Anda di halaman 1dari 6

Program Studi D3 Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta


2020

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ACUTE DECOMPENSATED


HEART FAILURE DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
ISTIRAHAT TIDUR

Hasna Mutiara Kusuma1, Sahuri Teguh Kurniawan2


1
Mahasiswa / Fakultas Ilmu Kesehatan/Prodi D3 Keperawatan/Universitas Kusuma
Husada Surakarta. Jln. Jaya Wijaya No.11. Kadipiro, Surakarta
2
Dosen D3 Keperawatan / Fakultas Ilmu Kesehatan/Prodi D3 Keperawatan/Universitas
Kusuma Husada Surakarta. Jln. Jaya Wijaya No.11. Kadipiro, Surakarta
Email: hasnamutiara93@gmail.com, s_sahuri@yahoo.com

ABSTRAK

Acute Decompensated Heart Failure (ADHF) merupakan perburukan keadaan dari


simptom HF yang biasanya oleh edema pulmonal kardiogenik dengan akumulasi cairan
yang cepat pada paru. Penderita ADHF sering mengalami hiperinsomnia di siang hari,
tetapi kurang tidur atau sering terbangun dari tidur di malam hari karena sesak nafas.
Metode semi fowler dengan mengatur pasien dalam posisi tidur dengan sudut 45 derajat
akan membantu menurunkan konsumsi oksigen dan meningkatkan ekspensi paru-paru
maksimal serta mengatasi kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan perubahan
membran alveolus. Sudut posisi tidur 45 derajat lebih menghasilkan kualitas tidur yang
lebih. Tujuan studi kasus dilakukan semi fowler untuk mengetahui peningkatkan kualitas
tidur pada pasien ADHF setelah dilakukan tindakan 10 jam selama 3 hari. Subjek studi
kasus yaitu 1 pasien di ruang Aster 5 RSUD Dr. Moewardi. Hasil studi kasus
menunjukkan bahwa hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien ADHF dengan
masalah keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur diberikan intervensi
keperawatan semi fowler selama 3 hari terjadi peningkatan kualitas tidur malam 3-4 jam
setelah dilakukan pemberian posisi semi fowler jam tidur menjadi 6-7 jam. Hal ini
menunjukkan bahwa semi fowler didapatkan hasil bahwa kualitas tidur membaik
meskipun jam tidur belum seperti pada teori yang dikemukakan.

Kata Kunci : ADHF, Gangguan Pola Tidur, Semi Fowler


Nursing Program of Diploma 3
Faculty of Health Sciences
University of Kusuma Husada Surakarta
2020

NURSING CARE ON ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE


(ADHF) PATIENTS IN FULFILLMENT OF RELAXATION AND SLEEP
NEEDS
Hasna Mutiara Kusuma1, Sahuri Teguh Kurniawan2
1
Student / Faculty of Health Sciences / D3 Nursing Study Program / University of
Kusuma Husada Surakarta.
Jln. Jaya Wijaya No.11. Kadipiro, Surakarta
2
Lecturer of D3 Nursing / Faculty of Health Sciences / D3 Nursing Study Program /
University of Kusuma Husada Surakarta. Jln. Jaya Wijaya No.11. Kadipiro, Surakarta
Email: hasnamutiara93@gmail.com, s_sahuri@yahoo.com
Abstract

Acute Decompensated Heart Failure (ADHF) is a deterioration of the HF


symptoms by cardiogenic pulmonary edema with the rapid accumulation of fluid in
the lungs. ADHF sufferers often experience hyper insomnia during the day, but lack
sleep or often wake up from sleep at night due to shortness of breath. The semi-
fowler method by adjusting the patient's sleeping position to 45 degrees will help
reduce oxygen consumption and increase maximum lung expansion and overcome
the damage to gas exchange associated with alveolar membrane changes. The
sleeping position angle of 45 degrees results in better sleep quality. The objective of
this case study was to determine the improvement of sleep quality in ADHF patients
after 10 hours of action for 3 days. The subject was one patient in Aster 5 of Dr.
Moewardi Hospital. The results of a case study on the management of nursing care in
ADHF patients with nursing problems in fulfilling the rest and sleep needs provided
by semi-Fowler nursing interventions for 3 days showed an increase in the quality of
night sleep from 3-4 hours to 6-7 hours. This study inferred that semi-Fowler effects
in improved sleep quality even though the duration of sleep does not reach the theory.

Keywords: ADHF, Sleep Pattern Disorders, Semi Fowler.


PENDAHULUAN gejala edema paru dapat muncul tiba-
Acute Decompensated Heart tiba atau berkembang seiring waktu.
Failure (ADHF) merupakan gagal Kesulitan bernafas ringan sampai
jantung akut yang didefinisikan ekstrem dapat terjadi. Gejala lainnya
sebagai serangan yang cepat (rapid yaitu batuk, nyeri dada, dan kelelahan
onset) dari gejala-gejala atau tanda- yang meliputi : dyspnea, orthopnea,
tanda akibat fungsi jantung yang tachypnea, batuk-batuk dengan sputum
abnormal. Disfungsi ini dapat berupa berbusa, kadang-kadang hemoptisis,
disfungsi sistolik maupun diastolik, ditambah gejala low output seperti :
abnormalitas irama jantung, atau takikardia, hipotensi dan oliguri,
ketidakseimbangan preload dan beserta gejala-gejala penyakit
afterload. ADHF dapat merupakan penyebab atau pencetus lainnya seperti
serangan baru tanpa kelainan jantung keluhan angina pektoris pada infark
sebelumnya, atau dapat merupakan miokard akut. Pada keadaan sangat
dekompensasi dari gagal jantung berat akan terjadi syok kardiogenik
kronik (Chconic Heart Failure) yang (Kabo, 2012). Gagal jantung
telah dialami sebelumnya. ADHF diklasifikasikan menurut American
muncul bila cardiac output tidak dapat College of Cardiology (ACC) dan
memenuhi kebutuhan metabolisme American Heart Association (AHA)
tubuh (Putra, 2012). Berdasarkan data terbagi atas 4 stadium yaitu stadium A,
dari World Health Organisations stadium B, stadium C, stadium D.
(WHO) pada tahun 2016, Penderita gagal jantung sering
menyebutkan bahwa 17,5 juta orang mengalami hiperinsomnia di siang
meninggal akibat penyakit hari, tetapi kurang tidur atau sering
kardiovaskuler, yang mewakili dari terbangun dari tidur di malam hari
31% kematian di dunia. Di negara karena sesak nafas. Gangguan tidur ini
Amerika Serikat penyakit gagal jantng dapat berupa SDB (Sleep Disordered
hampir terjadi 550.000 kasus pertahun, Breathing), DMS (Difficulties
Sedangkan negara-negara berkembang Maintaining Sleep) dan EDS
didapatkan kasus sejumlah 400.000 (Excessive Daytime Sleepiness).
sampai 700.000 per tahun (WHO, Kekurangan tidur berdampak terhadap
2016), prevalensi gagal jantung di kualitas hidupnya, sehingga pasien
Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan cenderung menderita depresi yang
Dasar (Riskesdas) tahun 2018 berdampak terhadap peningkatan
mencapai 1,5%, Sedangkan prevalensi kematian. Gangguan kebutuhan dasar
Gagal Jantung di provinsi Jawa pada klien dengan kardiovaskular akan
Tengah pada tahun 2018 adalah sekitar menimbulkan masalah keperawatan,
1,83 (Riskesdas, 2018). salah satunya adalah gangguan
Komplikasi dari penyakit gagal kebutuhan istirahat atau gangguan pola
jantung ini terdiri dari edema tidur berhubungan dengan nocturia
trombolitik, efusi perikardial dan (banyak kencing) atau perubahan
tamponade jantung. Akibat bendungan posisi tidur yang menyebabkan sesak
di berbagai organ dan low output , nafas. Kualitas tidur ditentukan oleh
bagaimana seseorang mempersiapkan malam hanya ± 3-4 jam, pasien juga
pola tidurnya pada malam hari seperti sering terbangun malam hari krena
kedalaman tidur, kemampuan dan gelisah. Menurut teori yang
tanpa bantuan medis (Smeltzer & disampaikan Herdman, (2015) bahwa
Bare, 2013). gejala pasien yang mengalami
Mengatur pasien dalam posisi gangguan tidur mempunyai
tidur dengan sudut 45 derajat akan karakteristik yaitu kesulitan jatuh
membantu menurunkan konsumsi tidur, ketidakpuasan tidur, menyatakan
oksigen dan meningkatkan ekspensi tidak merasa cukup istirahat, dan
paru-paru maksimal serta mengatasi sering terjaga tanpa jelas penyebabnya.
kerusakan pertukaran gasyang Masalah keperawatan utama
berhubungan dengan perubahan pada studi kasus ini adalah gangguan
membran alveolus. Sudut posisi tidur pola tidur berhubungan dengan kurang
45 derajat lebih menghasilkan kualitas kontrol tidur (D.0055). tujuan dalam
tidur yang lebih (Melanie, 2014). masalah keperawatan utama adalah
meningkatkan kualitas tidur dengan
METODE STUDI KASUS intervensi utama dukungan tidur
Studi kasus ini menggunakan (I.05174)
metode asuhan keperawatan yang Fokus utama penatalaksanaan
dilakukan secara intensif, terinci dan pasien yang mengalami ADHF adalah
mendalam tentang suatu program, semi fowler, semi fowler miring kanan
peristiwa, dan aktivitas, baik pada dan semi fowler miring kiri. Mengatur
tingkat perorangan, sekelompok orang, pasien dalam posisi tidur dengan sudut
keluarga, dan suatu organisasi untuk 45 derajat akan membantu
memperoleh pengetahuan mendalam menurunkan konsumsi oksigen dan
tentang peristiwa tersebut. Biasanya meningkatkan ekspensi paru-paru
peristiwa yang dipilih yang selanjutnya maksimal serta mengatasi kerusakan
disebut kasus adalah suatu yang aktual pertukaran gasyang berhubungan
(real life event), yang sedang dengan perubahan membran alveolus.
berlangsung bukan sesuatu yang suah Sudut posisi tidur 45 derajat lebih
lewat (Rahajo, 2017). Studi kasus menghasilkan kualitas tidur yang lebih
dilakukan di ruang Aster 5 RSUD Dr. (Melanie, 2014).
Moewardi pada tanggal 17 Februari
sampai 22 Februari 2020. Fokus studi
kasus yang akan dibahas pada krya
tulis ilmiah ini adalah pasien dengan
diagnosa medis CDHF dalam
pemenuhan kebutuhan istirahat tidur.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Studi kasus ini diperoleh
responden Ny. S dengan keluhan susah
tidur, tidur siang hanya 1 jam dan tidur
Tabel 1.1 Tabel Hasil Intervensi Pemberian semi fowler pada
pengukuran peningkatan kualitas tidur pasien ADHF akan memberikan
sebelum dan setelah dilakukan semi dampak positif pada peningkatan
fowler di Aster 5 RSUD Dr. Moewardi kualitas tidur meskipun belum seperti
pada tanggal 20 Februari-22 februari pada teori yang dikemukakan.
2020. Diharapkan rumah sakit dapat
Kualitas tidur mengaplikasikan tindakan tersebut
Tanggal
Sebelum Setelah untuk meningkatkan kesehatan pasien
20 Februari 2020 17 16 terutama pasien ADHF dengan
21 Februari 2020 12 10
22 Februari 2020 7 5
pemenuhan kebutuhan istirahat tidur.

Dari tabel 1.1 diatas diketahui SARAN


bahwa setelah dilakukan intervensi Rumah sakit khususnya RSUD
keperawatan pemberian posisi semi Dr. Moewardi Surakarta dapat
fowler pada hari pertama 20 Februari memberikan pelayanan kesehatan dan
2020 setelah diberikan semi fowler mempertahankan kerja sama baik antar
selama 10 jam didapatkan peningkatan tim kesehatan maupun dengan klien
kualitas tidur dari 3 jam menjadi 3-4 khususnya dengan klien ADHF
jam, hari kedua 21 Februari 2020 semi sehingga dapat meningkatkan kualitas
fowler selama 10 jam didapatkan asuhan keperawatan dan tindakan yang
peningkatan kualitas tidur dari 3-4 jam optimal bagi klien dengan ADHF.
menjadi 4-5 jam, hari ketiga 22 Bagi Institusi Pendidikan dapat
Februari 2020 semi fowler selama 10 menjadi bahan kepustakaan dan
jam didapatkan peningkatan kualitas sebagai sumber informasi pada
tidur dari 4-5 jam menjadi 6-7 jam. pemberian asuhan keperawatan pada
Menurut Melanie, (2014) klien ADHF.
mengatur pasien dalam posisi tidur Bagi Klien dan Keluarga klien
dengan sudut 45 derajat akan dengan ADHF mampu menangani
membantu menurunkan konsumsi masalah yang dialami klien dengan
oksigen dan meningkatkan ekspensi melakukan tindakan posisi semi fowler
paru-paru maksimal serta mengatasi secara mandiri.
kerusakan pertukaran gasyang Bagi Penulis dapat
berhubungan dengan perubahan meningkatkan kualitas pemberian
membran alveolus. Sudut posisi tidur asuhan keperawatan khususnya pada
45 derajat lebih menghasilkan kualitas klien dengan ADHF dengan
tidur yang lebih. memberikan tindakan terapi non
farmakologi yaitu memberikan
KESIMPULAN tindakan posisi semi fowler.
DAFTAR PUSTAKA
Mealnie, R. (2012). Analisis Pengaruh
Ardiansyah, M, (2012). Medikal Sudut Posisi Tidur
Bedah untuk Mahasiswa. Terhadap Kualitas Tidur
Yogyakarta : Diva Press. Dan Tanda Vital Pada
Pasien Gagal Jantung Di
Bennita W. Vaughans. (2011). Ruang Rawat Intensif
Keperawatan Dasar RSUP.
DeMYSTiFieD. Edisi 1.
Yogyakrta: Rapha Riskesdas. (2018). Badan Pendidikan
Publishing. dan Pengembangan.
Kementrian Kesehatan RI
Bararah, Taqiyyah & Jauhar, tahun 2018. Diakses pada
Mohammad. (2015). 15 Januari 2020.
Asuhan Keperawatan: Setiani, (2014). Buku Ajar Asuhan
Panduan Lengkap Menjadi Keperawatan Klien
Perawat Profesional. Jilid Gangguan Kardiovaskular.
1. Jakarta: Prestasi Pustaka Jakarta: Erlangga.

Brunner & Suddarth. (2013). Buku Smeltzer, S.C & Bare, B.G. (2013).
Ajar Keperawatan Medikal Buku Ajar Keperawatan
Bedah. Vol 2. Jakarta: Medikal Bedah. Edisi 12.
EGC. Jakarta: EGC.

Kabo, Pater (2012). Kelainan dan Yuli Reny, A. (2015). Asuhan


Penyakit Jantung Keperawatan Klien
Pencegahan dan Keperawatan
Penglibatannya. Kardiovaskular. Jakarta:
Yogyakarta: Nuha Medika. EGC.

Anda mungkin juga menyukai