu
tetap terbuka dan meminimalkan risiko aspirasi jika ibu muntah.
 Selimuti ibu, jaga ibu tetap hangat, tapi jangan membuat ibu
kepanasan.
 Jika mungkin, naikkan kakinya untuk meningkatkan daerah
yang kembali ke jantung.
g. Bila perdarahan tetap berlangsung dan kontraksi uterus tetap
tidak ada maka kemungkinan terjadi ruptura uteri. Hal ini juga
memerlukan rujukan segera ke rumah sakit.
h. Bila kompres bimanual pada uterua tidak berhasil, cobalah
kompresi aorta. Cara ini dilakukan pada keadaan darurat,
sementara penyebab perdarahan sedang dicari.
i. Perkirakan jumlah darah yang keluar dan cek dengan teratur
denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah.
j. Buat catatan yang seksama tentang semua penilaian, semua
tindakan yang dilakukan dan semua pengobatan yang diberikan.
Termasuk saat pencatatan.
k. Jika syok tidak dapat diperbaiki, maka segera rujuk
keterlambatan akan berbahaya.
l. Jika perdarahan berhasil dikendalikan, ibu har us diamati
dengan ketat untuk gejala dan tanda infeksi. Berikan antibiotik
jika terjadi tanda-tanda infeksi.

Gejala dan Tanda syok berat :


 Nadi lemah dan cepat (110 kali/ menit atau lebih).
 Tekanan darah sangat rendah : tekanan sistolik < 90 mmHg.
 Nafas cepat (Frekuensi pernafasan) 30 kali / menit atau lebih.
 Urine kurang dari 30 cc/menit.
 Bingung, gelisah, atau pingsan.
 Berkeringat atau kulit menjadi dingin dan basah.
 Pucat.

Kompresi Bimanual Uterus (dari dalam) :


o Cuci tangan dengan sabun dan air bersih, lalu keringkan dengan
handuk bersih. Gunakan sarung tangan panjang yang steril/
DTT.
o Letakan tangan kiri seperti di atas ( menekan fundus uteri dari
luar )
o Masukan tangan kanan dengan hati-hati ke dalam vagina dan
bulat kepalan tinju.
o Kedua tangan didekatkan dan secara bersama-bersama menekan
uterus.
o Lakukan tindakan ini sampai diperoleh pertolongan lebih lanjut,
bila diperlukan. Prinsipnya adalah menekan uterus dengan cara
manual agar terjadi hemostasis.

Kompresi Manual Pada Aorta


Kompresi manual pada aorta hanya dilakukan pada perdarahan
hebat dan jika kompresi luar serta tidak efektif.
 Kompresi manual pada aorta adalah alternatif untuk kompresi
bimanual. Kompresi hanya boleh dilakukan pada keadaan
darurat sementara penyebab perdarahan sedang dicari.
 Berikut ini adalah langkah-langkah kompresi manual pada aorta
:
 Lakukan tekanan ke arah bawah dengan kepalan tangan
langsung melalui dinding perut atas aorta abdominal.
 Titik kompresi adalah tepat diatas pusar dan sedikit ke arah kiri.
 Pulsasi aorta bisa dirasakan dengan mudah melalui dinding
abdominal anterior pada periode post partum segera.
 Dengan tangan yang lain, palpasi pulsasi femoralis untuk
memeriksa kekuatan kompresi.
 Jika pulsasi bisa diraba selama kompresi, tekanan yang
digfunakan tidak cukup kuat.
 Jika pulsasi femoralis tidak dapat dipalpasi, tekanan yang
digunakan cukup.
 Teruskan kompresi hingga perdarahan bisa dukendalikan.
 Jika kompresi aorta tidak menghentikan perdarahan, bersiaplah
untuk membawa ibu ketempat rujukan dengan segera.

Anda mungkin juga menyukai