Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TINJAUAN SOSIAL BUDAYA TENTANG PERAWATAN PALIATIF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Paliatif dan


Menjalang Ajal

Dosen Pengampuh : Pembronia N. Fembi, S.Kep.,Ns.,M.Kep

OLEH

Kelompok II

1. Romana Sandrani Wangge : 011221093


2. Norbertus Weoday : 011221094
3. Yohanita Firmina Da Ate : 011221099
4. Stefania Lidia : 011221100
5. Yulita Valentina Mawa Rada : 011221102

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NUSA NIPA

INDONESIA

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha ESa
karena atas berkat, rahmat, serta petunjuknya, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul ’’Tinjauan Sosial Budaya Tentang
Perawatan Paliatif’’ tepat waktu.

Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar, karena adanya
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui makalah ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Pembronia N. Fembi, S.Kep.,Ns.,M.Kep sebagai dosen mata kuliah


dan dosen pembimbing pembuatan makalah ini
2. Teman-teman seangkatan mahasiswa lintas jalur Fakultas Ilmu-ilmu
Kesehatan Universitas Nusa Nipa Angkatan 2022 yang telah mendukung
penyelesaian makalah ini

Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran diharapkan untuk
kesempurnaan penulisan makalah ini.

Dengan adanya makalah ini, dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih

Maumere, Oktober 2022

Penulis,
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Perawatan paliatif adalah perawatan yang dilakukan secara aktif pada
penderita yang sedang sekarat atau dalam fase terminal akibat penyakit
yang dideritanya. Pasien sudah tidak memiliki respon terhadap terapi
kuratif yang disebabkan oleh keganasan ginekologis. Perawatan ini
mencakup penderita serta melibatkan keluarganya. (Aziz, Witjaksono, &
Rasjidi, 2008).
Perawatan paliatif bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
(dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang
mengancam jiwa, dengan cara meringankan penderitaan rasa sakit melalui
idntifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri
serta masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual. (WHO,
2016).
Salah satu faktor yang menentukan kondisi kesehatan masyarakat
adalah perilaku kesehatan masyarakat itu sendiri. Dimana proses
terbentuknya perilaku ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya
adalah faktor sosial budaya, bila faktor tersebut telah tertanam dan
terinternalisasi dalam kehidupan dan kegiatan masyarakat ada
kecenderungan untuk merubah perilaku yang telah terbentuk tersebut sulit
untuk dilakukan.
Sosial budaya sering kali dijadikan petunjuk dan tata cara berperilaku
dalam bermasyarakat, hal ini dapat berdampak positif namun juga dapat
berdampak negatif (misanya, cara masyarakat memandang tentang konsep
sehat dan sakit dan persepsi masyarakat tentang penyebab terjadinya
penyakit di suatu masyarakat akan berbeda-beda tergantung dari
kebudayaan yang ada dalam masyarakat tersebut). Indonesia yang terdiri
dari berbagai macam etnis tentu memiliki banyak budaya dalam
masyarakatnya, sehingga tidaklah mengherankan jika permasalahan
kesehatan di Indonesia begitu kompleks.
Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respon
terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa
memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan
untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka
mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana
meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan
kesehatan.
Kebijakan untuk perawatan paliatif telah dicanangkan oleh pemerintah
Republik Indonesia melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 812/MenKes/VII/2007.
Tata kerja perawatan paliatif ini bersifat koordinatif dan melibatkan
semua unsure terkait dengan mengedepankan tim kerja yang kuat,
membentuk jaringan yang luas, inovasi tinggi, serta layanan sepenuh hati.

B. RumusanMasalah
1. Bagaimana tinjauan sosial tentang perawatan paliatif?
2. Bagaimana tinjauan budaya tentang perawatan paliatif?

C. TujuanPenulisan
1. Untuk mengetahui tinjauan sosial tentang perawatan paliatif
2. Untuk mengetahui tinjauan budaya tentang perawatan paiatif
BAB II

PEMBAHASAN

Sosial budaya adalah seluruh hal yang diciptakan oleh manusia,


melalui budi dan pikiranya dalam menjalankan tatanan kehidupan
bermasyarakat.
Menurut Andreas Eppink, sosial budaya atau kebudayaan adalah segala
sesuatu atau tata nilai yang berlaku dalam sebuah masyarakat yang
menjadi ciri khas dari masyarakat tersebut. Sedangkan menurut Burnett,
kebudayaan merupakan unsur holistik dari kesenian, moral, adat istiadat,
hukum, pengetahuan, kepercayaan, dan kemampuan mengolah pikir dalam
bentuk lain yang didapat seseorang sebagai anggota dari kelompok suatu
masyarakat dan keseluruhan bersifat kompleks. Dari kedua pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa sosial budaya memang mengacu pada
kehidupan bermasyarakat yang menekankan pada aspek adat istiadat dan
kebiasaaan masyarakat itu sendiri.
Salah satu faktor yang turut menentukan tentang keadaan kesehatan dalam
masyarakat adalah perilaku mereka. Terbentuknya perilaku itu, bisa
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya faktor yang cukup
berpengaruh adalah sosial budaya, apabila faktor itu sudah tertanam dan
masuk dalam kehidupan dan kegiatan masyarakat, maka kemungkinan
akan sulit untuk mengubah perilaku yang sudah terbentuk. Oleh karenya,
agar dapat mengatasi dan memahami tentang masalah yang ada di
masyarakat mengenai kesehatan, maka dibutuhkan sebuah ilmu
pengetahuan yang cukup mengenai budaya dasar dan budaya suatu daerah.
Kultur atau kebudayaan bisa membentuk sebuah kebiasaan dan respon
terhadap penyakit dan kesehatan didalam semua lapisan masyarakat,
dengan mengesampingkan tingkatannya. Oleh karena itu, penting bagi
tenaga kesehatan agar tidak hanya berfokus pada promosi kesehatan tetapi
juga membuat masyarakat mengerti proses terjadinya suatu penyakit serta
bagaimana caranya meluruskan keyakinan dan budaya yang dianut dan
berhubungan dengan kesehatan.
Tanpa disadari, pengaruh dari kebudayaan sudah memberikan
pengaruh besar pada sikap untuk menghadapi beragam masalah.
Kebudayaan kini sudah menyatu dalam sikap lapisan masyarakat,
pengalaman yang dialami individu dalam masyarakat.
Green dalam Notoadmojo, 2007 mengatakan bahwa perilaku manusia dari
tingkat kesehatan dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yaitu faktor perilaku
(behaviour cause) dan faktor di luar perilaku (non behaviour cause).
Perilaku itu sendiri terbentuk dari 3 faktor, yaitu :
1. Faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan
sebagainya.
2. Faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan
fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-
sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, air bersih dan
sebagainya
3. Faktor pendorong (reinforcing factors), yang terwujud dalam sikap
dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

Contoh lain, sosial budaya mempengaruhi kesehatan adalah pandangan


suatu masyarakat terhadap tindakan yang mereka lakukan ketika mereka
mengalami sakit, ini akan sangat dipengaruhi oleh budaya, tradisi, dan
kepercayaan yang ada dan tumbuh dalam masyarakat tersebut. Misalnya
masyarakat yang sangat mempercayai dukun yang memiliki kekuatan gaib
sebagai penyembuh ketika mereka sakit, dan bayi yang menderita demam
atau diare berarti pertanda bahwa bayi tersebut akan pintar berjalan. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa sosial budaya sangat mempengaruhi kesehatan
baik itu individu maupun kelompok.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk
meningatkan kualitas kehidupan pasien dan keluarganya dalam
menghadapi masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit yang
mengancam jiwa, dengan mencegah dan meringankan penderitaan
melalui identifikasi awal serta terapi dalam masalah fisik, psikososial
dan spiritual.
Perilaku manusia dalam menghadapi masalah kesehatan merupakan
suatu tingkah laku yang selektif, terencana, dan tanda dalam suatu sistem
kesehatan yang merupakan bagian dari budaya masyarakat yang
bersangkutan. Perilaku tersebut terpola dalam kehidupan nilai sosial
budaya yang ditujukan bagi masyarakat tersebut. Perilaku merupakan
tindakan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan sekelompok orang
untuk kepentingan atau pemenuhan kebutuhan tertentu berdasarkan
pengetahuan, kepercayaan, nilai, norma kelompok yang bersangkutan.
Kebudayaan kesehatan masyarakat membentuk, mengatur dan
mempengaruhi tindakan atau kegiatan individu-individu suatu kelompok
sosial dalam memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan, baik yang berupa
upaya mencegah penyakit maupun menyembuhkan diri dari penyakit.
Oleh karena itu, dalam mamahami suatu masalah perilaku kesehatan
harus dilihat dalam hubungannya dengan kebudayaan, organisasi sosial,
dan kepribadian individu-individu terutama dalam paiatif care.

B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa
dalam mengikuti proses pembelajaran dan dapat meningkatkan
pelayanan perawatan pasien paliatif dalam tinjauan sosial budaya.
Sebagai petugas kesehatan perlu mengetahui pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan.
Dengan mengetahui pengetahuan masyarakat tentang kesehatan,
akan mengetahui mana yang perlu ditingkatkan, diubah dan pengetahuan
mana yang perlu dilestarikan dalam memperbaiki status kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes/RI (2007). Kebijakan Perawatan Paiatif. Indonesia.

Wahyuningsih, T. (2017). Tinjauan Sosial Budaya Dalam Perawatan Paliatif.


Gombong.

Purwaningsih, Wahyu, Karlina, &ina. (2009). AsuhanKeperawatan Jiwa.


Jogjakarta : NuhaMedika Press

Anda mungkin juga menyukai