KEPERAWATAN ANAK
Organisme
masuk ke aliran MK Penanganan
darah dari secret Peningkatan TIK
hidung dan Perawatan waktu kejang: Hisap lendir,
telinga menyebabkan cegah cidera, longgarkan baju
kejang, perubahan
Gangguan fungsi tingkat kesadaran, Pengobatan simptomatik: untuk
TIK ↑ kejang dan panas
sistem regulasi d/d nyeri kepala,
hipertermi kaku kuduk,
Gangguan Pengobatan suportif: Pemberian cairan
Kernig sign positif, intravena, isolasi, mempertahankan
perfusi
jaringan Gangguan tanda Bruzinski hidrasi maksimal, mencegah dan
cerebral metabolisme otak, positif, fotopobia mengatasi komplikasi,
gang. keseimbangan mempertahankan ventilasi,
ion K dan Na mengurangi TIK (tekanan intra
Nyeri kepala, kranial) yang meningkat, penanganan
kesadaran ↓ syok
Kejang
Proses Keperawatan
Fokus Pengkajian
Menentukan fungsi
saraf kranial dengan
melihat respon
pupil,menentukan
perubahan suhu,
adanya kaku kuduk,
reflex Babinski,
Kernig, dan
Bruzinzki
Proses Keperawatan
Fokus Diagnosis Fokus Intervensi dan Implementasi
Fokus Evaluasi
1. Mempertahankan suhu stabil (kompres
1. Hipertermia krn proses hangat/water sponging, antipiretik, antibiotik) 1. Tidak terjadi kejang
inflamasi dan infeksi berulang
2. Mencegah cidera dan kejang berulang
2. Risiko gangguan perfusi 2. Anak terebas dari
jaringan serebral b/d adanya 3. Kolaborasi pemberian antikonvulsan demam dan cidera
penurunan sirkulasi darah ke
otak d/d peningkatan TIK 4. Penkes penanganan kejang dirumah
3. Orang tua memahami
5. Pemberian obat rectal cara penanganan kejang di
3.Risiko cidera b/d kejang, rumah
perubahan status mental dan 6. Pemberian VP shunt
tingkat kesadaran 4. Orang tua memahami
7. Perawatan integritas kulit perawatan VP shunt yang
4. Nyeri b/d adanya iritasi dapat dilakukan oleh orang
lapisan otak 8. Pemberian posisi saat kejang (miring) tua di rumah
9. Stimulasi tumbuh kembang
Sistem Perkemihan
Infeksi Saluran Kemih Sindrom Nefrotik
Infeksi saluran kemih disebabkan adanya invasi Peningkatan permeabilitas membrane gromerulus terhadap
mikroorganisme pada saluran kemih protein yang mengakibatkan kehilangan protein plasma
menyebabkan hypoalbuminemia
Mikroorganisme masuk ke saluran kemih
menyebabkan penurunan resistensi invasi albumin ↓ --> tekanan osmotik plasma ↓ --> cairan
bakteri dan residu kemih --> menjadi media intravaskular pindah ke dalam interstisial --> cairan
pertumbuhan mikroorganisme -->
menyebabkan gang fungsi ginjal --> intravaskular berkurang --> aliran darah ke renal ↓ -->
mikroorganisme dr kandung kemih naik ke hipovolemia --> ginjal melakukan kompensasi
ginjal --> air kemih sering tertahan -->distensi
kandung kemh --> nyeri (merangsang renin angiotensin, sekresi antideuretik ↑,
sekresi aldosteron --> retensi natrium dan air --> edema
MK Penanganan
nyeri saat berkemih, Antibiotik dan MK Penanganan
berkemih tidak antipiretik, edema (sekitar Farmakologi: terapi kortikosteroid,
tuntas, riw.kurang meningkatkan asupan mata imunosupresan, deuretik.
bersih saar cairan 2-3 lt/hari, (periorbital), Non farmakologi: Pencegahan
berkemih, pakaian dalam bahan ektermitas,
infeksi dan kerusakan kulit, nutrisi
hematuria, demam, katun, membersihkan anasarka), acites,
perineum dr arah malaise, sakit (diet SN), pembatasan asupan cairan,
nyeri punggung & istirahat, dukungan bagi anak.
pinggang depan ke belakang kepala
Proses Keperawatan
Fokus Pengkajian
A. Defisit Nutrisi
B. Intoleransi aktifitas
A. Hipertermia
B. Risiko cidera
C. Risiko infeksi
D. Intoleransi aktivitas
E. Pola nafas tidak efektif
Kunci jawaban dan pembahasan:
A. Nyeri akut
B. Intoleransi aktivitas
E. Ketidakseimbangan nutrisi
Kunci jawaban dan pembahasan:
Sign & symptom pada kasus tersebut merujuk pada kondisi sindro nefrotik yaitu
gangguan ginjal yang ditandai dengan proteinuria, hipoalbuminemia yang dapat
meningkatkan permeabilitas kapiler sehingga menyebabkan edema anasarka yg
mengakibatkan berat badan meningkat drastis
4. Anak perempuan usia 6 tahun dirawat di PICU karena meningitis
sudah 2 minggu. Hasil pengkajian:kesadaran menurun dan terpasang
ventilator. Orang tua mengatakan tidak sanggup lagi untuk
membiayai dan akan membawa pulang anaknya.
Data mengeluh nyeri daerah perut bawah, ekspresi tampak meringis kesakitan, menjadi
data mayor untuk nyeri akut yang dirasakan oleh klien. Berkurangnya nyeri merupakan
kriteria capaian dalam evaluasi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut.
7. Balita perempuan usia 4 tahun dirawat di ruang anak dengan mobrili. Hasil pengkajian anak sulit
makan, terdapat luka di mulut, seluruh tubuh terdapat ruam, suhu 36,6 ℃. Anak mendapat
antibiotik 3x125 mg. Perawat mencampur antibiotic 1 gram dengan aquabidest 4cc
A. 1/2 cc
B. 1 cc
C. 1,5 cc
D. 2 cc
E. 2,5 cc
Kunci jawaban dan
pembahasan
Jawaban (A). 1/2 cc
Pembahasan:
1 gram = 4 cc
1 gram = 1000 mg = 4cc
1000mg : 125mg = 8
4 cc : 8 = 1/2 cc
A. Awal erupsi
B. Akhir erupsi
C. Konvalensi
D. Awal kataralis
E. Awal prodormal
Kunci Jawaban dan
Pembahasan
Jawaban: Awal erupsi
Pembahasan:
Data:
timbul bintik merah
di belakang
telinga,muka,leher dan dada
9. Anak laki-laki usia 5 tahun dirawat di ruang anak dengan sindrom nefrotik. Hasil
pengkajian: keluhan bengkak pada kelopak mata, urin yang keluar sedikit, tidak nafsu maka,
sesak ketika beraktifitas, TD: 120/70mmHg, frekuensi nafas 40x/menit, frekuensi nadi
100x/menit, suhu 36,6. Hasil laboratorium: Protein urin 40mg/dl, Hb 12 gr/dl.
A. Rewel
B. Adanya ruam
C. mual muntah
D. Kekeruhan kornea
E. Cairan keluar dari telinga
Kunci Jawaban dan
Pembahasan
Jawaban (B) adanya ruam
A. Hipertermi
B. Risiko defisit cairan
C. Risiko defisit nutrisi
D. Bersihan jalan nafas tidak efektif
E. Perfusi jaringan perifer tidak efektif
Kunci jawaban dan
pembahasan
Jawaban: (D) bersihan jalan nafas tidak efektif
Pembahasan:
Data: bronkopneumonia, batuk berdahak, terdengar ronkhi di lobus dextra posterior yang
menandakan adanya akumulasi sekret sehingga jalan nafas tidak paten karena adanya obstruksi
yang kemudian menimbulkan beberapa masalah lainnya seperti pucat, peningkatan RR
12. Anak perempuan usia 3 tahun dirawat di ruang anak dengan keluhan asma.
Hasil pengkajian : Riwayat beberapa kali dirawat dengan penyakit yang sama
sejak satu tahun yang lalu. Saat ini keadaan anak sudah membaik. BB 18 kg,
frekuensi napas 24x/menit. Anak dipersiapkan untuk pulang.
Apakah pendidikan kesehatan yang tepat pada kasus tersebut?
Asma merupakan gangguan sistem pernafasan yang etiologinya adalah alergen. Dari kasus tersebut
anak sudah tidak ada keluhan dan bersiap untuk pulang. Salah satu intervensi keperawatan adalah
memberikan pendidikan kesehatan bagi orangtua saat perawatan di rumah atau saat discharge
planning setelah hospitalisasi dan kembali kerumah. Key word dalam kasus ini adalah riwayat kasus
berulang sampai 4 kali, sehingga orang tua perlu diberikan pendidikan kesehatan dalam mengenali
faktor pemicu untuk mencegah kondisi berulang
13. Batita laki-laki usia 2 tahun dibawa ibu ke UGD dengan keluhan demam sejak
seminggu yang lalu terutama saat malam hari. Hasil pengkajian: muntah 3 kali, malas
minum makan dan minum, lidah kotor, nyeri perut, frekuensi nadi 120x/menit,
frekuensi napas 28x/menit, suhu 37,8℃, leukosit 11.300 mm3, dan IgM Salmonella
positif
Cairan berhubungan dengan sirkulasi sehingga dalam skala prioritas masalah sirkulasi termasuk cairan menjadi yang
diprioritaskan
14. Bayi perempuanusia 5 hari dirawat di ruang perinatologi dengan
hiperbillirubinemia. Hasil laboratorium: kadar billirubin total 14 mg/dl.
Bilirubin direct 0,5 mg/dl. Bayi mendapatkan fototerapi. perawat
mempersiapkan unit fototerapi.
Urutan:
Melepas pakaian bayi
Memakaikan popok/menganti popok
Memasang penutup mata
Memposisikan bayi tengkurap dan posisi diganti beberapa kali
Meletakkan bayi dengan sinar sesuai petujuk
Batita perempuan usia 3 tahun dirawat di ruang PICU dengan diagnosis
Pneumonia. Hasil pengkajian: kesadaran somnolen, RR:35X/menit, frekuensi
nadi 60x/menit. Pasien telah mendapatkan terapi oksigenasi dan terpasang alat
monitor.
Pembahasan: kata kunci: pemberian oksigen --> memantau saturasi oksigen untuk
mengevaluasi terapi oksigen yang diberikan
Referensi
Keyle, T.E. & Carman, S.(2010/2015). Buku ajar keperawatan pediatri volume 1. Jakarta:EGC
Keyle, T.E. & Carman, S.(2010/2015). Buku ajar keperawatan pediatri volume 2. Jakarta:EGC
Keyle, T.E. & Carman, S.(2010/2015). Buku ajar keperawatan pediatri volume 3. Jakarta:EGC
Keyle, T.E. & Carman, S.(2010/2015). Buku ajar keperawatan pediatri volume 4. Jakarta:EGC
Pillitari, A. (1999). Maternal & child health nursing: Care of rge childbearing & childrearing family
(3rd edition). Philadelpia: JB Lippincot.
PPNI (2016). Standar diagnosis keperawaran indonesia: Definisi dan indikator diagnostik (Ed 1).
Jakarta: DPP PPNI.
WHO (2013). Pocket book of hospital care for children: Guidelines for the management of common
childhood ilnesses (2nd edition). Geneva: WHO
Terima kasih