Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN


ELEKTROLIT PADA Tn. A

DI DESA NOROWANGSAN, LAWEYAN, SURAKARTA

Dosen Pembimbing : Rizki Agustin Purwaningtyas,S.Kep.,Ns.,M.Kep

DISUSUN OLEH:

WIDI ANTORO C2018168

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2020


BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Konsep fisiologi
Air merupakan komponen terbesar dari tubuh manusia. Persentase cairan tubuh
tergantung pada usia, jenis kelamin, dan derajat status gizi seseorang. Seiring dengan
pertumbuhan seseorang, persentase jumlah cairan terhadap berat badan menurun.
Seluruh cairan tubuh tersebut secara garis besar terbagi ke dalam 2 kompartemen,
yaitu intraselular dan ekstraselular (Khrisna, I Nyoman Endi Ananda,2017).
1. Cairan intraselular
Pada orang dewasa, sekitar 2/3 dari cairan dalam tubuhnya terdapat di intraselular.
Sebaliknya pada bayi hanya setengah dari berat badannya merupakan cairan
intraselular.
2. Cairan ekstraselular
Jumlah relatif cairan ekstraselular menurun seiring dengan bertambahnya usia, yaitu
sampai sekitar sepertiga dari volume total pada dewasa.Cairan ekstraselular terbagi
menjadi cairan interstitial dan cairan intravaskular. Cairan interstitial adalah cairan
yang mengelilingi sel dan termasuk cairan yang terkandung diantara rongga
tubuh(transseluler)seperti serebrospinal, perikardial, pleura, sendi sinovial,
intraokular dan sekresi saluran pencernaan. Sementara, cairan intravaskular
merupakan cairan yang terkandung dalam pembuluh darah, dalam hal ini plasma
darah.

Terdapat dua jenis bahan yang terkandung di dalam cairan tubuh, yaitu elektrolit dan
non-elektrolit.

1. Elektrolit
Adalah zat yang terdisosiasi dalam cairan, dibedakan menjadi ion positif (kation) dan
ion negatif (anion). Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (Na+),
sedangkan kation utama dalam cairan intraselular adalah potasium (K+). Anion utama
dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl-) dan bikarbonat (HCO3-), sedangkan
anion utama dalam cairan intraselular adalah ion fosfat (PO43-). Kandungan elektrolit
dalam plasma dan cairan interstitial kurang lebih sama, sehingga nilai elektrolit
plasma mencerminkan komposisi dari cairan ekstraseluler (Khrisna, I Nyoman Endi
Ananda,2017).

2. Non elektrolit
Zat-zat yang termasuk ke dalam nonelektrolit adalah glukosa, urea, kreatinin, dan
bilirubin yang tidak terdisosiasi dalam cairan (Khrisna, I Nyoman Endi
Ananda,2017).

Total jumlah volume cairan tubuh (Total Body Water = TBW) kira- kira 60% dari
BB pria dan 50% dari BB wanita. Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output
cairan. Intake cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari
antara 1.800 – 2.500 ml/hari. Sekitar 1.200ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari
makanan. Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalam bentuk urine 1.200-1.500
ml/hari, paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800 ml.

B. Definisi
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis
dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan ketidakseimbangan yang
berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan atau kekurangan (Tarwoto,
Wartonah 2016 dalam Mardiyana, Yeni 2019)
C. Karakteristik
1. Datamayor
a. Ketidakcukupan masukancairan
b. Penurunan beratbadan
c. Kulit/ membran mukosakering
d. Keseimbangan negatif antara masukan dankeluaran
e. Edema
f. Kulitmenegang/mengilap
2. Data minor
a. Haus/ mual/anoreksia
b. Peningkatan natriumserum
c. Penuruna turgorkulit
d. Penurunan keluaran urin atau keluaran urinberlebihan
e. Urin memekat atau seringberkemih
f. Asupan lebih banyak daripadakeluaran
g. Sesaknapas
h. Peningkatan beratbadan
1. Overhidrasi
Terjadi jika asupan cairan lebih besar daripada pengeluaran cairan. Kelebihan cairan
dalam tubuh menyebabkan konsentrasi natrium dalam aliran darah menjadi sangat
rendah. Penyebab overhidrasi meliputi, adanya gangguan ekskresi air lewat ginjal
(gagal ginjal akut), masukan air yang berlebihan pada terapi cairan, masuknya cairan
irigator pada tindakan reseksi prostat transuretra, dan korban tenggelam.
Gejala overhidrasi meliputi, sesak nafas, edema, peningkatan tekanan vena jugular,
edema paru akut dan gagal jantung (Rahman, Diya Rashida Binti Abu, 2017).
2. Dehidrasi
Dehidrasi merupakan suatu kondisi defisit air dalam tubuh akibat masukan yang
kurang atau keluaran yang berlebihan. Kondisi dehidrasi bisa terdiri dari 3 bentuk,
yaitu: isotonik (bila air hilang bersama garam, contoh: GE akut, overdosis diuretik),
hipotonik (Secara garis besar terjadi kehilangan natrium yang lebih banyak
dibandingkan air yang hilang. Karena kadar natrium serum rendah, air di
kompartemen intravaskular berpindah ke ekstravaskular, sehingga menyebabkan
penurunan volume intravaskular), hipertonik (Secara garis besar terjadi kehilangan
air yang lebih banyak dibandingkan natrium yang hilang. Karena kadar natrium
tinggi, air di kompartemen ekstravaskular berpindah ke kompartemen intravaskular,
sehingga penurunan volume intravaskular minimal) (Rahman, Diya Rashida Binti
Abu, 2017).

3. Hiponatremia
Kondisi hiponatremia apabila kadar natrium plasma di bawah 130mEq/L. Jika < 120
mg/L maka akan timbul gejala disorientasi, gangguan mental, letargi, iritabilitas,
lemah dan henti pernafasan, sedangkan jika kadar < 110 mg/L maka akan timbul
gejala kejang, koma (Rahman, Diya Rashida Binti Abu, 2017).

4. Hipernatremia
Jika kadar natrium > 150 mg/L maka akan timbul gejala berupa perubahan mental,
letargi, kejang, koma, lemah.3 Manifestasi neurologis akan mendominasi dahulu
pada pasien dengan hipernatremia dan umumnya diduga hasil dari dehidrasi selular.
Gelisah, lesu, dan hyperreflexia dapat berkembang menjadi kejang, koma, dan
akhirnya kematian (Rahman, Diya Rashida Binti Abu, 2017).
5. Hipokalemia
Nilai normal Kalium plasma adalah 3,5-4,5 mEq/L. Disebut hipokalemia apabila
kadar kalium <3,5mEq/L. Tanda dan gejala hipokalemia dapat berupa disritmik
jantung, perubahan EKG (QRS segmen melebar, ST segmen depresi, hipotensi
postural, kelemahan otot skeletal, poliuria, intoleransi glukosa (Rahman, Diya
Rashida Binti Abu, 2017).
6. Hiperkalemia
Hiperkalemia adalah jika kadar kalium > 5 mEq/L. Hiperkalemia sering terjadi
karena insufisiensi renal atau obat yang membatasi ekskresi kalium (NSAIDs, ACE-
inhibitor, siklosporin, diuretik). Tanda dan gejalanya terutama melibatkan susunan
saraf pusat (parestesia, kelemahan otot) dan sistem kardiovaskular (disritmik,
perubahan EKG). Efek paling penting dari hiperkalemia berada di otot rangka dan
jantung. Kelemahan otot rangka pada umumnya tidak terlihat sampai plasma [K +]
lebih besar dari 8 mEq / L, dan karena depolarisasi berkelanjutan spontan dan
inaktivasi kanal Na + membran otot, akhirnya mengakibatkan kelumpuhan (Rahman,
Diya Rashida Binti Abu, 2017).
7. Hipokalsemia
Hipokalsemia adalah suatu kondisi yang gawat darurat karena menyebabkan kejang
umum dan henti jantung (Rahman, Diya Rashida Binti Abu, 2017).
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi
1. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuhmetabolisme yang di perlukan
dan berat badan.
2. Temperature lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan keringat.seseorang dapat kehilangan NaCI
melalui kringat sebanyak 15-30g/hari.
3. Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi , tubuh akan memecah cadangan energi proses ini
akan menimbulkan pergerakan cairan dari intersisial ke intraseluler.
4. Stress
Stress dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan
glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air proses ini
dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urin
5. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjaldan jantung, gangguan
hormon akan mengganggu keseimbangan cairan (Mardiyana, Yeni 2019).
E. Tahapan-tahapan
a. Difusi adalah perpindahan cairan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
melalui membran sel yang permeable terhadap substansi materi baik padat maupun
partikel zat terlarut.
b. Filtrasi adalah suatu proses perpindahan air dan substansi yang dapat terlarut secara
bersamaan sebagai respon terhadap adanya cairan yang mempunyai perbedaan
tekanan.
c. Osmosis adalah perpindahan cairan melalui membrane selaktif permeable dari area
yang konsentrasi rendah ke area dengan konsentrasi tinggi.
d. Transpor aktif adalah perpindahan cairan menggunakan ATP yang melawan
gradien konsentrasi dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.
F. Masalah/gangguan yang timbul pada kebutuhan dasar manusia
1. Hipovolemik
Adalah kondisi akibat kekurangan volume Cairan Ekstraseluler (CES), dan dapat
terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga
menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme kompensasi pada hipovolemik adalah
peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi
jantung, dan tekanan vaskuler), rassa haus, pelepasan hormone ADH dan adosteron.
Hipovolemik yang berlangsung lama dapat menimbulkan gagal ginjal akut.
Gejala : pusing, lemah, letih, anoreksia, mual, muntah, rasa haus, gangguan mental,
konstipasi dan oliguri, penurunan tekanan darah, HR meningkat, suhu meningkat,
turgor kulit menurun, lidah kering dan kasar, mukosa mulut kering. Tanda – tanda
penurunan berat badan akut , mata cekung pengosongan vena jugularis. Pada bayi
dan anak – anak adanya penurunana jumlah air mata.
2. Hipervolemia
Adalah penambahan/kelebihan volume cairan CES dapat terjadi pada saat :
a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air
c. Kelebihan pemberian cairan
d. Perpindahan CIT ke plasma.

Gejala : sesak nafas, peningkatan dan penurunan tekanan darah, nadi kuat, asites,
edema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher dan irama gallop
(Tarwoto&Wartonah, 2010 dalam Muna, Lailul, 2016).

G. Pengkajian pada kebutuhan dasar manusia


1. PengkajianFokus
a. Riwayatkeperawatan
1) Pemasukandanpengeluarancairandanmakanan (oral, parenteral)
2) Tandaumummasalahelektrolit
3) Tandakekurangandankelebihancairan
4) Proses penyakit yang menyebabkangangguanhomeostatiscairandanelektrolit
5) Pengobatantertentu yang sedangdijalanidapatmengganggu minus status cairan
6) Status perkembangansepertiusiaatau status sosial
7) Faktorpsikologissepertiperilakuemosional yang mengganggupengobatan
b. Pengukuranklinik
1) Beratbadan
Kehilangan/bertambahnyaberatbadanmenunjukkanadanyamasalahkeseimbang
ancairan.
a) ± 2% : Ringan
b) ± 5% : Sedang
c) ± 10% : Berat
Pengukuranberatbadandilakukansetiapharipadawaktu yang sama.

2) KeadaanUmum
Pengukurantanda vital sepertisuhu, tekanandarah, nadi, pernafasan,
dantingkatkesadaran.
3) Pengukuranpemasukancairan
a) Cairan oral : NGT dan oral
b) Cairan parenteral termasukobat-obatan IV
c) Makanan yang cenderungmengandung air
d) Irigasikateteratau NGT
4) Pengukuranpengeluarancairan
a) Urine : volume, kejernihan/kepekatan
b) Feses: jumlahdankonsentrasi
c) Muntah
d) Tube drainase
e) IWL
5) Ukurkeseimbangancairandenganakurat :normalnyasekitar ± 200cc.
c. PemeriksaanFisik
Pemeriksaanfisikpadakebutuhancairandanelektrolitdifokuskan pada:
1) Integumen :keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahanotot, tetani,
dansensasi rasa.
2) Kardiovaskuler :detensi vena jugularis, tekanandarah, hemoglobin,
danbunyijantung.
3) Mata : cekung, air matakering
4) Neurologi :reflek, gangguanmotorikdansensorik, tingkatkesadaran.
5) Gastrointestinal :keadaanmukosamulut, mulutdanlidah, muntah-muntah,
danbisingusus.
d. PemeriksaanLaboratorium
1) Pemeriksaandarahlengkap :pemeriksaaninimeliputijumlahseldarah,
hemoglobin (Hb), danhematokrit (Ht).
a) Htnaik : adanyadehidrasiberatdangejalasyok
b) Htturun : adanyapendarahanakut, masif, danreaksihemolitik
c) Hbnaik : adanyahemokonsentrasi
d) Hbturun : adanyapendarahanhebat, reaksihemolitik
2) Pemeriksaanelektrolitserum
:pemeriksaaninidilakukanuntukmengetahuikadarnatrium, kalium, klorida, ion
bikarbonat.
3) pHdanberatjenisurin :
beratjenismenunjukkankemampuanginjaluntukmengaturkonsentrasi urine,
normalnya pH urine adalah 4,5-8 danberatjenisnya 1,003-1,030.
4) Analisa gas darah :biasanya yang biasadiperiksaadalah pH, PO, HCO, PCO,
dansaturasi O2.
a) PCO2 normal : 35-40 mmHg
b) PO2 normal : 80-100 Hg
c) HCO3 normal : 25-29 mEq/l
d) Saturasi O2adalahperbandinganoksigendalamdarahdenganjumlahoksigen
yang dapatdibawaolehdarah, normalnya di arteri (95%-98%) dan vena
(60%-85%)(Tarwoto&Wartonah, 2010 dalam Muna, Lailul, 2016).
H. Diagnosa keperawatan terkait
1. Defisien volume cairan b.d asupan cairan berkurang
2. Kelebihan volume cairan b.d asupan cairan berlebih
3. Hipertermi b.d dehidrasi
4. Hipotermi b.d malnutrisi
I. Intervensi
1. Defisien volume cairan b.d asupan cairan berkurang
O : Monitor TTV
N : Berikan cairan yang sesuai
E : Edukasi pasien dan keluarga terkait gangguan cairan dan elektrolit
K : Kolaborasikan dengan dokter terkait pemberian elektrolit melalui obat
2. Kelebihan volume cairan b.d asupan cairan berlebih
O : Monitor tanda dan gejala retensi cairan
N : Timbang BB dan pantau gejala
E : Edukasi pasien dan keluarga terkait gangguan cairan dan elektrolit
K : Kolaborasikan dengan dokter terkait pemberian elektrolit melalui obat
3. Hipertermi b.d dehidrasi
O : Monitor TTV
N : Berikan kompres dingin pada pasien
E : Edukasi pasien terkait tanda gejala penyakit
K : Kolaborasikan obat anti menggigil sesuai kebutuhan

4. Hipotermi b.d malnutrisi


O : Monitor TTV
N : Berikan kompres hangat pada pasien
E : Anjurkan memakai baju yang tidak terlalu tebal
K : Kolaborasikan pada dokter terkait obat yang diberikan
J. Sumber Pustaka
Khrisna, I Nyoman Endi Ananda. 2017. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Bali :
Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana.
Mardiana, Yeni. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Klien Gastroenteritis Dengan
Masalah Keperawatan Gangguan Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit Di Ruang Asoka
Rsud Bangil Pasuruan. Karya Tulis Ilmiah. Jombang : Program Studi Diploma III
Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika.
Rahman, Diya Rashida Binti Abu. 2017. Gangguan Keseimbangan Cairan Dan
Elektrolit. Bali : Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana.
Muna, Lailul. 2016. Laporan Pendahuluan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit.
Kendal : Program Pendidikan Diploma III Kesehatan, Akademi Keperawatan
Muhammadiyah Kendal.
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
1) Nama : Tn. A
2) Usia : 56 th
3) Status Perkawinan : Menikah
4) Pekerjaan : Petani
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : SMP
7) Suku : Jawa
8) Bahasa yang digunakan : Indonesia/ Jawa
9) Alamat Rumah :norowangsan,laweyan,surakarta
10) Tanggal Masuk RS : 07 desember 2020
11) Diagnosa Medis : Gangguan Elektrolit
12) Tanggal Pengkajian : 07 desember 2020
2. Identitas Penanggung Jawab
1) Nama : Tn.S
2) Umur : 30 th
3) HubungandenganKlien : Anak
4) Pekerjaan : PNS
5) Alamat :norowangsan,laweyan,surakarta
3. Keluhan Utama
Pasien mengatakan datang kerumah sakit dengan keluhan BAB lebih dari
4x,tiba-tiba badan menggigil,dan merasa badannya lemas. Pasien juga
mengatakan nyeri perut serta pasien juga pernah memiliki asam lambung,usus
melilit dan gejala lever. Namun sebelumnya klien tidak pernah mengalami
sakit diare dan pasien mengatakan keluarganya ada yang memiliki riwayat
penyakit lever.
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan datang kerumah sakit dengan keluhan BAB lebih dari
4x,tiba-tiba badan menggigil,dan merasa badannya lemas. Pasien juga
mengatakan nyeri perut serta pasien juga pernah memiliki asam
lambung,usus melilit dan gejala lever. Namun sebelumnya klien tidak
pernah mengalami sakit diare dan pasien mengatakan keluarganya ada
yang memiliki riwayat penyakit lever.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan pernah diderita penyakit tb paru dalam 6 bulan
terakhir dan pasien sedang menjalani pengobatan paket (oat) dipukesmas.
Sekarang pasien masih batuk-batuk.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakkan bahwa riwayat penyakit keluarga adalah hipertensi.
5. Pola Kebiasaan Sehari- Hari
a. Pola Persepsi Kesehatan Dan Manajemen Kesehatan
Klien mengatakan kalau sakit harus minum obat, kalau bisa disuntik biar
cepat sembuh.
b. Pola Nutrisi
Sebelum sakit :
Klien mengatakan makan 2x sehari dengan sayur dan lauk. Dengan porsi
sedikit
Minum 5-6 gelas per hari. Lebih sering minum teh dibandingkan air putih
Saat sakit :
Makan 3x sehari sedikit tapi sering, perbanyak air putih. Minum 6-7 gelas
per hari
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit :
BAB sekali sehari, teksture padat, waktu pagi hari, warna kuning, bau
khas feses
BAK 3-4x sehari, warna kuning jernih, volume ±200 ml, bau khas urine
Saat sakit :
BAB 4x sehari, teksture padat, waktu pagi hari, warna kuning, bau khas
feses
BAK 5-6x sehari, warna kuning kemerahan, volume ±250 ml, bau khas
urine
d. Pola Istirahat Tidur
Sebelum sakit :
Lama tidur 7-8 jam, mulai tidur jam 20.0-04.00,
Saat sakit :
Lama tidur 6-7 jam, mulai tidur jam 20.00, kadang terbangun saat malam
untuk ke kamar mandi. Pasien mengatakan jika nyeri muncul tidak bisa
tidur nyenyak.
e. Pola Aktifitas Dan Latihan
Sebelum sakit :
Klien mengatakan kegiatannya masih bisa dilakukan secara mandiri
Saat sakit :
Klien hanya bisa berbaring dan bangun saat ingin BAB/BAK saja itupun
dibantu dengan keluarga
f. Pola Kognitif
Sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelumnya klien tidak tau pantangan makanan untuk
penyakitnya
Saat sakit :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan klien mengetahui tentang
penyakitnya
g. Pola Hubungan Pasien
Hubungan dengan keluarga lain baik
h. Pola Seksual Dan Reproduksi
Tidak dikaji, klien sudah memiliki suami tetapi sudah meninggal dan
sudah lansia
i. Pola Konsep Diri
Tidak dikaji
j. Pola Koping Dan Toleransi Stress
Klien mengatakan nyeri pinggang saat berdiri sembari memegangi
pinggangnya
k. Pola Nilai Dan Kepercayaan
Tidak dikaji
6. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum dan Kesadaran : kesadaran composmentis atau sadar
penuh
2. TTV :
TD =110/90 mmHg
Suhu = 37℃
RR = 21x/menit
Nadi = 80x/menit
3. Bb /Tb = 63 Kg/ 165 cm
7. Pemeriksaan Sistematik: Head To Toe
a. Kepala
Keadaanrambut : Bersih
Warna : keseluruhan rambut sudah beruban
Kebersihan : Terdapat kotoran didekat mata
KesimetrisanWajah : Simetris, Terdapat Keriput Dibagian Pipi, Dahi
Dan Mata
Kelainan : Tidak Ada
b. Mata
Posisi Mata : Simetris
Kelopak Mata : Simetris
Pergerakan Bola Mata : Pergerakan Mata Terkoordinasi
Konjungtiva : TidakAnemis
Sklera : TidakIkterik
Pupil : Isokor
Lapang Pandang : sudah sedikit rabun
KetajamanPenglihatan : Cukup
PemakaianAlat Bantu : Tidak Ada
Kelainan : Tidak Ada
c. Hidung
BentukUtuh :Ya
MembedakanBau : Dapat
Sekresi : Tidak ada
Mukosa : Lembab
Pembengkakan : Tidak Ada
Kelainan : Tidak Ada
d. Telinga
Posisi : Simetris
Pendengaran : Baik
Nyeri : Tidak Ada
Serumen : Tidak Ada
Pinna, TulangRawanElatis : Elastis
TandaRadang : Tidak Ada
PemakaianAlat Bantu : Tidak Ada
Kelainan : Tidak Ada
e. Mulut
Bibir : WarnaMerahKehitaman, Simetris
Kelembaban : Lembab
Gigi : Ada Caries, ada gigi hitam dan beberapa sudah
tanggal
Lidah : LidahBersih
ReflekMenelan : DapatMenelan
ReflekMengunyah : DapatMengunyah
Pembesaran Tonsil : Tidak Ada
Kelainan : Tidak Ada
BauMulut : Tidak Ada
Sekret : Tidak Ada
f. Leher
Bentuk : Simetris
KelenjarGetahBening : Normal Tidak Ada Pembengkakan
KelenjarTyroid : Normal Tidak Ada Pembengkakan
NyeriMenelan : Tidak Ada
Kelainan : Tidak Ada
g. Thorax
JenisNafas : Normal
Keluhan : Tidak Ada
Frekuensi : 20x/Mnt
Irama : Teratur
Kedalaman : Normal
SuaraNafas : Vesikuler
Batuk : Tidak Ada
PenggunaanOtot Bantu Nafas : Tidak Ada
PenggunaanAlat Bantu Nafas : Tidak Ada
h. SirkulasiJantung
Irama : Teratur
BentukSimetris : Simetris
Bercak-BercakMerah : Tidak Ada
MamaeSimetris : Ya
PutingSusu : Masuk
EkskresiMamae : Tidak Ada
Benjolan : Tidak Ada
Lesi : Tidak Ada
BunyiJantung Normal : Reguler
KelainanBunyiJantung : Tidak Ada
Keluhan : Tidak Ada
Nyeri Dada : Tidak Ada
Kardiomegali : Tidak Ada
Kelainan : Tidak Ada
i. Abdomen
Bentuk : normal/semakin kering dan kurus
Kulit : Warna putih
Benjolan : Tidak Ada
NyeriTekan : Ada bagian perut bawah
BisingUsus : 16x/Mnt
Kelainan : Tidak Ada
KandungKemih : Terdapat distensi abdomen
Palpasi : adanya nyeri tekan
Perkusi : kanan dan kiri redup
j. Kulit Dan Kuku
1) Kulit
Warna : SawoMatang
Turgor : lambat(kembali 6 detik)
Pucat : Tidak
Edema : Tidak Ada
Tekstur : Kasar
Kelainan : Tidak Ada
Kebersihan : Nampak kotor, dan berbau pesing
2) Kuku
Bentuk : Normal TidakTerdapat Clubbing Finger
Warna : MerahMuda
CRT : <2 Detik
Kebersihan : Kotor Dan Panjang - Panjang
k. EkstremitasAtas Dan Bawah
1) EkstremitasAtas
BentukSimetris : Simetris
SensasiHalus : Ada
SensasiTajam : Ada
SensasiPanas : Ada
SensasiDingin : Ada
Gerakan Rom : Dapat
RefleksBisep : Ada
RefleksTrisep : Ada
Pembengkakan : Tidak Ada
Kelainan : Tidak Ada
2) EkstremitasBawah
BentukSimetris : Ya
SensasiHalus : Ada
SensasiTajam : Ada
SensasiPanas : Ada
SensasiDingin : Ada
Gerakan Rom : Dapat
Refleks Patella : Ada
PembengkakanLipatPaha : Tidak Ada
Varises : Tidak Ada
Kelembaban : Lembab
Temperatur : Dingin
Kelainan : Tidak Ada
l. Genitalia
BentukUtuh : Ya
Pembengkakan : Tidak Ada
Rektum : TidakTerdapatBenjolan DanLesi

Kelainan : Tidak Ada


8. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboraorium didapatkan hasil Hb 11,70(normal 12-
16),trombosit 98.000(normal 150.000-400.000),SGOT 94 ( normal 0-
31), SGPT 69(normal 0-32), dan asam urat 7,6(normal 2,4-5,7).

9. Analisa Data

NO DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH

1 DS : Kehilangan aktif Defisit volume


Klien mengatakan lemas volume cairan cairan
DO :
Mukosa bibir kering,mata cekung,
dan targor kulit lambat(kembali 6
detik).
Penghitungan
Balance Cairan selama 24 jam:
 Output:
1. Muntah : 100cc
2. BAB 4x: 200cc
3. Urine 4x : 200cc
 Input :
1. Infus RL: 500cc
2. Minum : 1000cc
3. A.m x BB : 275cc
 IWL : 15 x 55: 825cc
 BC : input – output
 IWL : 1775-500-825
2 DS: Peradangan pada diare
Pasien mengatakan BAB lebih dari usus
4x, cair dan berlendir
DO:
Tampak lemas, pucat.dan akral

10. Diagnosa Keperawatan Dan Prioritas Diagnosa


1. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
secara aktif
2. Diare berhubungan dengan fisiologis proses infeksi inflamasi iritasi
metabolisme dan parasit

B. Perencanaan Tindakan Keperawatan

No Tgl/ Diagnosa Tujuan kriteria Intervensi Rasional Ttd


jam hasil /
nam
a
1 07 Defisit Setelah 1. Pertahank 1. Untuk Wid
volume
Dese dilakukan an catatan mengumpulkan i
cairan
mber berhubunga tindakan 3x24 intake dan dan menganalisis
n dengan
2020 jam masalah output yg data pasien untuk
kehilangan
08.00 volume defisit volume akurat. mengatur
cairan
cairan teratasi 2. Monitor keseimbangan
secara aktif
dengn kriteria status pasien
hasil : hidrasi 2. Untuk
1. Mempertaha 3. Monitor mengetahui
nkan urine vital sign adanya tanda
output sesuai setiap 15 dehidrasi
dg usia dan menit. 3. Untuk
BB,BJ urine 4. Monitor mengetahui
normal. status kesehatan pasien
2. Tekanan nutrisi 4. Mengetahui
darah, nadi, 5. Monitor asupan nutrisi
suhu tubuh intake dan yang masuk
dalam batas urine kedalam tubuh
normal. output pasien
3. Tidak ada setiap 8 5. Untuk
tanda jam. mengumpulkan
dehidrasi dan menganalisis
elastisitas pasien
turgor kuit
baik,
membrane
mukosa
lembab,
tidak ada
rasa haus yg
berlebihan.
4. Irama dan
jumlh
pernafasan
dalam batas
normal.
5. Ph urine
dalam batas
normal.

2 07 Diare Setelah 1. Kelola 1. Wid


berhubunga
Dese dilakukan pemeriksa 2. Mengetahhui i
n dengan
mber fisiologis tindakan 24 jam an kultur penyakit
proses
2020 masalah diare sensitifita yang diderita
infeksi
12.00 inflamasi teratasi dengan s feses pasien
iritasi
KH : 2. Evaluasi 3. Menghindari
metabolisme
dan parasit 1. Tidak ada pengobata diare
diare n yang berlanjut
2. Feses tidak berefek 4. Menghindari
ada darah samping iritasi
dan mukus 3. Monitor 5. Untuk
3. Pola BAB kulit menghilangk
normal skitar an diare pada
4. Asam basa perinal pasien
normal terhadap 6. Untuk
5. Hidrasi baik adanya mengurangi
iritasi dan stres pada
ulserasi pasien saat
4. Ajarkan diare
pada 7. Untuk
pengguna mengatasi
kan obat tindakan
anti diare diare yang
5. Ajarkan tidak berhasil
pada
pasien
teknik
penguran
gan stres
bila perlu
6. Kolaboras
i jika
tanda dan
gejala
diare
menetap.
C. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan / Implementasi

No No Hari/ Implementasi Respon Paraf


Diagn tanggal
osa
1. I 07 Desember  Mengkaji tanda DS : Widi
2020 tanda vital Klien mengatakan
08.00 bersedia di ukur tanda
tanda vitalnya
DO :

TTV :
TD = 110/90 mmHg
Suhu = 37℃
RR = 21x/menit
Nadi = 80x/menit
07 Desember  Menganjurkan
DS :
2020 banyak minum Klien mengatakan
11.00 besedia minum air putih
DO :
Pasien tampak rileks dan
sedang minum air putih

07 Desember  Berkolaborasi
DS :
2020 dengan tim klien siap diberikan obat
14.00 DO :
dokter dlm
Tidak adanya reaksi
pemberi obat alergi
oral tri mexol
forte

II 07 Desember 1. Mengkaji status S : klien mengatakan Widi


2020 nutrisi masih merasakan mual,
02.00-20.00 DS : klien nafsu makan berkurang
mengatakan O : wajah kelihatan
beratbadannya meringis , pucat dan
menurun sejak sakit gelisah
DO : BB 46 kg turun A : masalah belum
menjadi 35 kg teratasi
2. Menimbang BB
 BB
klien
 Asupan nutrisi
DS : klien
 Pantau aktivitas
mengatakan bersedia
P : intervensi dilanjutkan
untuk ditimbang
 Pantau BB
DO : BB 35 kg,
 Asupan nutrisi
klien mengatakan
 Kolaborasi dg
nafsu makan
doktor dlm
berkurang sejak sakit
pemberian obat
analgetik

3 I 8 desember  Mengkaji tanda DS :


2020 tanda vital Klien mengatakan
07.00 bersedia di ukur tanda
tanda vitalnya
DO :

TTV :
TD = 110/90 mmHg
Suhu = 37℃
RR = 21x/menit
Nadi = 80x/menit
 Menganjurkan
teknik relaksasi DS :
Klien mengatakan
besedia dan siap
diberikan teknik relaksasi
DO :
Pasien tampak rileks saat
diberikan teknik relaksasi
DS: Psien mengatakan
 Berkolaborasi
bersedia minum obat dari
dengan tim dokter
dokter dlm
DO: Obat tampak
pemberi obat diminum ,obat masuk
mulut
oral tri mexol
forte
4 II 8 desember 1. Mengkaji status DS: Pasien mengatakan
2020 nutrisi bersedia di kaji
14.00 nutrisinya
Berat badan saat sakit
turun, diet makan : nasi,
sayur,sop, daging

2. Membantu DO: pasien tampak r


makan dan Kooperatif,
minum
DS : klien mengatakan
bersedia di bantu makan
dan minum
Pasie mengatakan berat
badannya berangsur
angsur naik

3. Menimbang BB DO : BB 46 kg menjadi
klien 49

DS : klien mengatakan
bersedia untuk ditimbang
DO : BB 35 kg, klien
mengatakan nafsu makan
berkurang sejak sakit

5 I 9 desember  Mengkaji tanda DS: Pasien bersedia di


2020 tanda vital kaji tanda – tanda
07.00 vitalnya
DO:
TTV :
TD = 110/90 mmHg
Suhu = 37℃
RR = 21x/menit
Nadi = 80x/menit

 Menganjurkan
teknik relaksasi
DS: Pasien mengatakan
bersedia melakukan
teknik relaksaasi
DO: pasien tampak
melakukan teknik
relaksasi
 Berkolaborasi
dengan tim DS: Pasien mengatakan
dokter dlm bersedia minum obat dari
pemberi obat dokter
oral tri mexol DO: pasien sedang
forte minum obat, obat masuk
melalui oral

6 II 9 desember 1. Mengkaji status DS:Pasien mengatakan


2020 nutrisi bersedia di kaji status
14.00 nutrisi nya , Berat badan
saat sakit turun, dan
sekarang sudah naik
menjadi 49, diet makan :
nasi, sayur,sop, daging

DO: pasien tampak


kooperatif, berat badan
naik menjadi 49
2. Membantu DS: Pasien mengatakan
makan dan bersedia dibantu makan
minum dan minum
DO: makanan pasien
habis 1 porsi

3. Menimbang BB DS: Pasien mengatakan


klien bersedia ditimbang berat
badannya
DO: berat badan naik
menjadi 50

7
D. Evaluasi
Formatif

No Tgl / jam Diagnosa Evaluasi Ttd /


nama

1 Selasa, 8 Defisit S: Pasien mengatakan masih lemas Widi


volume cairan
Desember O: turgor kulit kembli lambat kurang dari 2
berhubungan
2020 dengan detik
kehilangan
A: Defisit volume cairan berhubungan
volume cairan
secara aktif dengan kehilangan volume cairan secara
aktif belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
2 Selasa, 8 Diare S:Pasien mengatakan masih diare,4 kali Widi
berhubungan
Desember sehari , konsistensi cair
dengan
2020 fisiologis O: BAB pasien cair , pasien tampak lemas
proses infeksi
A: Diare berhubungan dengan fisiologis
inflamasi
iritasi proses infeksi inflamasi iritasi metabolisme
metabolisme
dan parasit brlum teratasi
dan parasit
P: Lanjutkan intervensi
No Tgl / jam Diagnosa Evaluasi Ttd /
nama

1 Rabu, 9 Defisit S: Pasien mengatakan masih sedikit lemas Widi


volume cairan
Desember O: turgor kulit sudah kembali dalam 2 detik
berhubungan
2020 dengan A: Defisit volume cairan berhubungan
kehilangan
dengan kehilangan volume cairan secara
volume cairan
secara aktif aktif teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi

2 Rabu, 9 Diare S:Pasien mengatakan masih diare berkurang Widi


berhubungan
Desember menjadi 3 kali sehari , konsistensi ber ampas
dengan
2020 fisiologis O: BAB pasien berampas , pasien tampak
proses infeksi
sedikit lemas
inflamasi
iritasi A: Diare berhubungan dengan fisiologis
metabolisme
proses infeksi inflamasi iritasi metabolisme
dan parasit
dan parasit teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi

No Tgl / jam Diagnosa Evaluasi Ttd /


nama

1 Kamis,10 Defisit S: Pasien mengatakan masih sudah tidak Widi


volume cairan
Desember lemas
berhubungan
2020 dengan O: turgor kulit sudah kembali dalam 2 detik
kehilangan
A: Defisit volume cairan berhubungan
volume cairan
secara aktif dengan kehilangan volume cairan secara
aktif sudah teratasi
P: Hentikan Intervensi
2 Kamis,10 Diare S:Pasien mengatakan sudah tidak diare, Bab Widi
berhubungan
Desember sehari 1 x berbentuk, konnsistensi lunak
dengan
2020 fisiologis O: BAB pasienberbentuk , lunak, pasien
proses infeksi
sudah tidak lemas
inflamasi
iritasi A: Diare berhubungan dengan fisiologis
metabolisme
proses infeksi inflamasi iritasi metabolisme
dan parasit
dan parasit sudah teratasi
P: Hentikan intervensi

Sumatif

No Tgl / jam Diagnosa Evaluasi Ttd /


nama

1 Desember Defisit S: Pasien mengatakan masih sudah tidak Widi


volume
2020 lemas
cairan
berhubunga O: turgor kulit sudah kembali dalam 2 detik
n dengan
A: Defisit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan
volume kehilangan volume cairan secara aktif sudah
cairan
teratasi
secara aktif
P: Hentikan Intervensi
2 Desember Diare S:Pasien mengatakan sudah tidak diare, Bab Widi
berhubunga
2020 sehari 1 x berbentuk, konsistensi lunak
n dengan
fisiologis O: BAB pasien berbentuk , lunak, pasien
proses
sudah tidak lemas
infeksi
inflamasi A: Diare berhubungan dengan fisiologis
iritasi
proses infeksi inflamasi iritasi metabolisme
metabolism
e dan dan parasit sudah teratasi
parasit
P: Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai