PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ditemukan. Septum deviasi dapat muncul tanpa gejala namun dapat juga mengakibatkan
kelainan fungsi hidung maupun kelainan bentuk sehingga perlu dilakukan koreksi.
Septoplasti merupakan konsep modern bedah untuk melakukan koreksi terhadap kelainan
septum. Kemajuan dibidang endoskopi telah memberikan pengaruh yang besar terhadap
dengan visualisasi yang baik dan pembesaran target, sehingga dapat mengurangi
book merupakan salah satu metode yang dipakai dalam penatalaksaan septum deviasi..
Secara fisiologis hidung berfungsi sebagai alat respirasi untuk mengatur kondisi
udara dengan mempersiapkan udara inspirasi agar sesuai dengan permukaan paru
mekanisme imunologi lokal, hidung dan sinus paranasal merupakan organ yeng
berperanan tubuh pasa saluran nafas bagian bawah terhadap mikroorganisme dan bahan
bahan berbahaya lainnya yang terkandung di dalamnya.Oleh karena itu, kedua organ ini
seharusnya mendapatkan perhatian lebih dari biasanya. Kedua organ tersebut memiliki
daya pertahanan yang disebut spesifik dan non spesifik (Soetjipto D & Wardani RS,
2016)
baik anatomis, fisiologis maupun patologis. Gejala sumbatan hidung kronis terjadi akibat
1
edema mukosa, peningkatan permeabilitas vaskuler dan pelebaran sinusoid submukosa
baik persial maupun total.Sumbatan hidung dapat disebabkan oleh rinitis akut, rinitis
kronik, sinusitis paranasalis, septum deviasi, polip dan tumor pada rongga hidung.
Berdasarkan data dari Rumah Sakit Umum Daerah Solok khususnya di ruang
THT atau Mata dalam 3 bulan terkhir didapatkan data pasien yang menderita septum
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas, maka mahasiswa
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2
f. Mengetahui penatalaksanaan pada septum deviasi
D. Manfaat Penelitian
keperawatan pada pasien dengan penyakit septum deviasi, sehingga dapat dilakukan
tindakan keperawatan yang segera untuk mengatasi masalah yang terjadi pada pasien
2. Bagi Pembaca
kepada pembaca. Khususnya dalam menyikapi dan mengatasi jika ada penderita
3. Bagi Mahasiswa
yang lebih mendalam dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya pada pasien
E. Batasan Masalah
Laporan seminar kasus ini hanya membahas mengenai pengertian dari penyakit
3
pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis, dan asuhan keperawatan pada pasien
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PENGERTIAN
Dikatakan septum deviasi jika terdapat penyimpangan dari media spenoidalis oleh
Septum deviasi adalah suatu dinding yang memisahkan hidung menjadi 2 rongga
yang terdiri dari 2 bagian karilago yang lunak , quadrangulasir, tulang yang sangat tipis,
laminaperpendikularis osethmoidalis, dan tulang yang lebih tebal yakni os vomer dan
(Darwin,2003)
Deviasi yang merubah aliran darah dalam rongga hidung dapat mempengaruhi
fungsi drainase dan fentilasi sinus paranasal dan tuba eustachius. Septum deviasi
merupakan keadaan yang sering terjadi , bervariasi dari ringan yang tidak mengganggu,
hingga septum deviasi berat yang dapat menyebabkan penyempitan hidung sehingga
B. ETIOLOGI
Trauma langsung bila terjadi cidera pada wajah (hidung), sedangkan trauma tidak
langsung yang biasaterjadi pada saat bayi yaitu mukosa tulang rawan palatum yang
5
2. Patologi
(Suardana, W.2013)
C. PATOFISIOLOGI
Hidung berbentuk piramide, kira kita 2/5 bagian atas terdiri dari tulang dan 3/5
bagioan bawahnya terdiri dari tulang rawan, ujung atasnya yang sempit bertemu dengan
dahi diglabela dan disebut radiksnasi atau pangkal hidung. Pangkal hidung dan sudut
bebas diujung bawahnya disebut puncak hidung atau apeks nasi., dipisahkan satu dengan
yang lainnya oleh sekat tulang rawan kulit yang disebut kolumela. Permukaan lateral
hidung membentuk dorsum pada pertemua digaris tengah, permukaan lateral berakhir
Bagian tulang terdiri daru dua tulang Nasal yang dibatasi oleh procecus nasalis os
frontal diatas, procecus nasalis ofs maxila di lateral dan lamina perdikuloris os ethmoid
Bagian tulang rawan terdiri dari terdiri dari dua kartilago lateralis superior, yang
bentuknya mirip segi tiga dan bersatu dengan septum digaris tengah tepi atasnya bertemu
Bagian bawah tulang rawan terdiri dari dua kartilago lateralis inferior yang
bentuknya bervariasi dan kurang lebih membingkai nares dan membentuk kala nasi.
Septum mempunyai unsur tulang dan tulang rawan. Kartilago adalah sekeping
tulang rawan tunggal yang berbentuk kuadrilateral, merupakan bagian anterior septum.
6
Trauma yang terus menerus pada tulang rawan hidung secara langsung ataupun tidak
sehingga drainage dan sekret terganggu dan hal inilah yang membuat hidung berbau
D. MANIFESTASI KLINIS
E. GEJALA KLINIS
Keluhan yang paling sering pada deviasi septum adalah sumbatan hidung,
sumbatan bisa unilateral dapat pula bilateral, sebab pada sisi deviasi terdapat konka
hipotropi, sedangkan pada sisi sebelahnya terjadi konka yang hipertrofi sebagai akibat
berulang
4. Mendengkur ketika tidut (pada bayi dan anak- anak). ( Nave H, Gebert A, Pabst.
2004)
7
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
2. Pemeriksaan laboratorium
G. PENATALAKSAAN
3. Pembedahan
4. Septoplasti
H. KOMPLIKASI
predisposisi terjadinya sinusitis, selain itu deviasi septum juga menyebabkan ruang
1. Identitas pasien
Meliputi nama pasien, tempat/tanggal lahir, jenis kelamin, umur, status perkawinan,
agama, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat rumah serta tanggal masuk rumah
sakit.
2. Keluhan Utama
8
3. Riwayat Penyakit Sekarang.
Adanya keluhan tidak dapat bernafas melalui hidung, hidung terasa nyeri, tidak dapat
Pilek terus menerus, biasanya lebih dari satu tahun dan tidak ada perubahan meskipun
diberi obat.
5. Pemeriksaan Fisik
Hidung : Ada luka operasi, terdapat tampon + 1,5 mm yang tampak dari luar,
6. Pemeriksaan Penunjang.
a. Radiologi
7. Penatalasanaan Medis.
b. Operatif
8. Diagnosa Keperawatan
yang kurang