Anda di halaman 1dari 3

TINJAUAN SOSIAL BUDAYA

DALAM PERAWATAN PALIATIF


A. Pengertian
Perawatan Paliatif adalah semua tindakan aktif guna meringankan beban
pasien terutama yang tidak dapat disembuhkan. Tindakan aktif yang dimaksud ialah
antara lain menghilangkan nyeri dan keluhan lain,serta perbaikan dalam bidang
psikologis, sosial dan spiritual.Perawatan ini tidak saja diberikan kepada pasien yang
tidak dapat disembuhkan tetapi juga pasien yang mempunyai harapan untuk sembuh
bersama-sama dengan tindakan kuratif (Departemen Kesehatan [Depkes] RI, 1997).
Sosial budaya merupakan segala hal yang diciptakan oleh manusia dengan
pikiran dan budinya dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut Andreas Eppink,
sosial budaya atau kebudayaan adalah segala sesuatu atau tata nilai yang berlaku
dalam sebuah masyarakat yang menjadi ciri khas dari masyarakat tersebut.
Sedangkan menurut Burnett, kebudayaan adalah keseluruhan berupa kesenian,
moral, adat istiadat, hukum, pengetahuan, kepercayaan, dan kemampuan olah piker
dalam bentuk lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat dan
keseluruhan bersifat kompleks. Dari kedua pengertian tersebut bisa disimpulkan
bahwa social budaya memang mengacu pada kehidupan bermasyarakat yang
menekankan pada aspek adat istiadat dan kebiasaan masyarakat itu sendiri.
B. Kajian Sosial Budaya Tentang Perawatan Paliatif
Salah satu faktor yang menentukan kondisi kesehatan masyarakat adalah
perilaku kesehatan masyarakat itu sendiri. Dimana proses terbentuknya perilaku ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah faktor sosial budaya, bila
faktor tersebut telah tertanam dan terinternalisasi dalam kehidupan dan kegiatan
masyarakat ada kecenderungan untuk merubah perilaku yang telah terbentuk
tersebut sulit untuk dilakukan. Untuk itu, untuk mengatasi dan memahami suatu
masalah kesehatan diperlukan pengetahuan yang memadai mengenai budaya dasar
dan budaya suatu daerah. Sehingga dalam kajian sosial budaya tentang perawatan
paliatif bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,
meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi masalah yanh
berhubungan dengan penyakit yang mengancam kehidupan.
C. Pembahasan
Pengertian sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala
sesuatu yang mengenai masyarakat atau kemasyarakatan. Kebudayaan atau kultur
dapat membentuk kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam
segala masyarakat tanpa memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi
tenaga kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat
mereka mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana
meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan.
Pengaruh kebudayaan, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh
sikap terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota
masyarakat, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu
individu masyarakat. Green dalam Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa perilaku
manusia dari tingkat kesehatan dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yaitu faktor perilaku
(behaviour cause) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour cause). Perilaku itu
sendiri terbentuk dari tiga factor, yaitu :
1. Faktor Predisposisi ( predisposing factors), yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya
2. Faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik,
tersedia atau tidak tersedianya fasilitasfasilitas atau sarana-sarana kesehatan,
misalnya puskesmas, obat-obatan, air bersih dan sebagainya
3.Faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari
perilaku masyarakat.
Contoh lain, sosial budaya mempengaruhi kesehatan adalah pandangan suatu
masyarakat terhadap tindakan yang mereka lakukan ketika mereka mengalami sakit,
ini akan sangat dipengaruhi oleh budaya, tradisi, dan kepercayaan yang ada dan
tumbuh dalam masyarakat tersebut. Misalnya masyarakat yang sangat mempercayai
dukun yang memiliki kekuatan gaib sebagai penyembuh ketika mereka sakit, dan
bayi yang menderita demam atau diare berarti pertanda bahwa bayi tersebut akan
pintar berjalan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa social budaya sangat mempengaruhi
kesehatan baik itu individu maupun kelompok.
Kebudayaan perilaku kesehatan yang terdapat dimasyarakat beragam dan sudah
melekat dalam kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan tersebut seringkali berupa
kepercayaan gaib. Sehingga usaha yang harus dilakukan untuk mengubah
kebudayaan tersebut adalah dengan mempelajari kebudayaan mereka dan
menciptakan kebudayaan yang inovatif sesuai dengan norma, berpola, dan benda
hasil karya manusia.

1. Kajian Sosial Budaya Tentang Perawatan Paliatif


Salah satu faktor yang menentukan kondisi kesehatan masyarakat adalah
perilaku kesehatan masyarakat itu sendiri. Dimana proses terbentuknya perilaku ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah faktor sosial budaya, bila
faktor tersebut telah tertanam dan terinternalisasi dalam kehidupan dan kegiatan
masyarakat ada kecenderungan untuk merubah perilaku yang telah terbentuk
tersebut sulit untuk dilakukan. Untuk itu, untuk mengatasi dan memahami suatu
masalah kesehatan diperlukan pengetahuan yang memadai mengenai budaya dasar
dan budaya suatu daerah. Sehingga dalam kajian sosial budaya tentang perawatan
paliatif bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,
meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi masalah
yang berhubungan dengan penyakit yang mengancam kehidupan.
2. Budaya Masyarakat Tentang Pengobatan Pada Penyakit Paliatif
Kanker payudara merupakan penyakit yang mematikan. Jumlah penderitanya pun
tak sedikit. Sayang, banyak penderita justru memilih ke dukun alias pengobatan
alternatif. Ujung-ujungnya, malah bertambah parah. Banyak penderita yang
baru berobat ke dokter setelah menderita kanker payudara stadium tinggi.
Pemahaman masyarakat terhadap hal-hal yang dipercayai secara turun-temurun
merupakan bagian dari kearifan lokal yang sulit untuk dilepaskan. Hingga
pemahaman magis yang irasional terhadap pengobatan melalui dukun sangat
dipercayai oleh masyarakat. Peranan budaya dan kepercayaan yang ada
dimasyarakat itu diperkuat oleh rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai