Anda di halaman 1dari 9

Proses persalinan normal

Fetal lie: untuk melihat posisi bayi, longitudinal atau transversal,


dapat juga berupa oblique. 99% bayi dalam posisi longitudinal.
Faktor resiko posisi transversal; multiparas, placenta previa,

hydramnios dan abnormalitas uterus


Fetal presentation: melihat posisi bayi dan bagian mana yang
terpapar pada jalur lahir, apakah kepala dibawah atau kaki
dibawah. Kepala terlihat dari jalur lahir disebut cephalic
presentation, kaki terlihat dari jalur lahir disebut breech
presentation. Dapat juga face presentation, brow (kening)
presentation, compound (campuran) presentation. Bila fetus
terletak transversal, terlihat tangan ataupun punggung dari jalur
lahir yang disebut transverse lie presentation.

Cephalic presentation (cephalic pole): pada keadaan ini,


fetus dapat hiperfleksi hingga dagu menyentuh toraks, atau

pun hiperekstensi yang memberikan face presentation.


Pada hiperfleksi, yang terpapar di jalur lahir adalah bagian
occiput dari fetus sehingga disebut juga occiput atau vertex
presentation. Pada beberapa kasus, kepala fetus hanya
fleksi parsial (b) sehingga teraba fontanel dan occiput yang
memberikan sinciput presentation. Dapat juga terjadi
ekstensi parsial (c) yang memberikan brow presentation.
Bila kedua hal ini terjadi, harus dilakukan fleksi atau
ekstensi untuk mendapatkan occiput presentation atau face
presentation.
Kira-kira 32 mgg gestasi, ruang amnion lebih besar dari fetus,
tapi seiring dengan bertambahnya masa fetus akan terjadi
pengurangan volume ruang amnion dan dinding uterus lebih
dekat pada fetus sehingga insiden perubahan posisi bayi
menurun.
Breech presentation (podalic pole): dibagi menjadi 3
jenis; frank, complete dan footling (incomplete) presentation.
Apabila terjadi ekstensi kolumna vertebra disebut juga frank
breech presentation. Plasenta yang menempel pada bagian
bawah dari uterus merupakan faktor terjadinya breech
presentation. Insiden breech presentation menurun seiring
dengan peningkatan usia gestasi.

(a) Complete breech presentation: fleksi kedua kaki fetus, sehingga


fetus tampak seperti sedang duduk. Bokong dan kaki tampak duluan
dari jalur lahir.
(b) Frank breech presentation: paha fetus fleksi kearah abdomen
sehingga kaki terdapat di depan muka (foot-in-mouth posture).
Presentasi ini merupakan presentasi terbanyak dari breech
presentation dan paling mudah untuk dilahirkan.

(c) footling (incomplete) breech presentation: kaki atau lutut fetus


tampak duluan pada jalur lahir. Dapat berupa satu atau kedua kaki
yang disebut sigle footing atau double footing.

Fetal attitude or posture: pada usia gestasi lanjut, fetus akan


membentuk postur berupa masa ovoid mengikuti bentuk uterus.
Fetus akan melipat menjadi kepala hiperfleksi dimana dagu
bertemu dada, paha melipat ke abdomen dan lutut yang fleksi
total, tangan yang menyilang dada; sehingga tulang belakang
berbentuk cembung. Umbilikus terletak diantara ruang yang
didekat ekstremitas. Bila kepala fetus terjadi hiperekstensi
(vertex menjadi
face presentation), hal ini akan menyebabkan perubahan
progresif pada tulang belakang dari kontur cembung menjadi
cekung.
Fetal position: posisi fetus bisa terdapat di kiri ataupun kanan
dari jalur lahir. Occiput fetus, dagu (mentum) fetus dan sacrum
yang akan menentukan posisi vertex, face dan breech
presentation. Hal ini menyebabkan adanya berberapa macam
posisi yaitu:
LO: left occipital
RO: right occipital
LM: left mental
RM: right mental
LS: left sacral
RS: right sacral
Setiap presentasi fetus terdapat 6 posisi. Pada occiput presentation
terdapat:
1. Left occiput anterior (LOA).
2. Left occiput posterior (LOP).
3. Left occiput transverse (LOT).
4. Right occiput anterior (ROA).
5. Right occiput posterior (ROP).
6. Right occiput transverse (ROT).

(a) LOP dan ROP merupakan posisi mengindikasikan proses kelahiran


lebih lama dan susah, ibu akan mengalami nyeri punggung yang
hebat.
(b) LOA dan ROA merupakan posisi terbanyak dan lebih mudah
dilahirkan.

Diagnosis fetal presentation dan fetal position:


1. Palpasi abdominal manuver Leopold
Leopold 1: manuver pertama digunakan untuk
mengidentifikasi fetal pole (cephalic atau podalic pole)
pada fundus uteri. Pada perabaan fundus yang teraba
masa lunak, bernodul atau ireguler merupakan kaki yang
merupakan podalic pole. Bila teraba masa bulat, keras,
mobile dan ballotable (dapat di lambungkan/bounched)
merupakan kepala yang mrupakan cephalic pole.
Leopold 2: manuver kedua digunakan untuk
mengidentifikasi fetal lie. Kedua telapak tangan diletakan
di kedua sisi abdomen kemudian mempalpasi abdomen.
Pada perabaan yang ditemukan permukaan keras dan
datar merupakan punggung fetus. bila teraba permukaan

ireguler, dapat digerakkan dan banyak bagian-bagian kecil


merupakan ekstremitas fetus. Dengan menentukan letak
punggung fetus (anterior, transversal atau posterior),
orientasi fetus dapat ditentukan.
Leopold 3: manuver ketiga dilakukan dengan mempalpasi
bagian bawah abdomen (diatas simfisis pubis) dengan 1
tangan menggunakan jempol dan jari. Pada cephalic
presentation, bila kepala dapat digerakan berarti kepala
masih di rongga abdomen, bila kepala tidak dapat
digerakan berarti kepala sudah masuk ke rongga pelvis.
Leopold 4: manuver keempat dilakukan dengan pemeriksa
menghadap ke arah kaki pasien. Dengan menggunakan
ujung 3 jari pada kedua tangan dilakukan palpasi kearah
pelvis untuk melihat seberapa jauh kepala masuk ke
rongga pelvis.
2. Pemeriksaan vagina: pemeriksaan dilakukan pada keadaan
kontraksi dan dilatasi serviks pada proses persalinan. Fetal
presentation dan posisition ditentukan dengan palpasi
sepanjang sutura & fontanel fetus pada cephalic
presentation. Sedangkan face presentation ditentukan
dengan palpasi muka fetus dan breech presentation
ditentukan dengan palpasi sacrum fetus.
1: pemeriksaan memasukan 2 jari ke vagina dan
menentukan presentasi fetus.
2: bila cephalic presentation, pemeriksa menggunakan jari
menelusuri sutura sagitalis dari posterior kearah simfisis
maternal.
3: posisi kedua fontanel dipastikan dengan cara jari
meraba bagian anterior sutura sagitalis, kemudian
ditelusuri hingga ujung lainnya untuk menemukan
fontanel lainnya.
4: menentukan posisi dan seberapa jauh fetus sudah turun
ke rongga pelvis dan menentukan posisi sutura dan
fontanel.
3. USG atau radiografi: berfungsi untuk menentukan letak dan
posisi bayi, biasanya digunakan pada bumil dengan dinding
abdomen yang kaku/keras.

Labor dibagi menjadi 3 tahap:


Proses persalinan normal terdiri dari 4 kala:
Kala 1 = Kala pembukaan leher rahim/cervix dari 0cm menjadi
10cm
Kala 2 = Kala persalinan dimana sang bayi dikeluarkan dari
rahim/uterus
Kala 3 = Kala pengeluaran plasenta yaitu dilakukan kelahiran
plasenta (normalnya keluar sendiri bbrp saat setelah keluarnya
janin) dan berakhir pada pemotongan tali pusat bayi.
Kala 4 = 2-3 jam sejak pengeluaran plasenta, ibu diobservasi lagi
untuk melihat apabila ada perdarahan
Kala 1 dibagi lagi menjadi 2 fase; fase laten dan fase aktif
Fase laten: dimulai dari awal pertama kontraksi (preparatory
division). Kontraksi bervariasi intensitasnya, teratur dan progress
dilatasi serviks yang lama hingga mencapai 3 cm. fase ini
memakan waktu lebih lama, tetapi bila >20 jam pada nullipara
dan >14 jam pada multipara disebut fase laten memanjang.
Fase aktif: dikarakteristikan oleh kontraksi yang teratur dengan
peningkatan intensitas dan frekuensi kontraksi dan progress
dilatasi serviks yang cepat hingga mencapai 10 cm. (dilational
division). Fase ini memakan waktu lebih cepat dengan rata-rata 5
jam pada nullipara dan 3.5 jam pada multipara >14 jam pada
multipara disebut fase laten memanjang.
Kala 2 diawali dengan dilatasi serviks lengkap (10cm) dan berakhir
pada kelahiran bayi. Pada nullipara memakan waktu kira-kira 50 menit
dan pada multipara memakan waktu kira-kira 20 menit.

Mekanisme labor:
Engagement: masuknya kepala dengan lingkaran terbesar
(diameter Biparietal) melalui PAP. Pada primigravida kepala janin
mulai turun pada umur kehamilan kira kira 36 minggu,
sedangkan pada multigravida pada kira kira 38 minggu. Kepala
pada rongga pelvis terfiksasi tidak dapat digerakan dan berubah
posisi. Normalnya kepala yang masuk ke PAP, sutura sagitalis
seharusnya tetap berada ditengah (synticlismus). Bila sutura
sagitalis bergeser mendekati promontorium disebut asynticlismus
anterior atau sutura sagitalis mendekati symphisis pubis disebut
synticlismus posterior.
Decent: penurunan kepala lebih lanjut kedalam panggul
Fleksi: menekannya kepala dimana dagu mendekati sternum
sehingga lingkaran kepala menjadi mengecil. Hal ini terjadi ketika
kepala bertemu resisten, dimana kepala tertekan jalan lahir
Internal rotation: berputarnya occiput ke arah simfisis, sehingga
ubun-ubun kecil berada di bawah symphisis.
Extention: ketika kepala menyentuh dasar pelvis, terbentuk
suatu resistensi dan ditambahnya kontraksi uterus akan
menyebabkan kepala yang fleksi akan mengalami ekstensi
sehingga kepala keluar melalui vulva.
External rotation: perputaran balik kesumbu semula sesuai arah
bahu, ehingga bahu pada bagian anterior (dibawah simfisis) dapat
dikeluarkan dan kemudian diikuti pengeluaran bahu di posterior

Kala 3: Segera setelah lahir, uterus mengalami kontraksi untuk


mengurangi permukaan internalnya. Hal ini menyebabkan rupturnya
vili plasenta dari endometrium sehingga terjadi pelepasan plasenta
dari uterus. Setelah itu uterus berelaksasi dan darah dari sinus-sinus
akan mengalir ke uterus menyebabkan uterus kembali berkontraksi,
kontraksi akan memberikan tekanan pada pembuluh darah sehingga
sinus-sinus akan menutup. Bila uterus tetap berelaksasi akan terjadi
perdarahan. Secara fisiologis akan dilakukan perangsangan
pengeluaran oksitosis seperti IMD dan secara gravitasi agar plasenta
dapat keluar spontan.

Manajemen kala 3:

Penyuntikan agen uterotonik seperti oksitosin, misoprostol


(Cytotec), carboprost (Hemabate), ergonovine (Ergotrate),
methylergonovine (Methergine) sesaat setelah bayi lahir agar
uterin berkontraksi
PTT (perenggangan tali pusat terkendali) dengan cara klem tali
pusat dan traksi tali pusat perlahan
Masase uterus untuk mencegah perdarahan post partum
Tanda plasenta sudah telepas dari endometrium; darah keluar dari
vagina tiba-tiba, tali pusat memanjang, fundus lebih lembut, uterus
meninggi.
Manual manuver: tangan kiri dimasukan dan dilakukan pemisahan
plasenta dari endometrium, sedangkan tangan kanan menekan bagian
fundus.

Anda mungkin juga menyukai