S
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA RESIKO PERFUSI JARINGAN
SEREBRAL TIDAK EFEKTIF PADA PASIEN CRANIOTOMI DI RUANG
CEMPAKA RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKETO
Disusun Oleh:
SYAIFA ALHAQ
2021030081
2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA RESIKO PERFUSI JARINGAN
SEREBRAL TIDAK EFEKTIF PADA PASIEN CRANIOTOMI DI RUANG
CEMPAKA RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKETO
Gg suplai darah ke
Tubuh berkompensasi otak
dengan mempercepat
pernapasan Mendesak ruang intrakranial Kontraksi duodenum dan lambung
Resiko
Ketidakefektifan
jaringan serebral Peningkatan tekanan intra kranial Peningkatan tek intra abd
Ketidakefektifan
Pola Napas
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Rabu, 24
S : pasien mengatakan nyeri
Novembe
masih terasa di bagian kepala
r 2021
Mengkaji TTV dan nyeri sebelah kiri, rasa seperti
ditusuk-tusuk, skala 6 dari
10, nyeri bertambah saat
digerakkan, nyeri bersifat
terus menerus
O : TD : 110/70 mmHg
N : 90 x/menit
R : 20x/menit
S : 36°C
Stroke disebabkan penurunan suplai darah ke otak yang disebabkan oleh kecelakaan,
hipertensi, karena pada intinya stroke hemoragik disebabkan oleh pembuluh darah yang
pecah menyebabkan darah mengalir ke substansi atau ruangan subarachnoid yang
menimbulkan perubahan komponen intra kranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan
menimbulkan peningkatan TIK yang bila berlanjut akan menyebabkan herniasi otak sehingga
timbul kematian. Disamping itu, darah yang mengalir ke subtansi otak atau ruang
subarachnoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak atau penekanan pada
daerah tersebut menimbulkan aliran darah berkurang atau tidak ada, sehingga terjadi nekrosis
jaringan otak.
Gangguan mobilitas fisik merupakan salah satu masalah keperawatan yang terjadi
pada pasien strok hemoragik. Gangguan mobilitas atau imobilitas merupakan keadaan di
mana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu
pergerakan (aktivitas), misalnya trauma tulang belakang, cedera otak berat disertai fraktur
pada ekstremitas, dan sebagainya (Wulandari, 2018).
Implementasi merupakan kegiatan dari tahap proses keperawatan, implementasi
mencakup empat aspek yaitu observasi, tindakan mandiri, health education (HE), dan
kolaborasi. Implementasi yang dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah ditetapkan
dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi klien. Dalam kasus ini keluhan utama pada pasien
nyeri di kepala dengan skala 6 karena terdapat luka post operasi craniotomy dan diambil
kesimpulan diagnosa keperawatan pada tumor otak adalah nyeri akut dan telah diberikan
tindakan keperawatan terapi analgesik serta tindakan pengurangan nyeri.
Menurut Muslichah (2011) mengatakan jika salah satu tindakan keperawatan mandiri
untuk mengurangi nyeri adalah dengan diberikan teknik distraksi dan relaksasi. Hal ini
dibuktikan pada 6 dari 7 pasien mengatakan nyerinya berkurang setelah dillakukan dan
diajarkan untuk melakukan distraksi relaksasi. Hal ini membuktikan jika distraksi relaksasi
nafas dalam dapat memperingan nyeri yang dialami pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Gilroy . (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah. Edisi 8, Vol. 3, jakarta, EGC.
Mubarak,Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin. 2012. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta : EGC.
Muslichah (2011). Pengaruh Distraksi Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Pasien Post SC
di RSUD Rembang. 11-27
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisis dan Indikator
Dignostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
WHO. (2012). Wanita di Indonesia Meninggal Akibat Tumor Otak.