Disusun Oleh:
WINDY PUTRI JUNIA RACHMADITA
P1337420517034
ANTASENA I
A. Pengertian Dislokasi
Dislokasi sendi atau luksasio adalah tergesernya permukaan tulang
yang membentuk persendian terhadap tulang lain. (Sjamsuhidajat, 2011).
Disloasi merupakan suatu keadaan dimana permukaan sendi tulang
yang membentuk sendi tidak lagi dalam hubungan anatomis. (Brunner &
Suddarth, 2012).
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan
sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari
mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali
sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari
tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.
B. Jenis Dislokasi
1. Berdasarkan klasifikasi
a. Dislokasi kongenital.
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
b. Dislokasi patologik.
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi.misalnya tumor,
infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang
yang berkurang.
c. Dislokasi traumatik
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan
mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat
edema (karena mengalami pengerasan). Terjadi karena trauma yang
kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya
dan mungkin juga merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system
vaskular.Kebanyakan terjadi pada orang dewasa. Berdasarkan tipe
kliniknya dibagi :
1) Dislokasi Akut
Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri
akut dan pembengkakan di sekitar sendi
2) Dislokasi Berulang.
Jika suatu trauma dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi
dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka
disebut dislokasi berulang. Umumnya terjadi pada shoulder joint
dan patello femoral joint. Dislokasi biasanya sering dikaitkan
dengan patah tulang/fraktur yang disebabkan oleh berpindahnya
ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus atau
kontraksi otot dan tarikan.
2. Berdasarkan tempat terjadinya
a. Dislokasi Sendi Rahang
Dislokasi sendi rahang dapat terjadi karena
1) Menguap atau terlalu lebar.
2) Terkena pukulan keras ketika rahang sedang terbuka, akibatnya
penderita tidak dapat menutup mulutnya kembali.
b. Dislokasi Sendi Bahu
Pergeseran kaput humerus dari sendi glenohumeral, berada di anterior
dan medial glenoid (dislokasi anterior), di posterior (dislokasi
posterior), dan di bawah glenoid (dislokasi inferior).
c. Dislokasi Sendi Siku
Merupakan mekanisme cederanya biasanya jatuh pada tangan yang
dapat menimbulkan dislokasi sendi siku ke arah posterior dengan siku
jelas berubah bentuk dengan kerusakan sambungan tonjolan-tonjolan
tulang siku.
d. Dislokasi Sendi Jari
Sendi jari mudah mengalami dislokasi dan bila tidak ditolong dengan
segera sendi tersebut akan menjadi kaku kelak. Sendi jari dapat
mengalami dislokasi ke arah telapak tangan atau punggung tangan.
e. Dislokasi Sendi Metacarpophalangeal dan Interphalangeal
Merupakan dislokasi yang disebabkan oleh hiperekstensi-ekstensi
persendian.
f. Dislokasi Panggul
Bergesernya caput femur dari sendi panggul, berada di posterior dan
atas acetabulum (dislokasi posterior), di anterior acetabulum (dislokasi
anterior), dan caput femur menembus acetabulum (dislokasi sentra).
g. Dislokasi Patella
1) Paling sering terjadi ke arah lateral.
2) Reduksi dicapai dengan memberikan tekanan ke arah medial pada
sisi lateral patella sambil mengekstensikan lutut perlahan-lahan.
3) Apabila dislokasi dilakukan berulang-ulang diperlukan stabilisasi
secara bedah.