Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

FAKULTAS KESEHATAN, PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Mata Kuliah : Keperawatan Menjelang Ajal dan
Palliatif
Dosen : Ns. Dene F Sumah, M.Kep
Bentuk Soal : Studi Kasus

Nama Mahasiswa : Richardo M. Watunwotuk


NPM : 12114201170104

Studi Kasus!
Alvionita adalah wanita berusia 48 tahun yang tinggal bersama suaminya Dean
dan tiga anak. Tiga anak Alvionita, Josephine (15 tahun), Harry (12 tahun) dan
Sarah (8 tahun) sadar bahwa ibu mereka menderita kanker, tetapi belum diberi
tahu tentang perkembangan penyakit sekunder atau implikasi yang
ditimbulkannya. Alvionita didiagnosis menderita kanker payudara tiga tahun
lalu, awalnya menjalani lumpektomi kanan dengan kemoterapi ajuvan. Tahun
lalu Alvionita didiagnosis menderita kanker tulang sekunder akibat proses
metastasis sel kanker. Sejak saat itu ia menerima Tamoxifen dan rutin
melakukan perawatan dan pengobatan pada klinik Onkologi untuk tindak
lanjut. Perawat perawatan paliatif mengunjungi Alvionita sebulan sekali untuk
memantau kemajuannya dan memberikan dukungan emosional. Saat
mengunjungi Alvionita, perawat itu mencatat bahwa dia tampak sangat tidak
nyaman, meskipun dia menyangkal rasa sakit. Saat menanyai Dean, perawat
mengetahui bahwa Alvionita ditemukan menangis dan memegang pinggulnya,
tetapi menolak untuk dilakukan perawatan medis.

Pertanyaan!
1. Menurut Anda mengapa Alvionita tidak mau melakukan perawatan medis
dan mengakui rasa sakitnya?
2. Ketika Alvionita mulai menerima perawatan paliatif, anggota tim perawatan
paliatif mana yang menurut Anda perlu dilibatkan dalam perawatannya?
Jelaskan secara singkat peran masing-masing.
3. Identifikasi kemungkinan penyebab mual dan muntah Alvionita.
4. Jelaskan strategi manajemen untuk berbagai kemungkinan penyebab mual
dan muntah Alvionita.
5. Pendidikan kesehatan apa yang harus diberikan perawat kepada Alvionita
tentang memulai dan mengonsumsi morfin?
6. Identifikasi intervensi keperawatan apa yang akan Anda lakukan terhadap
Alvionita?
7. Strategi keperawatan apa yang akan Anda terapkan untuk meringankan
gejala Alvionita?
8. Apa yang akan Anda sampaikan kepada Dean tentang hilangnya selera
makan Alvionita?
9. Strategi apa yang dapat Anda gunakan untuk membantu Alvionita
meningkatkan asupan nutrisinya?
10. Identifikasi strategi untuk membantu anak-anak Alvionita menghadapi
kematian.

-------------- SELAMAT BEKERJA ---------------

CATATAN:
1. Jawaban dikerjakan pada lembar soal dengan cara diketik rapih.
2. UAS dikumpulkan pada Senin, 20 April 2020 (pukul 14.15 wit).
3. Jika ditemukan hasil pekerjaan yang sama dengan teman lainnya di kelas sendiri atau
kelas lain maka akan diberikan nilai Nol
4. Keterlambatan terhadap pengumpulan hasil UAS ini dianggal Nol nilainya.
JAWABAN
1. Mengapa alvionita tidak mau melakukan perawatan medis ?
Karena dia tidak mau ketiga anaknya cemas terhadap dirinya jika dia di rawat di Rumah
sakit

Mengapa alvionita tidak mengakui rasa sakitnya ?


Karena jika dia mengakui rasa sakitnya maka dia akan di minta oleh perawat dan suaminya
untuk melakukan tindakan medis

2.
1) Dokter Paliatif
Di tingkat layanan sekunder dan tertier:
a) Bertanggung jawab terhadap penatalaksanaan pasien paliatif
b) Melakukan penatalaksanaan nyeri dan gejala lain apabila terapi kausatif belum atau
tidak dilakukan
c) Mengkoordinasikan dengan tim penatalaksana nyeri dan gejala lain yang
memerlukan keahlian spesialis lain
d) Melakukan tatalaksana gejala pada pasien stadium termi-nal fase menjelang
akhir kehidupan

2.Perawat sebagai tenaga pelaksana:


2) Menerima permintaan asuhan keperawatan dari koordinator program paliatif.
3) Berkoordinasi dengan anggota tim lain.
4) Menganalisa, menegakkan dan melakukan asuhan keperawatan sesuai kebutuhan
dan kondisi pasien
5) Menginformasikan dan mengedukasi pelaku rawat atau penanggung jawab pasien

3).Pelaku rawat (caregiver)


1. Melakukan atau membantu pasien melakukan perawatan diri dan kegiatan sehari hari
(memandikan, memberi makan, beraktifitas sesuai kemampuan pasien, dll)
2. Memberikan obat dan tindakan keperawatan sesuai anjuran dokter

4).Pekerja sosial dan psikolog


Perannya membantu pasien dan keluarganya dalam mengatasi masalah pribadi dan sosial
akibat kanker, dan kecacatan, serta memberikan dukungan emosional selama perjalanan
penyakit dan proses berkabung.

5).Rohaniawan

Rohaniawan membantu mengatasi pertanyaan yang berkaitan dengan makna kehidupan.


Rohaniawan, berkoordinasi dengan anggota tim paliatif lainnya, diharapkan mampu
menganalisa kebutuhan rohani dan keagamaan bagi pasien dan keluarga serta
memberikan dukungan dalam tradisi keagamaan, mengorganisir ritual keagamaan yang
dibutuhkan oleh pasien kanker dan keluarganya.

3. Gejala mual muntah merupakan salah satu efek samping yang berat akibat pemberian
obat kemoterapi. Hal ini bisa menjadi potensi terjadinya stress pada pasien yang
terkadang membuat pasien memilih untuk menghentikan siklus terapi dan berpotensi
untuk mempengaruhi harapan hidup di masa depan. Disamping itu, jika efek samping
ini tidak ditangani dengan baik, maka mual muntah dapat menyebabkan terjadinya
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, dan resiko aspirasi pneumonia

4. A. Lakukan penilaian lengkap terhadap mual, termasuk frekuensi, durasi, tingkat


keparahan dan faktor-faktor pencetus dengan menggunakan alat [pengkajian] seperti
self-care journal, Visual analog acales, timbangan analog visual, duke descriptive scales,
dan Rhodes index of nausea and vomiting (INV) form 2
B. Observasi tanda-tanda nonverbal dari ketidak nyamanan terutama pada bayi, anak-anak,
dan orang-orang yang tidak mampu untuk berkomunikasi secara efektif, seperti individu
dengan penyakit Alzheimer
C. Evaluasi pengalaman masa lalu individu terhadap mual (misalnya, kehamilan dan mabuk
darat)
D. Dapatkan riwayat lengkap perawatan sebelumnya
E. Dapatkan riwayat diet pasien seperti [makanan] yang disukai dan yang tidak disukai serta
prefensi [makanan] terkait budaya

5.
Golongan Obat pereda nyeri golongan opioid

Kategori Obat resep

Manfaat Meredakan rasa sakit sedang hingga parah

Dikonsumsi
Dewasa dan anak-anak
oleh

Dosis dan Aturan Pakai Morfin


Dosis morfin pada setiap pasien berbeda-beda, tergantung dari tingkat keparahan rasa sakit,
respons terhadap obat, dan bentuk obat. Berikut adalah beberapa dosis morfin yang umum
diberikan berdasarkan bentuk sediaan obatnya:
 Tablet lepas lambat
Dewasa: Dosis ditentukan oleh dokter. Dosis dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Tablet umumnya diberikan setiap 8 atau 12 jam.
 Tablet biasa
Dewasa: 15-30 mg dikonsumsi setiap empat jam. Dosis dapat disesuaikan dengan
kebutuhan.
Morfin dalam bentuk suntik hanya diberikan oleh dokter di rumah sakit. Untuk anak-anak,
penggunaan dan dosis morfin harus ditentukan oleh dokter.

Cara Menggunakan Morfin dengan Benar


Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan dengan saksama
sebelum menggunakan morfin. Morfin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.

Jika morfin telah digunakan selama beberapa minggu, jangan menghentikan penggunaan
obat secara tiba-tiba tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Hal tersebut dapat
menimbulkan gejala putus obat.

Simpan morfin di tempat tertutup dalam suhu ruangan dan jangan di dalam kulkas.
Hindarkan dari hawa panas, lembab, dan paparan sinar matahari langsung, serta jauhkan
dari jangkauan anak-anak.

6.
 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran
 Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan yang nyaman
 Tentukan riwayat nyeri
 Berikan tehnik relaksasi distraksi
 Pantau pemasukan nutrisi setiap hari
 Control factor lingkungan dan diit yang akan di berikan
 Ciptakan suasana makan yang menyenangkan
 Kaji factor yang mengurangi nafsu makan
 Pantau mual dan muntah
 Pantau masukan dan haluaran cairan
 Kaji tanda-tanda vital
 Dorong peningkatan pemasukan cairan
 Tingkatkan istirahat
 Tekankan pentingnya oral hygiene
 Kaji kulit sesering mungkin
 Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan
 Anjurkan klien untuk menghindari krim kulit apapun kecuali ada indikasi dari
dokter
 Anjurkan penggunaan pakaian lembut dan longgar

7. 1. MENYARANKAN TETAP MELAKUKAN PERAWATAN PALIATIF


2. BERIKAN DUKUNGAN
3. KONSUL PADA DOKTER

8. Alvionita tidak napsu mkn itu karena respon pisikologis...


Dia tau dia akang mati dalam waktu dekat, itu yg membuat dia tidak ada semangat hidup
lagi
Termasuk hilang napsu makan

9. Kita sebagai perawat harus kasih penguatan kepada pasien kalau samua manusia tu pasti
akan mengalami kematian, dan juga tidak tau kapan kematian itu akan datang, dan kita
sebagai perawat harus ingatkan kepada keluarga pasien juga kalo menolak makanan akan
membuat penyakit semakin memburuk..
10. Kita harus bilang kepada anak" bahwa semua manusia akan mati pada saatnya, dan bilang
kepada pasien harus lebih dekat kepada Tuhan, agar klo meninggal pasien ada pada tempat
yg tenang...

Anda mungkin juga menyukai