Anda di halaman 1dari 8

KASUS 2

Seorang laki-laki, bernama Tn. H, 29 tahun, mengalami kecelakaan 3 tahun yang lalu, dan
terjadi fraktur basis cranii sehingga timbul otorhoe dan rhinorhoe, setelah dirawat lebih
dari 3 bulan pasien dapat pulang ke rumah dengan beberapa gejala sisa. Dua hari yang
lalu, pasien kembali datang ke RS dengan keluhan sakit kepala hebat disertai mual dan
muntah, serta demam dan menggigil. Dia juga mempunyai riwayat batuk-batuk yang
lama dan pernah minum obat selama 3 minggu saja karena mual dan malas harus kontrol
ke puskesmas. Sekarang pasien dirawat dengan diagnosa klinis Meningitis dan rencana
akan dilakukan LP (lumbal Punctie) untuk menentukan penyebab meningitisnya.

Pengkajian:

Pemeriksaan saraf kranial yang dapat mempengaruhi fungsi makan dan didapatkan bahwa
Gag reflex (+), penghiduan dan pengecapan sensasinya berkurang.

PERTANYAAN
1. Apakah faktor resiko yang dimiliki pasien sehingga mengalami penyakit tersebut?
a. Genetika
Beberapa orang mungkin memiliki resiko meningitis karena faktor keturunan.
Jika mereka bersinggungan dengan organisme yang menyebabkan infeksi
meningitis, maka resiko mereka lebih besar dari pada orang lain pada
umumnya.
b. Laki-laki
Laki-laki cenderung memiliki resiko untuk mengidap meningitis lebih tinggi
dari perempuan.
c. Paparan serangga dan hewan pengerat
Orang yang tinggal di tempat dimana serangga dan hewan pengerat (misalnya,
tikus) tumbuh subur, memiliki resiko lebih tinggi terinfeksi meningitis. Kedua
jenis hewan tersebut dikenal membawa kuman-kuman yang menyebabkan
meningitis
d. Usia
Kebanyak pengindap meningitis ditemukan memiliki usia dibawah 5 tahun.
khususnya mereka yang tinggal di lingkup komunitas yang padat.

2. Apakah pengkajian yang perlu dilakukan pada pasien selain dari data diatas?
- Pemeriksaan fisik lainnya yang berhubungan dengan peningkatan TIK (tekanan
intrakranial)
- Pemeriksaan kaku kuduk
- Tanda kerning sign (Tanda kering)
- Tanda Brudzinski I
- Brudzinski II (Brudzinski's Contralateral Leg Sign)

3. Bagaimana patomekanisme terjadinya tanda dan gejala pada kasus tersebut ?


- Otorhoe dan rhinorhoe disebabkan oleh tinggi nya tekanan intra kranial, pada saat
tekanan intracranial tinggi, tekanan pada cairan serebrospinal lebih tinggi dari tekanan
vena yang menyebabkan cairan serebrosipinal masuk ke vena dan pada akhirnya cairan
keluar dari telinga dan hidung.

- Penghiduan dan pengecapan sensasinya berkurang

Penghiduan diatur oleh neuron olfaktorius sedangkan pengecapan diatur oleh neuron
trigeminus. Pada bagian tersebut ada kemungkinan terkena tekanan yang disebabkan
tingginya tekanan intra kranial dan cairan serebrospinal. Inilah sebabnya fungsi neuron
olfaktorius dan neuron trigeminus menjadi berkurang.
Invasi bakteri

Reaksi
peradangan
jaringan serebral

Gangguan
Eksudat meningen Hipoperfusi
metabolism
meningen

Thrombus daerah
korteks dan aliran
darah serebral

Kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi, kerusakan


endotel,dan nekrosis pembuluh darah

Infeksi jaringan otak

Iritasi meningen

Perubahan Penekanan pada Perubahan fisiologis ↑ Permeabilitas


pengaturan suhu hipotalamus intrakranial darah ke otak

Peningkatan
Sakit kepala Edema serebral dan
rangsangan pada Ketidakefektifan
hipofisis posterior peningkatan TIK perfusi jaringan

Nyeri akut
Demam Merangsang saraf
parasimpatik

Hipotermi
Peningkatan kerja
sistem gastrointestinal

Mual dan muntah

Defisit volume cairan


4. Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut ?
No Data Etiologi Masalah keperawatan
1. DS: Sakit kepala hebat, Peningkatan tekanan Risiko perfusi jaringan
mual muntah intrakranial cerebral tidak efektif
2. DS: Sakit kepala berat Peningkatan tekanan Nyeri Akut
intrakranial
3. DS: Demam menggigil Peningkatan tekanan Hipertermi
intrakranial
4. DS: Mual muntah Peningkatan tekanan Risiko nutrisi kurang
DO: Gag refleks (+) intrakranial dari kebutuhan
berhubungan dengan
intake tidak adekuat
5. DO: penghiduan dan Peningkatan tekanan Kerusakan Sensori
pengecapan sensasinya intrakranial Persepsi
berkurang

5. Jelaskan rencana asuhan keperawatan pada kasus tersebut!


No Diagnosis Perencanaan

Tujuan Intervensi Rasional

1 Ketidakefektifan perfusi Dalam waktu 3x24 -monitor klien -Untuk mencegah


jaringan serebral jam setelah dengan ketat nyeri kepala yang
diberikan
terutama setelah menyertai
intervensi perfusi
jaringan ke otak lumlal fungsi perubahan tekanan
meningkat anjurkan klien intrakranial
berbaring min 4-6
- untuk mencegah
jam setelah lumbal
eksitasi yang
pungsi
merangsang keotak
- monitor tanda yang sudah iritasi
tanda peningkatan dan menimbulkan
tekanan intrakranial kejang
selama perjalanan
penyakit( nadi
melambat ,tekanan
darah meningkat,
kesadaran
menurun , napas
aritmik ,refleksi
pupil menurun ,
kelemahan

2 hipertermia Untuk mengurangi -kaji saat timbulnya Agar nyeri dan


sakit kepala dan demam demam berkurang
demam
-observasi ttv

-berikan penjelasan
tentang demam

-anjurkan pasien
untuk banyak
minum air putih

-berikan cairan
intravena

3 Nyeri akut b.d perfusi Setelah dilakukan -kaji tingkat nyeri -Agar tidak terjadi
jaringan serebral d.o tindakan pasien dari skala 0- nya inflamasi dan
pasien mengeluh nyeri keperawatan
10 biarkan pasien nyeri pada kepala
berat diseluruh kepala 5x24jam di
harapkan : memutuskan nyeri nya berkurang
yang dialaminya
- mengetahui factor
- nyeri berkurang -beri posisi pencetus nyeri dapat
atau hilang nyaman ,usahakan mempermudah
- ttv normal situasi tenang dalam penanganan
nyeri
-beri suasana
gembira pada - obat analgetik bisa
pasien mengurangi rasa
- beri kesempatan nyeri
pasien untuk
- lingkungan yang
berkomunikasi
tenang dapat
dengan orang tua
membantu pasien
atau teman dekat
dalm menangani
-kolaborasi nyeri yang
pemberian obat dialaminya
obatan analgetik

4 Kerusakan persepsi sensori -kaji pendengaran, -Observasi Untuk mengurangi


pengecapan dan ketajaman terjadi nya
penghiduan pada pendengaran, gangguan pada
sensori pengecapan dan sensori nya
penghiduan

- Berikan
lingkungan yang
tenang dan tidak
kacau

-Anjurkan pasien
dan keluarganya
untuk mematuhi
program terapi yang
diberikan

5 Defisit volume cairan Untuk mengurangi -kaji mual dan Mual dan muntah
mual dan muntah muntah nya berkurang

- berikan asupan
makanan yang
berupa serat

-berikan klien posisi


senyaman mungkin

- berikan obat
analgetik
6. Bagaimana cara komunikasi efektif pada pasien tersebut?
a. Menghormati pasien dan keluarga
b. Membangun keterbukaan
c. Jelas dan ringkas
d. Transparansi
e. Fokus
f. Ekspresi

7. Apakah pendidikan kesehatan yang harus diberikan kepada keluarga dan pasien?
a. Definisi dan Penyebab
b. Komplikasi Meningitis
c. Pengobatan
d. Pencegahan
Referensi

-Smeltzer,S.C., Bare, B, G., Hinkle, J.L., dan Cheever, K.H. (2010). Brunner and Suddarth’s
textbook of medical surgical nursing (12th ed.). Philadelphi& Wilkins

-WHO. 2014. Report for the WHO Meningitis Guideline Revision

Hoffman, O., & Weber, R. J. (2009, November 2). Pathophisiology and Treatment of Bacterial
Meningitis. Diambil kembali dari National Center for Biotechnology Information:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3002609/

Anda mungkin juga menyukai