Anda di halaman 1dari 4

PENATALAKSANAAN GANGGUAN

NAFAS PADA BBL

No. : 440/60/430.9.3.12
Dokumen /SPO/2020
SPO No. Revisi :0
Tgl. Terbit : 20 Oktober 2020 UPTD PUSKESMAS
Halaman :1/1 MAESAN

KABUPATEN Dr. Yuda Chandrawati


BONDOWOSO Nip.196708312010012002

1. Pengertian Keadaan bayi segera setelah lahir tidak menangis dan tidak bisa
bernafas secara spontan dan teratur.
Klasifikasi :
1. Asfiksia berat : Apgar score 0-3
2. Asfiksia ringan : Apgar score 4-6
3. Tidak Asfiksia : Apgar score 7-10
2. Tujuan Untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi secara utuh dan
menekan gejala sisa seminimal mungkin di kemudian hari.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Maesan Nomor 800/58/430 9
3 12/2020 tentang pelaksanaan 10 LMKM di Puskesmas Maesan
4. Referensi Buku Acuan Pelatihan Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri
Neonatal Esensial Dasar, Dep.Kes 2005
5. Prosedur 1. Bidan telah menggunakan APD level 1 saat sebelum persalinan
2. Bidan menghangatkan bayi di bawah pemancar panas atau
lampu
3. Bidan memposisikan kepala bayi sedikit ekstensi
4. Bidan melakukan isap lendir dari mulut kemudian hidung bayi
5. Bidan mengeringkan bayi sambil merangsang taktil dengan
menggosok punggung atau menyentil ujung jari kaki dan
mengganti kain yang basah dengan kain yang kering
6. Bidan mereposisi kepala bayi
7. Bidan menilai bayi meliputi usaha nafas, warna kulit dan denyut
jantung
8. Bidan melakukan ventilasi tekanan positif (VTP) dengan
memakai balon dan sungkup selama 30 detik dengan kecepatan
40-60 kali per menit, bila bayi tidak bernafas.
9. Bidan menilai bayi meliputi usaha nafas ,warna kulit dan denyut
jantung
10. Bidan melanjutkan VTP dengan kompresi dada secara
koordinasi selama 30 detik, bila belum bernafas dan denyut
jantung < 60x per menit
11. Bidan menilai bayi meliputi usaha nafas ,warna kulit dan denyut
jantung
12. Bidan memberi epineprin dan lanjutkan VTP dan kompresi dada,
bila denyut jantung <60 permenit
13. Bidan menghentikan kompresi dada ,bila denyut jantung >60x
permenit, VTP di lanjutkan.
14. Bidan mempersiapkan bayi untuk di rujuk ke RS dengan tetap
melakukan VTP dan kompresi dada, bila keadaan tidak membaik

6. Diagram Alir
Bidan telah menggunakan APD level 1
saat sebelum persalinan

Petugas menghangatkan bayi di bawah pemancar/lampu &


memposisikan kepala bayi sedikit ekstensi

Petugas melakukan isap lendir dari mulut kemudian hidung bayi,


mengeringkan bayi, merangsang taktil dan mengganti kain yang
basah dengan kain kering

Petugas mereposisi kepala bayi

Petugas menilai bayi, usaha nafas warna kulit dan denyut jantung

Petugas melakukan VTP bila bayi tidak bernafas

Petugas melakukan VTP dengan kompresi dada bila belum


bernafas dan DJJ < 60x/menit

Petugas memberikan epineprin dan lanjutkan VTP dan kompresi


dada bila denyut jantung < 60x/menit

Petugas menghentikan kompresi dada bila DJJ > 60 x/menit VTP


dilanjutkan

Petugas melakukan persiapan rujuk ke RS bila


keadaan tidak membaik dengan tetap
melakukan VTP dan kompresi dada

7. Unit Terkait UGD, Rawat Jalan, Rawat Inap, Pustu/Polindes, Kamar Bersalin
8. Rekaman No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai
diubah berlaku
Historis
Perubahan

PENATALAKSANAAN OBSERVASI
PASIEN GAWAT DARURAT
No. : 440/60/430.9.3.12
Dokumen /SPO/2020
No. Revisi :0
SPO

Tgl. Terbit : 20 Oktober 2020 UPTD PUSKESMAS


Halaman :1/1 MAESAN

KABUPATEN Dr. Yuda Chandrawati


BONDOWOSO Nip.196708312010012002

1. Pengertian Memantau keadaan pasien gawat


2. Tujuan Sebagai acuan pemantauan /observasipenderita gawat agar
selamat jiwanya.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Maesan Nomor 800/58/430 9
3 12/2020 tentang pelaksanaan 10 LMKM di Puskesmas Maesan
4. Referensi Buku Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I tahun 2013
5. Prosedur 1. Penderita gawat harus di observasi
2. Observasi dilakukan tiap 5-15 menit sesuai dengan tingkat
kegawatan
3. Observaasi dilakukan oleh paramedic perawat/bidan, bila perlu
oleh dokter
4. Hal-hal yang perlu diobservasi:
a. Keadaan umum penderita
b. Kesadaran penderita
c. Kelancaran jalan nafas (air way)
d. Kelancaran pemberian O2
e. Tanda-tanda vital(tensi,nadi,respirasi/pernafasan dan suhu)
f. Kelancaran tetesan infus
5. Apabila hasil observasi menunjukkan keadaan penderita
semakin tidak baik maka paramedic perawat/bidan harus
melapor kepada dokter yang bertugas (diluar jam kerja
pertelpon)
6. Apabila kasus penyakit diluar kemampuan Dokter UGD maka
perlu di rujuk
7. Observasi dilakukan maksimal 2 jam selanjutnya diputuskan
penderita bisa pulang atau rawat inap.
8. Perkembangan penderita selama observasi dicatat di kartu
status penderita (les UGD)/lembar observasi
9. Setelah observasi tentukan apakah penderita perlu : rawat
jalan/rawat inap/rujuk
6. Diagram Alir
Petugas mencuci tangan dan
menggunakan APD level 1

Observasi dilakukan tiap 5-15 menit sesuai dengan tingkat


kegawatan

Hal-hal yang perlu diobservasi:


Keadaan umum penderita
Kesadaran penderita
Kelancaran jalan nafas (air way)
Kelancaran pemberian O2
Tanda-tanda vital(tensi, nadi, respirasi/pernafasan dan suhu)
Kelancaran tetesan infus

Petugas melapor kepada dokter jaga jika hasil observasi pasien


tidak baik

Petugas melakukan observasi selama 2 jam setiap 15 menit

Petugas mencatat hasil observasi di status pasien di bagian


lembar observasi

Petugas menentukan apakah pasien perlu


rawat inap / rawat jalan / rujukan

7. Unit Terkait UGD, Rawat Jalan, Rawat Inap, Pustu/Polindes, Kamar Bersalin
8. Rekaman No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai
diubah berlaku
Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai