Anda di halaman 1dari 5

MATERI BASIC LIFE SUPPORT

P0 2023

• DEFINISI BASIC LIFE SUPPORT


Tindakan yang dilakukan secara sengaja untuk menolong seseorang yang mengalami
henti napas (respiratory arrest) dan atau henti jantung (cardiac arrest) secara tiba-tiba
agar fungsi pernapasan dan sirkulasi kembali normal.
BLS harus dilakukan sesegera mungkin untuk mempertahankan ventilasi paru dan
sirkulasi jantung sehingga darah yang berisi oksigen dapat diedarkan ke seluruh tubuh
dan terhindar dari kerusakan organ hingga kematian.

• DEFINISI RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP/CPR)


Suatu tindakan emergency untuk mengusahakan kembalinya aliran darah dari jantung
ke organ tubuh terutama ke organ vital dan pada akhirnya mengembalikan fungsi kerja
dari organ tersebut

• TUJUAN BASIC LIFE SUPPORT


o Mengembalikan dan mempertahankan fungsi vital organ pada korban henti
jantung dan henti nafas
o Meminimalisir kerusakan otak dan neurologis
o Mengurangi tingkat morbiditas dan kematian

• INDIKASI BLS
o Henti jantung (cardiac arrest)
Henti jantung adalah hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba. Pada kondisi ini
jantung tiba-tiba berhenti memompa darah ke seluruh tubuh sehingga
menyebabkan otak dan organ vital mengalami kekurangan oksigen. Henti
jantung ditandai dengan denyut nadi korban tidak teraba
o Henti napas (respiratory arrest)
Henti napas merupakan suatu keadaan berhentinya napas yang disebabkan
oleh kegagalan pertukaran gas (oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida) oleh
par. Henti napas ditandai dengan tidak adanya Gerakan dada dan aliran udara
pernapasan dari korban atau pasien

• PRINSIP BASIC LIFE SUPPORT


Agar lebih mudah memahami, langkah-langkah BLS dapat disingkat menjadi SRSCAB
(Safety, Responsiveness, Shout for Help, Circulation, Airway, Breathing)
SRSCAB
1. SAFETY
a. Penolong
- Perkenalan diri atau informed consent
- Keadaan penolong aman.
- Keadaan korban aman
- Memastikan lingkungan aman
b. Korban
Pastikan korban tidak mengalami cedera tulang belakang (cedera spinal)
dengan adanya Riwayat trauma dan memungkinkan dilakukanya
Resusitasi Jantung Paru (RJP)
c. Lingkungan
Lingkungan aman dan tidak membahayakan

2. RESPONSIVENESS
a. Suara
Berteriak dan bersuara keras, contoh: "Bapak apakah mendengar suara
saya?" atau “Pak!! Pak!!”
b. Sentuhan
Menepuk-nepuk pundak korban
c. Nyeri
Menekan sternum korban atau Mencubit korban

3. SHOUT FOR HELP (aktifkan Emergency Medical Service (EMS))


Untuk wilayah Yogyakarta dapat menghubungi (0274) 118 dan dapat disesuaikan
dengan daerah masing-masing
o Data yang disampaikan :
o Identitas penolong
o Identitas korban
o Kondisi korban
o Lokasi korban spesifik
o Nomor telepon penolong yang bisa dihubungi
o Menanyakan instruksi dan meminta AED (Automated External
Defibrillator)

4. CIRCULATION
Cek Nadi pada arteri karotis korban dengan dua jari (telunjuk dan tengah).
TIDAK LEBIH DARI 10 DETIK

Jika tidak ada Nadi segera


lakukan Kompresi dada!
PRINSIP KOMPERSI DADA
o Posisi dan tempat pasien
o Daerah datar dan keras
o Posisi supinasi
o Posisi penolong
o Lutut penolong berada di samping korban dan menempel pada
korban (tidak terlalu jauh dengan korban)
o Posisi tangan saat kompresi dada 2 jari di atas processus
xiphoideus
o Meletakkan Tumit Telapak Tangan di atas area pijatan, tangan lain
menggenggam di atasnya
o Tidak membungkuk
o Posisi kaki sejajar dengan bahu
o Kompresi dilakukan dengan beban tekanan dari bahu
o Badan seperti “dijatuhkan” ke pasien
o KRITERIA HIGH QUALITY CPR
o Frekuensi kompresi dada 100-120x/menit
o Kedalaman kompresi 5-6 cm
o Kompresi : ventilasi 30:2 pada landmark yang tepat
o Memberi kesempatan dada kembali mengembang sempurna
(complete recoil)
o Minimalkan interupsi
o Hindari ventilasi berlebihan

5. AIRWAY
o Memastikan jalan nafas lancar (tidak ada obstruksi)
o Buka jalan napas, menggunakan Teknik (Head Tilt – Chin Lift)
o Letakkan satu tangan pada dahi korban dan berikan tekanan ke
arah belakang dengan telapak tengan untuk menengadahkan
kepala. (Head tilt)
o Posisikan jari jari tangan yang lain di bawah tulang rahang bawah
untuk mengangkat dagu ke atas. (Chin lift)

o Cross finger untuk membersihkan obstruksi pada jalan napas. Mekanisme


pengeluaran obstruksi dengan Hooking Action
o Jaw thrust manuever
terjadi obstruksi jalan napas saat head tilt-chin lift tidak dianjurkan
(fraktur leher, cedera spinal,) Posisikan 4 jari di rahang bawah untuk
mensupport dengan mendorongnya ke arah atas.

6. BREATHING
Memberikan napas bantuan (ventilasi)
o Lakukan 2 kali ventilasi pasca 30 kali kompresi dada
o Pencet hidung korban, pastikan tidak ada ruang untuk udara keluar
o Hirup napas seperti biasa, pastikan mulut penolong menutup sempurna
celah mulut korban
o Berikan 2 tiupan pendek dengan sedikit jeda diantaranya
o Tiup sampai dada mengembang
o Tiap napas buatan yang diberikan harus diberi jarak 1 detik dengan
volume adekuat
o Biarkan dada mengempis, lalu ulangi hingga respirasi korban kembali

• EVALUASI (Cek nadi sekaligus cek napas 3M (Melihat, Mendengarkan, Merasakan))


o Cek nadi
Letakkan 2 jari (telunjuk dan tengah) melintang menempel di leher pasien.
tidak lebih dari 10 detik

o Cek Napas
o Look : Lihat kembang kempis dada
o Listen : Dengarkan adanya hembusan napas
o Feel : Rasakan hembusan napas dengan pipi, perhatikan tanda-
tanda sirkulasi

NADI (-) ULANGI 5


NAPAS (-) SIKLUS RJP

NADI (-) RESCUE


NAPAS (+) BRETHING
• RESCUE BRETHING
o Lakukan napas buatan 10-12x/menit selama 2 menit kemudian evaluasi
(1 tiupan tiap 5-6 detik) dengan hitungan satu ribu, dua ribu, tiga ribu, empat
ribu...tiup! dst
o Berikan ventilasi yang adekuat, bernapas melalui mulut korban selama 1
detik, amati pengembangan dada.
o Jika dada mengembang : lanjutkan rescue breaths
o Jika dada tidak mengembang : betulkan posisi head tilt-chin lift, cek
kemungkinan airway obstruction, dan ulangi pemberian napas.

• RECOVERY POSITION
o Posisi harus stabil, mendekati posisi lateral dengan kepala tergantung dan
tanpa menekan dada untuk menghindari terganggunya pernapasan.
o Lengan kanan harus dilipat disilangkan di depan dada dan tempelkan
punggung tangan pada pipi kiri korban.
o Tekuk lutut kanan korban dengan sudut 90 derajat.
o Gulingkan korban ke arah penolong
o Pastikan kepala (pipi) korban di alasi punggung tangannya.
o Periksa posisi tangan korban yang lain menggeletak bebas dengan telapak
menghadap ke atas.
o Reassessment nadi setiap beberapa menit (2 menit).
o Posisi dirubah sebaliknya tiap 30 menit.

• INDIKASI DIHENTIKANNYA RJP


o Terdapat tanda kembalinya sirkulasi spontan seperti adanya gerakan korban.
o Adanya napas spontan.
o AED siap untuk menganalisis ritme jantung korban.
o Pertolongan atau bantuan medis telah tiba.
o Penolong sendirian dan kelelahan untuk melanjutkan CPR.
o Lingkungan menjadi tidak aman.
o Pasien telah dinyatakan meninggal.

Anda mungkin juga menyukai