Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MEMAHAMI MANUSIA DAN AGAMA


MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH : AL ISLAM
DOSEN : Drs. DIDI SUNARDI, MA

OLEH

KELOMPOK – 2

 MUHAMMAD RAFLI ROMADHONI Nim : 22040300023


 AISYAH RACHMAH HAYATI Nim : 22040300015
 ANNISA MUTIARA SANI Nim : 22040300016
 IZZATUS SYAFIRA SALIM Nim : 22040300021

TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan
mengadakan hubungan dengan Dia melalui serangkaian kegiatan ibadah
yang sesuai dengan ajaran agama itu.
Sudah menjadi kodrat manusia sebagai ciptaan Tuhan. Sejatinya, manusia
adalah makhluk yang lemah, manusia tidak dapat hidup tanpa adanya
perlindungan dari Tuhannya. Dengan agama yang dimiliki, manusia akan
memperoleh perlindungan dengan menjalin hubungan dengan Tuhannya.
Manusia adalah makhluk yang sangat menarik, makhluk yang paling unik,
dijadikan dalam bentuk yang baik, ciptaan Tuhan yang paling sempurna,
seperti yang dinyatakan Allah di dalam Al Qur’an Surat At Tiin (95); ayat
4:

Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang
dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?

Dapat disimpulkan bahwa agama sangat perlu bagi manusia, terutama bagi
orang yang berilmu.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas penyusun dapat merumuskan masalah, sebagai berikut :
1. Bagaimana Manusia di ciptakan ?
2. Tujuan manusia diciptakan ?
3. Apa Kebutuhan manusia terhadap agama ?
4. Bagaimana Mengenal diri dan mengenal Allah?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui proses penciptaan manusia
2. Untuk mengetahui tujuan manusia di ciptakan
3. Untuk mengetahui kebutuan manusia terhadap agama
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengenal diri dan mengenal allah
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENCIPTAAN MANUSIA

Penciptaan manusia pertama yang dikenal dengan nama Nabi Adam


‘Alaihissalam tersebut kemudian disusul dengan penciptaan manusia kedua yang
menjadi pasangan nabi Adam.

Hal itu dapat dibaca pada Al-Quran surah An-Nisa: 1 berikut ini:

‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجااًل‬
َّ َ‫زَو َج َها َوب‬ ْ ‫ق ِم ْن َها‬َ َ‫س َوا ِح َد ٍة َو َخل‬ ُ َّ‫يَا َأيُّ َها الن‬
ٍ ‫م ِمنْ نَ ْف‬Fْ ‫ َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك‬F‫اس اتَّقُوا‬
‫سا َءلُونَ بِ ِه َواَأْل ْر َحا َم ۚ ِإنَّ هَّللا َ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬ َ َ‫ هَّللا َ الَّ ِذي ت‬F‫سا ًء ۚ َواتَّقُوا‬
َ ِ‫َكثِي ًرا َون‬

Artinya: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah


menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak.” (QS. An-Nisa: 1).

Manusia pertama diciptakan dari tanah Manusia pertama diciptakan oleh


Allah SWT dari bahan tanah (sari pati tanah) dengan bentuk yang sebaik-baiknya,
bukan dalam bentuk kera atau makhluk yang masih akan berevolusi lagi.
Sesungguhnya dalam penciptaan setiap makhluk yang hidup itu telah
dibekali dengan berbagai potensi yang memudahkan untuk berkembang setelah
masa kelahirannya, seperti halnya yang terjadi pada binatang ia juga memiliki
potensi yang berupa naluri, nampak begitu lahir ia langsung mempunyai naluri
yang mampu dengan cepat untuk menemukan cara menyusu, berlindung pada
induknya dan cara makan. Berbeda dengan manusia, ia juga memiliki naluri
semacam ini bahkan lebih kuat. Apa yang dimiliki manusi tidak dimiliki oleh
binatang.

Manusia selanjutnya tercipta dari proses pembuahan sperma dan ovum


Karena melakukan perbuatan dosa saat berada di dalam surga, maka manusia
pertama yakni Nabi Adam dan istrinya pun dihukum dengan diusir oleh Allah
SWT dari surga ke bumi. Selanjutnya proses penciptaan/perkembangbiakan
manusia berlangsung dengan cara pembuahan sel sperma (pria) dengan sel ovum
(wanita) dalam perkawinan, bukan lagi penciptaan seperti pada manusia pertama

Dalil dalam Al Quran dapat dibaca pada surah Al-Insan ayat 2 berikut ini:

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang
bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena
itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (QS. Al-Insan: 2).

B. TUJUAN MANUSIA DICIPTAKAN

Tujuan manusia diciptakan menurut Islam yang pertama adalah sebagai


pengurus bumi dan seisinya. Khalifah adalah hamba Allah yang ditugaskan untuk
menjaga ke- maslahatan dan kesejahteraan dunia. Hal ini tertuang dalam ayat Al
Qur'an yang berbunyi:

” Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguh- nya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan men- sucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Agar manusia senantiasa mengetahui maha kuasanya Allah SWT. Ini


meliputi pemahaman bahwa seluruh alam semesta, termasuk bumi, tata surya dan
seisisnya terbentuk atas kuasa Allah SWT.

Hal tersebut telah dijelaskan dalam QS at-Thalaq: 12 yang mempunyai arti,

“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.
Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha-
Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar
meliputi segala sesuatu."

Tujuan manusia diciptakan menurut Islam juga untuk mengemban


amanah. Tujuan ini berupa kesanggupan manusia memikul beban taklif yang
diberikan oleh Allah SWT. Tujuan penciptaan manusia ini mendidik orang-orang
beriman supaya selalu memelihara amanah dan mematuhi perintah tersebut.

Hal ini sesuai dengan QS al-Ahzab ayat 72 yang mempunyai arti:

”Sesungguhnya kami Telah menge- mukakan amanat kepada langit, bumi


dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikulah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”

Amanah yang sudah ditetapkan tersebut agar tidak dikhianati, baik amanah
dari Allah SWT dan RasulNya maupun amanah antara sesama manusia.

Tujuan manusia diciptakan yang paling utama adalah untuk beribadah dan
bertakwa pada Allah. Manusia pada umumnya diciptakan untuk beribadah kepada
Allah SWT. Hal ini sesuai dengan ayat QS.Adz Dzariyat: 56 yang memiliki arti:

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.” (QS. Al-Dzariyat: 56)

Telah dijelaskan dalam QS.Adz Dzariyat: 56, Allah berfirman Dia


menciptakan manusia dan jin semata-mata agar mereka beribadah kepada-Nya.
Allah menciptakan manusia bukan hanya untuk sekedar tidur, bekerja, makan
maupun minum melainkan untuk melengkapi bumi ini dan beribadah kepada-Nya.

Menurut tafsir Ibnu Qoyyim Al Jauziyah: "bahwa tujuan Allah


menciptakan kita manusia serta jin dan makhluk lainnya di bumi ini adalah untuk
beribadah kepada-Nya. Allah tidak mungkin menciptakan makhluk begitu saja
tanpa pelarangan atau perintah".
C. KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP AGAMA

Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna diciptakan oleh Allah


swt. Oleh sebab itu manusia selalu membutuhkan panutan untuk menjalankan
kehidupannya masing-masing. Manusia tidak akan pernah merasa puas atas apa
yang telah mereka miliki, oleh karena itu manusia harus memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan kebutuhan pokok seperti kebutuhan primer, skunder dan tersier.

Semua kebutuhan tersebut harus diiringi dengan keyakinan, manusia dapat


mengatur hidupnya dengan adanya keyakinan atau Agama yang mereka anut, oleh
sebab itu agama merupakan salah satu kebutuhan manusia yang juga tidak kalah
penting dibandingkan dengan kebutuhan pokok tersebut. Dengan memiliki
Agama, manusia dapat mengendalikan segala sesuatu yang dihadapi dalam
kehidupannya, manusia dapat mengendalikan hawa nafsu mereka dengan aturan
keyakinan mereka masing-masing, kebutuhan manusia terhadap agama bukanlah
kebutuhan yang dianggap mudah, karna agama dapat membuat manusia meyakini
apa yang mereka lakukan dalam kehidupan mereka masing-masing, dalam Agama
Islam manusia memiliki hak dan kewajiban sesuai dengan kodratnya,  maka
dalam agama islam  manusia dapat mengatur kehidupannya dengan baik.
D. MENGENAL DIRI DAN MENGENAL ALLAH

Mengenal diri sendiri adalah salah satu kegiatan yang sangat


dianjurkan dalam agama islam. Sebab, mengenal diri merupakan
kunci untuk mengenal Allah SWT. Hal ini tercantum dalam hadits
riwayat imam Al-Ghazal “barang siapa mengenal dirinya, ia
mengenal allah.”

Cara mengenal diri sendiri

 Jangan pernah merasa sempurna,karena sejatinya kesempurnaan


hanya milih Allah SWT
 Muhasabah diri, tindakan mengoreksi diri sendiri dan
merenungi kembali perbuatannya.
 Bersyukur, memahami bahwa segala sesuatu yang dimilikinya
berasal dari Allah SWT dan berterima kasih kepada Allah atas
nikmat yang diberikan.

Setelah mengenal diri sendiri, sudah seharusnya kita mempraktikan cara


mengenal Allah. Namun, gimana bila cara mengenal Allah dilakukan sembari
mengenal diri sendiri

1. Berdoa
Cara mengenal Allah sembari mengenal diri sendiri adalah dengan berdoa.
Dengan berdoa itu berarti kita menjalankan cara mengenal Allah tanpa kita
sadari. Sedangkan doa yang dipanjatkan adalah memohon agar dikenalkan
siapa diri kita menurut-Nya.
2. Mengenal Diri Zahir
Zahir merupakan diri kita yang berupa fisik. Dengan memahami diri kita
secara zahir, hal ini juga secara nggak langsung menaplikasikan cara mengenal
Allah. Sebab, kita menjadi bersyukur atas apa yang diberikan-Nya pada diri kita,
sesuai dengan apa yang dikatakan Allah dalam surah at-Tin ayat 4 yang artinya:

" Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya."

3. Ingan tujuan penciptaan

Cara mengenal Allah selanjutnya bisa dengan memahami kembali apa tujuan
Allah menciptakan diri kita dan segala sesuatunya. Dengan memahami
ciptaannya, itu berarti kita memahami diri Allah SWT, sehingga cara mengenal
Allah yang satu ini sangatlah penting.

4. Yakin akan keberadaan allah

Sebagai umat muslim yang taat, sudah seharusnya kita yakin bahwa Allah SWT
itu memang benar-benar ada. Keyakinan itu juga bisa meliputi kepercayaan
tentang akhirat, surga dan akhirat, malaikat-malaikatnya, dan juga hal lainnya.
Dengan melakukan cara mengenal Allah ini, kamu akan semakin dekat dengan
keberadaan Allah SWT.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Dengan akal dan ilmu yang dikuasainya manusia akan mampu


menjalankan kedudukannya sebagai khalifah mengelola dan
memanfaatkan alam semesta serta mengurus bumi ini untuk kepentingan
hidup dan kehidupan manusia serta makhluk lain di lingkungannya.

C. Agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan


mengadakan hubungan dengan Dia melalui ibadah dan membentuk sikap
hidup manusia menurut atau berdasarkan ajaran agama itu.

D. Agama sangat perlu bagi manusia, terutama bagi yang berilmu. Karena
dengan agama ilmunya akan lebiih bermakna. Bagi kita umat Islam,
agama yang dimaksud adalah agama yang kita peluk yaitu agama Islam.

Anda mungkin juga menyukai