BAB IV
PEMBAHASAN
teoritis dengan tinjauan kasus yang telah dibuat serta faktor-faktor penghambat
dan pendukung dalam pelaksananan asuhan keperawatan yang mengacu pada teori
yang ada.
A. Pengkajian
diketahui kebutuhan pasien sesuai dengan kebutuhan yang ada. Data yang
sesuai.
dan mencret + 10 x sejak tadi pagi. Sedangkan keluhan pasien saat dilakukan
sadarkan diri sejak masuk rumah sakit, mencret sudah + 10 kali sejak tadi
pagi, mual dan muntah sudah > 6 kali, setiap sesuatu yang masuk selalu
89
90
meningitis dan sejak saat itu An. D sering di rawat di rumah sakit, yaitu
Saat ini An. D belum bisa berjalan karena mengalami kelemahan pada
ekstremitasnya. An. D punya riwayat kejang, tidak minum obat rutin dan
merupakan pasien dari salah satu dokter spesialis anak di rumah sakit ini
lintas kendaraan. Ada kemungkinan bahaya polusi maupun debu yang dapat
dipangku orang tua di depan rumah setelah mandi di pagi hari untuk bersantai
sambil melihat kendaraan yang lewat di depan rumahnya. Selain itu An. D
ditemukan hasil :
B. Diagnosa
seluruhnya dialami oleh pasien. Sesuai dengan data objektif dan data subjektif
pasien yaitu :
92
Pada kasus ini diagnosa yang muncul pada saat pengkajian hampir
sama dengan teori yang didapat karena yang tampak dan dikeluhkan keluarga
pada saat pengkajian adalah keluarga mengatakan An.D belum sadarkan diri
sejak masuk rumah sakit, mencret sudah + 10 kali sejak tadi pagi, mual dan
muntah sudah > 6 kali, keluarga mengatakan setiap sesuatu yang masuk selalu
yang lalu di Rumah Sakit ini dengan keluhan yang sama (muntah dan
sakit, mencret sudah + 10 kali sejak tadi pagi, mual dan muntah sudah > 6
kembali, dan keluarga mengatakan An. D sempat dirawat sebulan yang lalu di
Rumah Sakit ini dengan keluhan yang sama (muntah dan mencret).
Berdasarkan bservasi didapatkan data klinik : Suhu : 36,70 C, Nadi : 106 x/i,
bibir kering dan pucat, turgor kulit lambat, CRT > 2 detik, akral tampak pucat
dan teraba dingin, An. D hanya terbaring di tempat tidur karena lemah,
(29-11-2016) ; Natrium (Na+) = 129 mg/dl, Kalium (K+) = 7,0 mg/dl, Chlorida
sakit, mencret sudah + 10 kali sejak tadi pagi, mual dan muntah sudah > 6 kali
Keluarga mengatakan saat ini An. D belum bisa berjalan karena mengalami
diimunisasi pada saat ia berumur satu hari, setelah itu Ibu tidak pernah lagi
dengan handuk lembab dan pakaian selalu diganti jika sudah tampak kotor.
lambat; kulit sekitar anus An. D tampak lembab dan agak kemerahan; An. D
hanya terbaring di tempat tidur karena lemah.; An. D memakai popok saat
berada di rumah sakit karena mengalami diare; Otot kaki : Tonus otot lemah,
94
imobilisasi fisik.
C. Rencana Keperawatan
rencana keperawatan yang telah disusunkan oleh Nanda, NIC, NOC sebagai
teori yang dapat diterima secara logis dan sesuai dengan kondisi klien.
begitu berarti hal ini disebabkan karena adanya beberapa factor pendukung
keluarga klien dan perawatan ruangan. Intervensi yang telah dilakukan pada
An. D yaitu :
1. Management diare
pengaruh makanan)
feses
f. Timbang BB
keluarga
3. Manajemen Elektrolit
yang lambat
4. Manajemen Cairan
c. Jaga intake atau asupan yang akurat dan catat output pasien
96
output
5. Manajemen Mual
kenyamanan
97
6. Manajemen Muntah
Kaji emesis terkait dengan warna, konsistensi, akan adanya darah, waktu
k. Dorong istirahat
D. Implementasi
E. Evaluasi
selama 3x pertemuan kepada An. D jam pertama sampai jam ketiga An. D
teori yang ada sebelumnya. Menurut Lukman Zulkifli Amin (2015), diare atau
mencret didefenisikan sebagai buang air besar dengan feses tidak berbentuk
(unformed stools) atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.
Bila diare berlangsung kurang dari 2 minggu, disebut sebagai diare akut.
kronik. Feses dapat dengan atau tanpa lendir, darah, atau pus. Gejala penyerta
dapat berupa mual, muntah, nyeri abdominal, mulas, tenesmus, demam, dan
tanda-tanda dehidrasi.
beberapa yang tidak dialami oleh pasien, yaitu karena kehilangan cairan maka
penderita merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah/ mulut
kering, tulang pipi menonjol, turgor berkurang, suara serak. Akibat asidosis
kardiovaskuler berupa nadi yang cepat, tekanan darah menurun, pucat, akral
anuria sampai gagal ginjal akut (Triadmodjo :1993, Festy Adyanastri : 2012).