Anda di halaman 1dari 48

( PPPK )

Tujuan Instruksional Umum

Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan mengetahui dan


memahami pengertian pertolongan pertama dan mampu melakukan
penanganan korban sesuai kasus dengan menggunakan peralatan
standar
Tujuan Instruksional Khusus

1. Dapat memahami pengertian dan tujuan dari tindakan pertolongan pertama


2. Dapat menyebutkan langkah-langkah penilaian dini
3. Dapat memahami pengertian mati klinis dan mati biologis
4. Dapat menyebutkan langkah-langkah Resusitasi Jantung Paru (RJP)
5. Dapat mengetahui penyebab, tanda dan gejala syok
Tujuan Instruksional Khusus

6. Dapat melakukan tidakan Pra RS pada kasus syok dan perdarahan


7. Dapat menjelaskan tujuan dan prinsip pembidaian
8. Dapat melakukan tidakan Pra RS pada penderita patah tulang dan dislokasi.
9. Dapat menjelaskan dan melakukan dua jenis pemindahan korban
Adalah :
Bantuan atau tindakan awal yang diberikan kepada
korban cedera maupun sakit mendadak sebelum
datangnya ambulan, dokter atau petugas yang terkait
1. Menyelamatkan jiwa.
2. Mencegah terjadinya cacat.
3. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses
penyembuhan.
Apapun Keadaan Penderita :
Circulation
C (Jantung dan pembuluh darah)

A Airway (jalan nafas)

B Breathing (pernafasan)
CIRCULATION
(Jantung Dan Pembuluh Darah)

Frekwensi denyut jantung

Dewasa : 60 - 80

Anak : 60 - 140

Bayi : 85 - 200
AIRWAY (Jalan nafas)

Pastikan jalan nafas terbuka dengan baik dan tidak mengalami


sumbatan
BREATHING (Pernafasan)

Ciri-ciri pernafasan baik :

1. Bisa berbicara dengan kalimat yang panjang.


2. Udara terasa keluar masuk melalut mulut/hidung.
3. Laju pernafasan normal.
4. Ada pergerakan dada dan perut saat expirasi/inspirasi.
5. Bernafas normal tanpa adanya usaha ekstra.
Breathing/Pernafasan
Frekuensi ventilasi tambahan :

Dewasa : 10 - 12 kali/menit

Anak : 20 kali/menit

Bayi : 20 kali/menit
D-R-C-A-B (Danger/Bahaya)
 Personal Hygiene
Melindungi diri anda dari terjangkitnya infeksi kuman
 Pencegahan:
 Menggunakan APD saat menolong.
 Mencuci tangan sehabis menolong.
Pastikan Aman Diri Aman , Lingkungan dan Korban

A.3
D - R- C-A-B- RESPON
Periksa apakah korban berespon atau
tidak
(sadar atau tidak)

 Panggil korban.

 Tepuk bahunya .
 Berikan rangsangan nyeri.
D-R-C-A-B (RESPON)

JIKA KORBAN TIDAK ADA RESPON

Teriak minta tolong/aktifkan sistem


darurat

TOLONG!
Ada korban tidak sadar
/panggil ambulans !!!
D-R-C-A-B (CIRCULATION)
Tidak Ada Respon, cek nadi: nadi ( - )
Segera Lakukan RJP/CPR (30 : 2)

TITIK TEKAN :
“Pertengahan Dada” Letakkan kedua tangan anda
pada sternum .
D-R-C-A- B (CIRCULATION)

 Posisi penolong - tegak lurus


terhadap korban.
 Kedalaman tekan 5-6 cm.
 Pada saat tidak menekan dada,
jangan merubah posisi penekanan .
 Kecepatan penekanan – 100-120
x/menit.

Berikan 30 kali penekanan dada


D-R-C-A-B (Airway)
Setelah 30 x penekanan dada, Buka jalan napas
 Buka jalan napas korban “ Head Tilt Chin Lift”
 Bersihkan jalan napas
 Pertahankan jalan napas terbuka
Head Tilt Chin Lift (angkat dagu tekan dahi)
D-R-C-A- B (BREATHING)

Berikan 2 X napas bantuan dari mulut ke mulut


1. Buka jalan napas korban.

2. Pencet hidung korban, dan tutup seluruh


mulut korban dengan mulut anda.

3. Berikan 2 kali napas dengan tiupan napas


normal dan jeda 1 detik setiap napas.
POSISI PEMULIHAN

1. Berlutut disamping korban, kepalanya ditarik kebawah dan dagunya diangkat untuk
membuka jalan nafas. Kedua kaki lurus. Lengan korban yang paling dekat dengan
anda ditekuk membuat sudut siku-siku dengan badannya, siku ditekuk telapak
tangan menghadap katas
POSISI PEMULIHAN

2. Lengan korban yang jauh disilangkan pada dadanya, tangannya memegang pipi.
Tangan anda yang lain memgang paha yang jauh, lutut korban ditekuk keatas,
kakinya menginjak kelantai
POSISI PEMULIHAN

3. Tangan korban dipegang supaya terus memegang pipinya. Tarik badannya kearah
anda melalui tangan yang memegang paha
POSISI PEMULIHAN

4. Kepala korban ditarik kebelakang supaya jalan nafasnya selalu terbuka. Bila perlu
atur tangannya agar tetap menopang kepala. Kaki korban yang ada diatas diatur agar
panggul dan lututnya membentuk sudut siku-siku. Periksa nadi dan pernafasannya
secara teratur
BALUTAN
Pembalut
 Balut Cepat
 Kain segitiga/mitela
 Kain kasa
 Elastis bandage
Fungsi
 Membantu mengendalikan perdarahan
 Mempertahankan penutup luka
 Penopang bagian cedera
BALUTAN
PATAH TULANG DAN DISLOKASI
Pengertian :
Terputusnya jaringan tulang, baik seluruhnya atau sebagian sehingga tulang
kehilangan kontinuitasnya.
Penyebab :
Gaya yang melampaui batas elastisitas jaringan tulang hingga jaringan tulang
rusak
Gaya :
 Langsung
 Tidak langsung
 Puntir
JENIS PATAH TULANG

• PATAH TULANG TERTUTUP


• PATAH TULANG TERBUKA

CEDERA MIRIP PATAH TULANG

 Urai/cerai sendi (dislokasi)


 Terkilir sendi
 Terkilir otot
GEJALA DAN TANDA PATAH TULANG

 Perubahan bentuk pada bagaian yang patah


 Nyeri pada daerah patah
 Daerah patah bengkak disertai memar/ perubahan warna
 Gangguan fungsi
 Suara berderik
 Terlihat bagian tulang
PEMBIDAIAN
Tujuan :

 Mencegah pergerakan
 Menghindari cedera baru
 Mengistirahatkan bagian cedera
 Mengurangi nyeri
 Mempercepat penyembuhan
PEMBIDAIAN

Macam-macam bidai
 Bidai keras
 Bidai traksi
 Bidai improvisasi
 Gendongan/belat dan bebat
PRINSIP PEMBIDAIAN

 Bila tulang yang patah bidai harus melewati dua sendi.

 Bila sendi yang patah bidai harus melewati dua tulang.


Peraturan Umum Pembidaian

 Jika mungkin selalu bicarakan dengan korban.


 Sebelum melakukan imobilisasi kontrol pendarahan.
 Gunting pakaian dan lepas perhiasan yang dekat dengan cidera.
 Jangan mereposisi tulang yang keluar/menonjol.
Peraturan Umum Pembidaian
(Lanjutan …)

 Bila sirkulasi mencurigakan dan ada perubahan bentuk lakukan


penarikan dengan lembut jangan dilanjutkan bila ada krepitasi atau
rasa nyeri.
 Bila ada celah antara tubuh dengan bidai, isi celah dengan bantalan.
 Bila bidai improvisasi lapisi bidai dengan balutan.
 Selalu menilai PMS sebelum dan sesudah membidai.
DALAM MENGANGKAT GUNAKAN RUMUS

 Rencanakan gerakan anda sebelum mengangkat.


 Gunakan tungkai jangan punggung untuk mengangkat
 Jaga beban sedekat mungkin ke tubuh anda
 Kurangi jarak atau ketinggian saat mengangkat.
 Reposisi dan angkat dalam tahapan.
GUNAKAN TEHNIK MENGANGKAT YANG BENAR
Jenis Pemindahan Penderita
1. Emergensi.
Lakukan segera pemindahan bila ada bahaya yang mengancam.

2. Non Emergensi.
Penderita hanya boleh dipindahkan ketika telah siap untuk
dievakuasi.
Pemindahan Emergency
PENANGANAN PADA CEDERA SPINAL

Anda mungkin juga menyukai