Anda di halaman 1dari 60

KONSEP PASIENT SAFETY

SUSI NURHAYATI
MENGAPA BELAJAR DAN BERBAGI
PENGALAMAN KESELAMATAN PASIEN
• INSIDEN KESELAMATAN PASIEN AKIBAT :

1. Kelalaian/ ketidak mampuan /kecerobohan staf


2. Kejadian yg tdk dpt diprediksi atau dicegah
3. Bukan hanya kesalahan manusia seperti lupa atau krg
perhatian
4. Faktor organisasi & budaya tertentu
Latar belakang
Keselamatan pasien (pasient safety)
merupakan variabel untuk mengukur dan
mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan
yang berdampak terhadap pelayanan
kesehatan
Kasus :
• Salah memasukan tranfusi darah
• Pasien jatuh dari tempat tidur
• Terjadinya infeksi pada daerah pemasangan
infus
• Salah pemberian obat
Blame & Punish?

Anda saya pecat !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!


Pelayanan di
Fokus
RS Pasien
Pasient Safety
• Pengertian :
Keamanan adalah prinsip yang paling
fundamental dalam pemberian pelayanan
kesehatan maupun keperawatan, dan
sekaligus aspek yang paling kritis dari
manajemen kualitas.
• Keselamatan pasien (patient safety) adalah
suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman, mencegah
terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
Tujuan pasient safety
• Menciptakan budaya keselamatan pasien di
rumah sakit,
• Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit,
• Menurunkan KTD di rumah sakit,
• Terlaksananya program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
tidak diharapkan.
Maksud dari sasaran keselamatan pasien :
Mendorong peningkatan spesifik dalam
keselamatan pasien.
sasaran keselamatan pasien di rumah
sakit
(Acuan : Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 11 tahun
2017)
I. Ketepatan Identifikasi Pasien
II. Peningkatan komunikasi yang efektif;
III. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
IV. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien
operasi;
V. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan; dan
VI. Pengurangan risiko pasien jatuh.
Identifikasi Pasien

Pengertian :
suatu proses untuk memastikan
pasien adalah individu yang benar-
benar menerima tindakan dan terapi
serta mencocokkan tindakan dan
terapi terhadap individu yang
dimaksud

4/14/2020 Tim IPSG 15


Ketepatan identifikasi pasien
• Ada 2 identitas yaitu menggunakan
NAMA dan TANGGAL LAHIR
yang disesuaikan dengan tanda pengenal
resmi.
• Pengecualian prosedur identifikasi dapat
dilakukan pada kondisi kegawat-daruratan
pasien di IGD, ICU dan kamar operasi dengan
tetap memperhatikan data pada gelang
identitas pasien
Kebijakan
1. Identifikasi dilakukan sebelum 3. Data identitas pasien tertulis pada:
tindakan: a. Gelang pasien : pasien rawat inap,
a. Sebelum pemberian tindakan dan pasien IGD, dan pasien rawat jalan
terapi yang mendapatkan tindakan invasif.
b. Kartu Identitas Berobat, untuk :
b. Sebelum dilakukan prosedur pasien rawat jalan
c. Sebelum dilakukan pemeriksaan c. Data identitas pada Foto diri pasien,
penunjang. untuk : pasien rawat inap yang tidak
dapat dipasangkan Gelang Identitas
4. Penanda tambahan pada gelang dan
2. Identitas pasien terdiri dari: fungsinya :
• Nama : a. Merah  alergi
– Nama lengkap pasien b. Kuning risiko jatuh tinggi dan
sedang
– Pria/wanita tidak dikenal (utk pasien
tidak dikenal) c. Ungu  DNR (Do Not Resusitate)
5. Hal Khusus :
– By. Ny….(bayi baru lahir)
a. Identifikasi Ibu dan Bayi baru lahir
• No Rekam Medis b. Identifikasi Sampel Laboratorium

4/14/2020 Tim IPSG 17


Kebijakan
14.Foto diri pasien 15. Penglepasan gelang pasien:
•Pasien harus dimintakan •Pasien rawat inap  saat akan
persetujuan secara lisan dan pulang
dicatat dalam rekam medis •Pasien rawat jalan  selesai
menjalani pelayanan di rumah sakit
•Foto diri pasien harus sesuai (Hemodialisa, Kemoterapi,
dengan kondisi pasien dan Radioterapi, dll)
diperbaharui apabila diperlukan •Pelepasan sementara karena alasan
•Foto diri pasien terdiri dari foto medis --? Segera ganti baru setlah
setengah badan (Kepala sampai selesai tindakan
leher) •Pasien meninggal dunia  dilepas
•Identitas Nama dan Nomer Rekam dikamar jenazah
Medis dicatat di balik Foto •Gelang Identitas tidak perlu dilepas
apabila pasien akan ditransfer ke
•Foto diri pasien ditempelkan dalam
Rumah Sakit lain
Dokumen Rekam Medis Pasien
16. Apabila ada ketidak sesuaian
•Foto Diri pasien hanya 1 (satu) per identitas pasien, tidak boleh dilakukan
pasien prosedur apapun sampai didapatkan
kesesuaian identitas

4/14/2020 Tim IPSG 18


Bukti Implementasi

Gelang Identitas pasien Kartu Identitas berobat Penanda tambahan

4/14/2020 Tim IPSG 19


Kebijakan
Identifikasi bayi baru lahir dan ibu baru melahirkan
1. Identitas Ibu dan Bayi Lahir Hidup :
a. Identitas Ibu Sebelum Melahirkan
• Nama Ibu.
• Nomor Rekam Medis Ibu
b. Identitas Bayi Sebelum Bayi Didaftarkan sebagai Pasien RS :
• Nama bayi :…By. Ny ……..
• Nomor Rekam Medik Ibu
c. Identitas Ibu & Bayi Setelah Bayi Didaftarkan sebagai Pasien RS
• Nama bayi :…By. Ny……...
• Nomor Rekam Medik bayi
2. Cek Silang Identitas Ibu dan Bayi
a. Setiap pergantian jaga
b. Bayi akan dipindahkan dari Kamar Bersalin / IBS
c. Transfer internal & eksternal
d. Prosedur yang memerlukan Pemisahan antara ibu dan bayi
e. Pemberian Botol yang berisi ASI Ibu
4/14/2020 Tim IPSG 20
proses verifikasi identitas pasien
• Sebelum pemberian obat,
• Sebelum pemberian transfusi darah,
• Sebelum pengambilan sampel untuk
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
radiologi
• Sebelum dilakukan tindakan medis
Gelang identifikasi yang digunakan di
rumah sakit
• Gelang identitas Pasien laki-laki : BIRU MUDA
• Pasien perempuan: MERAH MUDA
• Kancing risiko jatuh : KUNING
• Kancing alergi : MERAH
Komunikasi per telepon / lisan
(IPSG 2)
Pengertian :

Komunikasi Pelayanan melalui Telepon dan


Komunikasi Pelayanan Secara Lisan adalah
komunikasi yang dilakukan antar tenaga kesehatan
RSUP Dr. Kariadi dalam memberikan perintah dan
pelaporan pelayanan pasien dengan menggunakan
telepon atau secara lisan sesuai dengan
kewenangan dan standar profesinya

4/14/2020 Tim IPSG 24


Peningkatan komunikasi yang efektif
• Komunikasi efektif, tepat waktu, akurat,
lengkap, jelas, dan dipahami oleh penerima
pesan
• Komunikasi : elektronik, lisan, tertulis
Komunikasi Efektif (IPSG 2)

Komunikasi Efektif meliputi :


-Komunikasi per lisan atau per telepon
-Komunikasi pelaporan hasil kritis
-Komunikasi saat serah terima
(handover)

4/14/2020 Tim IPSG 26


Komunikasi secara lisan / telepon
Kebijakan
1. Komunikasi pelayanan secara lisan dan atau
melalui telpon hanya diberikan pada kondisi
yang mendesak dimana komunikasi pelayanan
secara tertulis tidak bisa dilakukan.
2. Komunikasi secara lisan dan atau melalui
telpon tidak diperkenankan apabila Pemberi
perintah berada dalam ruangan yang sama
dengan Penerima Perintah dan terdapat
dokumen rekam medis, kecuali pada situasi
emergensi
3. Komunikasi secara lisan dan atau melalui
tepon tidak diperkenankan untuk pemberian
kemoterapi
4/14/2020 Tim IPSG 27
Bukti Implementasi
(komunikasi per telpon)

14/04/2020 TIM IPSG 28


Komunikasi yg digunakan : SBAR
• Situation : Kondisi terkini yang terjadi pada
pasien.
• Background : Informasi penting apa yang
berhubungan dengan kondisi pasien terkini.
• Assessment : Hasil pengkajian kondisi pasien
terkini
• Recommendation : Apa yang perlu dilakukan
untuk mengatasi masalah pasien saat ini.
Komunikasi pada saat serah terima
(IPSG 2.2)

Pengertian komunikasi pada saat serah terima:


Adalah komunikasi yang dilakukan oleh petugas
(Dokter, Perawat ,tenaga kesehatan lain) sebagai
bentuk pemindahan tanggung jawab dan
wewenang untuk beberapa atau semua pelayanan
pasien, kelompok pasien dalam waktu sementara
atau untuk seterusnya

4/14/2020 Tim IPSG 30


Komunikasi pada saat serah terima
(IPSG 2.2)

Kebijakan :
• Proses serah terima pasien pada saat
pergantian shift jaga dilakukan melalui
komunikasi yang terstandar dengan metode
SBAR.
• Informasi yang dikomunikasikan pada saat
serah terima meliputi : kondisi pasien,
medikasi, rencana perawatan dan perubahan
situasi yang signifikan

4/14/2020 Tim IPSG 31


Bukti Implementasi

4/14/2020 Tim IPSG 32


Peningkatan keamanan obat yang
perlu diwaspadai (High Alert)
• Obat-obatan yang termasuk dalam high alert
medication :
Elektrolit pekat : KCl, MgSO4, Natrium
Bikarbonat, NaCl 0,3% 2. NORUM (Nama Obat
Rupa Ucapan Mirip) / LASA (Look Alike Sound
Alike) yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan
kedengarannya mirip.
Pengelolaan high alert medication:
• Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses
terbatas dan diberi penandaan yang jelas berupa
stiker berwarna merah bertuliskan “ High Alert”
• Obat diberi penandaan yang jelas berupa stiker
berwarna merah bertuliskan “High Alert” dan
khusus untuk elektrolit pekat, harus ditempelkan
stiker yang dituliskan “Elektrolit pekat, harus
diencerkan sebelum diberikan
TIPS
RISIKO TINGGI ERROR HIGH STICKER
ALERT  PRECAUTIONS

L- Look
A- Alike

S- Sounds
A- Alike
prosedur pengelolaan obat emergensi
di RS
• Obat emergensi disimpan dalam
troli/kit/lemari emergensi terkunci, diperiksa,
dipastikan selalu tersedia dan harus diganti
segera jika jenis dan jumlahnya sudah tidak
sesuai lagi dengan daftar yang
ditempel/digantung ditroli/kit/lemari
emergensi
Pemberian obat menggunakan prinsip
7 benar

• Benar Pasien
• Benar Indikasi
• Benar Obat
• Benar Dosis
• Benar Cara Pemberian
• Benar Waktu Pemberian
• Benar Dokumentasi
Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur,
tepat-pasien operasi
• prosedur penandaan lokasi yang akan dioperasi di
RS :
 Tanda pada pasien dibuat oleh Operator/orang yang
akan melakukan tindakan.
 Operator yg membuat tanda harus hadir pd operasi.
 Penandaan titik yg akan dioperasi adalah sebelum
pasien dipindahkan ke ruang di mana operasi akan
dilakukan. Pasien ikut dilibatkan, terjaga dan sadar;
sebaiknya dilakukan sebelum pemberian obat pre-
medikasi.
 Tanda berupa “X” dititik yang akan dioperasi.
Proses check list : standar operasi yg meliputi pembacaan
& pengisian formulir
 Sign in yg dilakukan sebelum pasien dianestesi di holding
area,
 Time out : dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum incisi
pasien operasi dan
 Sign out setelah operasi selesai, (dapat dilakukan di
recovery room).
Proses sign in, time out dan sign out ini dipandu oleh
perawat sirkuler dan diikuti oleh operator, dokter
anestesi, perawat.
Pengurangan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan
• standar prosedur cuci tangan yang benar di
rumah sakit
• Semua petugas di rumah sakit termasuk
dokter melakukan kebersihan tangan pada
5 MOMEN yang telah ditentukan
5 MOMEN yang telah ditentukan
• Sebelum kontak dengan pasien
• Sesudah kontak dengan pasien
• Sebelum tindakan asepsis
• Sesudah terkena cairan tubuh pasien
• Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar
pasien
Cuci tangan ada 2 cara:
• HANDWASH : dengan air mengalir waktunya :
40 – 60 detik
• HANDRUB : dengan gel berbasis alkohol
waktunya : 20 – 30 detik
Pengurangan risiko pasien jatuh
1. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal risiko
pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang bila
diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan
dll.
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko
jatuh bagi mereka yang pada hasil asesmen dianggap
berisiko jatuh
3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan
pengurangan cedera akibat jatuh dan dampak dari
kejadian tidak diharapkan
4. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk
mengarahkan pengurangan berkelanjutan risiko pasien
cedera akibat jatuh di rumah sakit
SIGNAGE JATUH

Signage kecil
pada Rekam
Medis pasien

Signage besar pada


Penanda kamar pasien di area
tambahan VIP/VVIP (satu kamar 1
berwarna kuning pasien)/ pada masing-
pada gelang masing bed pasien di
identitas pasien area kelas 1, 2, dan 3
Form pengkajian jatuh pasien dewasa
(Morse Falls)
Pengkajian Jatuh Pasien Anak ( Humpty Dumpty)
Pengkajian Jatuh Pasien Psikiatri ( Edmondson)
Intervensi
pencegahan
jatuh
Insiden Keselamatan Pasien
1. KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) – Adverse event : insiden yang
mengakibatkan pasien cedera
2. Kejadian Sentinel : KTD yg mengakibatkan kematian atau cedera yg
serius
3. KNC (Kejadian Nyaris Cedera ) – Near miss, Close call : terjadinya
insiden yg belum sampai terpapar ke pasien ( pasien tidak
cedera)
4. KTC (Kejadian Tidak Cedera) – No harm incident : insiden sudah
terpapar ke pasien, tetapi pasien tidak timbul cedera
5. KPC (Kondisi Potensial Cedera) – Reportable circumstance: kondisi
/ situasi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi
belum terjadi insiden. Contoh :Alat defibrilator yg standby di IGD, tetapi kmd diketahui rusak ;
ICU yg under staff
• KTD Tidak dapat dicegah (Unpreventable AE)
• KTD Dapat dicegah/Tidak seharusnya terjadi (Preventable AE)
6 Kategori SENTINEL

1. Kematian yg tidak di antisipasi


sebelumnya: Bunuh diri, Kematian bayi
aterm, Emboli paru
2. Hilangnya fungsi tubuh yang tidak
berhubungan dengan penyakitnya
3. Terjadi salah posisi, salah prosedur, dan
salah pasien saat program operasi

WS-PMKP 26-27 FEB 54


Lanjutan
4. Terjadi penularan penyakit kronis
akibat pemberian tranfusi darah atau
produk darah dan transplantasi organ
5. Penculikan bayi atau pemulangan bayi
kepada orang tua yang salah
6. Pemerkosaan, kekerasan di lingkungan
kerja

WS-PMKP 26-27 FEB 55


• Identifikasi pasien
• Komunikasi handover
• Komunikasi per telpon
• Double cek
• Obat HAM
• Laporan hasil kritis
• Form surgical ceklist
• Time out
• Kebersihan tangan
• Pencegahan jatuh
60

Anda mungkin juga menyukai