Anda di halaman 1dari 18

Konsep

Manusia
dalam
Islam
Kelompok PAI 1 2022
Anggota Kelompok
M. RICO IVANDA VARRELINO 20/456693/TK/50517
SEPTIYA NUR HASMAR 20/456696/TK/50520
FARIZ ANANDYA CHAFIDZ 21/476844/SP/30193
EMBUN DINIHARI 21/480945/SP/30449
DHIYAH SYAFITRI SETYARINI 21/481166/SP/30467
Outline
1. Konsep Manusia dalam Islam
2. Asal Usul Manusia
3. Hakikat dan Tujuan Penciptaan
Manusia
Konsep Manusia dalam Islam
Apa itu Islam?
Islam Merupakan agama yang telah dibawa oleh Rasullah SAW. Islam merupakan agama yang
sempurna berarti lengkap, menyeluruh dan mencakup segala hal yang diperlukan bagi
panduan hidup manusia.

Apa itu Manusia?


Manusia merupakan makhluk hidup yang diciptakan Allah dari tanah untuk taat beribadah
kepada Allah SWT sebagai Penciptanya. seperti yang telah disebutkan dalam sura At-Tin 4-6:
Artinya:
" Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,kemudian
Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya,kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-
putusnya".
Konsep Manusia dalam Islam berdasarkan tujuannya

1. Beribadah Kepada Allah


”Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan
Manusia kecuali hanya untuk beribadah
kepada-Ku” (QS Adzariyat : 54)

Konsep manusia menurut islam berdasarkan


dari tujuannya diciptakan, semata-mata
adalah untuk beribadah kepada Allah.
Beribadah kepada Allah artinya kita
menganggap Allah sebagai satu-satunya
Tuhan yang layak untuk disembah, menjadi
tempat bergantung, diagungkan, dan diikuti https://www.bing.com/images/search?

seluruh perintahnya. Tanpa melakukan


view=detailV2&ccid=ZjEWpmVe&id=0AB43EC7149F7061D8F0A6E6C0D23322A79AFEBB&thid=

OIP.ZjEWpmVe1zMDYkOtlPnvoQHaFj&mediaurl=https%3a%2f%2f1.bp.blogspot.com%2f-

tZbTmBIyKNc%2fVZYpOJ40uNI%2fAAAAAAAAAWk%2fIfz4bx5ofLc%2fs1600%2fBerdoa%252Bd

ibadah kepada Allah niscaya manusia akan


.jpg&exph=600&expw=800&q=Gambar+Orang+Berdoa+Kartun&simid=608054441794484621&F

ORM=IRPRST&ck=B2E493922A8269A754DD208EA748A9D6&selectedIndex=4&ajaxhist=0&ajax

serp=0

tersesat dan kehilangan arah hidupnya.


2. Mendapatkan Ujian Dunia untuk di Akhirat

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Inna lillaahi wa innaa ilaihi
raaji’uun.” Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka
dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk,” (QS. Al-Baqarah: 155-157).

Allah menunjukkan kepada manusia bahwa manusia diciptakan adalah untuk diberikan ujian di dunia.
Barangsiapa bisa melalui ujian di dunia dengan berbagai tantangan dan kesulitannya, maka Allah akan
memberikan pahala akhirat dan rahmat bagi yang benar-benar melaksanakannya dengan baik.
Menghadapi musibah dalam islam hakikatnya adalah menghadapi ujian di dunia yang harus dilalui
dengan kesabaran. Maka itu islam melarang berputus asa, karena ada banyak bahaya putus asa
dalam islam. Salah satunya adalah tidak bisa optimis untuk menjalankan hidup di dunia untuk masa
depan akhirat yang baik.
3. Melakukan Pembangunan di Muka Bumi dan Tidak Membuat
Kerusakan
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui.” (QS : Al Baqarah : 30)

Dari Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 30 diatas, menunjukkan


bahwa manusia diciptakan di muka bumi adalah untuk
menjadi khalifah di muka bumi. Khalifah di atas bukan berarti
hanya sekedar pemimpin. Manusia yang hidup semuanya
menjadi pemimpin. Pemimpin bukan berarti hanya sekedar
Gambar Siluet Berdoa - Bing images

status atau jabatan dan tidak perlu mendapatkan jabatan


tertentu untuk menjadi khalifah di muka bumi.
4. Mengemban Amanah

”Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung,
Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikulah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat
zalim dan amat bodoh,” (QS Al-Azhab : 72)

Berdasarkan Al Quran surat Al-Ahzab ayat 72 tersebut, dapat diketahui bahwa Tujuan manusia
diciptakan menurut Islam juga untuk mengemban amanah. Tujuan ini berupa kesanggupan
manusia memikul beban taklif yang diberikan oleh Allah SWT. Tujuan penciptaan manusia ini
mendidik orang-orang beriman supaya selalu memelihara amanah dan mematuhi perintah
tersebut. Baik amanah yang diberikan langsung oleh Allah SWT maupun amanah yang diberikan
melalui utusannya yaitu para nabi dan rasul
5. Supaya Mengetahui Kebesaran Allah SWT

“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula


bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui
bahwasanya Allah Maha-Kuasa atas segala sesuatu, dan
sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala
sesuatu," (QS At-Thalaq : 12)

Berdasarkan Al Quran surat At-Thalaq ayat 12 tersebut, dapat


diketahui bahwa selain untuk mengemban berbagai amanah
seperti ujian, ibadah dan khilafah, penciptaan manusia pada
dasarnya merupakan manifestasi atau perwujudan dari
kebesaran Allah SWT. Hal ini juga termasuk dalam
pemahaman bahwa Allah SWT menciptakan dan menguasai
seluruh alam semesta. Dengan demikian, kita sebagai manusia
dapat mengetahui kebesaran Allah SWT
Sedikitnya ada enam konsep yang digunakan Al-Qur’an
untuk menunjuk pada makna manusia, namun secara khusus
memiliki penekanan pengertian yang berbeda. Perbedaan
tersebut dapat dilihat pada konsep berikut :

1. Konsep Abd Allah


Beda dari Darwinisme, al-Qur’an dengan tegas menyatakan bahwa manusia
adalah ciptaan Allah. Dalam kontek ini manusia dipossikan sesuai dengan hakikat
penciptaanya dalam surat Az Zariyat ayat 56:
ِ"Dan tidak Aku jadikan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepadaku”.

Secara hierarkis, abd atau abdi berada dalam kedudukan yang paling rendah. Ia menjadi milik
dan hamba “Tuan”nya. Di antara sikap seorang hamba yang harus diperlihatkan kepada tuannya, adalah sikap
tunduk, patuh dan taat. Semuanya tanpa pamrih. Sikap seperti menjadi indikator utama dalam penilaian tuan
terhadap hambanya. Apakah ia termasuk seorang hamba yang taat dan setia atau menentang.
2. Konsep al-Basyar

Kata al-Basyar dinyatakan dalam Al-Qur’an sebanyak 36 kali dan tersebar dalam 26 surat. Secara etimologi al-Basyar
juga artikan mulamasah, yaitu persentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan. Makna ini dapat dipahami
bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki segala sifat kemanusiaan yang terbatas, seperti makan, minum,
seks, keamanan, kebahagiaan, dan lain sebagainya. Penunjukkan kata al-Basyar ditunjukan Allah kepada seluruh
manusia tanpa kecuali.Demikian pula halnya dengan para rasul-rasul-Nya.Hanya saja kepada mereka diberikan
wahyu, sedangkan kepada manusia umumnya tidak diberikan. Berdasarkan konsep al- Basyar manusia tak jauh
berbeda dengan makhluk biologis lainnya. Dengan demikian kehidupan manusia terikat kepada kaidah- kaidah
prinsip kehidupan biologis lain seperti berkembang biak, mengalami fase pertumbuhan dan perkembangan dalam
mencapai tingkat kematangan serta kedewasaan.

3. Konsep al-Insan

Kata al-Insan yang berasal dari kata al-uns, dinyatakan dalam al-Qur’an sebanyak 73 kali dan tersebar dalam 43 surat.
Secara etimologi, al-Insan dapat diartikan harmonis, lemah lembut, tampak,atau pelupa. Dan ada juga dari akar kata
Naus yang mengandung arti “pergerakan atau dinamisme”. Merujuk pada asal kata al- Insan dapat kita pahami
bahwa manusia pada dasarnya memiliki potensi yang positif untuk tumbuh serta berkembang secara fisik maupun
mental spiritual. Di samping itu, manusia juga dibekali dengan sejumlah potensi lain, yang berpeluang untuk
mendorong ia ke arah tindakan, sikap, serta perilaku negatife dan merugikan.
4. Konsep an-Nas
Kata an-Nas dinyatakan dalam Al-Qur’an sebanyak 240 kali dan tersebar dalam 53 surat. Kosa kata An- Nas dalam Al-
Qur’an umumnya dihubungkan dengan fungsi manusia sebagai makhluk sosial. Manusia diciptakan sebagai
makhluk bermasyarakat, yang berawal dari pasangan laki-laki dan wanita kemudian berkembang menjadi suku dan
bangsa untuk saling kenal mengenal “berinterksi”
Hal ini sejalan dengan teori “strukturalisme” Giddens yang mengatakan bahwa manusia merupakan individu yang
mempunyai karakter serta prinsip berbeda antara yang lainnya tetapi manusia juga merupakan agen social yang bisa
mempengaruhi atau bahkan di bentuk oleh masyarakat dan kebudayaan di mana ia berada dalam konteks sosial.

5.Konsep Ins

Kata ins merupakan salah satu turunan dari kata anasa. Kata ini juga sering pula diperhadapkan dengan kata al-jinn.
Kedua jenis kata ini tentu sangat bertolak belakang bahwa yang pertama bersifat nyata (kasat mata), sedangkan yang
kedua bersifat tersembunyi. Ada sebanyak 17 kali Allah menyebutkan kata al-ins yang disandingkan dengan al-jinn
atau jan. Dalam pemakaiannya, kata ins dalam Al- Quran mengarah kepada jenis dan menunjukkan manusia sebagai
nomina kolektif. Secara keseluruhan, penyebutan al-Ins dalam Al-Quran sebanyak 22 kali.
Pendapat lain menyebutkan, sisi kemanusiaan pada manusia yang disebut dalam al-Qur‟an dengan kata al-Ins dalam
arti “tidak liar” atau “tidak biadab” merupakan kesimpulan yang jelas bahwa manusia yang nampak itu merupakan
kebalikan dari jin yang bersifat metafisik dan identik dengan liar atau bebas.
6. Konsep Bani Adam

Manusia sebagai Bani Adam, termaktub di tujuh tempat dalam Al-Qur’an Muhammad Fuad Abdal- Baqi:1989).
Menurut al-Gharib al-Ishfahany, bani berarti keturunan dari darah daging yang dilahirkan. Berkaitan dengan
penciptaan manusia menurut Christyono Sunaryo, bahwa bumi dan dunia ini telah diciptakan Allah SWT jutaan
tahun sebelum Nabi Adam as diturunkan dibumi, 7000 tahun yang lalu.
Adapun yang dikatakan dalam kitab-kitab suci, ilmu pengetahuan ataupun teknologi dapat membuktikan bahwa ada
sisa-sisa “manusia” yang telah berumur jutaan tahun. Bahkan teori Darwin-pun mengalami kesulitan dalam
menghubungkan manusia purba dengan manusia masa kini (The missing- linktheorema). Dalam konsep ini dapat
ditarik beberapa kesimpulan bahwa: “Jelaslah dengan penjelasan di atas bahwa Adam as bukanlah merupakan hasil
evolusi ataupun “keturunan monyet”, seperti dikatakan Darwin.
Asal Usul Manusia

Dalam Konsep Al-Qur'an (Kurniawati & Bahtiar, 2018)

KEJADIAN NABI ADAM KEJADIAN HAWA KEJADIAN NABI ISA KEJADIAN UMUM

Diciptakan dari tanah. Diciptakan dari tulang Diciptakan melalui proses Diciptakan melalui
Al Anbiya (21): 30, rusuk Adam. kehamilan tanpa ayah, baik kehamilan dengan adanya
Al Insan (76): 1, Nuh (71): 14 h Surat an-Nisa (4) ayat secara hukum maupun ayah secara biologis semata
dan 17, Fatir(35):11, al-Saffat 1, al-A'raf (7) ayat 189 dan secara biologis. Surat al-Mukminun (23)
(37): 11, dan al-flijr (15): 26 al-Zumar (39) ayat 6 Surat Maryam (19): 19-22, ayat 12-14 (tentang proses
Al Imran (3): 59 reproduksl manusia lewat
rahim ibu)
Hakikat dan Tujuan

Penciptaan Manusia

Manusia sejatinya diciptakan untuk beribadah dan mengabdi


kepada Sang Pencipta (Nasihin, 2013). Baik beribadah mahdoh,
yaitu menjaga hubungan manusia dengan Allah SWT maupun
ibadah ghaoiru mahdoh, yaitu usaha yang harus dilakukan
oleh manusia sebagai makhluk sosial untuk menjaga hubungan
baik dengan sesama manusia. Selain itu, manusia juga bertugas
untuk mengelola dan memanfaatkan kekayaan alam yang
terdapat di muka bumi ini agar manusia tersebut dapat hidup
sejahtera dan makmur lahir dan batin.
Hakikat Kehidupan Manusia
1. Manusia adalah makhluk yang keberadaanya di dunia ini untuk mengadakan sesuatu,
artinya seorang manusia mempunyai tugas bekerja dalam hidupnya.

2. Manusia ada untuk berbuat yang baik dan membahagiakan manusia, artinya manusia ada
untuk mengadakan sesuatu yang benar serta bermanfaat, dari sanalah muncul segala
bentuk karya manusia meliputi kreatifitas dan dinamika di dalam kehidupanya.

3. Manusia adalah makhluk yang memiliki kebebasan dalam hidup, artinya kebebasan
manusia nampak melalui aneka kreasi dalam segala segi kehidupan dan melalui kebebasan
itulah muncul berbagai kegiatan.

4. Manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab. Dalam diri manusia ada kesadaran
untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan dalam hidupnya. Misalnya dalam
salah satu wujud kesadaran religius, bahwa manusia harus mempertanggungjawabkan
perbuatannya pada ilahi.

5. Manusia adalah makhluk yang mempunyai keterbatasan, walaupun manusia adalah


makhluk mulia.
Referensi

2022. [online] Available at: <https://dalamislam.com/info-islami/konsep-manusia-


dalam-islam> [Accessed 14 March 2022].
Muhlasin. (2019) KONSEP MANUSIA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN, Idarotuna,Vol.
1.No. 2, http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/idarotuna/article/download/7025/3945
Ketahui Tujuan Manusia Diciptakan Menurut Islam, Berikut Penjelasannya -
Merdeka.com
Eka Kurniawati, E. K., & Nurhasanah Bahtiar, N. B. (2018). Manusia Menurut Konsep
Al-Quran dan Sains. JNSI: Journal of Natural Science and Integration, 1(1), 78-94.
Nasihin, S. (2013). Menejemen Shalat menuju Hakikat Penciptaan Manusia. PALAPA,
1(2), 107-131. https://doi.org/10.36088/palapa.v1i2.729
Asrofi, Muhammad. (2019). Hakikat Manusia Menurut Islam.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai