Anda di halaman 1dari 32

Pemantapan Materi UKNI

Keperawatan Medikal Bedah


Nurma Afiani
Tinjauan Umum

 Jumlah soal UKNI = 180 soal


 Jumlah soal KMB (25-37%) = 45-66 soal
 Jumlah soal kognitif  kemampuan intelektual (65-
75%)
 Jumlah soal pengetahuan prosedural (20-25%)
 Jumlah soal pengetahuan afektif  kemampuan
empati (5-10%).
Soal KMB = 25-37% (45-66 soal)

 Soal pengkajian = 14 soal


 Diagnosis keperawatan = 14 soal
 Perencanaan = 8 soal
 Implementasi = 8 soal
 Evaluasi = 5 soal
Teknik Menjawab Soal

 Teknik Umum
 Teknik Khusus
Teknik Umum
 One best answer
 Pilihan jawaban yang salah  distractor
 Baca soal maksimal 40-45 detik
 Menyelesaikan soal maksimal 60 detik
 Hindari mengulang-ulang dalam membaca soal
 Baca soal maksimal 2 kali
 Lakukan SCAMMING  Temukan ide pokok soal
 Lanjutkan dengan SCANNING  Identifikasi ide yang lebih
kuat dalam kasus
Contoh SCAMMING:
Ide pokok/ fokus pada
Teknik Scamming  Scanning sistem pernafasan/
oksigenasi

Seorang laki-laki berusia 40 tahun di rawat diruang penyakit dalam dengan keluhan
sesak nafas. Hasil pengkajian: TD 130/80mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi
nafas 24x/menit, x-ray toraks menunjukkan adanya pleuritis dextra. Saat ini
perawat sedang melakukan pemeriksaan fisik paru pada tahap auskultasi.

Apakah hasil pemeriksaan pada kasus tersebut? SCANNING:


Ide pokok paling kuat/
A. Ronchi clue paling kuat adalah
B. Vesikuler pleuritis dextra
C. Wheezing
D. Bronchial Catatan:
Ronchi: Sumbatan sekret
E. Friction rub Vesikuler: Suara normal
Wheezing: Penyempitan bronkus
Bronchial: Suara normal
Friction rub: suara gesekan pada pleura
Jawaban: E
Teknik Khusus

 Teknik menjawab soal pengkajian


 Teknik menjawab soal diagnosis keperawatan
 Teknik menjawab soal intervensi/ implementasi
 Teknik menjawab soal evaluasi
Teknik Khusus 1:
SOAL PENGKAJIAN

 Soal disajikan dengan masalah/ diagnosa utama yang


jelas
 Data mayor yang disajikan blm lengkap
 Mahasiswa diminta untuk menemukan data mayor
utama
 Pertanyaan: Pengkajian lanjutan yang perlu dilakukan
pada pasien?
 Tips: Pahami data mayor/ utama dalam diagnosa
keperawatan, nilai normal, fungsi fisiologis tubuh.
Contoh Scamming  Scanning

Soal Pengkajian Kasus Utama: Peritonitis

Laki-laki berusia 46 tahun dirawat diruang penyakit dalam


dengan diagnosis peritonitis dan mengeluh nyeri perut. Hasil
pengkajian skala nyeri 6, tampak wajah menyeringai, TD
140/90mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi nafas
24x/menit, suhu 38⸰C. Analisa Fungsi Fisiologis
Tubuh:
Apakah pengkajian lanjutan pada kasus tersebut? Peritonitis (Inflamasi) 
Reaksi Inflamasi 
A. Mual Aliran darah menuju
usus meningkat 
B. Muntah tekanan usus meningkat
C. Bising usus  fungsi usus menurun
D. Distensi perut
E. Intake dan output cairan Observasi Bising Usus
Jawaban: C
Teknik Khusus 2:
SOAL DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Soal disajikan dengan data-data yang secara sinergis


mengacu pada satu diagnosa
 TIDAK ADA diagnosa keperawatan yang hanya didukung
oleh 1 data saja
 HATI-HATI adanya data perancu
 Tips: Temukan ide/ masalah utama, temukan data-data
hasil pengkajian yang sinergis dengan ide utama, tanpa
melihat pilihan jawaban, anda sudah dapat menentukan
jawaban berdasarkan clue pada kasus.
Contoh Scamming  Scanning

Soal Diagnosa Ide Utama:


Cardiovascular (CTR 65%)
Seorang perempuan usia 58 tahun dirawat diruang penyakit dalam
dengan keluhan sesak nafas dan kedua kaki bengkak. Sesak nafas
memberat saat pasien beraktivitas. Hasil pengkajian pasien terlihat
pucat dan sianosis, lemah, tidak berdaya, JVP meningkat. TD
100/70mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi nafas 24x/menit
dan dangkal, sertas foto thorax menunjukkan CTR 65%.

Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?


Identifikasi Data
A. Intoleransi aktivitas Penunjang:
B. Gangguan perfusi jaringan
JVP meningkat, pucat,
C. Penurunan curah jantung sianosis, TD
D. Pola nafas tidak efektif 100/70mmHg
E. Kelebihan volume cairan Tanda2 Penurunan CO
Jawaban: C nyata
Teknik Khusus 3:
IMPLEMENTASI/ PERENCANAAN

 Lakukan scamming Scanning


 Temukan masalah/ diagnosa keperawatan utama
dengan teknik khusus nomor 2
 Tentukan tindakan utama (live saving) tanpa
memprioritaskan tindakan mandiri dibandingkan
tindakan kolaborasi
 Untuk prosedur urutan WAJIB sesuai SOP
 Tips: Temukan ide/ masalah utama, tentukan tindakan
utama (live saving), pilih tindakan yang paling
dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa pasien,
perhatikan SOP tindakan.
Contoh Scamming  Scanning

Soal Implementasi (live saving)


Ide Utama: Pernafasan

Perempuan usia 55 tahun terpasang chest tube yang


disambungkan ke WSD dengan sistem 2 botol. Saat pasien
bergerak, tiba-tiba selang tertarik sehingga botol ke-2
jatuh dan pecah.

Apakah tindakan awal yang harus dilakukan perawat?

A. Sambungkan ke botol yang utuh Identifikasi kondisi live


saving:
B. Klem selang yang dekat dg dada
C. Lepaskan selang dari dada Botol WSD pecah 
Udara luar masuk paru
D. Bersihkan pecahan botol  Tek. Paru meningkat
E. Ganti dengan botol baru Cegah udara luar masuk
Jawaban: B paru
Contoh Scamming  Scanning

Soal Implementasi (SOP Utama)


Ide Utama: Pernafasan

Laki-laki usia 56 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan


PPOK. Hasil pengkajian pasien mengeluh sesak dan kelelahan, batuk
berdahak, ronkhi pada medial dan basal paru kanan, pasien sulit
mengeluarkan dahak. TD 130/80mmHg, frekuensi nadi 90x/menit,
Data/ Clue
frekuensi nafas 30x/menit, saturasi oksigen 96%. Pasien kondisi
telah
mendapatkan terapi oksigen 3 liter/menit. pasien:
Berdahak, sulit keluar,
ronkhi.
Apakah intervensi keperawatan utama pada kasus diatas?

A. Beri oksigen masker 6lpm A. Masker 6lpm: tdk perlu


B. Kolaborasi pemberian bronkodilator (Sa O2 sdh baik)
B. Tind. Kolaborasi
C. Lakukan fisioterapi dada C. Mengeluarkan dahak
D. Posisikan semifowler D. Meningkatkan ekspansi
E. Ajarkan batuk efektif paru
E. Dahak masih sulit keluar
Jawaban: C
Teknik Khusus :
SOAL EVALUASI

 Soal akan berfokus pada kriteria hasil.


 Identifikasi tanda-tanda telah tercapainya tujuan
(keberhasilan tindakan)
 Tips: Kuasai aspek apa yang harus dinilai setelah
melakukan intervensi pada pasien. Hafalkan nilai baku
mutu fisiologis tubuh.
Contoh Scamming  Scanning

Soal Evaluasi (Rumus) Ide Utama: Integumen

Perempuan usia 25 tahun dirawat di Unit Luka Bakar. Hasil


pengkajian luka bakar grade II dengan luas 35%, BB 50kg, TB
156cm, TD 100/60mmHg, frekuensi nadi 60x/menit, frekuensi
nafas 20x/menit. Pasien telah diberi cairan RL 2000cc.

Apakah yang menjadi kriteria keberhasilan terapi cairan


tersebut?
Rumus Urine Output
Normal:
A. UO 12,5-25ml/jam
B. UO 25-50ml/jam Min: (0,5 x BB) ml/jam
Maks: (1 x BB) ml/jam
C. UO 50-75ml/jam
D. UO 75-100ml/jam
E. UO 100-125ml/jam
Jawaban: B
Contoh Scamming  Scanning

Soal Evaluasi (Kriteria Hasil) Ide Utama: Endokrin

Laki-laki usia 65 tahun dirawat di RS dengan diagnosis DM. Hasil


pengkajian didapatkan pasien tampak lemah, gemetar, keluar
keringat dingin. TD 100/60mmHg, frekuensi nadi 100x/menit,
frekuensi nafas 22x/menit. Pasien telah disuntik Atracpid 30
menit yang lalu.

Apakah evaluasi tindakan pada kasus tersebut?


Fokus: Diabetes Mellitus 
Kadar Gula Darah.
A. Monitor tingkat kesadaran
B. Monitor glukosa darah
C. Monitor balance cairan
D. Monitor tetesan infus
E. Monitor tanda-tanda vital
Jawaban: B
Soal Kep. Medikal Bedah
1. Sistem Pernafasan
2. Sistem Kardiovaskular
3. Sistem Pencernaan
4. Sistem Neurobehaviour
5. Sistem Endokrin
6. Sistem Muskuloskeletal
7. Sistem Perkemihan
8. Sistem Integumen
9. Sistem Imun dan Hematologi
10. Sistem Pengindraan
Sistem Pernafasan
 Pokok materi: Asma, COPD, TBC, Efusi Pleura,
Pleuritis, Pneumonia
 Menentukan suara nafas
 Patofisiologi penyakit
 Diagnosa (bersihan jalan nafas, kerusakan pertukaran
gas, gangguan pola nafas)
 Nebulizer, suction, postural drainage, terapi oksigen
 Promkes OAT pada TB, PHBS
 Sampel darah arteri, etika batuk, kepatenan WSD,
perawatan WSD, pemeriksaan AGD.
 Intepretasi hasil AGD.
Fokus Sistem Pernafasan
Pengkajian 1. Frekuensi nafas  Takipnea (>25x/mnt), Bradipnea (<10x/menit),
2. Bentuk dada normal simetris, Barrel Chest (Pasien PPOK) bila
diameter antero-posterior lbh besar drpd diameter lateral.
3. Suara normal paru adlh Bronko-Vesikuler, suara wheezing
ditemukan pada pasien asthma (malam hari), pada pasien PPOK
(saat bangun tidur). Wheezing adalah suara udara melalui saluran
yang sempit.
4. Perkusi normal paru adlh sonor. Hasil perkusi hipersonor terdapat
pada pneumothorax, Pekak pada konsilidasi paru, Dullness pada
efusi pleura dan hemothorax.
5. Pleuritis: suara paru friction rub
6. Gangguan gas darah arteri (PaO2, PaCO2, PH). Asidosis
respiratorik  PaCO2 meningkat, PH menurun
7. Uji Mantoux  Hasil Positif terpapar My.Tuberculosis jika indurasi
>10mm: Positif TB, 5-9mm (meragukan), <5mm negatif TB
Diagnosa 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Kerusakan pertukaran gas
3. Pola nafas tidak efektif
Fokus Sistem Pernafasan
Intervensi 1. Nebulizer dilakukan pada pasien dengan bronkospasm (asma),
produksi mukus berlebihan. Obat yang digunakan ventolin,
pulmicort, bisolvon.
2. Tindakan untuk mempertahankan kepatenan jalan nafas: suction,
postural drainage, fisioterapi dada, high fowler position (COPD).
3. Terapi oksigen sesuai kebutuhan pasien (6-8 x BB) lpm
4. Pasien TB  Gangguan nutrisi  Diet TKTP, Patuh konsumsi OAT
5. Edukasi pada pasien ashma  Hindari alergen
6. Prosedur WSD  Perbedaan tekanan dalam rongga dada dan
botol WSD
Evaluasi 1. Kepatenan jalan nafas: kaji sekret pada jalan nafas, frekuensi nafas
normal, suara nafas tambahan, irama nafas.
2. Evaluasi pasien TB: kepatuhan konsumsi OAT (tidak putus obat,
minum sesuai jumlah, jenis, dosis dan waktu minum obat).
Sistem Kardiovascular
 Kasus: Angina pectoris, infark myocard, gagal jantung
kongestif, miokarditis, perikarditis
 Karaktersitik nyeri dada
 Intepretasi hasil ECG sederhana
 Pengkajian gagal jantung kanan, kiri, pengkajian
riwayat keluarga
 Masalah keperawatan: penurunan cardiac output,
nyeri, intoleransi aktivitas, gangguan perfusi jaringan
perifer, kelebihan cairan
 Managemen nyeri dada, pengaturan aktivitas, evaluasi
pemberian antidiuretik, kepatuhan obat dan diet
 Prosedur pengukuran TD, transfusi darah, managemen
hipertensi
Fokus Sistem Kardiovaskular
Pengkajian 1. Karakteristik nyeri dada: menyebar ke lengan/ tangan, dagu,
punggung dan perut.
2. Pengkajian enzim jantung berdasarkan fasenya: troponin (1-2 jam),
CPK-MB (12-24 jam), LDH (24-36 jam)
3. Pengkajian derajat edema
4. Bacaan ECG Normal
Diagnosa 1. Penurunan curah jantung
2. Kelebihan cairan
3. Intoleransi aktivitas
Intervensi 1. Manaegemn nyeri dada (nitrat, trombolitik, anti koagulan)
2. Perekaman ECG, DC Shock
3. Evaluasi antidiuretik
4. 5 Golongan obat Cardiovascular
Evaluasi 1. Evaluasi nyeri dada
2. Kemandirian dan rehabilitasi pasien gagal jantung
Sistem Pencernaan

 Kasus: typhoid, appendisitis, hepatitis, sirosis hepatis, diare, Ca


Colon
 Typhoid: tanda dan gejala
 Appendisitis: Nyeri perut kanan atas, Palpasi titik Mc. Burney
(Kuadran Kanan Bawah). Teknik pengkajian
 Sirosis hepatis
 Tanda-tanda dehidrasi pasien diare
 Diagnosis pada pasien dengan gangguan pencernaan
 Intervensi pasca operasi, pengkajian peristaltik usus,
pemasangan NGT
 Perawatan kolostomi, pemasangan infus, hitung tetesan infus
Sistem Neurobehaviour

 Kasus: stroke, cedera kepala, meningitis, tumor otak


 GCS  Kep. Gawat Darurat
 TRIAS TIK: muntah proyektil, nyeri kepala hebat, papil
edema
 Diagnosa Kep.: Perubahan perfusi jaringan cerebral,
kerusakan mobilitas fisik, gangguan pola nutrisi,
resiko aspirasi, gangguan komunikasi verbal.
 ROM, managemen TIK
Sistem Endokrin

 Kasus: DM Tipe 2. Hipo/ Hipertiroid


 Peningkatan kadar gula darah, insulin, 3P (Polidipsi,
Polifagia, Poliuria)
 Penanganan hipoglikemia, hiperglikemia
 Evaluasi kestabilan kadar gula darah
 Perawatan ulkus DM
 Keseimbangan asam basa
Sistem Muskuloskeletal

 Kasus: Fraktur, osteomylitis, osteoarthritis


 Tanda-tanda dislokasi
 Masalah Kep.: nyeri, kerusakan mobilitas fisik, resiko
gangguan neurovascular, koping tidak efektif.
 Managemen nyeri, kasus etik pada sistem muskulo
(amputasi)
 Komplikasi fraktur
 Kekuatan otot
Sistem Ginjal dan Perkemihan

 Kasus: CKD, ISK, hemodialisis, BPH, Batu Ginjal


 Masalah Kep.: Kelebihan cairan, gangguan eliminasi
 Pemasangan kateter, pembatasan cairan
 Prinsip etik (menolak hemodialisa)
 Edukasi pencegahan ISK berulang
 Pengkajian gangguan batu ginjal
 Hitung output urine
 Intepretasi hasil lab.: ureum, kreatinin, elektrolit
Sistem Integumen

 Kasus: Luka Bakar, Dermatitis


 Klasifikasi/ derajat luka bakar (ciri-ciri)
 Managemen cairan pada luka bakar
 Rule of nine pada luka bakar
 Masalah Kep.: Kekurangan volume cairan, kerusakan
integritas kulit
 Waspada tanda-tanda kelebihan cairan saat resusitasi
cairan
Sistem Imun dan Hematologi

 Kasus: HIV/ AIDS, Anemia, SLE, DHF


 Masalah Keperawatan: Kekurangan cairan, Resiko
Perdarahan, Hambatan interaksi sosial, resiko tinggi
infeksi,
 Etik  Mengatasi stigma pada pasien HIV
Sistem Pengindraan

 Kasus: Katarak, glaukoma, otitis media, mastoiditis


 Perawatan pasien katarak pasca operasi
 Pemberian tetes telinga pada OM
 Nilai Visus, Tes Rinne
 Fokus Diagnosa: Gangguan persepsi sensori, nyeri
akut, resiko cedera
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai