Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN EVIDANCE BASE PRACTICE

PENGUKURAN SATURASI OKSIGEN (SpO2) DALAM PEMANTAUAN


SESAK NAFAS PASIEN CHF DI RUANG ARUMBINANG 2 RUMAH SAKIT
Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN

Disusun Oleh:
1. Arliza Rozali
2. Isna Iknima
3. Witna Hastiti
4. Nurul Holisoh
5. Rezha Andico Eka Pratama

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Congestive Heart Failure (CHF) merupakan kelainan fungsi jantung
yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Salah satu
gejala klinis adalah sesak nafas merupakan kurangnya oksigen yang masuk
keparu-paru. Penyakit ini menjadi penyebab nomor satu kematian di
dunia dengan diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 23,3 juta
pada tahun 2030 (Depkes, 2014). Data yang diterbitkan oleh WHO tahun
2013 oran meninggal karena penyakit kardiovaskuler sebanyak 17,3 miliar
didunia dan diperkirakan akan mencapai 23,3 miliar penderita yang
meninggal pada tahun 2020 (WHO, 2020). Penyakit CHF dapat menimbulkan
berbagai gejala klinis diantaranya; dyspnea, ortopnea, dyspnea deffort, dan
Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND), edema paru, asites, pittingedema,
berat badan meningkat, dan dan bahkan dapat muncul syok kardiogenik.
Oksigenasi adalah suatu proses untuk mendapatkan O2 dan
mengeluarkan CO2. Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan
dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh,
untuk mempertahankan hidupnya dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel.
Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan
berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya
pasien akan meninggal. Oksigen memegang peranan penting dalam semua
proses tubuh secara fungsional. Seseorang yang menderita penyakit CHF,
biasanya memiliki ketidakefektifan pola nafas, sehingga memantau saturasi
oksigen dari pasien CHF merupakan hal yang penting. Saturasi oksigen
digunakan untuk mengevaluasi kadar oksigenasi hemoglobin dan kecakupan
oksigen pada jaringan, sedangkan tekanan parsial oksigen yang terlarut di
plasma menggambarkan jumlah oksigen yang terikat pada hemoglobin
sebagai ion bikarbonat. (Kadam et al., 2020).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh pemantauan saturasi oksigen pada pasien CHF?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menerapkan pemantauan saturasi oksigen pada pasien CHF berdasarkan
hasil riset (Evidence Based Nursing Practice)
2. Tujuan Khusus
1. Melakukan studi literatur guna memperoleh bukti ilmiah tentang
tatacara mengatasi pasien CHF yang mengalami sesak nafas
2. Mengujicobakan model intervensi memberikan posisi semifowler
untuk meningkatkan saturasi oksigen berdasarkan riset Dimas A dkk
yang berjudul ”Posisi Fowler Untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen
Pada Pasien (CHF) Congestive Heart Failure Yang Mengalami Sesak
Nafas”
3. Mengevaluasi penerapan penggunaan pemberian posisi fowler untuk
meningkatkan saturasi oksigen pada pasien CHF dengan sesak nafas
4. Menyusun dfart protokol berdasarkan evaluasi penggunaan intervensi
memberikan posisi fowler untuk meningkatkan saturasi oksigen pada
pasien CHF dengan sesak nafas
5. Mereview protokol mengatasi sesak nafas pasien CHF dengan
memberikan posisi fowler untuk meningkatkan saturasi oksigen
6. Mengusulkan penetapan protokol intervensi keperawatan memberikan
posisi fowler untuk meningkatkan saturasi oksigen dalam mengatasi
sesak nafas pada pasien CHF berdasarkan hasil review bersama.
D. Manfaat
1. Bagi Pasien
Hasil review diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pasien CHF
untuk menurunkan sesak nafas pada pasien.
2. Bagi Perawat
Hasil review diharapkan mampu dijadikan acuan dalam memberikan
intervensi keperawatan untuk mengatasi sesak nafas pada pasien.
3. Bagi Rumah Sakit
Hasil review diharapkan mampu memperbaiki pelayanan di Ruang
Arumbinang 2 dalam mengatasi sesak nafas, agar mendapat pengakuan
positif dari pengunjung untuk pelayang di rumah sakit.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Metodologi
Penelusuran dilakukan melalui salah satu website di internet yaitu
PubMed. Kata kunci yang digunakan adalah “Oxygen Saturation, posisi
fowler dan Congestive Hearth Failure”. Berdasarkan studi literatur maka akan
diterapkan studi yang dilakukan oleh.
B. Kritik Riset
1. Judul Penelitian
“Posisi Fowler Untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen Pada Pasien (CHF)
Congestive Heart Failure Yang Mengalami Sesak Nafas”.
2. Tujuan Penelitian
untuk menganalisa pengaruh posisi fowler terhadap perubahan saturasi
oksigen pada pasien Congestive Heart Failure (CHF) yang mengalami
sesak nafas.
3. Sampel dan Desain
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien Congestive Heart
Failure (CHF) di IGD Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang.
Jumlah responden sebanyak 2 responden. Studi kasus ini dilakukan pada
bulan Oktober 2019.
4. Intervensi dan Treatment
Memberikan posisi fowler pada pasien serta mengukur saturasi oksigen
pasien CHF yang mengalami sesak nafas.
C. Signifikansi Klinik
Proses studi kasus dilakukan pada saat responden mengalami sesak nafas dan
SpO2 kurang dari sama dengan 95%, sebelum memposisikan fowler,
responden diukur sesak nafas dan saturasi oksigennya, setelah itu responden
di posisikan fowler selama 15 menit dan di amati serta di observasi status
pernafasannya. Evaluasi di lakukan setelah ± 15 menit di berikan
posisifowler, kaji ulang sesak nafas dan saturasi oksigen pada responden
D. Aplikabilitas
Setelah membaca hasil penelitian tersebut dapat dilakukan untuk berbagai
kasus, bukan hanya untuk pasien CHF saja namun juga dapat diaplikasin pada
pasien dengan penyakit lain yang mengalami sesak nafas.
Sejalan dengan Bangsal Arumbinang RS Dr. soedirman Kebumen yang
mayoritas memiliki pasien dengan kasus CHF.

Alur Pelaksanaan EBP

1 Sebelum Praktikan memiliki kasus kelolaan pasien CHF yang mengalami sesak
aplikasi nafas sebanyak 10 pasien.
Paraktikan mencari Evidance Base untuk mengatasi masalah pada kasus
yang ditemukan. Praktikan menemukan jurnal memberikan intervensi
posisi fowler pada pasien CHF untuk meningkatkan saturasi oksigen.
Sehingga praktikan memilih salah satu jurnal EBP dengan pertanyaan
yaitu apakah posisi fowler untuk meningkatkan saturasi oksigen pada
pasien (CHF) congestive heart failure yang mengalami sesak nafas?
2 Perencanaan Praktikan menyusun proposal EBP untuk disetujui pembimbing.
Praktikan mempelajari cara Memberikan posisi fowler untuk
meningkatkan saturasi oksigen pada pasien (CHF) congestive heart
failure yang mengalami sesak nafas.
3 Pelaksanaan Praktikan mengukur saturasi oksigen pasien sebelum memposisikan
Minggu 1 fowler pada pasien.
4 Pelaksanaan Praktikan mengukur saturasi oksigen setelah memposisikan fowler pada
Minggu ke 2 pasien.
5 Pelaksanaan Menyampaikan hasil dari EBP
Minggu ke 3
BAB III
IMPLEMENTASI
A. Pasien
Pasien yang dilibatkan pada studi ini adalah pasien yang menderita CHF,
yang memenuhi kriteria : SpO2 <94%, pasien sesak nafas saat, setlah
melakukan aktivitas, bersedia menjadi pasien kelolaan dan yang sedang
dipantau SpO2nya di RSUD DR.Soedirman.
B. Tujuan Semi Fowler dan Pengukuran SpO2
Semi Fowler untuk membantu pengembangan paru dan mengurangi
tekanan dari visceral-visceral abdomen pada diafragma, sehingga paru
berkembang secara maksimal. Pengukuran SpO2 bertujuan untuk
memantau kadar oksigen dalam darah untuk mencegah perburukan
penyakit atau mendeteksi suatu masalah pada jantungnya.
C. Protokol Tindakan
1. Pengertian
Semi Fowler merupkan memposisikan pasien dengan posisi setengah
duduk dan menompang bagian kepala dan bahu menggunakan bantal,
bagian lututditekuk dan ditopang dengan bantal, serta bantalan kaki
harus mempertahankan kaki pada posisinya (ruth,2015).
Pengukuran SpO2 merupakan fraksi hemoglobin jenuh osigen relatif
tehadap total hemoglobin dalam darah.
2. Alat
a) Oximeter (pulse oximetry)
b) Sandaran punggu atau kursi
c) Bantal atau blok penahan kaki tempat tidur
d) Tempat tidur yang bisa dinaikan 30-45’
3. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pre dan post intervensi Semi Fowler dan
pengukuran SpO2 .
4. Persiapan Perawat dan Pasien Terhadap Prosedur
a) Perkenalkan diri anda pada pasien, termasuk nama dan jabatan
atau peran dan jelaskan apa yang akan dilakukan
b) Pastikan identitas pasien
c) Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan (tujuan manfaat, cara
melakukannya)
d) Siapkan peralatan
e) Mengatur posisi sesuai paling nyaman menurut pasien
f) Perawat cuci tangan
g) Meminta pasien mengikuti perintah/panduan perawat
h) Menjaga privacy pasien
5. Prosedur
a) Pasien didudukan, sandaran punggung atau kursi diletakkan di
bawah atau diatas kasur dibagian kepala, diatur sampai setengah
duduk dan dirapikan. Bantal disusun menurut kebutuhan. Pasien
dibaringkan kembali dan pada ujung kaki dipasang penahan
b) Pada tempat tidur khusus (functional bed) pasien dan tempat
tidurnya langsung diatur setengah duduk, dibawah lutut di
tinggikan sesuai kebutuhan. Kedua lengan ditopang dengan bantal.
c) Rapikan tempat tidur
6. Evaluasi
Intervensi Semi Fowler dan pengukuran SpO2 dilakukan kepada 3
pasien CHF yang saturasi oksgennya <94% dan sesak nafas, evaluasi
tindakan Semi Fowler dan pengukuran SpO2 dilakukan pada
pertemuan berikutkan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Implementasi
Pembuktian evidance based nursing diruang arumbinang 2 RSUD DR
Soedirman kebumen, dilakukan kepada 3 pasien, yang menderita CHF dengan
saturasi oksigen <94% praktikan mencari pasien yang bersedia tergabung.
Praktikan melakukan satu demi satu responden tidak bersamaan, praktikan
juga mengajarkan posisi Semi Fowler secara mandiri supaya dilakukan
dirumah. Praktikan membutuhkan waktu menyelesaikan 3 responden
bervariasi masing-masing responden. Rata-rata waktu peresponden 10-15
menit.
Untuk evaluasi hasil intervensi dilakukan sesuai kesepakatan dari masing-
masing responden. Responden dilakukan pengkajian kembali untuk
mengetahui efektifitas posisi semi fowler paa pengukuran SpO2. Setelah data
terkumpul praktikan melakukan analisa univariat dan bivariat sebagai berikut :
1. Analisa Univariat
Tabel 4.1
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dan lamanya dirawat
Rumah Sakit Umum Daerah DR. Soedirman Kebumen

No Variabel Frekuensi Prosentase


1 Jenis Kelamin
 Laki-laki 0 0
 Perempuan 3 100
Total 100
2 Lama dirawat
 1-3 hari 0 0
 4-6 hari 2 66,6
 7-10 hari 1 33,4
100
Tabel 4.1 menunjukan bahwa responden semuanya adalah perempuan.
Sedangkan 1 pasien (33,3%) sudah dirawat 7-10 hari, sedangkan 2 pasien
(66,6%) sudah dirawat 4-6 hari.
2. Analisa Bivariat
Tabel 4.2
Hasil sebelum dan sesudah dilakukan intervensi posisi semi fowler

Sebelum intervensi Setelah intervensi


Pasien
SpO2 SpO2
Pasien 1 92 95
Pasien 2 88 96
Pasien 3 90 99

Tabel 4.2 menunjukan bahwa nilai tertinggi hasil SpO2 sebelum sebesar 92%,
sedangkan nilai maksimal sesudah 99%. berdasarkan hasil uji stataistik dapat
disimulkan ada pengaruh posisi semi fowler sebelum dan sesudah terhadap
hasil SpO2 pada pasien CHF.
B. Pembahasan
Hasil dari pembuktian EBP ini menunjukkan secara statistik ada pengaruh
posisi semi fowler dengan hasil SpO2,hasil ini sejalan dengan hasil penelitian
yang sebagai sumber EBP. Dimana bahwa hasil studi Pambudi, 2020
menunjukan bahwa responden CHF di IGD RS Roemani Muhamadiyyah
Semarang berjumlah 2 responden keduanya berjenis kelamin laki-laki, kedua
responden diposisikan semifowler selama 15mnit setelah diobservasi status
pernafasan dan saturasi oksigennya dengan hasil adanya perubahan dari kedua
responden pada status pernafasan sebesar 6x/menit dan saturasi oksigennya
sebesar 4-5%.
Pengaturan posisi yang tepat dan nyaman pada pasien sangatlah penting
terutama pasien yang mengalami sesak nafas, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa posisi semi fowler lebih nyaman dan lebih mudah
dipahami oleh pasien akan tetapi posisi fowler lebih efektif untuk penurunan
sesak nafas dan meningkatkan saturasi oksigen dengan ditunjukkan rata-rata
penurunan sesak nafas 4-5x/ menit dan peningkatan saturasi oksigen sebesar
5-6%. Melihat dari data tersebut diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
posisi fowler efektif digunakan (Zahroh. R & Susanto, 2017).
Sejalan dengan penelitian (Khasanah, 2019) dengan menempatkan pasien
pada posisi fowler dapat meningkatkan status pernafasan pasien, dalam hal ini
SpO2 dan RR dapat menjadi lebih baik dibandingkan posisi kepala yang lebih
rendah. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa pada posisi tubuh yang semakin
tegak status pernafasan semakin baik. Pada posisi semi fowler aliran balik
darah ke jantung lebih menurun dibandingkan pada posisi head up,dan pada
posisi fowler aliran balik darah semakin menurun dibandingkan pada posisi
semi fowler.
BAB V

KESIMPULAN

Hasil pembuktian EBP menunjukan ada pengaruh secara signifiakan bahwa


memposisikan fowler pada pasien CHF dengan sesak nafas mampu meningkatkan
saturasi oksigen pada pasien. Adanya perubahan SpO2 dari kedua responden sebesar
3-9% sejalan dengan sumber EBP yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai