TINJAUAN PUSTAKA
II-1
Sambungan tabel 2.1
Miristat 14 1-2 14-19 17
Palmitat 16 32-47 6-10 9
Stearat 18 4-10 1-4 2
Asam Lemak Tidak Jenuh
Oleat 18 38-50 10-20 6
Linoleat 18 5-14 1-5 3
Linolenat 18 1 1-5 -
Sumber : (Rahayu, 2012)
Asam stearat merupakan salah satu asam lemak yang populer digunakan dalam
pembuatan sabun. Garam asam stearat dibuat dengan natrium, kalium, kalsium, strontium,
barium dan magnesium digunakan dalam berbagai aplikasi. Selain pembuatan sabun,
asam stearat digunakan untuk pembuatan krim, lotion dan salep yang stabil. Asa sterarat
dapat juga digunakan dalam produk-produk seperti deodoran dan antiperspiran, krim
II-2
foundation, lotion tangan, pelurus rambut dan krim cukur. Bisa juga digunakan sebagai
pelembut dalam mengunyah dasar permen karet dan untuk supositoria selanjutnya
direaksikan membentuk alkohol stearil sehingga dapat digunakan dalam berbagai produk
industri dan kosmetik (Simaremare, 2021).
2.3 STEARAMIDA
Stearamida merupakan salah satu asam lemak amida primer dengan rumus
molekul C18H37NO. Stearamida dapat dibuat dalam skala besar dan biasanya tersedia
dalam bentuk butiran berbentuk tepung. Stearamida pada suhu kamar berwujud kristal
yang jernih berwarna putih. Stearamida memiliki temperatur maksimum 220 oC. Asam
lemak amida seperti stearamida, kebanyakan digunakan pada produksi kain anti air
melalui reaksi dengan formaldehid, piridin dan asam klorida untuk menghasilkan garam
kuartener. Stearamida dapat juga dihasilkan dengan reaksi antara asam stearat dan urea,
seperti yang ditunjukkan pada reaksi berikut:
Urea + Asam Stearat Stearamida + Air + Karbon dioksida
CO(NH2)2 + 2C17H35COOH 2C17H37NO + H2O + CO2
(Syukri dan Zuhrina, 2018)
Amida asam lemak dapat dibuat secara sintesis pada industri oleokimia melalui
proses batch. Pada proses ini, ammoniak dan asam lemak bebas bereaksi pada suhu 200
o
C dan tekanan 345-690 kPa selama 10-12 jam. Selain proses batch, amida primer dapat
diperoleh dengan mereaksikan ammoniak dengan metil ester asam lemak. Reaksi tersebut
mengikuti konsep HSAB, dimana H+ dari ammoniak merupakan asam kuat yang mudah
bereaksi dengan basa kuat CH3O- untuk membentuk metanol. Sebaliknya NH2- lebih basa
lemah dibandingkan dengan CH3O- akan terikat dengan R-C+ = O yang lebih asam lemah
dibanding H+. Reaksinya sebagai berikut:
Gambar 2.2 Reaksi amidasi metil ester asam lemak dengan ammoniak
II-3
Dimana pada reaksi tersebut senyawa metil ester yang memiliki gugus karbonil
(C=O) direaksikan dengan ammoniak yang memiliki atom nitrogen sehingga terjadi reaksi
amidasi. Pada reaksi amidasi tersebut menghasilkan suatu senyawa yang mempunyai
suatu nitrogen trivalen yang terikat pada suatu gugus karbonil yang disebut dengan amida.
Stearamida dapat dihasilkan melalui berbagai cara diantara lainnya yaitu:
1. Pemanasan asam dengan urea
Reaksi ini terjadi pada suhu 120 oC, dimana asam karbamat yang terbentuk akan
terdekomposisi menjadi ammoniak dan CO2. Garam ammonium juga akan
menghasilkan senyawa amida jika bereaksi dengan urea pada suhu di atas 120 oC.
CH3COOH + CH2CONH2 → CH3CONH2 + CO2 + NH3
2. Hidrolisis senyawa nitril
Hidrolisasi senyawa nitril dilakukan dengan cara melarutkan senyawa nitril dalam
asam klorida berkonsentrasi pada suhu 400 oC dan kemudian meneteskan air
sedikit demi sedikit.
3. Merekasikan asam dengan ammonium anhidrat
Senyawa asetamida diperoleh dengan mendestilasi fraksinasi ammonium asetat.
Untuk menekan hidrolisi pada ammonium asetat biasanya asam asetat
ditambahkan sedikit demi sedikit.
CH3CO2NH4 →CH3CONH2 + H2O
4. Mereaksikan ammoniak pekat dengan ester
Proses ini biasa disebut dengan ammonolisis ester, dimana akan dilakukan isolasi
secara destilasi apabila amida yang terbentuk larut ke dalam air.
CH3COOC2H5 + NH3 → CH3CONH2 + C2H5OH
Sumber : (Kirk and Orthmer, 1981)
II-4
a. Sifat Fisika asam stearat (Perry dan Green, 1997)
1. Rumus molekul : CH3(CH2)16COOH
2. Berat molekul : 284,48 gr/grmol
3. Titik didih : 370 oC (P : 760 mmHg)
4. Titik leleh : 69,3 oC (P : 760 mmHg)
5. Densitas : 0,9408 gr/ml (P : 760 mmHg)
6. Indeks bias : 1,4299
7. Panas pembentukan : 47,54 kal/gr
8. Panas penguapan : 19306,6 kal/mol
b. Sifat Kimia asam stearat (Lubis, 2010)
1. Dapat larut dalam eter, aseton dan n-Hexane
2. Berasal dari lemak hewani dan nabati
3. Memiliki 4,6% kadar asam lemak jenuh dalam kelapa sawit
4. Memiliki 2,5% kadar asam lemak jenuh dalam minyak inti sawit
5. Diperoleh dari penyulingan minyak kelapa sawit
6. Jika bereaksi dengan urea menghasilkan senyawa yang baru yaitu stearamida
CO(NH2)2 + 2C17H35COOH → 2C17H37NO + H2O + CO2
Urea + Asam stearat → Stearamida
2.4.2 Urea
Urea merupakan bahan baku dalam pembuatan stearamida. Adapun wujud dari
urea dapat dilihat pada gambar 2.3.
a. Sifat Fisika Urea (Perry dan Green, 1997)
1. Rumus molekul : CO(NH2)2
2. Berat molekul : 60 gr/mol
3. Titik lebur : 132,7 oC pada 1 atm
4. Spesifik gravity : 1,335 (20 oC)
5. Energi pembentukan : -47,120 kal/mol (25 oC)
6. Kapasitas panas (Cp) : 1,340 (293 K)
b. Sifat Kimia Urea (Perry dan Green, 1997)
II-5
1. Berbentuk kristal tetragonal
2. Berbentuk primatik dan berwarna putih
3. Terdekomposisi pada titik didihnya
4. Dapat larut dalam amoniak dan air
2.4.3 Kloroform
Kloroform berperan sebagai larutan pemurni untuk memurnikan stearamida dari
urea yang tersisa. Adapun wujud dari kloroform dapat dilihat pada gambar 2.4.
a. Sifat Fisika Kloroform (LabChem, 2012)
1. Berat molekul : 119,38 g/mol
2. Titik didih : 61 oC
3. Titik lebur : -64 oC
4. Massa jenis : 1490 kg/m3
5. Kelarutan dalam air : 0,87 g/100 ml (23oC)
6. Viskositas : 0,542 cP
b. Sifat Kimia Kloroform (Lubis, 2010)
1. Rumus molekul : CHCl3
2. Merupakan larutan yang mudah menguap, tidak berwarna dan memiliki bau
yang tajam dan menusuk
3. Memiliki efek samping mengantuk apabila terhirup
4. Tidak dapat bereaksi dengan stearamida
C17H37NO + CHCl3 → C17H37NO + CHCl3
5. Sebagai larutan pemurni pada stearamida
II-6