PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lesi desak ruang (space occupying lesion/SOL) merupakan lesi yang meluas
atau menempati ruang dalam otak termasuk tumor, hematoma dan abses. Karena
cranium merupakan tempat yang kaku dengan volume yang terfiksasi maka lesi-lesi
ini akan meningkatkan tekanan intracranial. Suatu lesi yang meluas pertama kali
diakomodasi dengan cara mengeluarkan cairan serebrospinal dari rongga cranium.
Akhirnya vena mengalami kompresi, dan gangguan sirkulasi darah otak dan cairan
serebrospinal mulai timbul dan tekanan intracranial mulai naik. Kongesti venosa
menimbulkan peningkatan produksi dan penurunan absorpsi cairan serebrospinal
dan meningkatkan volume dan terjadi kembali hal-hal seperti diatas.
Posisi tumor dalam otak dapat mempunyai pengaruh yang dramatis pada
tanda-tanda dan gejala. Misalnya suatu tumor dapat menyumbat aliran keluar dari
cairan serebrospinal atau yang langsung menekan pada vena-vena besar,
meyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intracranial dengan cepat. Tanda-tanda
dan gejala memungkinkan dokter untuk melokalisirlesi akan tergantung pada
terjadinya gangguan dalam otak serta derajat kerusakan jaringan saraf yang
ditimbulkan oleh lesi. Nyeri kepala hebat, kemungkinan akibat peregangan
durameter dan muntah-muntah akibat tekanan pada batang otak merupakan keluhan
yang umum.Suatu pungsi lumbal tidak boleh dilakukan pada pasien yang diduga
tumor intracranial. Pengeluaran cairan serebrospinal akan mengarah pada timbulnya
pergeseran mendadak hemispherium cerebri melalui takik tentorium kedalam fossa
cranii posterior atau herniasi medulla oblongata dan serebellum melalui foramen
magnum. Pada saat ini CT-scan dan MRI digunakan untuk menegakkan diagnose.
1
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian tumor otak.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pathway tumor otak.
3. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi tumor otak.
C. Manfaat
Dengan dibuatnya makalah ini ditujukan untuk memberikan referensi dan ilmu baru
bagi kita tentang lesi desak ruang (space occupying lesion/SOL), serta mengetahui
bagaimana psoses terjadinya Lesi desak ruang (space occupying lesion/SOL)
tersebut.
BAB II
ISI
2
A. Pathway Tumor Otak Idiopatik
Tumor otak
Kejang
Gang.Neurologis Gang.Fungsi
fokal Gang.Perfusi
otak jaringan Oedema
Gang.Pertukaran gas
Gang.
( Suddart, Brunner. 2001 ) Rasa nyaman
3
B. Pathway Meningitis
Mual, muntah
4
C. Definisi SOL
SOL (Space Occupying Lesion) merupakan generalisasi masalah mengenai
adanya lesi pada ruang intracranial khususnya yang mengenai otak. Terdapat
beberapa penyebab yang dapat menimbulkan lesi pada otak seperti kontusio serebri,
hematoma, infark, abses otak dan tumor intracranial. (Suzanne dan Brenda G Bare.
1997: 2167).
Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak / ganas yang
tumbuh di otak, meningen dan tengkorak. Tumor otak merupakan salah satu tumor
susunan saraf pusat, baik ganas maupun tidak. Tumor ganas disusunan saraf pusat
adalah semua proses neoplastik yang terdapat dalam intracranial atau dalam kanalis
spinalis, yang mempunyai sebagian atau seluruh sifat-sifat proses ganas spesifik
seperti yang berasal dari sel-selsaraf di meaningen otak, termasuk juga tumor yang
berasal dari sel penunjang (Neuroglia), sel epitel pembuluh darah dan selaput otak.
(Fransisca B Batticaca. 2008: 84).
Kranium merupakan tempat yang kaku dengan volume yang terfiksasi maka
lesi-lesi ini akan meningkatkan tekanan intracranial. Suatu lesi yang meluas pertama
kali dengan cara mengeluarkan cairan serebrospinal dari rongga cranium.
Akhirnya vena mengalami kompresi, dangan gangguan sirkulasi darah otak dan
cairan serebrospinal mulai timbul dan tekanan intracranial mulai naik. Kongesti
venosa menimbulkan peningkatan produksi dan penurunan absorpsi cairan
serebrospinal dan meningkatkan volume dan terjadi kembali hal-hal seperti diatas.
D. Definisi Meningitis
Menurut Harold (2005), meningitis adalah infeksi yang terjadi pada selaput
otak (termasuk durameter, arachnoid, dan piameter).
Menurut Nelson (1999), meningitis adalah salah satu peradangan yang terjadi pada
5
selaput meninges yang dapat dapat disebabkan oleh bakteri, virus, ataupun jamur.
Meningistis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan
spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi,
2006).
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
meningitis adalah suatu peradangan dari selaput-selaput (yang disebut meningen)
yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Meningitis
mungkin disebabkan oleh banyak virus dan bakteri yang berbeda. Ia juga dapat
disebabkan oleh penyakit-penyakit yang dapat memicu peradangan dari jaringan-
jaringan tubuh tanpa infeksi
6
yang paling besar terjadi pada tumor yang tumbuh paling cepat (misalnya,
gliobastoma multiform). Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan
tumor yang bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah
arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan
mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan cerebrovaskuler primer. Serangan
kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron dihubungkan dengan
kompresi, invasi dan perubahan suplai darah kejaringan otak. Beberapa tumor
membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga
memperberat gangguan neurologis vokal. Peningkatan tekanan intrakranial dapat
diakibatkan oleh beberapa faktor:
7
yang tidak di obati mengakibatkan herniasi unkus atau cerebelum. Herniasi unkus
timbul bila girus medialis lobus temporalis tergeser ke inferior melalui insisura
tentorial oleh masa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan mesen sefalon,
menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf kranial ketiga. Pada herniasi
cerebelum, tonsil cerebelum bergeser kebawah melalui foramen magnum oleh suatu
masa posterior. Kompresi medula oblongata dan henti pernafasan terjadi dengan
cepat. Perubahan fisiologis lain yang terjadi akibat peningkatan intrakranial yang
cepat adalah bradikardia progresif, hipertensi sistemik (pelebran tekanan nadi), dan
gangguan pernafasan.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
SOL (Space Occupying Lesion) merupakan generalisasi masalah
mengenai adanya lesi pada ruang intracranial khususnya yang mengenai otak.
Terdapat beberapa penyebab yang dapat menimbulkan lesi pada otak seperti
kontusio serebri, hematoma, infark, abses otak dan tumor intracranial. (Suzanne
dan Brenda G Bare. 1997: 2167).
9
Tumor otak merupakan salah satu tumor susunan saraf pusat, baik ganas
maupun tidak. Tumor ganas disusunan saraf pusat adalah semua proses
neoplastik yang terdapat dalam intracranial atau dalam kanalis spinalis, yang
mempunyai sebagian atau seluruh sifat-sifat proses ganas spesifik seperti yang
berasal dari sel-selsaraf di meaningen otak, termasuk juga tumor yang berasal
dari sel penunjang (Neuroglia), sel epitel pembuluh darah dan selaput otak.
(Fransisca B Batticaca. 2008: 84).
DAFTAR PUSTAKA
10