Pembahasan
I.
Tujuan
Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan
tindakan yang diperlukan
Pernyataan standar
Bidan menemukan secara dini
setiap
kenaikan
tekanan
darah pada kehamilan dan
mengenali tanda serta gejala
preeklamsia lainnya serta
mengambil tindakan yang
tepat dan merujuknya.
Hasil
-
Prasyarat :
1. Bidan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, pengukuran
tekanan darah
2. Bidan mampu :
a. Mengukur tekanan darah dengan benar
b. Mengenali tanda-tanda preeklamsia
c. Mendeteksi hiopertensi pada kehamilan dan melakukan tindakan lanjut
sesuai dengan ketentuan
3. Tersedianya tensi meter air raksa dan stethoscope berfungsi dengan baik
4. Menggunakan KMS ibu hamil / buku KIA , kartu ibu
5. Alat pemeriksaan protein urine
Proses
Bidan harus :
1. Memeriksa tekanan darah secara tepat pada setiap pemeriksaan kehamilan
termasuk pengukuran tekanan darah dengan teknik yang benar
2. Melakukan pemeriksaan pada setiap pagi hari
3. Ukur tekanan darah pada lengan kiri. Posisi ibu hamil duduk atau berbaring
dengan posisi yang sama pada tiap kali pengukuran
a) Tetapkan tensimeter di tempat yang datar,setinggi jantung ibu hamil
b) Gunakan ukuran manset yang sesuai
4. Catat tekanan darah
5. Jika tekanan darah diatas 140 mmhg atau peningkatan diastole 15 mmhg
atau lebih (sebelum 20 minggu),ulangi pengukuran tekanan darah dalam 1
jam. Bila tetap, maka berarti ada kenaikan tekanan darah. Periksa adanya
edema, terutama pada wajah atau pada tungkai bawah/ tulang kering dan
daerah sakral. (pembengkakan jari dan pergelangan kaki mungkin bersifat
fisiologis, terutama karena cuaca panas atau karena berjalan / berdiri lama)
6. Bila ditemukan hipertensi pada kehamilan, lakukan pemeriksaan urine
terhadap albumin pada setiap kali kunjungan
7. Segera rujuk ibu hamil kerumah sakit jika :
a) Tekanan darah sangat tinggi (misalnya diaats 160/110 mmhg) atau lebih
b) Kenaikan tekanan darah terjadi secara tiba-tiba, atau
c) Berkurangnya air seni (sedikit dan berwarna gelap), atau
d) Edema berat yang timbul mendadak, khusunya pada wajah / daerha
sacral / punngung bawah atau proteinuria
Catatan : jika ibu tidak dirujuk berikan bolus mgso4 2 gram iv dilajutkan
dengan mgso4 4 gram im setiap 4 jam dan nifedipin 10 mg /oral dilajutkan
10 mg setiap 4 jam
8. Jika tekanan darah naik namun tidak edema, sedangkan dokter tidak mudah
dicapai maka pantaulah tekanan darah, periksa urine terhadap proteinuria
dan denyut jantung janin dengan seksama pada keesokan harinya atau
sesudah 6 jam istirahat.
9. Jika tekanan darah tetap naik, rujuk untuk pemeriksaan lanjutan walaupun
tidak ada edema atau proteinuria
10.Jika tekanan darah kembali normal,atau kenaikannya kurang dari 15 mmhg :
a) Beri penjelasan pada ibu hamil, suami/keluarganya tentang tanda-tanda
ekslamsia yang mengancam, khususnya sakit kepala, pandangan kabur,
nyeri ulu hati dan pembengkakan mendadak pada kaki,punggung/wajah
b) Jika tanda tersebut ditemukan, segera rujuk kermuah sakit
11.Bicarakan seluruh temuan dengan ibu hamil dan suami/keluarganya
12.Catat semua temuan pada kms ibu hamil / buku kia, kartu ibu
standar 8 perisapan persalinan
TujuanPernyataan standar
Hasil
Prasyarat
1. Semua ibu harus melakukan 2 kali kunjungan antenatal pada trimester
terakhir kehamilanya
2. Adanya kebijaksanaan dan protocol nasional/setempat tentang indikasi
persalinan yang harus dirujuk dan berlangsung dirumah sakit
3. Bidan terlatih dan terampil dalam melakukan pertolongan persalinan yang
aman dan bersih
4. Peralatan penting untuk melakukan pemeriksaan antenatal tersedia dan
dalam keadaan berfungsi, termasuk:air mengalir, sabun, handuk bersih untuk
mengeringkan tangan, beberapa pasanag sarung tangan bersih dan dtt/steril,
fetoskop/doppler/vita pengukru yang bersih, stethoscope dan tensi meter
5. Perlengkapan penting yang diperlukan untuk melakukan pertolongan
persalina yang bersih dan aman tersedia dalam keadaaan dtt (termasuk
partus set dtt / steril , sarung tangan dtt/steril, perlatan yang memadai untuk
merawat bayi baru lahir)
6. Adanya persiapan transportasi untuk merujuk ibu hamil dengan cepat jika
terjadi kegawatdaruratan ibu hamil
7. Menggunakan kms ubuhamil / buku kia , kartu ibu dan patigraf
8. Sistem rujukan efektif untuk ibu hamil yang mengalami komplikasi selam
kehamilan
Proses
Bidan harus :
1. Mengatur pertemuan ibu hamil dan suami keluarga pada trimester 3
untuk membucarakan tempat persalinan dan hal-hal yang perlu
diketahui dan dipersiapkan
2. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian
keringkan hingga betu-betu kering dengan handuk bersih ( kuku harus
dipotong pendek dan bersih) setiap kali sebelum dan sesudah
melakukan kontak dengan pasien. Gunakan sarung tangan bersih
kapan pun menangani benda yang terkontaminasi oleh darah atau
cairan tubuh. Gunakan sarung tangan bersih untuk semua
pemeriksaan vagina. Jika dicurigai bahwa ketuban sudah pecah atau
ibu dalam proses bersalin gunakan sarung tangan dtt/steril
3. Melakukan anamnesis dan riwayat kehamilan ubu secara rinbci hingga
yang terbaru dan lekasanakan seluruh pemeriksaaan antenatal,
sebelum memberikan nasihat pada ibu hamil.
kesulitan bernapas
Perdarahan pervaginam
Kehamilan kurang bulan (37 minggu)
Ketuban pecah dengan mekonium yang kental
Ketuban pecah lama( >24 jam)
Ketuban pecah pada persalinankurang bulan (<37 minggu)
Ikterus
Anemia berat
Tinggi fundus uteri > 40 cm (makrosomi, kehamilan kembar,
polihidramnion)
Demam (suhu >380c)
Gawat janin
Presentasi bukan belakang kepala
Tali pusat menumbung
Pernyataan standar
Hasil
Bidan menilai
ketatkala
bahwa
- Ibu bersalin mendapat
Standar
9 asuhansecara
persalinan
satu
persalina sudah dimulai , kemudian
pertolongan darurat yang
Tujuan
memberikan
asuhan
dan
memadai dan tepat
Untuk
memberikan
pelayanandengan
kebidanan yang memadaiwaktu,
dalam bila
mendukung
pemantaun
yang memadai,
diperlukan.
- ibu
Meningkatnya
memperhatikan
kebutuhan
ibu, dan aman untuk
pertolongan
persalianann
yang bersih
dan bayi. cakupan
persalinan
dan komplikasi
selama
proses
persalinan
lainnya yang ditolong
berlangsung. Bidan juga melakukan
tenaga kesehatan terlatih.
pertolongan
persalinan
dan
Berkurangnya kematian/
kelahiran yang bersih dan aman,
kesakitan ibu/bayi akibat
dengan
sikap
sopan
dan
partus lama
penghargaan terhadap pribadi ibu
serta
memperhatikan
tradisi
stempat disamping itu, ibu dizinkan
memilih
orang
yang
akan
mendampinginya selama proses
persalinan dan kelahiran
Prasyarat
1. Mengijinkan ibu memilih orang yang akan mendampinginya selama proses
persalinan dan kelahiran
2. Bidan dipanggil ibu jika iibu sudah mules/ketuban pecah
3. Bidan telah terlatih dan terampil untuk :
3.1Memberikan pertolongan persalinan yang bersih dan aman
3.2Penggunaan partograf dan pembacaannya
4. Adanya alat untuk pertolongan persalinan termasuk beberapa sarung tanga
dtt/steril
5. Adanya perlengkapan untuk pertolongan persalina yang bersih dan aman,
seperti air bersih, sabun dan handuk yang bersih, 2 handuk/ kain hangat
yang bersih (1 untuk mengeringkan bayi, yang lain untuk dipakai kemudian),
pembalut wanita dan tempat unnutk plasenta. Bidan sedapat mungkin
menggunakan sarung tangan yang bersih.
6. Tersedia ruangan yang hangat, bersih, dan sehat untuk persalinan.
7. Menggunakan kms ibu hamil/ buku kia, partograf dan kartu ibu
8. Sistem rujukan untuk perawatan kegawat-daruratan obstetric yang efektif
Proses
Bidan harus :
1. Mengijinkan ibu memilih orang yang akan mendampinginya selama proses
persalinan dan kelahiran
2. Segera mendatangi ibu hamil ketika diberitahu persalinan sudah
mulai/ketuban pecah
3. Cuci tangan dengan sabun dan air bersig yang mengalir, kemudian keringkan
hingga betul-betul kering dengan handuk bersih setiap kali sebelum dan
sesudah menggunakan kontak dengan pasien (kuku harus dipotong pendek
dan bersih). Gunakan sarung tangan bersih kapanpun menangani benda yang
terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh. Gunakan sarung tangan
dtt/steril untuk semua pemeriksaan vagina.
4. Menanyakan riwayat kehamilan ibu secara lengkap.
5. Melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap (dengan memberikan perhatian
terhadap tekanan darah, denyut jantung janin (djj), frekuensi dan lama
kontraksi dan apakah ketubah pecah).
6. Lakukan pemeriksaan dalam secara aseptic dan sesuai aseptic dan sesuai
dengan kebutuhan. (jika his teratur dan tidak ada hal mengkhawatirkan atau
his lemah tapi tanda-tanda vital ibu/janin mormal,maka tidak perlu segera
dilakukan periksa dalam).
7. Dalam keadaan normal periksa dalam cukup setiap empat jam dan harus
selalu secara aseptic.
8. Jangan melakukan periksa dalam jika ada perdarahan dari vagina yang lebih
banyak dari jumlah normal bercak darah/show yang ada pada persalinan.
Perdarahan dalam proses persalinan mungkin disebabkan komplikasi seperti
plasenta previa, segera rujuk ke puskesmas atau rumah sakit terdekat 9ikuti
langkah yang tercantum di standar 16).
9. Catat semua temuan dan pemeriksaaan dengan tepat dan seksama pada
kartu ibu dan partograf pada saat asuhan diberikan. Jika ditemukan
komplikasi atau masalah , segera berikan perawatan yang memadai dan
rujuk ke puskesmas /rumah sakit yang tepat.
10.Catat semua temuan dan pemeriksaaan pada fase laten persalinan pada
kartu ibu dan catatan kemajuan persalinan. Ibu harus dievaluasikan
sedikitnya setiap 4 jam lebih sering jika diindikasikan. Catat harus selalu
memesukan denyut jantung janin, periksa dalam, pecahnya ketuban,
perdarahan/cairan vagina, kontraksi uterus,tanda-tanda vital ibu (suhu,nadi
dan tekanan darah) urine,minuman,obat-obatan yang diberikan dan informasi
yang berkaitan lainnya serta semua perawatan yang diberikan.
11.Catat semua temuan pada patograf dan kartu ibu pada saat ibu sampai
dengan fase aktif (pembukaan 4 cm atau lebih)
12.Lengkapi partograf dengan seksama untuk semua ibu akan benrsalin.
Partograf adalah alat untuk mencatat dan menilai kemajuan persalinan, dan
kondisi ibu dengan janin. Penggunaan patograf diperlukan untuk
pengambilan keputusan klinis dan deteksi dini komplikasi dalam prose
persalinan seperti misalnya partus lama. Penggunaan partograf secara tepat
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI, 2005,Buku standar pelayanan kebidanan. Jakarta.