Anda di halaman 1dari 11

89

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan kelompok akan membahas mengenai kesenjangan dari

asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit Diare. Berdasarkan tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus yang telah dibuat serta faktor-faktor penghambat

dan pendukung dalam pelaksananan asuhan keperawatan yang mengacu pada teori

yang ada.

A. Pengkajian

Pengkajian yang telah dilakukan berdasarkan teoritis dan anamnesa

dari pasien. Kemudian data dikumpulkan dan dianalisa sehingga dapat

diketahui kebutuhan pasien sesuai dengan kebutuhan yang ada. Data yang

didapat setelah pengkajian pada An. D sudah cukup sesuai berdasarkan

tinjauan teoritis yang dibuat. Data-data tersebut menunjang untuk dilakukan

asuhan keperawatan selanjutnya karena data sudah didapatkan jelas dan

sesuai.

Pada saat dilakukan pengkajian, keluarga mengatakan bahwa pasien

dibawa oleh keluarganya ke RSUD MA HANAFIAH SM Batusangkar pada

selasa (29-11-2016) pukul 12.30 WIB dengan keluhan penurunan kesadaran

dan mencret + 10 x sejak tadi pagi. Sedangkan keluhan pasien saat dilakukan

pengkajian pukul 20.00 WIB adalah keluarga mengatakan An.D belum

sadarkan diri sejak masuk rumah sakit, mencret sudah + 10 kali sejak tadi

pagi, mual dan muntah sudah > 6 kali, setiap sesuatu yang masuk selalu

89
90

dimuntahkan kembali. An. D sempat dirawat sebulan yang lalu di Rumah

Sakit ini dengan keluhan yang sama (muntah dan mencret).

Pasien pernah dirawat di Rumah Sakit M.Djamil saat berusia 2 hari

dengan keluhan kejang. Ibunya mengatakan An. D diketahui menderita

meningitis dan sejak saat itu An. D sering di rawat di rumah sakit, yaitu

sekitar > 3 kali sejak ia lahir. A. D mengalami keterlambatan perkembangan,

sehingga tumbuh kembangnya menjadi tidak sesuai dengan anak seusianya.

Saat ini An. D belum bisa berjalan karena mengalami kelemahan pada

ekstremitasnya. An. D punya riwayat kejang, tidak minum obat rutin dan

merupakan pasien dari salah satu dokter spesialis anak di rumah sakit ini

dengan diagnosa serebral palsi.

An. D tinggal di lingkungan rumah yang cukup ramai dengan lalu

lintas kendaraan. Ada kemungkinan bahaya polusi maupun debu yang dapat

mencemari makanan di rumah An. D. Terlebih An.D juga suka duduk

dipangku orang tua di depan rumah setelah mandi di pagi hari untuk bersantai

sambil melihat kendaraan yang lewat di depan rumahnya. Selain itu An. D

juga mempunyai kebiasaan menghisap telapak tangannya. Kemungkinan saat

ia menghisap tangan yang tidak bersih/ berdebu dapat menjadi sumber

pencemaran mikroorganisme penyebab diare. Hal ini merupakan beberapa

faktor resiko untuk terjadinya diare akut pada pasien.


91

Pada tinjauan kasus dilakukan pemeriksaan laboratorium pada An. D

ditemukan hasil :

Tanggal Data yang ditemukan Nilai Normal

29 November 2016 Hematologi


- WBC : 29,0 x 103/ mm3 - (3,5 - 10,0)
- RBC : 5,80 x 106/ mm3 - (3,80 - 5,80)
- HGB : 15,9 g/dl - (11,0 - 16,5)
- HCT : 46,2 % - (35,0 50,0)
- PLT : 420 x 103/ mm3 - (150 - 390)
- % LYM : 7,9 % - (17,0 - 48,0)
- % GRA : 86,9% - (43,0 - 76,0)
- GDR : 94 mg/dl

29 November 2016 Kimia Klinik dan Serologi


- Natrium (Na+) : 129 mg/dl - (135 148)
- Kalium (K+) : 7,0 mg/dl - (3,5 5,3)
- Chlorida (Cl-) : 124 mg/dl - (95 107)

30 November 2016 Kimia Klinik dan Serologi


- Natrium (Na+) : 135 mg/dl - (135 148)
- Kalium (K+) : 3,2 mg/dl - (3,5 5,3)
- Chlorida (Cl-) : 113 mg/dl - (95 107)

B. Diagnosa

Dari sekian banyak diagnosa keperawatan yang ada di teoritis tidak

seluruhnya dialami oleh pasien. Sesuai dengan data objektif dan data subjektif

pasien maka dirumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan keadaan

pasien yaitu :
92

1. Diare b.d inflamasi gastrointestinal

2. Ketidakseimbangan elektrolit b.d mual, muntah, diare

3. Resiko kerusakan integritas kulit b.d lembab, imobilitas fisik.

Secara teoritis diagnosa keperawatan yang dapat muncul dengan

pasien Diare Akut di unit Ruang Rawat Perawatan Anak, meliputi :

1. Diare b.d inflamasi gastrointestinal.

2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif.

3. Ketidakseimbangan elektrolit b.d mual, muntah, diare

4. Risiko kerusakan integritas kulit b.d lembab, imobilitas fisik .

5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

ketidakmampuan mengabsorbsi makanan, kurang asupan makanan.

Pada kasus ini diagnosa yang muncul pada saat pengkajian hampir

sama dengan teori yang didapat karena yang tampak dan dikeluhkan keluarga

pada saat pengkajian adalah keluarga mengatakan An.D belum sadarkan diri

sejak masuk rumah sakit, mencret sudah + 10 kali sejak tadi pagi, mual dan

muntah sudah > 6 kali, keluarga mengatakan setiap sesuatu yang masuk selalu

dimuntahkan kembali, keluarga mengatakan An. D sempat dirawat sebulan

yang lalu di Rumah Sakit ini dengan keluhan yang sama (muntah dan

mencret), dan keluarga mengatakan An. D mempunyai kebiasaan menghisap

telapak tangannya arah ke ibu jari sebelah kirinya sehingga diangkatlah

diagnosa Diare b.d inflamasi gastrointestinal.

Keluarga mengatakan An.D belum sadarkan diri sejak masuk rumah

sakit, mencret sudah + 10 kali sejak tadi pagi, mual dan muntah sudah > 6

kali. Keluarga mengatakan setiap sesuatu yang masuk selalu dimuntahkan


93

kembali, dan keluarga mengatakan An. D sempat dirawat sebulan yang lalu di

Rumah Sakit ini dengan keluhan yang sama (muntah dan mencret).

Berdasarkan bservasi didapatkan data klinik : Suhu : 36,70 C, Nadi : 106 x/i,

RR : 24 x/I, kesadaran : GCS : E2M4V2 = 8, mata tampak cekung, mukosa

bibir kering dan pucat, turgor kulit lambat, CRT > 2 detik, akral tampak pucat

dan teraba dingin, An. D hanya terbaring di tempat tidur karena lemah,

abdomen : Teraba lemas, tidak tegang/kaku, tidak kembung, bising usus = 17

kali ( hiperperistaltik), BAB berbau menyengat (asam), warna kuning

kecoklatan, tidak berlendir, konsistensi cair, frekuensi + 10 x dari tadi pagi,

BAB tidak berdarah. Pemeriksaan Laboratorium : Kimia Klinik dan Serologi

(29-11-2016) ; Natrium (Na+) = 129 mg/dl, Kalium (K+) = 7,0 mg/dl, Chlorida

(Cl-) = 124 mg/dl. Berdasarkan data-data tersebut, maka diangkatlah diagnosa

keperawatan Ketidakseimbangan elektrolit b.d mual, muntah, dan diare.

Keluarga mengatakan An.D belum sadarkan diri sejak masuk rumah

sakit, mencret sudah + 10 kali sejak tadi pagi, mual dan muntah sudah > 6 kali

Keluarga mengatakan saat ini An. D belum bisa berjalan karena mengalami

kelemahan pada tungkainya, Ibu mengatakan An. D hanya satu kali

diimunisasi pada saat ia berumur satu hari, setelah itu Ibu tidak pernah lagi

membawa anaknya untuk imunisasi, dan keluarga mengatakan An. D dilap

dengan handuk lembab dan pakaian selalu diganti jika sudah tampak kotor.

Berdasarkan observasi ditemukan data integritas kulit : utuh, turgor kulit

lambat; kulit sekitar anus An. D tampak lembab dan agak kemerahan; An. D

hanya terbaring di tempat tidur karena lemah.; An. D memakai popok saat

berada di rumah sakit karena mengalami diare; Otot kaki : Tonus otot lemah,
94

otot tampak atrofi. Dengan adanya data-data tersebut, maka diangkatlah

diagnosa keperawatan Resiko kerusakan integritas kulit b.d lembab,

imobilisasi fisik.

C. Rencana Keperawatan

Dalam penyusunan rencana keperawatan mahasiswa mengunakan

rencana keperawatan yang telah disusunkan oleh Nanda, NIC, NOC sebagai

standar. Dalam hal ini setiap rencana keperawatan dikembangkan berdasarkan

teori yang dapat diterima secara logis dan sesuai dengan kondisi klien.

Dalam hal ini Kelompok tidak terlalu mengalami kesulitan yang

begitu berarti hal ini disebabkan karena adanya beberapa factor pendukung

dan terjalinnya hubungan komunikasi yang baik antara anggota kelompok,

keluarga klien dan perawatan ruangan. Intervensi yang telah dilakukan pada

An. D yaitu :

1. Management diare

a. Identifikasi faktor penyebab diare (pengobatan, bakteri atau

pengaruh makanan)

b. Anjurkan pasien/keluarga mencatat warna, volume dan konsistensi

feses

c. Monitor tanda dan gejala diare

d. Observasi turgor kulit secara teratur

e. Monitor daerah perineal dari iritasi dan ulcerasi

f. Timbang BB

g. Monitor peningkatan peristaltik usus


95

h. Kelola pemberian intake nutrisi dan cairan

i. Berikan medikasi sesuai program

2. Bowel Incontinence Care

a. Tentukan faktor fisik atau psikis yang menyebabkan diare.

b. Terangkan penyebab masalah dan alasan dilakukan tindakan.

c. Diskusikan prosedur dan hasil yang diharapkan dengan klien /

keluarga

d. Anjurkan klien / keluarga untuk mencatat keluaran feses.

3. Manajemen Elektrolit

a. Identifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan elektrolit

b. Monitor nilai elektrolit

c. Monitor kehilangan cairan dan elektrolit

d. Monitor manifestasi neurologi karena ketidakseimbgan elektrolit

e. Monitor rasa mual, muntah dan diare

f. Pertahankan kpatenan akses IV

g. Pertahankan pemberian cairan intravena berisi elektrolit dengan laju

yang lambat

h. Berikan suplemen elektrolit dengan laju yang lambat

i. Berikan cairan sesuai resep, jka diperlukan

4. Manajemen Cairan

a. Timbang berat badan setiap hari dan monitor status pasien

b. Hitung atau timbang popok dengan baik

c. Jaga intake atau asupan yang akurat dan catat output pasien
96

d. Monitor status hidrasi (misalnya membran mukosa lembab, denyut

nadi adekuat dan tekanan darah optimal)

e. Monitor tanda-tanda vital pasien

f. Monitor makanan atau cairan yng dikonsumsi

g. Berikan cairan dengan cepat

h. Berikan terapi IV seperti yang telah ditentukan

i. Berikan penggantian nasogastrik yang diresepkan berdasarkan

output

j. Dukung pasien dan keluarga utuk membantu dalam pemberian

makan dengan baik

k. Monitor reaksi pasien terhadap terapi elektrolit yang diresepkan

5. Manajemen Mual

a. Identifikasi faktor-faktor yang dapat mennyebabkan atau

berkontribusi terhadap mual

b. Observasi tanda-tanda non verbal dari ketidaknyamanan, terutama

pada bayi, anak-anak, dan orang-orang yang tidak mampu untuk

berkomunikasi secara efektif

c. Dapatkan riwayat lengkap perawatan sebelumnya

d. Evaluasi dampak dari pengalaman mualpada kualitas hidup (misanya

nafsu makan, aktifitas, dan tidur)

e. Lakukan kebersihan mulut sesering mungkin utnuk meningkatkan

kenyamanan
97

6. Manajemen Muntah

Kaji emesis terkait dengan warna, konsistensi, akan adanya darah, waktu

dan sejauh mana kkuatan emesi

a. Identifikasi faktor-faktor yangdapat menyebabkan atau berkontribusi

terhadap muntah ( misalnya obat-obatan dan prosdur)

b. Ukur atau perkirakan volume emesis

c. Pastikan obat anti emetik yang efektif diberikan untuk menyegah

muntah bila memungkinkan

d. Posisikan untuk menceggah aspirasi

e. Pertahankan jalan nafas lewat mulut

f. Berikan dukungan fisik selama muntah (misalnya membantu untuk

membungkuk atau menopang kepala)

g. Berikan kenyamanan selama episode muntah (misalnya kain dingin

ada dahi, sponge wajah, atau menyidakan oakaian kering bersih)

h. Lakuakan membersihlan mulut dan hidung

i. Bersihkan setelah episode muntah dengan memberikan perhatian

khusus untuk menghilangkan bau

j. Tunggu minimal 30 menit setelah episode muntah sebelum

menawarkan cairan kepada pasien ( dengan asumsi saluran

pencernaan dan peristlatik normal)

k. Dorong istirahat

l. Monitor efek managemen muntah secara menyeluruh


98

D. Implementasi

Tahap implementasi yang merupakan penerapan asuhan keperawatan

yang didelegasikan kepada keluarga klien. Dalam tahap implementasi ini

penulis tidak menemukan kesulitan.

Adapun faktor-faktor pendukung yang dapat dilaksanakan sesuai

dengan rencananya yang telah ditetapkan, yaitu :

1. Adanya perencanaan yang baik, sehingga memudahkan kelompok dalam

melakukan tindakan keperawatan.

2. Adanya sikap kooperatif, partisipasi keluarga membantu perawat dalam

melakukan asuhan keperawatan

3. Adanya bimbingan dari perawat ruangan serta memberikan kesempatan

kepada kelompok dalam melakukan asuhan keperawatan.

E. Evaluasi

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 jam dalam sehari

selama 3x pertemuan kepada An. D jam pertama sampai jam ketiga An. D

memperlihatkan tidak ada perbaikan yang signifikan dengan intervensi yang

dilakukan, begitupun dengan pertemuan selanjutnya.

Data-data yang ditemukan saat pengkajian pada An. D sejalan dengan

teori yang ada sebelumnya. Menurut Lukman Zulkifli Amin (2015), diare atau

mencret didefenisikan sebagai buang air besar dengan feses tidak berbentuk

(unformed stools) atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.

Bila diare berlangsung kurang dari 2 minggu, disebut sebagai diare akut.

Apabila diare berlangsung 2 minggu atau lebih, digolongkan pada diare


99

kronik. Feses dapat dengan atau tanpa lendir, darah, atau pus. Gejala penyerta

dapat berupa mual, muntah, nyeri abdominal, mulas, tenesmus, demam, dan

tanda-tanda dehidrasi.

Manifestasi lain juga sejalan dengan teori sebelumnya meskipun ada

beberapa yang tidak dialami oleh pasien, yaitu karena kehilangan cairan maka

penderita merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah/ mulut

kering, tulang pipi menonjol, turgor berkurang, suara serak. Akibat asidosis

metabolic akan menyebabkan frekuensi pernapasan cepat, gangguan

kardiovaskuler berupa nadi yang cepat, tekanan darah menurun, pucat, akral

dingin, kadang-kadang sianosis, aritmia jantung karena gangguan elektrolit,

anuria sampai gagal ginjal akut (Triadmodjo :1993, Festy Adyanastri : 2012).

Anda mungkin juga menyukai