Anda di halaman 1dari 44

BIMBEL SINERSI

KEPERAWATAN ANAK

Ns. Baiq Fitria Frisma Lita M.Kep.,Sp.Kep.A


Disclaimer

Referensi untuk semua teori serta contoh soal dalam latihan


bersumber dari aplikasi siNersi Mobile dengan hak cipta
sepenuhnya milik tim Asosiasi Institusi Pendidikan Ners
Indonesia (AIPNI) selaku penyusun aplikasi siNersi Mobile

Silahkan digunakan dengan bijak sebagai bahan belajar dan


latihan, tidak untuk dipublikasikan
Sistem Integument
Campak
Campak/morbili adalah infeksi yang disebabkan oleh paramyxovirus
Mekanisme: MK
Virus campak masuk demam, mata merah/konjungtivitis,
ke dalam tubuh bercak keabu-abuan pada mulut
melalui udara, dan tenggorokan, timbul bercak
kontak langsung kolpik’s pada mukosa pipi/daerah
dengan secresi mulut, timbul ruam pada kulit
hidung atau dimulai dari belakang telinga
tenggorokan. menyebar ke seluruh tubuh

Penanganan: Pemberian nutrisi yang


adekuat, imunisasi, isolasi untuk mencegah
penularan, mempertahankan kebersihan diri
Proses Keperawatan
Fokus Pengkajian Fokus Masalah Intervensi dan Fokus Evaluasi
evaluasi
Timbul ruam pada 1. Gangguan Integritas Kulit dan 1. Tidak terjadi
kulit dimulai dari jaringan ditandai dengan Perawatan kulit, gangguan integritas
belakang telinga kerusakan jaringan atau lapisan mandi dan kulit ditandai
menyebar ke kulit, nyeri, kemerahan, lecet, menyeka kulit dengan tidak ada
seluruh tubuh, dan gatal dengan washlap kemerahan, kulit
disertai keluhan basah lembab, kulit tampak
gatal, adanya lecet 2. Defisit perawatan diri: tidak bersih
bekas garukan, kulit mampu
kering, tampak melakukan/menyelesaikan 2.Kebersihan diri
kotor, melaporkan aktifitas perawatan diri d/d tidak terjaga dengan
kekhawatiran jika mampu mandi, perawatan diri mandi teratur, kulit
mandi kurang, menolak melakukan bersih
perawatan diri
Sistem Persarafan
Kejang demam Hidrosefalus
Kejang yang disebabkan karena kenaikan suhu tubuh >38,4℃ Keadaan patologi otak yang mengakibatkan
tanpa adanya infeksi sususnan saraf pusat dan gangguan bertambahnya cairan serebrospinalis yang
elektrolit disebabkan baik oleh produksi yang berlebih maupun
Penanganan gangguan absorbsi dengan atau tidak disertai ↑TIK
Peningkatan Farmakologi: shg terjadi pelebaran ruang tempat aliran CSS
suhu tubuh MK
Demam antipiretik dan anti
>38,4℃, kejang (diazepam Mekanisme MK
kejang rektal/IV) Pembesaran kepala
neuron sel Non farmakologi: CSS abnormal abnormal (LK>40 cm),
otak mjd menyentak (produksi
sensitif & dan atau kaku baringkan ditempat likuor sunkens eyes, fontanel
aktif otot, gerakan yang rata, berlebih, terbuka dan tegang, tulang
berlebihan mata singkirkan benda resistensi kepala tipis dan vena-vena
abnormal, sekitar, aliran likuor menonjol, perkembangan
kesadaran ↓, melonggarkan ↑, tekanan terlambat
aliran sinus senosa
listrik kehilangan pakaian, tidak
memasukkan TIK↑, ↑
berlebih kontrol
kandung sesuatu ke mulut Penanganan
kemih/pergera anak, jangan mengurangi produksi cairan
Kejang kan usus dan memaksa membuka dengan pembedahan
muntah mulut, posisi miring
mencegah aspirasi, (pembuatan VP shunt)
kompres, penkes
kejang dirumah
Sistem Persarafan
Mengingitis
Infeksi pada selaput otak (meningen) yang disebabkan karena bakteri, virus atau jamur

Organisme
masuk ke aliran MK Penanganan
darah dari secret Peningkatan TIK
hidung dan Perawatan waktu kejang: Hisap lendir,
telinga menyebabkan cegah cidera, longgarkan baju
kejang, perubahan
Gangguan fungsi tingkat kesadaran, Pengobatan simptomatik: untuk
TIK ↑ kejang dan panas
sistem regulasi d/d nyeri kepala,
hipertermi kaku kuduk,
Gangguan Pengobatan suportif: Pemberian cairan
Kernig sign positif, intravena, isolasi, mempertahankan
perfusi
jaringan Gangguan tanda Bruzinski hidrasi maksimal, mencegah dan
cerebral metabolisme otak, positif, fotopobia mengatasi komplikasi,
gang. keseimbangan mempertahankan ventilasi,
ion K dan Na mengurangi TIK (tekanan intra
Nyeri kepala, kranial) yang meningkat, penanganan
kesadaran ↓ syok
Kejang
Proses Keperawatan
Fokus Pengkajian

Menentukan karakteristik kejang yang Menentukan peningkatan TIK Pemeriksaan penunjang:


berdampak pada hilangnya kesadaran, (fontanel cembung, muntah lumbal pungsi, EEG,
gerakan tubuh tidak terkendali, proyektil, dan kesadaran serum elektrolit dan
perubahan perilaku dan sensasi, menurun glukosa, kultur darah
perubahan sistem otonom

Menentukan fungsi
saraf kranial dengan
melihat respon
pupil,menentukan
perubahan suhu,
adanya kaku kuduk,
reflex Babinski,
Kernig, dan
Bruzinzki
Proses Keperawatan
Fokus Diagnosis Fokus Intervensi dan Implementasi
Fokus Evaluasi
1. Mempertahankan suhu stabil (kompres
1. Hipertermia krn proses hangat/water sponging, antipiretik, antibiotik) 1. Tidak terjadi kejang
inflamasi dan infeksi berulang
2. Mencegah cidera dan kejang berulang
2. Risiko gangguan perfusi 2. Anak terebas dari
jaringan serebral b/d adanya 3. Kolaborasi pemberian antikonvulsan demam dan cidera
penurunan sirkulasi darah ke
otak d/d peningkatan TIK 4. Penkes penanganan kejang dirumah
3. Orang tua memahami
5. Pemberian obat rectal cara penanganan kejang di
3.Risiko cidera b/d kejang, rumah
perubahan status mental dan 6. Pemberian VP shunt
tingkat kesadaran 4. Orang tua memahami
7. Perawatan integritas kulit perawatan VP shunt yang
4. Nyeri b/d adanya iritasi dapat dilakukan oleh orang
lapisan otak 8. Pemberian posisi saat kejang (miring) tua di rumah
9. Stimulasi tumbuh kembang
Sistem Perkemihan
Infeksi Saluran Kemih Sindrom Nefrotik
Infeksi saluran kemih disebabkan adanya invasi Peningkatan permeabilitas membrane gromerulus terhadap
mikroorganisme pada saluran kemih protein yang mengakibatkan kehilangan protein plasma
menyebabkan hypoalbuminemia
Mikroorganisme masuk ke saluran kemih
menyebabkan penurunan resistensi invasi albumin ↓ --> tekanan osmotik plasma ↓ --> cairan
bakteri dan residu kemih --> menjadi media intravaskular pindah ke dalam interstisial --> cairan
pertumbuhan mikroorganisme -->
menyebabkan gang fungsi ginjal --> intravaskular berkurang --> aliran darah ke renal ↓ -->
mikroorganisme dr kandung kemih naik ke hipovolemia --> ginjal melakukan kompensasi
ginjal --> air kemih sering tertahan -->distensi
kandung kemh --> nyeri (merangsang renin angiotensin, sekresi antideuretik ↑,
sekresi aldosteron --> retensi natrium dan air --> edema
MK Penanganan
nyeri saat berkemih, Antibiotik dan MK Penanganan
berkemih tidak antipiretik, edema (sekitar Farmakologi: terapi kortikosteroid,
tuntas, riw.kurang meningkatkan asupan mata imunosupresan, deuretik.
bersih saar cairan 2-3 lt/hari, (periorbital), Non farmakologi: Pencegahan
berkemih, pakaian dalam bahan ektermitas,
infeksi dan kerusakan kulit, nutrisi
hematuria, demam, katun, membersihkan anasarka), acites,
perineum dr arah malaise, sakit (diet SN), pembatasan asupan cairan,
nyeri punggung & istirahat, dukungan bagi anak.
pinggang depan ke belakang kepala
Proses Keperawatan
Fokus Pengkajian

Anamnesia Inspeksi Palpasi


Menentukan faktor risiko ISK, Edema (periorbital, Distensi kandung kemih,
tanda kongesti, anasarka, asites, edema labia/scrotum
iritasi/ketidaknyamanan
hematuria, adanya
genital, hematuri, sering ingin
beremih tapi tidak lancar dan pruritas, keletihan, Pemeriksaan Laboratorium
tuntas (sedikit), urin pekat, perubahan warna Leukosuria, hematuria,
ketidaknyamanan daerah pevis, kulit pada sindrom kultur urin, hitung koloni,
rasa sakit daerah pubis, nefrotik, pernafasan bakteriologi, urinalisis dan
perasaan tertekan pada perut cepat, keterlambatan protein urin
bawah, demam, rasa terbakar perkembangan, wajah
dan perih saat berkemih, nyeri tampak sembab,
punggung dan pinggang, mual, kenaikan BB
muntah,BB meningkat, mudah
lelah, demam.
Proses Keperawatan
Fokus Masalah
1. Kelebihan volume cairan b/d kerusakan Fokus Evaluasi
Fokus intervensi dan
glomerulus yg menyebabkan peningkatan
implementasi
permeabilitas glomerolus dan hilangnya 1. Anak mengalami
protein plasma, penurunan albumin darah, haluran urin yg adekuat
1. Monitor balance cairan
penurunan tekanan osmotik, perpindahan sesuai usia
2. Monitor hasil laboratorium
cairan intravaskuler ke intrerstisial yg 2. Edema berkurang
3. Monitor karakteritik urin
menyebabkan edema 3. Pola eliminasi normal
4. Diet rendah natrium
2. Nyeri b/d proses inflamasi pd kandung 4. Warna urin : jernih
5. Istirahat dan aktivitas
kemih mengakibatkan obstruksi saluran kemih 5. Orang tua melakukan
seimbang
yg bermuara pd vesika urinaria perineal hygiene dengan
6. Teknik relaksasi
mengakibatkan kontraksi dinding vesika tepat
7. Penkes tentang perineal
urinaria
hygine yg tepat
3. Perubahan pola eliminasi b/d adanya
obstruksi mekanik pd kandung kemih
/struktur traktus urinarius lain yg
menyebabkan iritasi uretra shg mengalami
oliguria
Latihan Soal
1. Bayi laki-laki usia 1 tahun dirawat di ruang anak dengan hidrosefalus. Hasil pengkajian: kesadaran
menurun, lingkar kepala 69 cm, terdapat sunken eyes sign, belum bisa duduk, hanya berbaring
ditempat tidur

Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut:

A. Defisit Nutrisi

B. Intoleransi aktifitas

C. Gangguan mobilitas fisik

D. Resiko gangguan perfusi jaringan serebral

E. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan


Kunci jawaban dan Pembahasan:

Jawaban: (D) Risiko gangguan perfusi jaringan serebral :


Data pendukung: Kesadaran menurun, LK 69 cm, sunset eyes -->
dapat menimbulkan masalah pada perfusi jaringan cerebral
2. Balita laki-laki usia 4 tahun dibawa ke rumah sakit karena kejang
saat di rumah. Hasil pengkajian: Anak memiliki riwayat kejang
demam, demam sudah 3 hari, batuk, pilek, anak tampak lemah, suhu
tubuh 39℃, frekuensi nafas 35x/menit.

Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?

A. Hipertermia
B. Risiko cidera
C. Risiko infeksi
D. Intoleransi aktivitas
E. Pola nafas tidak efektif
Kunci jawaban dan pembahasan:

Jawaban (A) Hipertermia


data penunjang: Demam 39 ℃
3. Anak laki-laki usia 4 tahun dirawat diruang anak dengan keluhan bengkak pada muka, sakit kepala
dan berat badan meningkat drastis. Hasil pengkajian: mudah lelah, edema anasarka, konjungtiva pucat,
porsi makan tidak dihabiskan, dan hasil laboratorium proteinuri +3.

Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?

A. Nyeri akut

B. Intoleransi aktivitas

C. Risiko tinggi infeksi

D. Kelebihan volume cairan

E. Ketidakseimbangan nutrisi
Kunci jawaban dan pembahasan:

Kunci jawaban (D) Kelebihan volume cairan


Data : Bengkak pada muka, edema anasarka, BB meningkat drastis

Sign & symptom pada kasus tersebut merujuk pada kondisi sindro nefrotik yaitu
gangguan ginjal yang ditandai dengan proteinuria, hipoalbuminemia yang dapat
meningkatkan permeabilitas kapiler sehingga menyebabkan edema anasarka yg
mengakibatkan berat badan meningkat drastis
4. Anak perempuan usia 6 tahun dirawat di PICU karena meningitis
sudah 2 minggu. Hasil pengkajian:kesadaran menurun dan terpasang
ventilator. Orang tua mengatakan tidak sanggup lagi untuk
membiayai dan akan membawa pulang anaknya.

Apakah implementasi yang tepat pada kasu tersebut ?

A. Membiarkan keluarga membawa anaknya pulang


B. Menghargai apapun yang menjadi keputusan keluarga
C. Memberikan motivasi orang tua untuk mencari bantuan
D. Meminta keluarga menandatangani surat pernyataan pulang paksa
E. Menjelaskan pada keluarga bahwa anak harus tetap menjalani
perawatan
Kunci jawaban dan pembahasan

Jawaban: (E) Menjelaskan pada keluarga bahwa anak harus tetap


menjalani peran

peran perawat profesional antara lain:


pemberi perawatan, pemberi keputusan klinis, pelindung, advokat
klien, manajer kasus, rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator,
dan pendidik.

Kasus ini menginterpretasikan bahwa keluarga membutuhkan


informasi dari berbagai pemberi pelayanan
5. Anak laki-laki usia 7 tahun dirawat di RS dengan sindrom nefrotik. Hasil pengkajian:
pitting edema di ekstermitas, asites,frekuensi nafas 32x/menit. Hasil laboratorium:
proteinuria (+), albumin, 1.9 gr/dl, Anak tersebut mendapatkan terapi steroid dan deuretik.

Apakah intervensi utama pada kasus tersebut?

A. Beri nutrisi TKTP


B. Pantau pola nafas
C. Beri terapi oksigen
D. Pantau nilai laboratorium
E. Pantau keseimbangan cairan
Kunci Jawaban dan Pembahasan:
Jawaban: (E) Pantau keseimbangan cairan

Data menunjukkan adanya edema di ekstermitas dan asites serta


protein urin (+) sehingga mendapat terapi steroid dan diuretik.
terapi diuretik sendiri diberikan untuk mengurangi retensi cairan.
karena kelebihan volume cairan pada interstisial yg
dimanifestasikan dengan asites dan edema ekstermitas.
Pemantauan keseimbangan cairan merupakan pilihan untuk
intevensi prioritas
6. Anak perempuan usia 12 tahun dirawat diruang perawatan anak dengan keluhan sudah 3
hari mengeluh nyeri pada daerah perut bawah. Hasil pengkajian: anak mengeluh nyeri saat
BAK, BAK tidak lancar, merasa tidak puas saat BAK, ekspresi tampak meringis kesakitan,
nafsu makan menurun dan susah tidur.
Apakah kriteria evaluasi yang diharapkan tercapai pada kasus tersebut?

A. Tidak terjadi nyeri kronis


B. Nyeri berangsur berkurang
C. Kebutuhan tidur terpenuhi
D. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
E. Pola eliminasi dalam rentang normal
Kunci Jawaban dan
Pembahasan:
Jawaban (B) Nyeri berangsur berkurang

Data mengeluh nyeri daerah perut bawah, ekspresi tampak meringis kesakitan, menjadi
data mayor untuk nyeri akut yang dirasakan oleh klien. Berkurangnya nyeri merupakan
kriteria capaian dalam evaluasi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut.
7. Balita perempuan usia 4 tahun dirawat di ruang anak dengan mobrili. Hasil pengkajian anak sulit
makan, terdapat luka di mulut, seluruh tubuh terdapat ruam, suhu 36,6 ℃. Anak mendapat
antibiotik 3x125 mg. Perawat mencampur antibiotic 1 gram dengan aquabidest 4cc

Berapakah kebutuhan antibiotik pada kasus tersebut?

A. 1/2 cc

B. 1 cc

C. 1,5 cc

D. 2 cc

E. 2,5 cc
Kunci jawaban dan
pembahasan
Jawaban (A). 1/2 cc

Pembahasan:
1 gram = 4 cc
1 gram = 1000 mg = 4cc
1000mg : 125mg = 8
4 cc : 8 = 1/2 cc

Perhatikan satuannya, jika berbeda silahkan dikonversi terlebih dahulu


8. Bayi perempuan usia 18 bulan dirawat di ruang rawat anak dengan morbili. Hasil pengkajian:
demam dan batuk sejak 4 hari yang lalu, timbul bintik merah di belakang telinga, muka,leher dan
dada, atuk berlendir dan kadang muntah, mata merah, bibir kering, terdapat sariawan, suhu 40℃,
RR = 30x/menit, nadi: 100x/menit

Apakah fase morbili yang dialami oleh pasien tersebut?

A. Awal erupsi

B. Akhir erupsi

C. Konvalensi

D. Awal kataralis

E. Awal prodormal
Kunci Jawaban dan
Pembahasan
Jawaban: Awal erupsi

Pembahasan:

Data:
timbul bintik merah
di belakang
telinga,muka,leher dan dada
9. Anak laki-laki usia 5 tahun dirawat di ruang anak dengan sindrom nefrotik. Hasil
pengkajian: keluhan bengkak pada kelopak mata, urin yang keluar sedikit, tidak nafsu maka,
sesak ketika beraktifitas, TD: 120/70mmHg, frekuensi nafas 40x/menit, frekuensi nadi
100x/menit, suhu 36,6. Hasil laboratorium: Protein urin 40mg/dl, Hb 12 gr/dl.

Apakah intervensi keperawatan utama pada kasus tersebut?

A. Kaji adanya edema


B. Berikan kortikosteroid
C. Ukur berat jenis urin
D. Berikan posisi semi fowler
E. Batasi cairan selama ada edema
Kunci jawaban dan
Pembahasan
Jawaban: (E) Batasi cairan selama ada edema

Pembahasan: Sindrom nefrotik merupakan masalah dalam sistem perkemihan yang


ditandai dengan penumpukan cairan (edema) karena berkurangnya protein dalam
darah --> memperlambat aliran air dari jaringan tubuh untuk masuk ke dalam
pembuluh darah --> air menumpuk pada jaringan tubuh --> bengkak terutama sekitar
mata dan ekstermitas.

Edema --> intervensinya batasi cairan


10. Batita perempuan usia 2 tahun, dibawa ibu ke puskemas dengan keluhan
demam disertai batuk pilek. Hasil pengkajian, faring merah, stomatitis,
konjungtivitis, terdapat bercak koplik, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi
nafas 43x/menit, suhu 39℃

Apakah pengkajian peting lainnya pada kasus tersebut:

A. Rewel
B. Adanya ruam
C. mual muntah
D. Kekeruhan kornea
E. Cairan keluar dari telinga
Kunci Jawaban dan
Pembahasan
Jawaban (B) adanya ruam

Pembahasan: Dari data yang ada terdapat faring kemerahan, stomatitis,


konjungtivis serta bercak koplik. Data-data tersebut merupakan manifestasi
klinis dari morbili/campak yang muncul pada fase prodormal. Maka
pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan fisik untuk melihat adanya
ruam yang menjadi ciri khas morbili/campak
11. Bayi laki-laki 6 bulan, dirawat diruang anak dengan bronkopneumonia. Hasil pengkajian:
batuk berdahak, rewel, pucat, keluar keringat dingin, terdengar ronchi di lobus dextra
posterior, frekuensi nafas 48x/menit, frekuensi nadi 90x/menit, suhu 37,8, leukosit
12.000/mm3

Apakah masalah keperawatan prioritas pada bayi tersebut?

A. Hipertermi
B. Risiko defisit cairan
C. Risiko defisit nutrisi
D. Bersihan jalan nafas tidak efektif
E. Perfusi jaringan perifer tidak efektif
Kunci jawaban dan
pembahasan
Jawaban: (D) bersihan jalan nafas tidak efektif

Pembahasan:
Data: bronkopneumonia, batuk berdahak, terdengar ronkhi di lobus dextra posterior yang
menandakan adanya akumulasi sekret sehingga jalan nafas tidak paten karena adanya obstruksi
yang kemudian menimbulkan beberapa masalah lainnya seperti pucat, peningkatan RR
12. Anak perempuan usia 3 tahun dirawat di ruang anak dengan keluhan asma.
Hasil pengkajian : Riwayat beberapa kali dirawat dengan penyakit yang sama
sejak satu tahun yang lalu. Saat ini keadaan anak sudah membaik. BB 18 kg,
frekuensi napas 24x/menit. Anak dipersiapkan untuk pulang.
Apakah pendidikan kesehatan yang tepat pada kasus tersebut?

A. Batasi aktivitas anak


B. Siapkan selalu obat inhaler
C. Ajarkan ibu mengenali faktor pemicu
D. Ajarkan teknik nafas dalam
E. Berikan nutrisi adekuat
Kunci jawaban dan
pembahasan
Jawaban (C) Ajarkan ibu mengenali faktor pemicu

Asma merupakan gangguan sistem pernafasan yang etiologinya adalah alergen. Dari kasus tersebut
anak sudah tidak ada keluhan dan bersiap untuk pulang. Salah satu intervensi keperawatan adalah
memberikan pendidikan kesehatan bagi orangtua saat perawatan di rumah atau saat discharge
planning setelah hospitalisasi dan kembali kerumah. Key word dalam kasus ini adalah riwayat kasus
berulang sampai 4 kali, sehingga orang tua perlu diberikan pendidikan kesehatan dalam mengenali
faktor pemicu untuk mencegah kondisi berulang
13. Batita laki-laki usia 2 tahun dibawa ibu ke UGD dengan keluhan demam sejak
seminggu yang lalu terutama saat malam hari. Hasil pengkajian: muntah 3 kali, malas
minum makan dan minum, lidah kotor, nyeri perut, frekuensi nadi 120x/menit,
frekuensi napas 28x/menit, suhu 37,8℃, leukosit 11.300 mm3, dan IgM Salmonella
positif

Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut:


A. Risiko defisit nutrisi
B. Risiko Hipovolemia
C. Risiko infeksi
D. Hipertermia
E. Nyeri Akut
Kunci jawaban dan
pembahasan
Jawaban (B) Risiko Hipovolemia

Pembahasan: muntah, malas akan dan minum

Cairan berhubungan dengan sirkulasi sehingga dalam skala prioritas masalah sirkulasi termasuk cairan menjadi yang
diprioritaskan
14. Bayi perempuanusia 5 hari dirawat di ruang perinatologi dengan
hiperbillirubinemia. Hasil laboratorium: kadar billirubin total 14 mg/dl.
Bilirubin direct 0,5 mg/dl. Bayi mendapatkan fototerapi. perawat
mempersiapkan unit fototerapi.

Apakah tidakan yang harus dilakukan perawat selanjutnya?


A. Melepas pakaian bayi
B. Memakaikan popok bayi
C. Memasang penutup mata
D. Memposisikan bayi tengkurap
E. Meletakkan bayi dengan sinar sesuai petunjuk
Kunci jawaban dan
Pembahasan
Jawaban : (A) melepas pakaian bayi

Urutan:
Melepas pakaian bayi
Memakaikan popok/menganti popok
Memasang penutup mata
Memposisikan bayi tengkurap dan posisi diganti beberapa kali
Meletakkan bayi dengan sinar sesuai petujuk
Batita perempuan usia 3 tahun dirawat di ruang PICU dengan diagnosis
Pneumonia. Hasil pengkajian: kesadaran somnolen, RR:35X/menit, frekuensi
nadi 60x/menit. Pasien telah mendapatkan terapi oksigenasi dan terpasang alat
monitor.

Apakah yang harus dievaluasi pada kasus tersebut?


A. Capillary Rate time
B. Saturasi Oksigen
C. Tekanan darah
D. Refleks Pupil
E. Suhu Tubuh
Jawaban dan Pembahasan
Jawaban (B) saturasi oksigen

Pembahasan: kata kunci: pemberian oksigen --> memantau saturasi oksigen untuk
mengevaluasi terapi oksigen yang diberikan
Referensi
Keyle, T.E. & Carman, S.(2010/2015). Buku ajar keperawatan pediatri volume 1. Jakarta:EGC
Keyle, T.E. & Carman, S.(2010/2015). Buku ajar keperawatan pediatri volume 2. Jakarta:EGC
Keyle, T.E. & Carman, S.(2010/2015). Buku ajar keperawatan pediatri volume 3. Jakarta:EGC
Keyle, T.E. & Carman, S.(2010/2015). Buku ajar keperawatan pediatri volume 4. Jakarta:EGC
Pillitari, A. (1999). Maternal & child health nursing: Care of rge childbearing & childrearing family
(3rd edition). Philadelpia: JB Lippincot.
PPNI (2016). Standar diagnosis keperawaran indonesia: Definisi dan indikator diagnostik (Ed 1).
Jakarta: DPP PPNI.
WHO (2013). Pocket book of hospital care for children: Guidelines for the management of common
childhood ilnesses (2nd edition). Geneva: WHO
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai