Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN DIAGNOSA MEDIS MALIGNANT NEOPLASM : ILEUM


DI RUANG TERATAI
RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Oleh :

BANGKIT ISNA NABILA


230104007

PRAKTIK PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN DEWASA PROFESI


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2023/2024
A. PENGERTIAN

Kanker usus kecil terjadi akibat pembentukan sel kanker di jaringan usus kecil.
Usus kecil atau usus dua belas jari adalah bagian dari sistem pencernaan yang
menghubungkan lambung dan usus besar.
Kanker usus kecil sangat jarang terjadi. Ada 4 subtipe histologis utama:
adenokarsinoma, tumor karsinoid, limfoma, dan sarkoma. Insiden kanker usus kecil
telah meningkat selama beberapa dekade terakhir dengan peningkatan empat kali lipat
pada tumor karsinoid, peningkatan yang tidak terlalu dramatis pada adenokarsinoma
dan limfoma, serta tingkat sarkoma yang stabil.
Pengobatan kanker usus kecil biasanya melibatkan pembedahan untuk
mengangkat kanker. Perawatan lain termasuk kemoterapi dan terapi bertarget, yang
menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Terapi radiasi juga dapat
digunakan untuk mengecilkan kanker sebelum operasi.
Usus halus merupakan bagian terpanjang dari saluran pencernaan, mencakup
75% dari panjangnya (panjang sekitar 6 m dan 4 kali panjang usus besar) dan 90% dari
luas permukaan penyerapan saluran pencernaan. Ini memiliki tiga bagian: duodenum,
jejunum dan ileum. Tumor ganas pada usus kecil jarang terjadi di seluruh dunia, dengan
kejadian global kurang dari 1,0 per 100.000 penduduk. Kanker usus kecil atau kanker
usus kecil (SBC) hanya menyumbang 0,42% dari total kasus kanker dan 2,3% kanker
sistem pencernaan di Amerika Serikat (Bilimoria, 2009), sedangkan di Kanada,
masing-masing 0,37% dan 1,78%. Angka kematian akibat kanker bahkan lebih rendah
lagi, yaitu hanya 0,2% dari total kematian akibat kanker di Amerika Serikat dan
Kanada.
Kanker usus merupakan jenis kanker yang tumbuh di sepanjang usus. Organ
usus sendiri adalah sebuah rangkaian saluran yang menjadi sentra dari sistem
pencernaan, dimana semua makanan yang sudah manusia makan akan di gerus, diserap
sarinya sampai kemudian dibusukan secara alami melalui mekanisme pencernaan.
Usus sendiri terbagi dalam beberapa bagian dengan fungsinya masing-masing.
Diawali dari duodenum atau lebih kita kenal dengan usus dua belas jari yang berfungsi
menghaluskan makanan dan proses kimiawi sehingga makanan akan lebih mudah
diserap sarinya begitu memasuki usus halus. Kemudian berlanjut ke bagian jejunum
dan ileum. Bagian terpanjang dari usus halus yang bisa mencapai lebih dari 8 meter
yang berfungsi sebagai ruang penyerapan sari makanan.
Selain itu di akhir dari ruang penyerapan terdapat ruang pembusukan di usus
besar yang secara medis dikenal sebagai usus kolon. Ruang ini mengolah sisa makanan
menjadi feses dengan bantuan bakteri alami dalam kolon dan mekanisme pembusukan.
Dan ketika kita bicara soal kanker usus, maka semua jenis kanker yang tumbuh
di sepanjang jalur usus ini akan termasuk di dalamnya. Selain penggolongan kanker
usus berdasarkan lokasi pertumbuhannya, kanker usus juga terbagi berdasar jenis sel
dimana kanker tumbuh. Menurut laman betterhealth dikatakan bahwa 95% kanker usus
yang terdeteksi merupakan jenis kanker adenocarcinoma. Jenis ini menandakan kanker
muncul dari sel-sel pembentuk kelenjar pada dinding usus. Sedangkan kasus kanker
usus yang tergolong jarang terjadi adalah kanker squamous sel, kanker karsinoid,
kanker sarkoma dan kanker limfoma.
Kanker usus bukan jenis kanker dengan jumlah kasus yang tinggi. Jumlah
pasiennyadan tingkat kematian yang terjadi masih belum mampu membuatnya berada
di 5 jenis kanker paling banyak diidap dan paling mematikan di dunia.
Namun, sebenarnya jenis penyakit ini termasuk jenis kanker yang mematikan.
Efek dari kanker usus menyebabkan disfungsi dari penyerapan sari makanan, sementara
tak mungki n menafikan kebutuhan tubuh akan sari makanan.
Sehingga penurunan fungsi ini akan menyebabkan tubuh mengalami malnutrisi atau
kekurangan nutrisi tubuh. Bisa Anda bayangkan bukan? Bagaimana jadinya tubuh
ketika suplai makanan yang dibutuhkan tak terpenuhi dengan optimal? Seluruh tubuh
mengalami penurunan fungsi dan kadang menyebabkan masalah yang lebih fatal seperti
jaringan yang mengkerut, regenerasi sel yang lambat, imunitas dan metabolsime yang
menurun dan sebagainya.

B. ETIOLOGI
Neoplasma ganas pada usus halus merupakan salah satu jenis kanker yang
paling langka, yaitu 4% dari seluruh kanker saluran cerna. Penelitian mengenai riwayat
alami dan prognosis pasien dengan kanker usus kecil masih dibatasi oleh sedikitnya
jumlah kasus dan heterogenitas jenis tumor. Sekitar 98% tumor usus kecil terdiri dari
adenokarsinoma, tumor karsinoid, limfoma, sarkoma (paling sering leiomyosarcoma
dan lebih jarang angiosarcoma atau liposarcoma) dan tumor stroma gastrointestinal
(GISTs). Masing-masing subtipe tumor ini memiliki perilaku klinis yang berbeda dan,
oleh karena itu, memerlukan pendekatan pengobatan yang berbeda.
Lesi ganas pada usus kecil sering ditemukan ketika sudah bermetastasis ke
tempat yang jauh atau pada saat pembedahan diindikasikan untuk diagnosis lain atau
obstruksi usus. Oleh karena itu, prognosis pasien ini seringkali buruk. Tingkat
kelangsungan hidup 5 tahun kanker usus kecil berdasarkan stadiumnya adalah sebagai
berikut :
• Tahap I - 70%
• Tahap II - 55%
• Tahap III - 30%
• Tahap IV - 5-10%
Tinjauan ini berfokus pada adenokarsinoma, karena merupakan jenis keganasan
usus kecil histologis yang paling umum di Amerika Serikat. Sarkoma juga dibahas
secara singkat. Untuk informasi lebih lanjut mengenai tumor karsinoid, lihat Tumor
Karsinoid Usus; untuk informasi lebih lanjut tentang GISTS, lihat Tumor Stroma
Gastrointestinal (GISTs).
Alasan mengapa insiden kanker usus kecil jauh lebih rendah dibandingkan
kanker kolorektal sebagian besar masih belum diketahui namun diduga ada kaitannya
dengan beberapa mekanisme. Waktu transit makanan yang jauh lebih cepat di usus
halus dibandingkan di usus besar (karena kontraksi cincin peristaltik di usus halus lebih
sering terjadi dibandingkan di usus besar) dapat mengakibatkan lebih singkatnya waktu
paparan mukosa terhadap karsinogen. Usus kecil memiliki jumlah bakteri yang jauh
lebih rendah, sehingga mengalami penurunan konsentrasi karsinogen potensial dari
pemecahan asam empedu. Ekspresi IgA tingkat tinggi di usus kecil mungkin
melindungi terhadap limfoma. Penelitian juga menunjukkan bahwa usus kecil
menghasilkan spesies oksidatif reaktif (ROS) endogen yang lebih sedikit dibandingkan
usus besar, sehingga dapat menyebabkan usus halus menangani stres oksidatif lebih
efektif dibandingkan usus besar dan menghasilkan lebih sedikit kerusakan oksidatif
selama masa stres oksidan eksogen di usus kecil. daripada di usus besar. Respons yang
berbeda terhadap kerusakan DNA dapat menjelaskan perbedaan kerentanan kanker
antara usus kecil dan besar.
Karena kelangkaan SBC, maka relatif sedikit yang diketahui mengenai faktor
risiko SBC. Namun, korelasi internasional antara tingkat kanker usus besar dan kanker
usus kecil menunjukkan bahwa beberapa faktor yang sama yang mempengaruhi
kejadian kanker usus besar mungkin juga berpengaruh pada kanker usus
kecil. Misalnya, korelasi antara konsumsi protein hewani per kapita internasional dan
tingkat lemak dan kanker usus kecil berada pada arah yang sama dengan kanker
kolorektal, dan ditambah dengan apa yang diketahui tentang waktu transit usus baik
pada kelompok kecil maupun besar.
Penyebab kanker usus bisa berawal dari berbagai kondisi dalam area usus.
Terdapat beberapa kondisi dalam usus yang menjadi penyebab munculnya
pertumbuhan sel kanker. Dan beberapa kondisi tersebut antara lain adalah :
o Pertumbuhan Polip
Polip pada usus terutama pada usus besar merupakan satu kondisi yang begitu
kerap muncul dan sebenarnya tidak menjadi sebuah masalah yang serius. Sifatnya
menyerupai tumor karena tidak agresif dan tidak ganas. Namun polip yang tumbuh
terus menerus dan kadang saling bertumpuk bisa memicu munculnya sel-sel dalam
polip berkembang menjadi lebih agresif dan ganas, sehingga beralih menjadi sel
kanker. Polip sendiri bisa muncul karena beberapa penyebab seperti menderita
penyakit kecenderungan membentuk polip atau sindrom polip sepertiFamilier
Adenomatous Polyposis (FAP), masalah dengan sembelit dan sebagainya.
o Masalah Divertikula
Pada usia di atas 50 tahun, ketika elastisitas jaringan usus mulai melemah, efek
peristaltik yang berlebihan pada usus seperti efek dari sembelit bisa membuat
jaringan dinding usus meregang sehingga menyisakan kantung-kantung kecil di
permukaan dinding. Kadang kantung-kantung bernama divertikula ini akan terisi
oleh kotoran dan makanan. Endapan ini mengundang bakteri untuk membentuk
peradangan pada dinding. Dari peradangan dan endapan yang mengeras dalam
divertikula ini Anda bisa mengalami kanker usus.
o Peradangan pada Usus
Usus adalah salah satu bagian dari tubuh yang terbilang rentan mengalami
peradangan. Karena kadang asupan yang kita makan juga membawa bakteri dan
virus yang kemudian menginfeksi area pencernaan, mulai dari duodenum sampai
ke usus besar. Dan ketika infeksi menjadi serius, membentu peradangan yang berat
bisa jadi kerusakan sel akibat peradangan tak lagi bisa ditanggulangi oleh
mekanisme regenerasi sel. Dari sanalah kemudian muncul masalah kanker pada
usus. Kadang kanker muncul setelah peradangan teratasi, karena bibit kanker justru
muncul dari jaringan parut pada dinding usus yang muncul sebagai sisa
peradangan.
o Masalah Toksinitas
Biasanya racun dan toksin dari makanan akan dinetralkan pada duodenum melalui
mekanisme penyaringan yang melibatkan organ hati dan pankreas. Namun ketika
tingkat toksin, radikal bebas dan residu makanan sudah berada di batas toleransi,
maka toksin ini akan mengendap pada dinding usus dan dapat menciptakan kondisi
nyaman untuk pertumbuhan sel kanker atau kondisi karsinogen.

C. PATHWAYS

Penyakit celiac, Penyakit radang usus (chorn), Sindrom Kanker Keturunan, Faktor
gaya hidup (Pola makan tidak sehat, Merokok, Mengonsumsi alkohol)

adenoma pramaligna

displasia

karsinoma

adenokarsinoma invasif

Prosedur operasi

Pergerakan terbatas Resiko Infeksi


Sensasi nyeri
area pemedahan

Hambatan
kemampuan Nyeri Akut Gangguan Pola
berpindah Tidur
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Tes Darah
Tes jumlah sel darah merah dalam darah dapat menunjukkan apakah kanker
menyebabkan pendarahan
• X-ray
X-ray menghasilkan gambaran struktur di dalam tubuh dengan menggunakan
sedikit radiasi. Ini dapat membantu menemukan tumor. Untuk kanker usus kecil,
rontgen dapat diambil dari seluruh sistem pencernaan.
• Biopsy
Biopsy adalah satu-satunya cara untuk membuat diagnosis pasti, meskipun tes lain
dapat menunjukkan adanya kanker. Selama biopsy, sejumlah kecil jaringan diambil
untuk diperiksa di bawah mikroskop.
• Evaluasi Endoskopi
Evaluasi endoskopi kanker usus kecil membantu mengidentifikasi lesi mukosa
yang mungkin tidak teridentifikasi pada modalitas pencitraan rutin. Ini dapat
membantu dalam diagnosis lesi yang sampai ke duodenum proksimal. Enteroskopi
dorong dapat membantu mengakses saluran pencernaan di luar ligamen Treitz
menggunakan teknik enteroskopi dorong atau balon ganda.
• Kolonoskopi
Kolonoskopi adalah prosedur untuk mendeteksi luka, iritasi, polip atau kanker pada
usus besar dan rektum, yaitu bagian paling bawah usus besar yang terhubung ke
anus.
• CT scan
Diperkirakan CT scan dapat membantu mendeteksi kelainan pada sekitar 70 hingga
80% pasien penderita kanker usus kecil. Namun, tingkat deteksi ini bisa sangat
bervariasi berdasarkan lokasi lesi. Modalitas ini sering digunakan ketika
menentukan apakah ada bukti penyebaran penyakit metastasis ke lokasi distal atau
kelenjar getah bening regional. CT tomografi enterografi melibatkan evaluasi usus
kecil dengan penambahan zat kontras yang menyempurnakan gambar dengan
menyebabkan distensi usus kecil dan memungkinkan visualisasi lebih baik dari lesi
ganas yang lebih tersembunyi.
E. PENATALAKSANAAN

Pengobatan kanker usus secara medis biasanya diterapkan sesuai dengan


kondisi stadium dan kondisi-kondisi kesehatan lain yang menyertai pasien. Namun
secara umum, langkah penanganan kanker usus ditangani dengan pemotongan jaringan
atau bagian usus yang sudah terserang kanker. Kanker pada usus sangat mudah
menyebar, bahkan perkembangan stadium bisa berjalan sangat cepat. Itu sebabnya
pemotongan jaringan akan menjadi solusi terefektif mengatasi kanker.
Pengobatan kanker usus secara medis terdiri dari beberapa prosedur berikut ini:

• Operasi Pengangkatan

Solusi terbaik dalam mengatasi kanker usus menurut prosedur medis adalah dengan
pengangkatan jaringan. Prosedur ini biasanya dengan memotong satu sampai tiga
ruas usus sesuai dengan perkembangan kanker yang sudah muncul. Pemotongan
juga sekaligus menyertakan sel sehat di sekitar sel kanker untuk mencegah
tertinggalnya bibit kanker pada sel sehat.
• Pembuatan Stoma

Solusi lain yang kerap juga diterapkan adalah dengan membuat stoma atau lubang
buatan yang menghubungkan usus menuju permukaan perut. Dengan stoma atau
lubang ini, proses keluarnya feses akan dilakukan melalui lubang ini. Kondisi ini
memang kerap membuat nyaman pasien karena ada perlakuan khusus yang perlu
diterapkan pasien terhadap stoma tersebut. Langkah ini sendiri biasa dilakukan
pada pasien kanker kolon dimana kondisi usus besar memaksa dilakukannya
pemotongan beberapa ruas usus besar.
• Radioterapi

Terapi ini memanfaatkan radiasi dari gelombang radio yang memang memiliki
kemampuan merusak sel. Untuk mendapat hasil optimal tanpa merusak sel sehat,
maka gelombang radio ditembakan kearah jaringan kanker . Cara ini tetap
menyisakan efek samping kerusakan sel yang muncul dari permukaan kulit lokasi
penembakan radiasi sampai ke jaringan lain yang dilalui oleh radiasi. Sedang
prosedur ini sendiri hanya efektif bila kasus kanker belum menyebar pada beberapa
titik pada usus atau belum meluas.
• Kemoterapi
Sebagaimana radioterapi, terapi dengan memanfaatkan infus senyawa kimiawi
perusak sel ini juga diberikan untuk mematikan sel kanker. Hanya saja karena
senyawa dimasukan melalui aliran darah, maka kerusakan sel yang terjadi akan
bersifat general. Setidaknya kasus kerontokan, kerusakan sel kulit, disfungsi indera
dan masalah kelelahan ekstrim menjadi keluhan terbesar pasien kemoterapi. Tetapi
prosedur ini bisa menjadi solusi kanker usus yang sudah meluas atau sudah
mencapai stadium lanjut.
• Penyinaran Laser

Prosedur ini tetap membutuhkan pembedahan dengan tujuan menyuntikan cairan


yang membuat sel sensitif terhadap cahaya. Setelah itu secara langsung sel kanker
akan ditembak dengan sinar laser sampai sel mati dan mengering. Prosedur ini
memiliki efek samping lebih rendah karea kerusakan sel sehat sangat diminimalisir
meski membutuhkan kondisi fisik yang baik karena perlu langkah pembedahan.
Prosedur ini juga hanya cocok untuk kanker usus stadium awal.

Ada yang unik dari pengobatan dengan solusi alternatif seperti dengan obat herbal.
Karena selain memiliki kemampuan penyembuhan yang tak kalah manjur dalam
mengatasi kanker, juga rendah efek samping dan resiko. Selain itu, pengobatan herbal
tak hanya membantu mematikan sel kanker, tetapi justru membantu menekan efek
samping dari pengobatan medis dengan mengurangi kerusakan sel sehat akibat paparan
terapi serta membantu mempercepat proses pemulihan pasca operasi. Dan adapun
bahan herbal untuk pengobatan kanker usus tersebut antara lain:
• Sarang Semut

Sarang semut adalah sejenis herbal unik dari tanaman epifit. Tanaman ini adalah
jenis endemic kawasan tropis, namun salah satu jenis terbaiknya sebagai herbal
adalah Myrmecodia pendans yang banyak ditemukan di kawasan pedalaman
Papua.

Tanaman ini diambil bagian umbinya yang berbentuk seperti balon bergerigi
dengan labirin pada sisi dalamnya. Labirin ini kerap menjadi rumah semut hutan
dan beberapa pakar meyakini perpaduan antara senyawa yang dilepas semut hutan
dengan senyawa almi sarang semut yang menjadikan tanaman ini memiliki
khasiat ampuh mengatasi kanker, termasuk kanker usus.
• Noni Juice
Satu lagi herbal yang sudah banyak direkomendasikan dalam dunia medis dan
aman dikonsumsi bersamaan dengan pengobatan medis yakni pengobatan
dengan noni juice. Juice ini terbuat dari buah noni yakni sejenis buah tropis yang
sudah dikenal di seluruh kawasan tropis sebagai tanaman herbal yang bisa
menyembuhkan beragam penyakit termasuk kanker.

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2. Hambatan kemampuan berpindah berhubungan dengan nyeri
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kendala lingkungan
4. Risiko infeksi area pembedahan dibuktikan dengan infeksi pada area pembedahan

G. FOKUS INTERVENSI
Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
Nyeri akut Tingkat Nyeri (2102) Setelah Manajemen Nyeri (1400)
dilakukan tindakan keperawatan • Lakukan pengkajian
selama 3x24 jam maka diharapkan nyeri komprehensif
nyeri akut menurun Indikator : yang meliputi lokasi,
karakteristik,
Indikator Tujuan onset/durasi, frekuensi,
Nyeri yang 5 kualitas, intensitas,
dilaporkan atau beratnya nyeri dan
Mengerang dan 5 faktor pencetus
menangis • Pastikan perawatan
Ekspresi nyeri 5 analgesik bagi pasien
wajah dilakukan dengan
Kehilangan 5 pemantauan yang tepat
nafsu makan • Gali pengetahuan dak
kepercayaan pasien
Keterangan : mengenai nyeri
1 : Berat • Monitor kepuasan
2 : Cukup Berat pasien terhadap
3 : Sedang manajemen nyeri
4 : Ringan dalam interval yang
5 : Tidak ada spesifik
• Gunakan strategi
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri dan
sampaikan penerimaan
pasien terhadap nyeri
• Gali Bersama pasien
faktor-faktor yang
dapat menurunkan dan
memperberat nyeri
• Bantu keluarga dalam
mencari dan
menyediakan
dukungan
• Berikan informasi
mengenai nyeri
seperti penyebab
nyeri, berapa lama
nyeri akan dirasakan,
dan antisipasi dari
ketidaknyamanan
akibat prosedur
• Dorong pasien untuk
memonitor nyeri dsn
mennganu nyerinya
dengan tepat
• Gunakan Tindakan
pengontrol nyeri
sebelum nyeri
bertambah berat
• Berikan obat sebelum
melakukan aktivitas
untuk meningkatkan
partisipasi, namun
(lakukan) evaluasi
(mengenai) bahaya
dari sedasi
• Dukung istirahat/tidur
yang adekuat untuk
membantu penurunan
nyeri
• Dorong pasien untuk
mendiskusikan
pengalaman nyerinya
sesuai kebutuhan
• Berikan informasi
yang akurat untuk
meningkatkan
pengetahuan dan
respon keluarga
terhadap pengalaman
nyeri
• Ajarkan prinsip-
prinsip manajemen
nyeri
• Ajarkan metode
farmakologi untuk
menurunkan nyeri
• Ajarkan penggunaan
teknik non
farmakologi
• Kolaborasi dengan
pasien, orang terdekat
dan tim kesehatan
lainnya untuk
memilih dan
mengimplementasikan
tindakan penurun
nyeri nonfarmakologi,
sesuai kebutuhan
Hambatan Pergerakan (0208) Terapi Latihan: Ambulasi
kemampuan Setelah dilakukan tindakan (0221)
berpindah keperawatan selama 3x24 jam • Sediakan tempat tidur
maka diharapkan hambatan dengan kondiri yang
kemampuan berpindah menurun rendah, yang sesuai
Indikator : • Dorong untuk duduk
Indikator Tujuan ditempat tidur,
Keseimbangan 5 disamping tempat tidur
Koordinasi 5 (menjuntai), atau kursi,
Berjalan 5 sebagaimana yang
Bergerak dengan 5 dapay ditoleransi
mudah pasien
• Bantu pasien dengan
Keterangan : ambulasi awal dan jika
1: Sangat terganggu diperlukan
2 : Banyak terganggu • Instruksikan pasien
3 : Cukup terganggu atau caregiver
4 : Sedikit terganggu mengenai pemindahan
5 : Tidak terganggu dan teknik ambulasi
yang aman
• Dorong ambulasi
independen dalam
batas aman
Gangguan pola tidur Tidur (0004) Peningkatan Tidur (1850)
Setelah dilakukan tindakan • Tentukan pola
keperawatan selama 3x24 jam tidur/aktivitas pasien
maka diharapkan gangguan pola • Perkirakan
tidur menurun Indikator : tidur/siklus bangun
Indikator Tujuan pasien di dalam
Jam tidur 5 perawatan
Pola tidur 5 perencanaan
Kualitas tidur 5 • Jelaskan pentingnya
Tidur rutin 5 tidur yang cukup
selama kehamilan,
Keterangan : penyakit, tekanan
1: Sangat terganggu psikososial, dan lain-
2 : Banyak terganggu lain
3 : Cukup terganggu • Monitor/catat pola
4 : Sedikit terganggu tidur pasien dan
5 : Tidak terganggu jumlah jam tidur
• Monitor pola tidur
pasien dan catat
kondisi fisik
• Anjurkan pasien
untuk memantau po;a
tidur
• Sesuaikan
lingkungan untuk
meningkatkan tidur
• Dorong pasien untuk
menetapkan rutinitas
tidur untuk
memfasilitasi
perpindahan dari
terjaga menuju tidur
• Anjurkan pasien
untuk menghindari
makanan sebelum
tidur dan minuman
yang mengganggu
tidur
Risiko infeksi area Risiko infeksi Kontrol infeksi (6540)
pembedahan Setelah dilakukan tindakan • Batasi jumlah
keperawatan selama 3x24 jam pengunjung
maka diharapkan risiko infeksi • Ajarkan cara cuci
area pembedahan menurun tangan bagi tenaga
Indikator : Kesehatan
Indikator Tujuan • Anjurkan pasien
Mengidentifikasi 1 mengenai Teknik
faktor risiko infeksi mencuci tangan
Mengetahui 1 dengan tepat
konsekuensi terkait • Anjurkan pengunjung
infeksi untuk mencuci
Mengidentifikasi tanda 1 tangan pada saat
dan gejala infeksi memasuki dan
Melakukan Tindakan 1 meninggalkan
segera untuk ruangan pasien
mengurangi risiko • Lakukan Tindakan-
tindakan pencegahan
Keterangan : yang bersifat
1: Tidak pernah menunjukan universal
2: Jarang menunjukan • Pakai pakaian ganti-
3: Kadang-kadang menunjukan jubah saat menangani
4: Sering menunjukan bahan-bahan yang
5: Secara konsisten menunjukan infeksius
• Pastikan Teknik
perawatan luka yang
tepat
• Tingkatkan intake
nutrisi yang tepat
• Dorong untuk
beristirahat
• Berikan terapi
antibiotic yang sesuai
• Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai
tanda dan gejala
infeksi dan kapan
harus melaporkannya
kepada penyedia
perawatan kesehatan
H. DAFTAR PUSTAKA

Hamilton SR, Aaltonen LA. Klasifikasi Tumor Organisasi Kesehatan Dunia. Patologi
dan Genetika Tumor Sistem Pencernaan. Bab 4; Lyon: Pers IARC; 2000. hlm.
69–92.

Jemal A, Siegel R, Lingkungan E, Hao Y, Xu J, Thun MJ. Statistik kanker, 2009. CA


Cancer J Clin. 2009; 59 :225–249

Masyarakat Kanker Kanada. Statistik Kanker Kanada 2009. Canadian Cancer Society,
Toronto, Kanada, 2009

Schottenfeld D, Beebe-Dimmer JL, Vigneau FD. Epidemiologi dan patogenesis


neoplasia di usus kecil. Ann Epidemiol. 2009; 19 :58–69

Bilimoria KY, Bentrem DJ, Wayne JD, Ko CY, Bennett CL, Talamonti MS. Kanker
usus kecil di Amerika Serikat: perubahan epidemiologi, pengobatan, dan
kelangsungan hidup selama 20 tahun terakhir. Ann Bedah. 2009; 249 :63–71.

Haselkorn T, Whittemore AS, Lilienfeld DE. Insiden kanker usus kecil di Amerika
Serikat dan seluruh dunia: perbedaan geografis, temporal, dan
ras. Pengendalian Penyebab Kanker. 2005; 16 :781–787.

Gustafsson BI, Siddique L, Chan A, Dong M, Drozdov I, Kidd M, Modlin


IM. Kanker usus kecil, usus buntu, dan usus besar yang tidak umum: analisis
SEER 1973-2004, serta diagnosis dan terapi terkini. Int J
Oncol. 2008; 33 :1121–1131

Anda mungkin juga menyukai