Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ASKEP CA LAMBUNG

Disusun Oleh :

1. Risna Widiyastuti 1910035013


2. Rahmawati 1910035025
3. Robi Nur 1910035029

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb

Puji Syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat
dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Askep Ca
Lambung”.
Penyusunan makalah ini penulis sajikan sebagai panduan pembelajaran bagi
mahasiwa/i, makalah ini mahasiswa\i dapat mempelajari seputar dengan Ca Lambung.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan sangat
jauh dari kata “sempurna”. Karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran-saran yang
sifatnya membangun demi untuk penyempurnaan makalah ini. Namun, kami tetap berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan khususnya bagi para mahasiswa\i.
Penulis pun tak lupa ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah kami, yaitu Bapak Solichin S.Kp.M.Kep,
yang telah memberikan tugas untuk membuat makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen dan mahasiswa\i yang telah membaca
dan mempelajari makalah ini. Semoga dengan makalah ini dapat meningkatkan hasil belajar
yang maksimal. Demikian lah yang dapat penulis sampaikan. Lebih dan kurangnya mohon
dimaafkan.
Wassalamualaikum wr.wb
Samarinda, 12 Agustus 2020

Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era serba cepat saat ini tidak sulit bagi setiap orang untuk memenuhi
keinginannya dalam waktu yang relatif singkat. Begitu juga dalam hal memilih makanan,
hampir sebagian masyarakat lebih memilih mengkonsumsi makanan cepat saji yang
mereka sendiri tidak tahu bahan apa saja yang digunakan untuk mengolah makanan
tersebut dibandingkan mengolah bahan makanan sendiri dirumah,dengan alasan lebih
mudah dan efisien. Namun dibalik rasa nikmat yang dirasakan, mereka tidak tahu bahaya
apa yang akan terjadi jika mereka mengkonsumsi makanan tersebut dalam jangka
panjang. Berbagai penyakit bisa saja mereka derita akibat mengkonsumsi makanan cepat
saji yang menjadi pilihan mereka. Salah satu penyakit yang mungkin timbul akibat
mengkonsumsi berbagai makanan cepat saji dalam jangka Panjang adalah kanker.
Sebagaian manusia terkadang mengabaikan suatu gejala penyakit yang timbul dalam
dirinya, sehingga penyakit tersebut baru diketahui ketika telah mencapai stadium lanjut.
Salah satu contoh kanker akibat kebiasaan buruk ini adalah kanker lambung. Dimana
kanker lambung ini merupakan suatu bentuk neoplasma maligna gastrointestinal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep dasar penyakit Ca Lambung ?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan penyakit Ca Lambung ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar Ca Lambung
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan penyakit Ca Lambung
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Penyakit Ca Lambung

2.1.1 Definisi

Kanker Lambung adalah suatu keganasan yang terjadi di lambung, sebagian


besar adalah dari jenis adenokarsinoma. Jenis kanker lambung lainnya adalah
leiomisarkoma (kanker otot polos) dan limfoma. Kanker lambung lebih sering
terjadi pada usia lanjut. Kurang dari 25% kanker tertentu terjadi pada orang dibawah
usia 50 tahun (Osteen,2003). Kanker lambung pada pria merupakan keganasan
terbanyak ketiga setelah kanker paru dan kanker kolorektal, sedangkan pada wanita
merupakan peringkat keempat setelah kanker payudara, kanker serviks, dan kanker
kolorektal (Christian, 1999).

Secara umum, kanker lambung lebih sering terjadi pada laki-laki dengan
perbandingan 2 : 1 pada kanker kardiak lambung, insidensi pada laki-laki tujuh kali
lebih banyak dari wanita. Kanker lambung lebih sering terjadi pada usia 50-70
tahun, tetapi sekitar 5% pasien kanker lambung berusia kurang dari 35 tahun dan 1%
kurang dari 30 tahun (Neugut, 1996).

2.1.2 Etiologi

Faktor predisposisi yang bisa meningkatkan perkembangan kanker lambung,


diliputi hal-hal sebagai berikut.

1. Konsumsi makanan yang diasinkan, diasap, atau yang diawetkan.


Kandungan garam yang masuk kedalam lambung akan memperlambat
pengosongan lambung sehingga memfasilitasi konversi golongan nitrat menjadi
carcinogenic nitrosamines di dalam lambung. Gabungan kondisi terlambatnya
pengosongan asam lambung dan peningkatan komposisi nitrosamines di dalam
lambung memberikan kontribusi terbentuknya kanker lambung (Yarbro, 2005)
2. Inspeksi bakteri H.Pylori
H.Pylori adalah bakteri penyebab lebih dari 90% ulkus duodenum dan 80% tukak
lambung (Fuccio, 2007). Mekanisme utama bakteri ini dalam menginisiasi
pembentukan luka adalah melalui produksi racun VacA. Racun VacA bekerja
dalam menghancurkan keutuhan sel-sel tepi lambung melalui berbagai cara,
diantaranya melalui pengubahan fungsi endolisosom, peningkatan permeabilitas
sel, pembentukan pori dalam membrane plasma atau apoptosin (pengaktifan
bunuh diri sel). Bila kondisi ini sering terjadi, maka akan menghasilkan
peradangan yang lebih luas yang tidak hanya memengaruhi ulkus didaerah badan
lambung, tetapi juga meningkatkan kondisi kanker lambung. Infeksi H.pylori
berperan penting dalam menjaga kelangsungan tumor dengan menyebabkan
dinding atrofi dan perubahan metaplastik pada dinding lambung
(Santacroce,2008)
3. Sosioekonomi
Menurut hasil penelitian di Amerika Serikat, kondisi sosioekonomi yang rendah
dihubungkan dengan faktor-faktor asupan diet, kondisi lingkungan miskin dengan
sanitasi buruk. Berbagai kondisi tersebut memfasilitasi trasnmisi inspeksi
H.pylori yang menjadi predisposisi penting peningkatan terjadinya kanker
lambung (Yarbro, 2005).

4. NSAIDs.
Inflamasi polip lambung bisa terjadi pada pasien yang mengkonsumsi NSAIDs
dalam jangka waktu yang lama dalam hal ini (polip lambung) dapat menjadi
prekursor kanker lambung. Kondisi polip lambung berulang akan meningkatkan
risiko kanker lambung (Houghton, 2006).

5. Mengkonsumsi rokok dan alcohol


Pasien dengan konsumsi rokok lebih dari 30 batang sehari dan dikombinasi
dengan konsumsi alcohol kronik akan meningkat resiko kanker lambung
(Gonzales, 2003)

6. Faktor Genetik
Sekitar 10% pasien yang mengalami kanker lambung memiliki hubungan genetik.
Walaupun masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi adanya mutase dari gen
E-cadherin terdeteksi pada 50% tipe kanker lambung. Adanya riwayat keluarga
anemia, pernisosa dan polip adenomatus juga dihubungkan dengan kondisi
genetic pada kanker lambung (Bresciani, 2003)

7. Anemia Pernisiosa
Kondisi ini merupakan penyakit kronis dengan absorpsi kobalamin (vitamin B 12),
disebabkan oleh kurangnya faktor instrinsik sekresi lambung. Kombinasi anemia
pernisiosa dengan infeksi H.pylori memberikan kontribusi penting terbentuknya
tumorigenesis pada dinding lambung (Santacroce, 2008)

2.1.3 Patofisiologi

Patofisiologi Penyebab kanker lambung tidak diketahui tetapi dikenal faktor-


faktor predisposisi tertentu. Faktor genetik memegang peranan penting, dibuktikan
karsinoma lambung lebih sering terjadi pada orang dengan golongan darah A. Selain
itu faktor ulkus gaster adalah salah satu faktor pencetus terjadinya karsinoma gaster..

Pada stadium awal, karsinoma gaster sering tanpa gejala karena lambung masih
dapat berfungsi normal. Gejala biasanya timbul setelah massa tumor cukup
membesar sehingga bisa menimbulkan gangguan anoreksia, dan gangguan
penyerapan nutrisi di usus sehingga berpengaruh pada penurunan berat badan yang
akhirnya menyebabkan kelemahan dan gangguan nutrisi. Bila kerja usus dalam
menyerap nutrisi makanan terganggu maka akan berpengaruh pada zat besi yang
akan mengalami penurunan yang akhirnya menimbulkan anemia, dan hal inilah yang
menyebabkan gangguan pada perfusi jaringan penurunan pemenuhan kebutuhan
oksigen di otak sehingga efek pusing sering terjadi (Sjamsuhidajat ,1997).

Pada stadium lanjut bila sudah metastase ke hepar bisa mengakibatkan


hepatomegali. Tumor yang sudah membesar akan menghimpit atau menekan saraf
sekitar gaster sehingga impuls saraf akan terganggu, hal ini lah menyebabkan nyeri
tekan epigastric (Sjamsuhidajat ,1997).

Adanya nyeri perut, hepatomegaly, asites, teraba massa pada rectum dan
kelenjar limfe supraklavikuler kiri (limfonodi Virchow) yang membesar
menunjukkan penyakit yang lanjut dan sudah menyebar. Bila terdapat ikterus
obstruktiva harus dicurigai adanya penyebaran di porta hepatic (Sjamsuhidajat ,
1997).
Pathway
2.1.4 Klasifikasi

Ada 3 bentuk umum karsinoma atau kanker lambung, yaitu :

1.      Karsinoma ulseratif merupakan jenis yang paling sering dijumpai dan harus
dibedakan dari ulkus peptikulum jinak.
2. Karsinoma polipoid, tampak seperti kembang kol yang menonjol ke dalam
lumen
dan dapat berasal dari polip adenomasta.
3. Karsinoma infiltratif, dapat menembus seluruh ketebalan dinding lambung dan
dapat menyebabkan terbentuknya “lambung botol kulit” (linitis plastica) yang
tidak lentur.

2.1.5 Tanda dan Gejala

Pada tahap awal kanker lambung, gejala mungkin tidak ada. Beberapa penelitian
telah menunjukkan bahwa gejala awal, seperti nyeri yang hilang dengan antasida,
dapat menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna. Gejala penyakit progresif dapat
meliputi:
1.      Nyeri
2.      Penurunan Berat badan.
3.      Muntah
4.      Anoreksia.
5.      Disfagia.
6.      Nausea.
7.      Kelemahan.
8.      Hematemasis.
9.      Regurgitasi.
10.  Mudah kenyang.
11.  Asites ( perut membesar).
12.  Keram abdomen
13.  Darah yang nyata atau samar dalam tinja
14.  Pasien mengeluh rasa tidak enak pada perut terutama sehabis makan.

2.1.6 Komplikasi
Komplikasi setelah pembedahan meliputi :
1. Steatorea, syndrome dumping, mual, muntah
2. Penurunan berat badan, defisiensi vitamin dan diare
3. Kebocoran daerah anastomosa
4. Terjadinya kumpulan massa dari residu makan yang mungkin menyebabkan
obstruksi usus yang disebut benzoar
5. Metastase dengan cepat karena lambung adalah organ dengan banyak pembuluh
limfatik dan pembuluh darah.

2.1.7 Penatalaksanaan

Kanker perut biasanya ditangani dengan satu atau beberapa pendekatan berikut:

1. Bedah

Prosedur ini dapat menjadi metode yang efektif untuk mengobati kanker perut
stadium awal. Selama pembedahan, dokter dapat mengangkat sebagian atau semua
bagian lambung. Pada kanker perut stadium lanjut, pembedahan mungkin masih
disarankan untuk mengurangi komplikasi, seperti penyumbatan lambung atau
pendarahan dari sel kanker.

2. Terapi Radiasi

Setelah pembedahan, terapi radiasi, juga dikenal sebagai radioterapi, dapat dilakukan
bersama dengan kemoterapi untuk menghancurkan sisa sel kanker yang tidak diangkat
selama pembedahan. Pada pasien dengan kanker perut stadium lanjut, radioterapi
dapat berguna untuk meringankan penyumbatan lambung. Radioterapi juga dapat
digunakan untuk menghentikan pendarahan dari kanker yang tidak dapat dioperasi.

3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan obat untuk membantu membunuh sel kanker dan
menyusutkan ukuran tumor. Kemoterapi dapat dilakukan secara terpisah atau
dikombinasikan dengan radioterapi setelah pembedahan. Kemoterapi juga dapat
digunakan untuk meringankan gejala atau memperpanjang masa hidup pasien dengan
kanker perut stadium lanjut yang tidak dapat dioperasi.

4. Terapi Bertarget

Beberapa kanker perut memiliki terlalu banyak protein pemacu pertumbuhan yang
disebut HER2 pada permukaan sel kanker. Tumor dengan peningkatan kadar HER2
disebut positif-HER2. Trastuzumab (Herceptin®) adalah antibodi buatan yang
menargetkan protein HER2. Penggunaan obat ini dengan kemoterapi dapat membantu
pasien yang menderita kanker perut stadium lanjut dan positif-HER2 hidup lebih lama
dibandingkan hanya dengan kemoterapi.
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Ca Lambung

2.2.1 Pengkajian

1.   Persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan

a.       Apakah ada riwayat kanker pada keluarga


b.      Status kesehatan dan penyakit yang diderita, upaya yang dilakukan
c.       Lingkungan tempat tinggal klien
d.      Tingkat pengetahuan dan kepedulian pasien
e.       Hal-hal yang membuat status kesehatan pasien berubah : merokok, alkohol,
obat-
obatan, polusi, lingkungan, ventilasi.
2.   Nutrisi metabolic
a.       Jenis, frekuensi dan jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari
b.      Adanya mual, muntah, anorexia, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan nutrisi
c.       Adanya kebiasaan merokok, alkohol dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
d.      Ketaatan terhadap diet, kaji diet khusus
e.       Jenis makanan yang disukai (pedas, asam, manis, panas, dingin)
f.       Adanya makanan tambahan
g.      Napsu makan berlebih/kurang
h.      Kebersihan makanan yang dikonsumsi
3.  Eliminasi
a.       Pola BAK dan BAB: frekuensi, karakteristik, ketidaknyamanan, masalah
pengontrolan
b.      Adanya mencret bercampur darah
c.       Adanya Diare dan konstipasi
d.      Warna feses, bentuk feses, dan bau
e.       Adanya nyeri waktu BAB
4.   Aktivitas dan latihan
a.       Kebiasaan aktivitas sehari hari
b.      Kebiasaan olah raga
c.       Rasa sakit saat melakukan aktivitas
5.  Tidur dan istirahat
a.       Adanya gejala susah tidur/ insomnia
b.      Kebiasaan tidur per 24 jam
6.  Persepsi kognitif
a.       Gangguan pengenalan (orientasi) terhadap tempat, waktu dan orang
b.      Adanya gangguan proses pikir dan daya ingat
c.       Cara klien mengatasi rasa tidak nyaman(nyeri)
d.      Adanya kesulitan dalam mempelajari sesuatu
7.   Persepsi dan konsep diri
Penilaian klien terhadap dirinya sendiri
8.   Peran dan hubungan dengan sesame
a.       Klien hidup sendiri/keluarga
b.      Klien merasa terisolasi
c.       Adanya gangguan klien dalam keluarga dan masyarakat
9.   Reproduksi dan seksualitas
a.       Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas
b.      Pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitas
10. Mekanisme koping dan toleransi terhadap stess
a.       Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah
b.      Mekanisme koping yang biasa digunakan
c.       Respon emosional klien terhadap status saat ini
d.      Orang yang membantu dalam pemecahan masalah
11. Sistem kepercayaan
Agama yang dianut,apakah kegiatan ibadah terganggu

I. Data Fokus
 Data Subjektif :
Umumnya pasien penderita Ca Lambung merasakan nyeri pada abdomen,
mengalami penurunan berat badan yang sangat drastic dan sering muntah.
 Data objektif :
Suhu tubuh (Normal : 36,5-37,5o C)
Td (Normal : 120/80 mmHg)
Nadi Frekuensi = Normal : 60-100x/menit ; Takikardia: >100 ; Bradikardia: <60.
Keteraturan = 0: Tidak ada denyutan; 1+:denyutan kurang teraba; 2+:
Denyutan  mudah teraba, tak mudah lenyap; 3+: denyutan kuat dan mudah teraba.

II. Analisa Data

PENGELOMPOKAN DATA MASALAH PENYEBAB


( Subjektif dan Objektif dan ( Tuliskan kode
kelompok juga data mayor SDKI )
dan Minor )
DS : Pada umumnya pasien Nyeri akut Agen pencedera fisiologis (mis.
mengatakan nyeri di perut.
(D.0077) inflamasi, iskemia, neoplasma )
Do: Tampak meringis, gelisah
dan sulit tidur (aliran darah berkurang)
DS : Pada umumnya pasien Gangguan rasa Efek samping terapi (mis.
mengatakan mengeluh tidak
nyaman (D.0074) medikasi, radiasi, kemoterapi)
nyaman
Do: Pasien merasa gelisah
DS : Pada umumnya pasien Nausea (D.0076) Iritasi lambung
mengatakan mual, ingin
muntah dan tidak berminat
makan.
Do: Pasien terlihat pucat

2.2.2 Diangnosa

1. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi, iskemia,neoplasma )


tampak meringis, gelisah dan sulit tidur. (D.0077)
2. Gangguan rasa nyaman b/d efek samping terapi (mis. medikasi, radiasi, kemoterapi)
d/d mengeluh tidak nyaman. (D.0074)
3. Nausea b/d iritasi lambung, d/d, mengeluh mual, merasa ingin muntah dan tidak
berminat makan. (D.0076)

2.2.3 Intervensi

Dx 1 :
Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia) d/d tampak meringis,
gelisah dan sulit tidur.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam di harapkan Nyeri berkurang atau
hilang, klien tampak lebih rileks, keadaan umum klien membaik
Kriteria Hasil :
a.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kanker lambung adalah suatu keganasan yang terjadi di lambung, sebagian besar
adalah dari jenis adenokarsinoma. Jenis kanker lambung lainnya adalah limfoma
dan leiomisarkoma (kanker otot polos). Kanker lambung dapat diklasifikasi
menjadi 3 yaitu Karsinoma ulseratif merupakan jenis yang paling sering dijumpai
dan harus ibedakan dari ulkus peptikulum jinak, Karsinoma polipoid, tampak
seperti kembang kol yang menonjol ke dalam lumen dan dapat berasal dari polip
adenomasta dan Karsinoma infiltratif, dapat menembus seluruh ketebalan dinding
lambung dan dapat menyebabkan terbentuknya “lambung botol kulit” (linitis
plastica) yang tidak lentur. Tanda dan Gejala kanker lambung antara lain nyeri,
penurunan berat badan, muntah, aneroksia, disfagea, nausea, kelemahan,
hematemesis, regurgitasi, mudah kenyang, asites, keram abdomen, darah yang
nyata atau samar dalam tinja dan pasien mengeluh rasa tidak enak pada perut
terutama sehabis makan.

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/263614505/asuhan-keperawatan-kanker-lambung

https://www.scribd.com/doc/79336730/ASKEP-CA-LAMBUNG

https://www.gleneagles.com.sg/id/facilities-services/centre-excellence/cancer-
care/stomach-gastric-cancer

https://www.slideshare.net/15051997/asuhan-keperawatan-pada-cancer-lambung

PPNI. 2006. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Jakarta Selatan :Dewan

pengurus PPNI

PPNI. 2006.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Jakarta Selatan :Dewan

pengurus PPNI

PPNI. 2006. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Jakarta Selatan :Dewan

pengurus PPNI

Anda mungkin juga menyukai