Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU

DENGAN KARSINOMA SERVIKS

OLEH KELOMPOK 3 B:
1. Citra Novitasari
2. Chintya Miramis
3. Karminiati
4. Lina Marlina
5. Rika Oktavia
6. Aria Kasturi
7. Titik Fajriyah
8. Mardiah ningsih
9. Fisca Pratiwi
10. Siti Hajar

ANGKATAN V JABATAN FUNGSIONAL BIDAN


TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker Serviks disebut juga “silent kanker” karena perkembangan
kanker ini sangat sulit dideteksi. Perjalanan dari infeksi virus menjadi kanker
membutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar 10-20 tahun. Kanker serviks
adalah salah satu masalah kesehatan terkemuka yang mencolok bagi
perempuan di seluruh dunia dengan perkiraan 529.409 kasus baru dan 89% di
negara-negara berkembang.
World Health Organization (WHO) tahun 2013 menyebutkan,
diperkirakan ada 500.000 pengidap kanker serviks setiap tahunnya di dunia
dan 274.000 atau 54,8% kasus kematian terjadi setiap tahun. Sekitar 80% dari
semua kematian akibat kanker serviks dilaporkan berasal dari negara-negara
berkembang. Kanker serviks tidak hanya memengaruhi kesehatan dan
kehidupan perempuan, tetapi juga anak-anak mereka, keluarga, dan
masyarakat pada umumnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kanker serviks uterus dan apa sajakah kalsifikasidan gejala
klinis dari kanker serviks ?
2. Apa yang menjadi faktor penyebab dan faktoe resiko dari kanker serviks ?
3. Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan kanker serviks ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kanker Serviks


Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada sel-sel di leher
rahim. Kanker ini terjadi saat ada sel-sel di leher rahim alias serviks yang
tidak normal, dan berkembang terus dengan tidak terkendali. Sel-sel abnormal
ini dapat berkembang dengan cepat, sehingga mengakibatkan tumbuhnya
tumor pada serviks. Tumor yang ganas ini kemudian akan berkembang dan
menjadi penyebab kanker serviks.
Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak
menelan korban pada wanita di seluruh penjuru dunia. Menurut data
Kementerian Kesehatan RI, setidaknya dilaporkan ada 15.000 kasus kanker
serviks setiap tahunnya yang terjadi di Indonesia. Sayangnya, deteksi dini
seperti dengan tes pap smear rutin masih belum menjadi perhatian umum.
Apalagi kanker serviks ini juga tidak akan menunjukkan gejala pada tahap
awal. Gejala baru muncul saat kanker sudah mulai menyebar dan memasuki
tahap stadium lanjut. Dalam banyak kasus, kanker serviks ini juga berkaitan
erat dengan infeksi menular seksual (IMS).

B. Faktor Risiko Kanker Serviks


Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan seorang wnaita
terkena kanker serviks, antara lain:
1. Faktor keturunan.
2. Usia, terutama wanita yang berusia 40 tahun ke atas.
3. Merokok.
4. Kurangnya konsumsi buah dan sayur.
5. Berat badan berlebih (obesitas).
6. Penggunaan kontrasepsi minum (pil KB) jangka panjang.
7. Frekuensi hamil dan melahirkan.
8. Hamil atau melahirkan di usia sangat muda.
9. Kondisi medis tertentu, seperti infeksi klamidia.
10. Konsumsi obat-obatan tertentu.
11. Penyebab Kanker Serviks

C. Gejala Kanker Serviks


Gejala baru akan muncul saat tumor sudah tumbuh. Tumor ini
kemudian dapat mendorong organ di sekitar dan mengganggu sel-sel sehat.
Nah, berikut ini gejala kanker serviks yang pelru diwaspadai:
1. Perdarahan yang tidak wajar dari Miss V.
2. Siklus menstruasi jadi tidak teratur.
3. Nyeri pada panggul (di perut bagian bawah).
4. Nyeri saat berhubungan seks atau berhubungan seks.
5. Nyeri di pinggang (punggung bawah) atau kaki.
6. Badan lemas dan mudah lelah.
7. Berat badan menurun, padahal tidak sedang diet.
8. Kehilangan nafsu makan.
9. Cairan Miss V yang tidak normal, seperti berbau menyengat atau disertai
darah.
10. Salah satu kaki membengkak.

D. Diagnosis Kanker Serviks


Diagnosis kanker serviks ditegakkan dengan tes pap smear. Dokter dapat
melakukan tes lainnya untuk melihat sel kanker atau pre-kanker pada serviks
jika tes pap smear menunjukkan malfungsi perubahan sel, seperti kolposkopi
dan biopsi. Jika dokter menemukan adanya potensi kanker serviks, dokter
kemudian akan memeriksa seberapa parah kondisi (tahap stadium) kanker.
Tesnya dapat meliputi hal-hal di bawah ini.
1. Pemeriksaan kondisi rahim, vagina , rektum, dan kemih apabila terdapat
kanker.
2. Tes darah untuk memeriksa kondisi sekitar organ kewanitaan, seperti
tulang, darah dan ginjal.
3. Tes pemindaian yaitu dengan teknologi Computerised Tomography (CT)
scan, Magnetic resonance imaging (MRI) scan, sinar X, dan Positive
emission tomography (PET) scan. Tujuan dari tes adalah
mengidentifikasi tumor kanker dan apabila sel kanker telah menyebar
(metastasis).

E. Deteksi Dini/ Skrining


Ada beberapa metode yang dikenal untuk melakukan skrining Kanker Leher
Rahim. Tujuan skrining untuk menemukan lesi pra kannker.
Beberapa metode itu antara lain:
1. Inspeksi Visual dengan Aplikasi Asam Asetat (IVA)
Pemeriksaan dengan cara mengamati dengan menggunakan speculum,
melihat leher Rahim yang telah di pulas dengan asam asetat atau asam
cuka 3-5%. Pada lesi prakanker akan menampilkan bercak putih yang
disebut Acetowhite epitelium.
2. Pemeriksaan Sitologi (Papaninicoulau/ Papsmear)
Merupakan suatu prosedur pemeriksaan sederhana melalui pemeriksaan
sederhana melalui pemeriksaan sitopatologi, yang dilakukan dengan
tujuan untuk menemukan perubahan morfologis dari sel-sel leher Rahim
yang ditemukan pada keadaan prakanker dan kanker.
F. Skrining Leher Rahim Dengan Pendekatan Komfrehensif
Skrining di susun dengan pendekatan “KOMPREHENSIF” atau dengan
istilah :dilihat dna di obati “see and Treat” untuk pencegahan Kanker Leher
Rahim melalui pemeriksaan IVA yang dilanjutkan dengan pengobatan
Krioterapi, pelaksanaan skrining dengan cara melihat dan mengobati klien,
dapat dilakukan pada saat kunjungan yang sama.
G. Terapi
Pada lesi dengan dysplasia ringan Sebagian besar lesi dapat sembuh sendiri
atau regresi spontan, sedangkan untuk dysplasia sedang dan berat dapat
dilakukan beberapa alternatif pengobatan sebagai berikut:
1. Dibekukan/ Krioterapi
2. Terapi Eksisi : Loop Electrosurgical Excision Procedure (LEEP)
3. Large Loop Excision of the Transformation Zone (LLETZ)
4. Biopsi Kerucut/ Konisasi
5. Histerektomi, dapat dilakukan pada NIS III bila pasien telah mempunyai
cukup anak.
Stadium Terapi Kriteria
0/ Karsinoma insitu Operasi berupa Konisasi Pasien masih berusia
Muda dan masih
menginginkan anak.
Atau Histerektomi
simpel
IA1 Histerektomi simple
IA2 Histerektomi Radikal
IIA Histerektomi Radikal
IIB Radiasi atau
Kemoradiasi
IIIB Radiasi/ Kemoradiasi
IV Radiasi paliatif atau
Perawatan Paliatif

H. Pemberian Layanan Krioterapi


Krioterapi mencakup proses pembekuan leher rahim, baik menggunakan CO2
terkompresi atau NO2 sebagaipendingin. Pengobatan berupa penerapan
pendinginan terus menerus selama 3(tiga) menit untuk membekukan
(Freeze), diikuti pencairan selama 5 (lima) menit kemudian 3 (tiga) menit
pembekuan kembali. Dalam tatalkasana ini harus lengkap dan mengikuti
Syarat untuk dilakukan Krioterapi, melakukan konseling sebelum Krioterapi,
pelaksanaan Krioterapi, tindakan pasca krioterapi, konseling pasca krioterapi,
Tindak Lanjut pasca krioterapi, Rujukan jika diperlukan.
Krioterapi tidak boleh dilakukan pada keadaan sebagai berikut:
1. Lesi Acetowhite/ lesi putih lebih dari 75 % dari permukaan leher rahim
2. Lesi acetiwhite/ lesi putih meluas ke dinding vagina atau lesi lebih dari
2mm dari tepi probe alat krioterapi/ kriotip.
3. Lesi acetowhite/ lesi putih namun klien menginginkan pengobatan selain
krioterapi atau meminta tes diagnosa lebih lanjut di pelayanan kesehatan
lain
4. Dicurigai kannker
Pada saat pemeriksaan bimnual dicurigai adanya massa ovarium (ovarian
mass) atau fibroid.
I. Rujukan
Bidan dan dokter umum harus merujuk klien yang mengalamikondisi-kondisi
dibawah ini ke fasilitas kesehatan lebih lanjut:
1. Lesi Acetowhute lebih dari 75% dari permukaan leher Rahim, lesi
acetowhite meluas sampai dinding vagina atau lebih dari 2mm tepi luar
probe kriotip
2. Lesi acetowhite positif, tetapi klien meminta pengobatan lain selain
krioterapi atau meminta tes diagnose lain
3. Dicurigai kanker
4. Kondisi ginekologis lain (misalnya massa ovarium, mioma, polyp).
Dokter umum yang terlatih, mengkaji lesi berukuran besar dan jika dicurigai
kanker, segera rujuk kepada obgyn.selanjutnya dokter obsgyn yang akan
melakukan pemeriksaan dan terapi lanjutan seperti LEEP, Konisasi,
Histerektomi, atau perawatan paliatif sesuai indikasi.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. Y DENGAN KARSINOMA SERVIKS

No. RM : 01.00.13
Tanggal : 1 Desember 2021
Jam : 09.00 WIB

A. DATA SUBJEKTIF
IDENTITAS
Ibu Suami
Nama : Ny. Y Tn. B
Umur : 42 tahun 45 tahun
Agama : Islam Islam
Suku : Jawa Jawa
Pendidikan : SMP SMA
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Pekon T, Kebun Tebu Pekon T, Kebun Tebu

1. Keluhan Utama
Ibu Y. datang diantar suami Mengeluh Keputihan yang banyak dan
berbau, sering nyeri perut bawah dan sebulan terakhir dua kali keluar
bercak darah setelah senggama. Ibu Y menggunakan Kartu Jaminan
Kesehatan BPJS.
2. Riwayat Kesehatan
Tidak ada Riwayat penyakit pada diri sendiri
Pada Riwayat Kesehatan keluarga ada Diabetes dan tumor jinak Payudara
Ibu adalah Perokok Pasif
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 11 tahun Bau : Khas darah
Lama : 5-7 hari Siklus : 28 hari
Sifat darah : Cair
Keluhan : sering keputihan sejak Lama
4. Riwayat Pernikahan
• Pernikahan yang pertama usia 16 tahun
• Menikah yang ke-2 usia 23 tahun
• lama pernikahan saat ini 11 tahun
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas
HAMIL PERSALINAN NIFAS
Ke Lahir UK Jenis Penolong Komplikasi JK BB Laktasi komplikasi
Persalinan
1 1996 37 Normal Bidan T.A.K L 3000 Ya T.A.K

2 2003 38 Normal Bidan TAK P 3100 Ya TAK

3 2008 38 Normal Bidan TAK P 3400 Ya HPP;


Anemia
4 2012 40 Normal Bidan TAK L 3100 Ya Anemia

6. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari


a. Pola nutrisi
 Makan : 3 x/hari, 1 porsi penuh nasi, sayur lauk (sayur
kurang dari 3 mangkok sehari, buah kurang dari 2 mangkok
sehari)
Gula > 4 SDM, Garam >1 SDT, Minyak > 5 SDM
 Minum : 5-6 gelas/ hari air putih, air teh manis sehari sekali
b. Eliminasi
BAB : 1 X Sehari, normal tidak ada keluhan
BAK : 4-5 X Sehari, Normal tidak ada keluhan
c. Istirahat
Tidur siang : ± 1 jam/hari
Tidur malam : ± 7 jam/hari
d. Pola Aktifitas
Aktifitas Fisik < 30 menit / hari
Rutinitas Rumah Tangga sehari-hari (memasak, mengepel, menyapu,
dll)
e. Personal Hygiene
Ibu mandi 2 x/hari,gosok gigi 2x/hari, ganti baju 2x/hari
Vulva Hygiene: Cebok dari arah depan ke belakang, jarang dilap
kering, tidak rutin mencukur rambut kemaluan (Pubis)
7. Riwayat KB
Ibu hanya menggunakan KB Pil selama periode ber-KB

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umun : Baik
Kesadaran : Compos menthis
TTV :
 TD : 120/70 mmHg
 Nadi : 82 x/menit
 RR : 21 x/menit
 Suhu : 36,7 ºc
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Rambut bersih
b. Muka : Tidak ada cloasma
c. Mata : Simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva anemis
d. Hidung : Tidak ada pembengkakakn kelenjar polip
e. Mulut : Bersih
f. Leher : Tidak ada pembengkakan thyroid, kelenjar limfe, dan
pembesaran vena jugularis
g. Telinga : Bersih, tidak terdapat serumen
h. Dada : Simetris, tidak ada retraksi
i. Payudara :TAK
j. Ekstremitas :
 Tangan : Kuku bersih, tidak pucat
 Kaki : Tidak Oedem, tidak ada Varises

k. Abdomen : T A K
l. Genetalia : (Melakukan Prosedur Inspeksi Visual Asam
Asetat)
 Inspeksi : Vulva/ Vagina TAK, Discharge (+) berwarna
Putih Kecoklatan, Berbau, ostium Urethra tidak keluar
discharge
 Palpasi : Tidak teraba pembesaran kelenjar Bartholin,
maupun kelenjar scene
 Inspekulo : Tampak Sambungan Sel Skuamosa Kolumner,
setelah di bersihkan dengan kapas DTT dan dioles Asam
Asetat 5% terlihat persepsi: Bercak Putih (Acetowhite
epitelium)sangat meninggi tidak mengkilat yang terhubung.
Tampak lesi yang luas >75% leher Rahim tertutup.
m. Anus : Tidak terdapat hemoroid
3. Pemeriksaan Penunjang
HB : 10 gr%

TANGGAL JAM CATATAN NAMA


PERKEMBANGAN PETUGAS/TTD
1-12-2021 09.00 WIB S: Bd
Ibu Y. datang diantar suami
Mengeluh Keputihan yang
banyak dan berbau, sering nyeri
perut bawah dan sebulan
terakhir dua kali keluar bercak
darah setelah senggama.

O:
KU/ baik, kesadaran compos
mentis,
TTV: TD 120/80mmHg, N
82x/mnt, RR 21x/mnt, 36,7°C
Genitalia: discharge (+), hasil
IVA: Bercak Putih (Acetowhite
epitelium) sangat meninggi tidak
mengkilat yang terhubung.
Tampak lesi yang luas >75%
leher Rahim tertutup.
Hb 10gr%

A:
Asuhan Kebidanan Kesehatan
Reproduksi pada Ny. Y dengan
IVA (+) Suspek Kanker Serviks

P:
09.20 WIB 1. Memberitahu hasil
pemeriksaan kepada ibu dan
suami, bahwa pemeriksaan
IVA hasilnya Positif.
2. Melakukan kolaborasi
dengan dokter tentang hasil
pemeriksaan
3. Melakukan Konseling Pasca
Tindakan IVA dengan hasil
tes positif.
 menjelaskan artinya IVA
Positive yakni ditemukan
lesi yang luas menutupi
leher Rahim ibu >75%

Anda mungkin juga menyukai