Anda di halaman 1dari 13

Underwater

Search And
Recovery

Letda Laut (P) Rio


Kusuma
Search And Rescue
(SAR)

adalah kegiatan dan usaha mencari,


menolong, dan menyelamatkan jiwa
manusia yang hilang atau
dikhawatirkan hilang atau menghadapi
bahaya dalam musibah-musibah
seperti pelayaran, penerbangan, dan
bencana.
Terhadap musibah bencana alam,
operasi SAR merupakan salah satu
rangkaian dari siklus penanganan
kedaruratan penanggulan bencana
alam. Siklus tersebut terdiri dari
pencegahan (mitigasi), kesiagaan
(preparedness), tanggap darurat
(response) dan pemulihan (recovery),
dimana operasi SAR merupakan bagian
dari tindakan dalam tanggap darurat.
Jenis Pencarian
Permukaan Air
Di Bawah air. Bentuk paling umum dari pola
pencarian bawah air adalah:
Pencarian melingkar
Pencarian Jackstay adalah salah satu bentuk dari
pedoman diletakkan di antara dua titik untuk memandu
penyelam selama pencarian Penyapuan.
Memperluas pencarian persegi

Dalam operasi pencarian sederhana, pola biasanya akan dilakukan oleh penyelam
hanya dengan mencari objek secara visual. Dalam operasi pencarian yang lebih
canggih, di bawah air sonar dapat digunakan.
3AAmankan Penolong
Penolong pakai APD
Amankan Korban
Korban dibawah ke tempat aman
Amankan Lingkungan
Korban bebaskan dari kerumunan
Cara Menolong Orang Tenggelam
Segera meminta pertolongan. Langkah pertama menolong
orang tenggelam yaitu berteriak untuk menarik perhatian
orang lain di sekitar Anda.
Cari alat yang dapat membantu. Jangan panik saat
melihat korban tenggelam. Lihat sekeliling untuk mencari
alat yang dapat membantu. Jika korban tidak terlalu jauh,
cobalah memanggil dan menenangkannya. Kemudian, jika
Anda mampu, cobalah meraih tangan korban atau pun
menggunakan tali dan alat bantu lainnya. Yang terpenting,
usahakan untuk mengeluarkan korban dari dalam air.
Menolong dengan perlengkapan yang memadai. Cara
menolong orang tenggelam dengan menghampirinya,
hanya dapat dilakukan oleh tenaga terlatih atau pun orang
yang memiliki kemampuan berenang yang mencukupi.
Selain itu, penting untuk membawa perlengkapan yang
memadai saat memberikan pertolongan. Jangan sampai
Anda ikut menjadi korban karena lalai dalam memberikan
pertolongan.
Dasar-Dasar Penyelamatan
Lakukan pertolongan secepat mungkin, lepas perlengkapan yang
mungkin akan menghambat gerakan di air.
Kuasai situasi di air. Jika masih ragu dengan kondisi kedalaman
air, melompatlah ke air dengan posisi kaki lebih dahulu.
Siap dengan kemungkinan korban akan untuk meraih dan menarik
penyelamat karena panik. Korban yang hampir tenggelam dapat
menjadi sumber bahaya terbesar bagi penyelamat.
Jika korban telah tenggelam, penyelamat harus menyelam untuk
mencari dan mengangkatnya ke atas air.

Teknik Membawa Korban Kecelakaan di Air


Melakukan renang pertolongan dengan baik.
Memegang lengan dari depan.
Memegang lengan dari belakang.
Memegang lengan korban dua orang penolong.
Penyelamatan dengan satu tangan.
Penyelamatan dengan dua tangan.
BASIC LIFE SUPPORT
BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

adalah Serangkaian usaha awal untuk mengembalikan fungsi


pernafasan dan atau sirkulasi pada seseorang yang mengalami
henti nafas dan atau henti jantung (cardiacarrest).
HBD untuk korban tenggelam
Keluarkan korban dari air secepatnya.
Segera lakukan resusitasi jantung paru.
Berikan pijat jantung sebanyak lima siklus (selama dua menit)
sebelum meninggalkan korban untuk menelepon ambulans.
Bila korban menunjukkan tanda-tanda cedera, waspadai
kemungkinan korban mengalami cedera tulang belakang.
Laksanakan stabilitasi dan imobilisasi tulang leher serta dada
korban.
Terus temani korban sampai bantuan medis tiba.
HASIL PEMERIKSAAN AWAL PADA KORBAN
a. Cek Tingkat kesadaran (Level of Conciousness)
Alert/Awas: Kondisi dimana korban sadar, meskipun mungkin masih dalam keadaan
bingung terhadap apa yang terjadi. PINGSAN
Verbal/Suara: Kondisi dimana korban merespon terhadap rangsang suara yang diberikan.
Oleh karena itu, si penolong harus memberikan rangsang suara yang nyaring ketika
melakukan penilaian pada tahap ini.
Pain/Nyeri: Kondisi dimana korban merespon terhadap rangsang nyeri yang diberikan
oleh penolong. Rangsang nyeri dapat diberikan melalui penekanan dengan keras di
pangkal kuku atau penekanan dengan menggunakan sendi jari tangan yang dikepalkan
pada tulang sternum/tulang dada. Namun, pastikan bahwa tidak ada tanda cidera di
daerah tersebut sebelum melakukannya.
Unresponsive/tidak respon: Kondisi dimana korban tidak merespon semua tahapan
yang ada di atas.
Look (lihat), Listen (dengar), Feel (raba)
Lihat: apakah ada pergerakan dada, Dengar: Apakah terdengar hembusan HENTI NAPAS
nafas, Raba: apakah teraba nadi karotis

b. Korban Unresponsive lakukan Airway–Breathing–Circulations (jalan napas -


Pernapasan -Sirkulasi)
Apabila korban dalam keadaan tidak respon, segera evaluasi keadaan jalan napas korban. HENTI
Pastikan bahwa korban dalam posisi telentang. JANTUNG
Jika korban tertelungkup, penolong harus menelentangkannya dengan hati-hati dan
jangan sampai membuat atau memperparah cidera korban.
AIR WAY

Metode membuka jalan napas pada Korban tidak


sadarkan diri / mulut menutup
Head-tilt/chin-lift technique (Teknik tekan dahi/angkat dagu)
dengan menekan dahi sambil menarik dagu hingga melewati
posisi netral tetapi jangan sampai menyebabkan hiper
ekstensi leher
Jaw-thrust maneuver(manuver dorongan rahang) yang
dilakukan bila dicurigai terjadi cedera pada kepala, leher
atau tulang belakang pada korban. Lalu membuka mulut
korban.

Head-tilt

Cara melakukannya dengan berlutut di atas kepala pasien, lalu menumpukan siku pada lantai, meletakkan tangan pada tiap sisi kepala, meletakkan jari-jari di
sekitar sudut tulang rahang dengan ibu jari berada di sekitar mulut, lalu angkat rahang ke atas dengan jari-jari dan ibu jari membuka mulut dengan mendorong
dagu ke arah depan sambal mengangkat rahang. Pastikan tidak menggerakkan kepala atau leher korban ketika melakukannya.
Evaluasi nafas dan nadi karotis (nadi leher) korban secara bersamaan/ simultan kurang lebih selama 5 detik atau tidak lebih dari10 detik.
Lakukan pengecekan napas dengan melihat naik-turunnya dada korban dengarkan dan rasakan dengan pipi (udara yang dihembuskan oleh korban)
Lakukan pengecekan nadi dengan meraba arteri karotis yang ada di leher meletakkan 2 jari di bawah sudut rahang yang ada di sisi penolong
BREATHING
Mouth-to-mouth ventilation
Pocket mask ventilation X
Bag valve mask resuscitation
Pastikan dada korban mengembang
pada setiap pemberian napas. Periksa
nadi setiap 2 menit. Pemberian napas
harus dilanjutkan hingga korban mulai
bernapas dengan spontan, penolong
terlatih tiba, nadi korban menghilang
dimana pada kasus ini penolong harus
memulai RJP dan pasangkan AED bila
tersedia serta apabila keadaan
lingkungan menjadi tidak aman.
RJP
Laksanakan RJP (Resusitasi Jantung Paru) yang benar
Letakkan korban pada permukaan datar dan keras untuk
memastikan bahwa korban mendapat penekanan yang
adekuat.
Pastikan bagian dada korban terbuka untuk meyakinkan
penempatan tangan yang benar dan untuk melihat rekoil
dada.

Letakkan tangan di tengah dada korban, tupukan salah satu


pangkal tangan pada daerah separuh bawah tulang dada dan
tangan yang lain di atas tangan yang bertumpu tersebut.

Lengan harus lurus 90 derajat terhadap dada korban, dengan bahu


penolong sebagai tumpuan atas.-Tekan dada dengan kecepatan 100-120
kali per menit, dengan kedalaman minimal 5 cm tetapi tidak boleh lebih
dari 6 cm.

Selama melakukan penekanan, pastikan bahwa dinding dada diberikan kesempatan untuk
mengembang kembali ke bentuknya semula (rekoil penuh).

Berikan 2 kali bantuan napas setiap selesai melakukan 30 kali penekanan dada, dengan durasi selama 1 detik untuk tiap
pemberian napas. Pastikan dada mengembang untuk tiap pemberian bantuan napas.

Untuk penolong yang tidak terlatih dalam melakukan RJP,


disarankan untuk melakukan penekanan dada saja secara terus-menerus.
CIRCULATION
Jika seseorang mengalami luka perdarahan yang parah harus segera
dihentikan agar tidak mengganggu sirkulasi darah di tubuh. Kalau darah
banyak yang keluar akan membuat transportasi oksigen terhambat yang bisa
membuat kerja jantung semakin berat atau capek.
Sel saraf otak membutuhkan sirkulasi darah yang baik untuk membawa
oksigen. Jika sirkulasi darah terganggu atau berhenti selama 3-4 menit maka
sel saraf otak akan mengalami kerusakan meskipun bisa diperbaiki. Namun
jika kekurangan oksigen (tidak dilakukan tindakan apapun) selama 6-9 menit
bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen atau irreversible.

Jangan lihat dari seberapa parah luka yang dialami, tapi lihatlah
apakah ada gangguan pada jalur napas, pernapasan dan juga
sirkulasinya.
DISABILITY
EVAKUASI

Anda mungkin juga menyukai