Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

Utilitas
“ Air umpan Boiler dan Air Proses “

DISUSUN OLEH:
Andi Magefira
09220190115

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI PRODI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2019/2020

1
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya. Saya yakin


masih banyak kekurangan dalam makalahi ni, oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Desember, 2020

Andi Magefira

DAFTAR ISI

2
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang................................................................................... 4
B. Rumusan masalah.............................................................................. 5
C. Tujuan masalah.................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. AIR UMPAN BOILER...................................................................... 6


1. Pengertian air umpan boiler......................................................... 6
2. Syarat air umpan boiler................................................................ 7
3. Karasteristik air umpan boiler...................................................... 13
4. Pengolahan air umpan boiler....................................................... 13
B. AIR PROSES..................................................................................... 20
1. Pengertian air proses.................................................................... 20
2. Sumber air proses......................................................................... 20
3. Karasteristik air proses................................................................. 21
4. Pengolahan air proses.................................................................. 22
5. Syarat air proses........................................................................... 31

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................ 37
B. Saran.................................................................................................. 37

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air merupakan zat yang sangat dibutuhkan disetiap sektor industri termasuk
pemanfaatan untuk kebutuhan energi dan pemanasan. di dunia industri air dipakai
untuk berbagai maksud, diantaranya sebagai bahan baku proses.
Kebutuhan energi dan pemanasan di industri umumnya dipenuhi dengan cara
memanfaatkan steam yang dibangkitkan pada suatu ketel (boiler). Air yang
digunakan sebagai umpan boiler dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu
danau, sungai, laut, maupun sumur. Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa air
yang tersedia selalu mengandung bermacam-macam garam, gas, limpur dan lain-
lain.
Dalam prakteknya, kesulitan utama proses generasi uap terletak justru pada
persiapan bahan baku yakni air yang akan diuapkan. Hal ini terutama disebabkan
utilitas boiler dan pipa-pipa uap harus kedap dan tahan tekanan selama proses
produksi, sehingga pembersihan atau perawatannya harus dilakukan dengan
menghentikan semua proses produksi yang tentunya membuang banyak waktu
dan biaya. Untuk memperlama selang waktu antar perawatan dan pembersihan
boiler serta pipa-pipa penunjangnya, bahan baku air yang digunakan harus
diusahakan sebersih mungkin dari faktor-faktor yang mempercepat kerusakan atau
pengotoran boiler. Selain dari itu, beberapa jenis pengotor dan korosi yang parah
pada komponen boiler juga dapat membahayakan mengingat boiler beroperasi
pada tekanan dan suhu yang tinggi, sehingga rentan terhadap adanya sumbatan
dan kelemahan dinding alat yang kecil sekalipun.
Adapun air industri yaitu air proses. Air proses biasanya merupakan hasil
pengolahan dari persediaan air yang diambil dari sumber air, untuk memenuhi syarat bagi
berbagai konsumsi dan keperluan, baik untuk masyarakat umum maupun industri.

B. Rumusan Masalah

4
1. Apa definisi dari Air Umpan Boiler ?
2. Apa syarat – syarat Air Umpan Boiler ?
3. Bagaimana karakteristik pada Air Umpan Boiler ?
4. Bagaimana proses pengolahan pada Air Umpan Boiler?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi Air Umpan Boiler.
2. Untuk mengetahui syarat – syarat Air Umpan Boiler.
3. Untuk mengetahui karakteristik Air Umpan Boiler.
4. Untuk mengetahui bagaimana proses pengolahan Air Umpan Boiler.

BAB II

5
PEMBAHASAN

A. Air Umpan Boiler


1. pengertian
Air umpan adalah air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam.
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air
sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan
tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air
adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu
proses.
Dalam suatu proses produksi dalam industri, boiler merupakan suatu
pembangkit panas yang penting. Sesuai dengan namanya maka fungsi dari
boiler ini adalah memanaskan kembali. Dalam suatu proses industri boiler
harus dijaga agar effisiensinya cukup tinggi. Oleh sebab itu adalah penting
untuk menjaga kualitas air yang diumpankan untuk boiler, karena akan
berhubungan dengan effisiensi dari boiler tersebut.
Memproduksi steam yang berkualitas tergantung pada pengolahan air yang
benar untuk mengendalikan kemurnian steam, endapan dan korosi. Sebuah
boiler merupakan bagian dari sistem boiler, yang menerima semua bahan
pencemar dari sistem di depannya. Kinerja boiler, efisiensi dan umur layanan
merupakan hasil langsung dari pemilihan dan pengendalian air umpan yang
digunakan dalam boiler. Jika air umpan masuk boiler, kenaikan suhu dan
tekanan menyebabkan komponen air memiliki sifat yang berbeda. Hampir
semua komponen dalam air umpan dalam keadaan terlarut. Walau demikian
dibawah kondisi panas dan tekanan hampir seluruh komponen terlarut keluar
dari larutan sebagai padatan partikuat, kadang-kadang dalam bentuk Kristal
dan pada waktu yang lain dalam bentuk amorph. Jika kelarutan komponen
spesifik dalam air terlewati, maka akan terjadi pembentukan kerak dan
endapan. Air boiler harus cukup bebas dari pembentukan endapan padat
supaya terjadi perpindahan panas yang cepat dan efisien dan harus tidak
korosif terhadap logam boiler.

2. Persyaratan Air Umpan Boiler

6
Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air umpan.
Dua sumber air umpan adalah:
a. Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses
b. Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari
luar ruang boiler dan plant proses. Persyaratan air pengisi boiler pada
dasarnya ditentukan oleh tipe boiler dan tekanan kerjanya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penangan air umpan
boiler, air tersebut harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
a. Air tidak boleh membentuk kerak / endapan
yang membahayakan Kerak/ deposit pada air umpan disebabkan oleh
terbentuknya sendapan dari air, langsung pada permukaan perpindahan
panas atau oleh suspensi air yang menempel pada permukaan logam
menjadi keras atau lengket. Pembentukan kerak menyebabkan kesadahan
dan suhu tinggi, yang biasanya berupa garamgaram karbonat dan silikat.
b. Air bebas dari zat-zat yang dapat menyebabkan korosi.
Korosi adalah kerusakan – kerusakan yang timbul pada logam yang
disebabkan karena terjadinya reaksi kimia antara permukaan logam
dengan media sekelilingnya.
Korosi di dalam peralatan air pengisi dapat diterangkan dengan theory
electrochemical. Hal ke-2 yang mempercepat terjadinya korosi di
dalam ketel uap terutama:
 Oxygen yang terlarut
 Asam-asam
 Endapan yang dipermukaan, terutama yang mempunyai sifatnya
electronegative terhadap baja.
 Gabungan logam yang tak disukai, seperti tembaga dan baja.
 Adanya electrolytes, seperti larutan garam-garan kuat.
Ada 4 cara yang umum digunakan untuk mencegah korosi, ialah:
 Menghilangkan gas-gas yang terlarut di dalam air pengisi, terutama
oxygen dan carbon dioxide yang terlarut dalam air. Hal ini dapat
diatasi dengan proses aerasi.

7
 Penetralan asam-asam dan mempertahankan alkalinity yang
diinginkan dan pH di dalam air pengisi serta air ketel.
 Pembersihan mesin secara berkala.
 Meniadakan konsentrasi garam yang berlebihan.

c. Air tidak boleh mengakibatkan terjadinya carry over.


Carry over yang besar dihasilkan dari priming dan foaming.
Faoming dapat digambarkan sebagai pembentukan sejumlah buih di
dalam ketel, yang disebabkan oleh kesalahan gelembung-gelembung
uap untuk bersatu dan pecah. Hal ini disertai oleh kenaikan kandungan
uap air yang agak banyak di dalam uap yang dikeluarkan oleh ketel.
Priming adalah ditandai oleh sejumlah besar air yang keluar dari
ketel bersama-sama dengan uap, umumnya dalam letupan-letupan
yang tidak continue (intermittent) yang membahayakan pipa-pipa uap,
turbine dan mesin-mesin. Hal ini dapat terjadi secara bersama-sama
dngan foaming.
Permukaan air ketel yang tinggi membantu terjadinya priming.
Foaming dan priming umumnya disebabkan oleh konsentrasi
bahanbahan padat yang terlarut dan bahan-bahan padat yang
mengendap tinggi, mungkin diiringi adanya minyak dan sabun di
dalam air, dan mendadak kapasitas di dalam ketel berubah. Keadaan
ini dapat dicegah dengan mereduksi konsentrasi air ketel dengan
blowdown, menghilangkan sumber-sumber kontaminasi sumber air
pengisi, pembersihan ketel secara berkala dan pengaturan batas
permukaan air.

Untuk menghilangkan gangguan-gangguan ini, penting untuk


menyelidiki setiap air yang akan digunakan sebagai pengisi ketel dan
menentukan setiap sifat dari air dan menentukan cara terbaik untuk
pengolahannya.

8
I. Tabel 1. Persyaratan Air Umpan Boiler
Parameter Satuan Pengendalian Batas
Ph Unit 10.5– 11.5
Conductivity µmhos/cm 5000,max
TDS Ppm 3500,max
P– Alkalinity Ppm -
M– Alkalinity Ppm 800,max
O– Alkalinity Ppm 2.5xSiO2,min
T.Hardness Ppm -
Silica Ppm 150,max
Besi Ppm 2,max
Phosphat residual Ppm 20– 50
Sulfite residual Ppm 20– 50
pHcondensate Unit 8.0– 9.0
II. Reff : PT.Nalco Indonesia

Persyaratan kualitasair boiler menurut American Boiler Manufacturer’s


Assosiation (ABMA) dan ASME pada tabel berikut.
III. Tabel 2 Persyaratan Kualitas Air Boiler (ABMA)
Tekanan Total Total Suspended Silica Konduktivitas
(psig) Solids alkalinitas solid (ppm) Micro.ohm/cm
0– 300 150 7.000
3.500 700 300
301– 450 3.000 600 250 90 6.000
451– 600 2.500 500 150 40 5.000
601– 750 2.000 400 100 30 4.000
751– 900 1.500 300 60 20 3.000
901– 1.000 1.250 250 40 8 2.000
1.001–1.500 1.000 200 21 2 150
IV. Sumber:PullmanKellogs(1980)
Air kondensat biasanya dikembalikan lagi ke tangki umpan untuk menghemat
pemakaian air,tetapi kualitas air kondensat tersebut harus memenuhi persyaratan
seperti tabel berikut.

9
V. Tabel 3 Persyaratan Air Kondensat
No. Parameter Satuan Nilai
1 Konduktivitas mg/l 10
2 Total Dissolved Solid mg/l 5
3 Total solid Suspended solid mg/l 0.5
4 Total Silika mg/l 0.05
5 Total Besi mg/l 0.1
6 Total Copper mg/l 0.02
7 C02 mg/l 1
8 Chloride mg/l 0.01
9 Organic mg/l 0.01
Sumber : PullmanKellogs(1980)

VI. Tabel 4 Konsentrasi Air Boiler


Konsentrasi Air Boiler Maksimum yang direkomendasikan oleh
Gabungan
Produsen Boiler Amerika

Tekanan Steam pada Boiler (ata) Konsentrasi Air Boiler Maksimum


(ppm)
0-20 3500
20-30 3000
30-40 2500
40-50 2000
50-60 1500
60-70 1250
70-100 1000

 Rekomendasi untuk Boiler dan Kualitas Air Umpan


Kotoran yang ditemukan dalam boiler tergantung pada kualitas air umpan
yang tidak diolah, proses pengolahan yang digunakan dan prosedur pengoperasian

10
boiler. Sebagai aturan umum, semakin tinggi tekanan operasi boiler akan semakin
besar sensitifitas terhadap kotoran.
VII. Tabel 2.2.1.1 Rekomendasi batas air umpan (IS10392, 1982)
REKOMENDASI BATAS AIR UMPAN (IS 10392, 1982)
Hingga 20 21-39 40-59
Faktor kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2

Total besi (maks.) ppm 0,05 0,02 0,01


Total tembaga (maks.) ppm 0,01 0,01 0,01
Total silika (maks.) ppm 1 0,3 0,1
Oksigen (maks.) ppm 0,02 0,02 0,01
Residu hidrasin ppm - - -0,06
pH pada 250C 8,8-9,2 8,8-9,2 8,2-9,2
Kesadahan, ppm 1 0,5 -

REKOMENDASI BATAS AIR UMPAN (IS 10392, 1982)


Hingga 20 21-39 40-59
kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2
Faktor
TDS, ppm 3000-3500 1500-2500 500-1500
Total padatan besi terlarut ppm 500 200 150
Konduktivitas listrik spesifik
pada 250C (mho)
1000 400 300
Residu fosfat ppm 20-40 20-40 15-25
pH pada 250C 10-10,5 10-10,5 9,8-10,2
Silika (maks.) ppm 25 15 10

 Akibat Air Umpan Boiler yang Tidak Memenuhi Baku Mutu


Ketidaksesuaian kriteria air umpan boiler akan mempengaruhi berbagai
hal, misalnya :
a. Korosi
Peristiwa korosi adalah peristiwa elektrokimia, di mana logam berubah
menjadi bentuk asalnya akibat dari oksidasi yang disebabkan berikatannya

11
oksigen dengan logam, atau kerugian logam disebabkan oleh akibat beberapa
kimia Penyebab korosi Boiler:
- Oksigen Terlarut
- Alkalinity ( Korosi pH tinggi pada Boiler tekanan tinggi )
- Karbon dioksida ( korosi asam karbonat pada jalur kondensat )
- Korosi khelate ( EDTA sebagai pengolahan pencegah kerak )
Akibat dari peristiwa korosi adalah penipisan dinding pada permukaan
boiler sehingga dapat menyebabkan pipa pecah atau bocor.
b. Kerak
Pengkerakan pada sistem boiler disebabkan oleh :
- Pengendapan hardness feedwater dan mineral lainnya
- Kejenuhan berlebih dari partikel padat terlarut ( TDS ) mengakibatkan
tegangan permukaan tinggi dan gelembung sulit pecah.
- Kerak boiler yang lazim : CaCO3, Ca3 (PO4)2, Mg(OH)2, MgSiO3, SiO2,
Fe2(CO3)3, FePO4
c. Endapan
Pembekuan material non mineral pada boiler, umumnya berasal dari :
- Oksida besi sebagai produk korosi
- Materi organic ( kotoran – bio, minyak dan getah ), Boiler bersifat
alkalinity jika terkena gliserida maka akan terjadi reaksi penyabunan.
- Partikel padat tersuspensi dari feedwater ( tanah endapan dan pasir )
Dari peristiwa – peristiwa ini mengakibatkan terbentuknya deposit
pada pipa superheater, menyebabkan peristiwa overheating dan pecahnya
pipa, terbentuknya deposit pada sirip turbin, menyebabkan turunnya
effisiensi.

Pembekuan material non mineral pada boiler, umumnya berasal dari :


- Oksida besi sebagai produk korosi
- Materi organic ( kotoran – bio, minyak dan getah ), Boiler bersifat
alkalinity jika terkena gliserida maka akan terjadi reaksi penyabunan.
- Partikel padat tersuspensi dari feedwater ( tanah endapan dan pasir )

12
Dari peristiwa – peristiwa ini mengakibatkan terbentuknya deposit
pada pipa superheater, menyebabkan peristiwa overheating dan pecahnya
pipa, terbentuknya deposit pada sirip turbin, menyebabkan turunnya
effisiensi.

3. Karakteristik Air Umpan Boiler


a. pH
Merupakan indikasi untuk keasaman suatu zat . PH (Pondus hidrogenium)
ditentukan oleh jumlah hydrogen bebas (H+) dalam suatu zat. PH adalah
factor logaritmik, ketika sebuah larutan menjadi 10x lebih asam, PH akan
jatuh oleh satu unit.
b. Daya hantar listrik/konduktivitas
Daya hantar listrik adalah kemampuan dari larutan untuk menghantarkan
arus listrik yang dinyatakan dalam pmhos/cm. Harga daya hantar listrik
dari umpan air boiler di[erhatikan untuk mencegah terjadinya endapan
kerak pada bagian permukaan perpidahan panas dan untuk menjaga
kemurnian steam.
c. Alkalinitas
Didefinisikan sebagai jumlah anion dalam air yang akan bereaksi untuk
menetralkan ion H+ . Harga alkalinitas tinggi tidak dikehendaki untuk
umpan air boiler karena dapat menimbulkan pembusaan dan carryover.
d. Kesadahan, karbonat dan non karbonat
e. Silica
f. Besi
g. Phospat
h. Turbiditas, sifat optic dari suatu larutan yang menyebabka cahaya yang
melaluinya terabsorsi.
i. TTS ( Total Suspendied Solid)

4. Pengolahan Air Umpan Boiler

13
Untuk mencegah terjadinya masalah-masalah yang timbul pada
boiler,maka air umpan (contohnya air sungai) yang akan digunakan sebelum
masuk ke boiler, harus diolah terlebih dahulu, pengolahan air ini meliputi :
a) Pengolahan Eksternal
Pengolahan eksternal digunakan untuk membuang padatan tersuspensi,
padatan terlarut (terutama ion kalsium dan magnesium yang merupakan
penyebab utama pembentukan kerak) dan gas-gas terlarut (oksigen dan
karbon dioksida).
Proses perlakuan eksternal yang ada adalah:
• Pertukaran ion
• De-aerasi (mekanis dan kimia)
• Osmosis balik
• Penghilangan mineral atau demineralisasi
Sebelum digunakan cara di atas, perlu membuang padatan dan warna
dari bahan baku air, sebab bahan tersebut dapat mengotori resin yang
digunakan pada bagian pengolahan berikutnya.
Metode pengolahan awal adalah sedimentasi sederhana dalam tanki
pengendapan atau pengendapan dalam clarifier dengan bantuan koagulan
dan flokulan. Penyaring pasir bertekanan, dengan aerasi untuk
menghilangkan karbon dioksida dan besi, dapat digunakan untuk
menghilangkan garam-garam logam dari air sungai.

14
Tahap pertama pengolahan adalah menghilangkan garam sadah dan
garan non-sadah. Penghilangan yang hanya garam sadah disebut
pelunakan, sedangkan penghilangan total garam dari larutan disebut
penghilangan mineral atau demineralisasi. Proses pengolahan eksternal
dijelaskan dibawah ini:
(1) Proses Pertukaran Ion (Plant Pelunakan)
Pada proses pertukaran ion, kesadahan dihilangkan dengan
melewatkan air pada bed zeolit alam atau resin sintetik dan tanpa
pembentukan endapan. Jenis paling sederhana adalah pertukaran basa
dimana ion kalsium dan magnesiun ditukar dengan ion sodium. Setelah
jenuh, dilakukan regenerasi dengan sodium klorida. Garam sodium
mudah larut, tidak membentuk kerak dalam boiler. Dikarenakan
penukar basa hanya menggantikan kalsium dan magnesium dengan
sodium, maka tidak mengurangi kandungan TDS, dan besarnya
blowdown. Penukar basa ini juga tidak menurunkan alkalinitasnya.
Demineralisasi merupakan penghilangan lengkap seluruh garam. Hal
ini dicapai dengan menggunakan resin kation, yang menukar kation
dalam air baku dengan air hidrogen menghasilkan asam hidroklorida,
asam sulfat dan asam karbonat. Asam karbonat dihilangkan dalam
menara degassing dimana udara dihembuskan melalui air asam.
Berikutnya, air melewati resin anion, yang menukar anion dengan
asam mineral (misalnya asam sulfat) dan membentuk air. Regenerasi
kation dan anion perlu dilakukan pada jangka waktu tertentu dengan
menggunakan asam mineral dan soda kaustik, supaya kemampuan
pertukaran ion pulih kembali.
Sebelum penggunaan kembali resin yang telah jenuh, perlu dilakukan
pencucian atau pembilasan dengan air lunak untuk menghilangkan
kelebihan NaCl yang tersisa diun ggun resin. Air regenerasi
biasanya memerlukan 80 – 160 kg NaCl untuk setiap 1 m3 resin
dengan larutan garam 5 – 20%.%. Laju air garam yang digunakan
berkisar 40 l/menit.m2. Penghilangan lengkap silika dapat dicapai
dengan pemilihan resin anion yang benar. Proses pertukaran ion, jika

15
diperlukan dapat digunakan untuk demineralisasi yang hampir total,
seperti untuk boiler pembangkit tenaga listrik.
Proses pelunakan air dengan resin penukar ion ini lebih efisien dan
praktis dibandingkan dengan proses pelunakan menggunakan
pengendapan kimia karena tidak menghasilkan lumpur, peralatan
sederhana dan mudah dioperasikan.
(2) De-aerasi
Dalam de-aerasi, gas terlarut seperti oksigen dan karbon dioksida,
dibuang dengan pemanasan air umpan sbelum masuk ke boiler.
Seluruh air alam mengandung gas terlarut dalam larutannya. Gas-gas
tertentu seperti karbon dioksida dan oksigen, sangat meningkatkan
korosi. Bila dipanaskan dalam sistem boiler, karbon dioksida ( ) dan
oksigen ( ) dilepaskan sebagai gas dan bergabung dengan air ( O)
membentuk asam karbonat.
Penghilangan oksigen, karbon dioksida dan gas lain yang tidak dapat
terembunkan dari air umpan boiler sangat penting bagi umur peralatan
boiler dan juga keamanan operasi. Asam karbonat mengkorosi logam
menurunkan umur pemipaan dan peralatan.
Asam ini juga melarutkan besi (Fe) yang jika kembali ke boiler
akan mengalami pengendapan dan menyebabkan terjadinya
pembentukan kerak pada boiler dan pipa. Kerak ini tidak hanya
berperan dalam penurunan umur peralatan tapi juga meningkatkan
jumlah energi yang diperlukan untuk mencapai perpindahan panas.
De-aerasi dapat dilakukan dengan de-aerasi mekanis, deaerasi
kimiawi, atau dua-duanya. De-aerasi mekanis untuk penghilangan gas
terlarut digunakan sebelum penambahan bahan kimia untuk oksigen.
De-aerasi mekanis didasarkan pada hukum fisika Charles dan Henry.
Secara ringkas hukum tersebut menyatakan bahwa penghilangan
oksigen dan karbon dioksida dapat disempurnakan dengan pemanasan
air umpan boiler, yang akan menurunkan konsentrasi oksigen dan
karbon dioksida di sekitar atmosfer air umpan. De-aerasi mekanis
dapat menjadi yang paling ekonomis, beropasi pada titik didih air pada

16
tekanan dalam de-aerator. De-aerasi mekanis dapat berjenis vakum
atau bertekanan. De-aerator berjenis vakum beroperasi dibawah
tekanan atmosfer, pada suhu sekitar C, dan dapat menurunkan
kandungan oksigen dalam air hingga kurang dari 0,02 mg/liter. Pompa
vakum atau steam ejector diperlukan untuk mencapai kondisi vakum.
De-aerator jenis bertekanan beroperasi dengan membiarkan steam
menuju air umpan melalui klep pengendali tekanan untuk mencapai
tekanan operasi yang dikehendaki, dan dengan suhu minimum C.
Steam menaikkan suhu air menyebabkan pelepasan gas dan yang
dikeluarkan dari sistem. Jenis ini dapat mengurangi kadar oksigen
hingga 0,005 mg/liter.
Bila terdapat kelebihan steam tekanan rendah, tekanan operasi dapat
dipilih untuk menggunakan steam ini sehingga akan meningkatkan
ekonomi bahan bakar. Dalam sistem boiler, steam lebih disukai untuk
de-aerasi sebab :
- Steam tersedian dengan mudah
- Steam menambah panas yang diperlukan untuk melengkapi
reaksi
Sementara de-aerator mekanis yang paling efisien menurunkan
oksigen hingga ke tingkat yang sangat rendah (0,005 mg/liter), namun
jumlah oksigen yang sangat kecil sekalipun dapat menyebabkan
bahaya korosi terhadap sistem. Sebagai akibatnya, praktek
pengoperasian yang baik memerlukan penghilangan oksigen yang
sangat sedikit tersebut dengan bahan kimia pereaksi oksigen seperti
sodium sulfat yang akan meningkatkan TDS dalam air boiler dan
meningkatkan blowdown dan kualitas air make-up. Hydrasin bereaksi
dengan oksigen membentuk nitrogen dan air. Senyawa tersebut selalu
digunakan dalam boiler tekanan tinggi bila diperlukan air boiler
dengan padatan yang rendah, karena senyawa tersebut tidak
meningkatkan TDS air boiler.
(3) Osmosis Balik

17
Osmosis balik menggunakan kenyataan bahwa jika larutan
dengan konsentrasi yang berbeda-beda dipisahkan dengan sebuah
membran semi-permeable, air dari larutan yang berkonsentrasi lebih
kecil akan melewati membran untuk mengencerkan cairan yang
berkonsentrasi tinggi. Jika cairan yang berkonsentrasi tinggi tersebut
diberi tekanan, prosesnya akan dibalik dan air dari larutan yang
berkonsentrasi tinggi mengalir kelarutan yang lebih lemah. Hal ini
dikenal dengan osmosis balik
Kualitas air yang dihasilkan tergantung pada konsentrasi
larutan pada sisi tekanan tinggi dan perbedaan tekanan yang melintasi
membran.
b. Pengolahan Internal
Pengoahan Internal (Internal Treatment) adalah pengkondisian Air boiler
dengan bahan kimia treatment & pengaturan lainnya dengan
tujuanagarKorosi,Pengerakan dapat dihindari dan kemurnian uap terj
agar baik. Pengolahan ini dengan cara pemberian bahan kimia
langsung kedalam boiler bersa ma-sama dengan air pengisi boiler.
Reaksi yang terjadi menyebabkan naiknya kandungan zat padat /
endapan yang dapat menyebabkan pembusaan / primming dan carry over.
Jumlah zat padat dapat ditekan dengan pengaturan blowdown, sehingga
permasalahn yang terjadi dapat diatasi.
Tujuan pengolahan ini untuk mengatur atau mengontrol zat-zat
padat, alkalinitas,kelebihan fosfat, gas-gas korosif, menghindarkan
timbulnya endapan- endapan yang dapat melekat dan mengeras pada
dinding atau pipa-pipa boiler dan membuat lapisan boiler lebih tahan
terhadap korosi. Beberapa mekanisme yang terjadi dalam Internal
Treatment, antara lain:

(1) Mereaksikan kesadahan dengan bahan kimia, agar kerak calcium


carbonate yang keras berubah menjadi endapan yang lunak
berlumpur sehingga bisa dibuang melalui blow-down.
(2) Mengkondisikan pH/Alkalinity air boiler untuk menghindarkan
pengerakan silica.

18
(3) Penggunaan anti-busa
(anti foam) untuk mencegah potensi pembusaan yang akan
mengakibatkan terjadinya carry-over dan menurunkan kemurnian
uap.
Beberapa jenis bahan kimia yang umum dipergunakan dalam In
ternal treatment adalah sebagsi berikut :
• Fosfat (jenis ortho ataupun polyfosfat): bereaksi kesadahan c
alcium untuk menetralisir kesadahan air dengan membentuk
hydrat tricalcium fosfat yang berbentuk lumpur dan dapat dibuang
melalui blow down secara terus-menerus atau secara berkala
melalui bawah ketel.
• Natural and synthetic dispersants (Dispersant): meningkatkan
sifat dispersif Air Boiler.
• Beberapa contoh Polymeric Dispersant adalah:
- polimer Alam : lignosulphonates, tannin
- Polimer sintetik : polyacrylates, maleat acrylate copolymer,
maleat styrene copolymer,dsb.
• Sequestering agents (anti scale) seperti phoshate organic
(phosphonates), Polymaleic acid (PMA), Sulfonated copolymer,
dsb.
• Oxygen scavengers (Pemakan Oksigen):seperti natrium sulfit,
tannis, hidrazin, hidroquinon/progallol berbasis derivatif,
hydroxylamine derivatif, asam askorbat derivatif, dll. Oxygen
Scavengers ini, dikatalisasi ataupun tidak, akan mengurangi
kadar oksigen terlarut dalam feedwater. Beberapa jenis dari
oxygen scavenger ini juga berfungsi sebagai passivator untuk
mem-passivasi permukaan logam seperti Hydrazine,
Hydroxylamine derivat e,dll. Pilihan produk dan dosis yang
diperlukan akan tergantung pada jenis alat mekanis yang
digunakan (Deaeator atau Heating Tank)

19
• Anti-foaming or anti-priming agents : campuran bahan aktif
permukaan yang mengubah tegangan permukaan cairan,
menghilangkan busa dan mencegah terbawa air halus partikel.

B. Air Proses
1. Pengertian air proses
Air proses adalah air yang digunakan dalam bidang manufaktur atau proses
perawatan dalam produksi.contohnya air yang digunakan untuk mencuci,
membilas, kontak langsung, pendinginan, untuk merekasikan bahan kimia dan
aplikasi pengolahan makanan.
Air proses proses biasanya merupakan hasil pengolahan dari persediaan air
diambil dari sumber air, untuk memenuhi syarat bagi berbagai komsumsi dan
keperluan, baik untuk manyasyakat umum maupun industri.
2. Sumber air proses
Banyak sumber air yang bisa dimanfaatkan sebagai air baku untuk air minum,
yaitu air hujan, air permukaan dan air tanah. Sumber air dan kualitas dapat
dibedakan atas tiga jenis, yaitu: air  permukaan, air tanah, dan air hujan.
a) Air Permukaan
Air permukaan paling banyak dimanfaatkan sebagai air baku karena
ketersediaannya lebih  banyak, namun secara kualitas lebih buruk karena
pengaruh pencemaran dan erosi.
b) Air Tanah
Secara alamiah kualitas air tanah dipengaruhi oleh susunan kimia batuan yang
dilalui Air  bersihselama proses peresapan. Kualitas air tanah berbeda-beda
menurut wilayah batuan dan daerah tangkapannya. Selain proses pelarutan
mineral air, tanah juga mengalami proses  penyaringan dan pembersihan diri
sehingga kualitasnya cukup baik sebagai air minum.
c) Air Hujan
Pada beberapa daerah yang tidak cukup mempunyai sumber air tanah dan
permukaan. Air hujan  bisa dimanfaatkan untuk keperluan sumber air minum
dan rumah tangga. Tekniknya dengan  pengumpulan dari atap bangunan. Air
hujan bersifat asam dan bersifat lunak.

20
d) Mata air
Mata aiar adalah sangat baik bila dipakai sebagai air baku, karena berasal dari
dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat tekanan , sehigga belum
terkontaminasi oleh zat-zat  pencemar.biasanya lokasi mata air erupakan darah
terbuka sehingga mudah terkontaminasi oleh lingkungan sekitar

3. Karakteristik Air proses


a) Karakteristik Fisik
• Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik
dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang
dihasilkan oleh buangan industri. Kekeruhan pada daerah perairan
banyak disebabkan oleh bahan tersuspensi yang berupa koloid dan
partikel-partikel halus. Tingginya nilai kekeruhan dapat menyebabkan
sulitnya usaha penyaringan dan mengurangi efektivitas desinfeksi pada
proses penjernihan air.
• Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan
tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik
(tanin, lignin, dan asam humus dari dekomposisi tumbuh-tumbuhan).
Warna perairan pada umumnya disebabkan oleh partikel koloid
bermuatan negatif, sehingga penghilangan warna di perairan dapat
dilakukan dengan penambahan koagulan yang bermuatan positif seperti
aluminium dan besi.
• Bau dan Rasa
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti
alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi
anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu. Air
minum biasannya tidak memberi rasa/tawar, air yang tidak tawar
menunjukkan kehadiran zat yang dapat membahayakan kesehatan.

b) Karakteristik Kimia

21
• pH
pH penting diperhatikan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air
dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksik
dalam bentuk molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut
dipengaruhi oleh pH.
• Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektivitas pemakaian
sabun, namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam
pemakaian untuk industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas)
adanya kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang
tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi
dalam air.
• Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Beberapa karakteristik kadar besi pada air, diantaranya pada air tanah
dalam biasanya memiliki karbondioksida dengan jumlah yang relatif
banyak, dicirikan dengan rendahnya pH, dan biasanya disertai dengan
kadar oksigen terlarut yang rendah atau bahkan terbentuk suasana
anaerob. Pada kondisi ini, sejumlah ferri karbonat akan larut sehingga
terjadi peningkatan kadar besi ferro (Fe2+) di perairan.
• DO (dissolved oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari
fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO
maka kualitas air semakin baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam
persentase saturasi.
• BOD (biological oxygent demand)
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorgasnisme untuk menguraikan bahan-bahan organik (zat
pencerna) yang terdapat di dalam air buangan secara biologi. BOD dan
COD digunakan untuk memonitoring kapasitas self purification badan
air penerima.
• COD (chemical oxygent demand)

22
COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi
bahan-bahan organik secara kimia.
Reaksi: + 95%terurai
Zat Organik + O2 → CO2 + H2O

Air Koagulan & flokulan


4. Pengolahan air proses
baku

Tangki penampung Flokulasi & koagulasi


filter
sludge
Cooling tower
Air pedingin
Alat penukar Tangki air
panas bersih
Air proses

Praheater Blow down

Limbah
Air
cair
pembangk
it steam Cl2

Demineraliz
er Air sanitasi
stea kondensat
m
Boiler Alat penukar panas

Secara umum, pengolahan air terdiri dari 3 aspek, yaitu pengolahan secara
fisika, kimia, dan biologi. Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan
secara mekanis, tanpa adanya penambahan bahan kimia. Contohnya adalah
pengendapan, filtrasi, adsorpsi, dan lain-lain. Pada pengolahan secara kimiawi,
terdapat penambahan bahan kimia, seperti klor, tawas, dan lain-lain, biasanya
bahan ini digunakan untuk menyisihkan logam-logam berat yang terkandung

23
dalam air. Sedangkan pada pengolahan secara biologis, biasanya memanfaatkan
mikroorganisme sebagai media pengolahnya.
a) Prasedimentasi
Prasedimentasi bisa juga disebut sebagai plain sedimentation  karena
prosesnya bergantung dari gravitasi dan tidak termasuk koagulasi dan
flokulasi. Oleh karena itu prasedimentasi merupakan proses pengendapan grit
secara gravitasi sederhana tanpa penambahan bahan kimia koagulan.
Kegunaan proses prasedimentasi adalah untuk melindungi peralatan mekanis
bergerak dan mencegah akumulasi grit pada jalur transmisi air baku dan
proses pengolahan selanjutnya.
b) Koagulasi
Koagulasi secara umum didefinisikan sebagai penambahan zat kimia
(koagulan) ke dalam air baku dengan maksud mengurangi gaya tolak-menolak
antar partikel koloid, sehingga partikel –partikel tersebut dapat bergabung
menjadi flok-flok halus. Koagulasi terpenuhi dengan penambahan ion-ion
yang mempunyai muatan berlawanan dengan partikel koloid. Partikel koloid
umunya bermuatan negatif oleh karena itu ion-ion yang ditambahkan harus
kation atau bermuatan positif.
Koagulan yang paling banyak digunakan dalam praktek di lapangan
adalah alumunium sulfat [Al2(SO4)3], karena mudah diperoleh dan harganya
relatif lebihmurah dibandingkan dengan jenis koagulan lain. Sedangkan kapur
untuk  pengontrol pH air yang paling lazim dipakai adalah kapur tohor
(CaCO3). Agar  proses pencampuran koagulan berlangsung efektif dibutuhkan
derajat pengadukan> 500/detik, nilai ini disebut dengan gradien kecepatan
(G).
c) Flokulasi
Proses flokulasi dalam pengolahan air bertujuan untuk
mempercepat proses penggabungan flok-flok yang telah dibibitkan pada
proses koagulasi.Partikel-partikel yang telah distabilkan selanjutnya saling
bertumbukan sertamelakukan proses tarik-menarik dan membentuk flok yang
ukurannya makin lamamakin besar serta mudah mengendap. Gradien
kecepatan merupakan faktor  penting dalam desain bak flokulasi. Jika nilai

24
gradien terlalu besar maka gayageser yang timbul akan mencegah
pembentukan flok, sebaliknya jika nilai gradienterlalu rendah/tidak memadai
maka proses penggabungan antar partikulat tidak akan terjadi dan flok besar
serta mudah mengendap akan sulit dihasilkan.
Untuk itu nilai gradien kecepatan proses flokulasi dianjurkan berkisar
antara 90/detik hingga 30/detik. Untuk mendapatkan flok yang besar dan
mudah mengendapmaka bak flokulasi dibagi atas tiga kompartemen, dimana
pada kompertemen pertama terjadi proses pendewasaan flok, pada
kompartemen kedua terjadi proses penggabungan flok, dan pada kompartemen
ketiga terjadi pemadatan flok.
d) Sedimentasi
Sedimentasi adalah pemisahan solid dari liquid menggunakan pengendapan
secara gravitasi untuk menyisihkan suspended solid. Sedangkan unit
sedimentasi merupakan suatu unit operasi yang berfungsi untuk memisahkan
solid dan liquid dari suspensi untuk menghasilkan air yang lebih jernih dan
konsentrasi lumpur yang lebih kental melalui pengendapan secara gravitasi.
Dalam proses sedimentasi hanya partikel – partikel yang lebih berat dari air
yang dapat terpisah. Misalnya : kerikil dan pasir, padatan pada tangki
pengendapan primer , biofloc  pada tangki pengendapan sekunder, floc hasil
pengolahan secara kimia, dan lumpur ( pada pengentalan lumpur ) (Totok,
2002). Tetapi partikel yang berukuran kecil hingga beberapa Angstorm tidak
dapat dipengaruhi oleh gravitasi. Untuk itu harus digabung – gabungkan dulu
mnejadi partikel yang lebih besar melalui proses koagulasi (Haryoto, 1997).
Kontaminan utama terhadap air adalah zat padat dengan mineral – mineral
yang terikut didalamnya, selain itu apabila aliran air melalui permukaan tanah
dengan tingkat organik tinggi maka kandungan organiknya akan tinggi,
demikian dengan badan – badan air yang lain. Pada umumnya penampakan
karakteristik air dan metode pengolahannya tergantung dari tingkat
kekeruhannya.
e) Filtrasi
Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya

25
padatan akan terendapkan. Filtrasi adalah suatu operasi atau proses dimana
campuran heterogen antara fluida dan partikel-partikel padatan dipisahkan
oleh media filter yang meloloskan fluida tetapi menahan partikel padatan.
Filtrasi adalah pemisahan koloid atau partikel padat dari fluida dengan
menggunakan media penyaringan atau saringan. Air yang mengandung suatu
padatan atau koloid dilewatkan pada media saring dengan ukuran pori-pori
yang lebih kecil dari ukuran suatu padatan tersebut.
f) Ion Exchange
Ion Exchange adalah proses penyerapan ion – ion oleh resin dengan cara
Ion-ion dalam fasa cair (biasanya  dengan  pelarut  air)  diserap  lewat  ikatan
kimiawi karena bereaksi dengan padatan resin. Resin sendiri melepaskan ion
lain sebagai ganti ion  yang  diserap.  Selama operasi  berlangsung setiap ion
akan  dipertukarkan  dengan  ion  penggantinya  hingga  seluruh  resin 
jenuh dengan ion yang diserap.
Resin penukar ion adalah suatu bahan padat yang memiliki bagian (ion
positif atau negatif) tertentu yang bisa dilepas dan ditukar dengan bahan kimia
lain dari luar.Berdasarkan jenis ion / muatan yang dipertukarkan, resin dapat
dibagi menjadi 2 :
i. Resin Penukar Kation adalah Ion positif yang dipertukarkan
ii. Resin Penukar Anion adalah Ion negatif yang dipertukarkan
Sering kali resin dipakai untuk menghilangkan molekul yang besar dari
air misalnya asam humus, lignin, asam sulfonat. Untuk regenerasi dipakai
garam alkali atau larutan natrium hidroksida, bisa juga dengan asam klorida
jika dipakai resin dengan sifat asam. Dalam regenerasi itu dihasilkan eluen
yang mengandung organik dengan konsentrasi tinggi. Untuk proses air minum
sampai sekarang hanya dipakai resin dengan sifat anionik. Dibedakan atas dua
jenis:
i. Resin alami
Umumnya yang digunakan adalah zeolit, yaitu mineral yang terdiri dari
kristal alumino silikat terhidrasi yang mengandung kation alkali atau
alkali tanah dalam kerangka tiga dimensi.
ii. Resin buatan atau sintesis

26
Resin penukar ion sintetis merupakan suatu polimer yang terdiri
dari dua bagian yaitu struktur fungsional dan matrik resin yang sukar
larut. Resin penukar ion ini dibuat melalui kondensasi phenol dengan
formaldehid yang kemudian diikuti dengan reaksi sulfonasi untuk
memperoleh resin penukar ion asam kuat. Resin sintesis memiliki
kapasitas ion exchange yang lebih besar dari resin alami baik dari segi
penukaran kation maupun anion. Biasanya resin sintesis terdiri dari
polimerasi material organik syrene dan DVB (divinylbenzene).

Sedangkan untuk resin penukar ion basa kuat diperoleh dengan


mengkondensasikan phenilendiamine dengan formaldehid dan telah
ditunjukkan bahwa baik resin penukar kation dan resin penukar anion hasil
sintesis ini dapat digunakan untuk memisahkan atau mengambil garam–
garam.
Pada umumnya senyawa yang digunakan untuk kerangka dasar resin
penukar ion asam kuat dan basa kuat adalah senyawa polimer stiren
divinilbenzena. Ikatan kimia pada polimer ini amat kuat sehingga tidak
mudah larut dalam keasaman dan sifat basa yang tinggi dan tetap stabil pada
suhu diatas 150oC.
• Zeolit Sebagai Penukar Ion
Zeolit merupakan mineral yang banyak terdapat di dalam batuan yang
merupakan lapisan tanah sedimen yang terbentuk dari timbunan abu
vulkano karena adanya letusan gunung berapi. Terbentuknya di alam
sangat bergantung pada lingkungan, umur batuan dan kedalaman dari
permukaan tanah, sehingga dapat terjadi zeolit yang jenisnya berlainan
terdapat dalam batuan yang sama.
Zeolit mempunyai sifat yang sangat khas, apabila mengalami dehidrasi,
kristal zeolit akan membentuk rongga yang dapat saling berhubungan
dan membentuk 1-3 arah sehingga akan terlihat seperti sangkar. Struktur
kristal yang unik ini membuat zeolit mempunyai kemampuan sebagai
absorben.
Karakteristik lainnya adalah dapat mempunyai kemampuan sebagai
penukar ion secara sangat selektif untuk ion cesium dan unsur radioaktif

27
lainnya Zeolit merupakan kristal aluminosilikat terhidrasi yang
mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga
dimensi. Kerangka dasar sturuktur zeolit terdiri dari unit tetrahedral
AlO2 dan SiO2 yang saling berhubungan melalui atom O, sehingga

zeolit mempunyai rumus empiris sebagai berikut x/n Mn+[(AlO2)x

(SiO2)y].zH2O. Komponen pertama M n+ adalah sumber kation yang

dapat bergerak bebas dan dapat dipertukarkan secara sebagian atau


secara sempurna oleh kation lain, sehingga sangat baik bila digunakam
sebagai bahan penukar ion.

Gambar 2.1 Pertukaran Ion Zeolit


• Proses Ion Exchanger
Pertukaran ion merupakan suatu proses dimana ion-ion yang terjerap
pada suatu permukaan media filter ditukar dengan ion-ion lain yang
berada dalam air. Proses ini dimungkinkan melalui suatu fenomena
tarik menarik antara permukaan media bermuatan dengan molekul-
molekul bersifat polar.
Apabila suatu molekul bermuatan menyentuh suatu permukaan yang
memiliki muatan berlawanan maka molekul tersebut akan terikat secara
kimiawi pada permukaan tersebut.  Pada kondisi tertentu molekul-
molekul ini dapat ditukar posisinya dengan molekul lain yang berada

28
dalam air yang memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk diikat. 
Dengan demikian maka proses pertukaran dapat terjadi.  Media yang
dapat melakukan proses pertukaran seperti ini diantaranya adalah Zeolit
(baik alami atau buatan) dan resin.

Gambar 2.2 Proses Ion Exchange


Proses pertukaran yang  berlangsung  secara umum mengikuti kaidah-
kaidah tertentu. yaitu:
Pertama kation-kation dengan valensi lebih besar akan dipertukarkan
terlebih dahulu sebelum kation-kation dengan valensi lebih kecil.
Sebagai contoh apabila didalam akuarium kita terdapat besi (ber-valensi
3), kalsium (ber- valensi 2) dan amonium (ber- valensi1 ) dalam jumlah
yang sama, maka besi akan teleibh dahulu dijerap oleh zeolite,
menyusul kalsium dan terakhir amonium.
Kedua, kation yang konsentrasinya paling tinggi didalam akuarium
akan dijerap telebih dahulu walaupun valensi lebihkecil. Sebagai contoh
dalam kasus diatas, apabila konsentrasi (jumlah) amonium jauh lebih
banyak dibandingkan denga besi dan kalsium, maka sesuai dengan
aturan 2, amonium akan cenderung di jerap terlebih dahulu. 
Dengan proses-proses tersebut diatas maka filter kimia dapat
diberlakukan untuk "menjernihkan" air dari paritkel-partikel berukuran
molekuler yang tidak bisa diproses secara mekanik atau biologi. 

29
Beberapa hal yang bisa di hilangkan dengan filter kimia diantaranya
adalah pengaruh racun, kesadahan, warna dan partikel organik terlarut.
• Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses pengolahan air dengan tujuan
membunuh kuman atau bakteri pathogen yang ada dalam air. Jenis-jenis
desinfeksi yaitu:
a) Pemanasan (boiling)
Dalam proses ini desinfeksi dilakukan dengan
memanfaatkan panas (pendidihan), selama 15 – 20 menit. Cara ini
akan efektif untuk menghilangkan bakteri atau mikroorganisme
lain yang dapat menyebabkan penyakit (Water Borne Disease).
Prinsip desinfeksi dengan pemanasan dikembangkan dari proses
pasteurisasi milk yaitu dengan pemanasan pada 161º C selama 15
detik. Kelemahan pada prinsip ini sisa panas (residual) tidak dapat
dipertahankan untuk pengamanan pada waktu kontak dan jarak
tempuh tertentu. Dengan pemanasan 100º C mampu mereduksi
hampir 100% dalam waktu 15 – 20 menit.
b) Kaporit
Calcium Hipochlorite Ca (OCl)2 umum disebut pula
kaporit. Apabila kaporit dilarutkan ke dalam air maka akan
menghasilkan atom – atom zat asam. Atom – atom zat asam inilah
yang sebenarnya aktif membunuh bakteri – bakteri, karena bakteri
– bakteri dioksidir ( di “bakar “). Bakteri – bakteri juga mempunyai
enzyma dan oleh atom – atom zat asam enzyma dioksidir sehingga
bukan saja enzyma tapi seluruh sel bakteri rusak. Karena rusak
bakteri – bakteri pun mati. ( Hadi, 1980 ). Dosis maksimum
calcium hypochlorite adalah 3 mg / liter air. Apabila lebih dari 3
mg / liter air dapat menimbulkan gangguan pada pernafasan
manusia.
c) Sinar Ultraviolet
Proses ini dilakukan dengan menggunakan radiasi
gelombang pendek dari sinar ultra violet pada lapisan film air

30
setebal 120 mm. Panjang gelombang yang dipergunakan 200 – 295
mikro meter. Hasil kajian pada tingkat kekeruhan < 20 ppm, untuk
MPN 580 / 100 ml air 99,90% tereduksi. Efisiensi tersebut akan
mengalami penurunan pada tingkat kekeruhan yang lebih besar,
sehingga prekondisi sebelum dilakukan desinfeksi sangat
diperlukan.
d) Ozon
Ozon merupakan senyawa yang mampu membunuh bakteri
dan mempunyai daya oksidasi yang kuat. Dibandingkan dengan
desinfektan konvensional seperti senyawa khlor (khorin) atau
kaporit yang umum digunakan untuk pengolahan air minum, ozon
mempunyai beberapa keebihan. Ozon selain tidak menimbulkan
bau juga dapat membuat air menjadi lebih segar. Umumnya
pengolahan air dengan ozon digabungkan dengan proses koagulasi-
flokulasi, pengendapan dan penyaringan seperti pada pengolahan
air konvensional atau digabungkan dengan pengolahan khusus.
Ozon dapat diterapkan pada beberapa titik pada pengolahan
air konvensional. Efektifitasnya sebagai desinfektan tidak bisa
dikontrol oleh pH, dan tidak bereaksi dengan amonia. Ditinjau dari
biaya konstruksinya maupun biaya operasi dan pemeliharaan,
desinfeksi dengan ozon lebih mahal daripada khlorinasi dan
desinfeksi dengan UV. Penggunaan energi merupakan bagian biaya
operasi yang paling mahal. Oleh karena ozon tidak meninggalkan
residu pada air, pengolahan dengan ozon kadangkala
dikombinasikan dengan post-khlorinasi. Ozon merubah senyawa
komplek menjadi sederhana, beberapa senyawa kemungkinan
sebagai makanan mikroba pada sistem distribusi air.
5. Syarat-syarat air proses
air memerlukan persyaratan tertentu diantaranya :
a)Kekeruhan dan warna
Kekeruhan disebabkan oleh partikel-partikel tersuspensi dalam air yang berasal dari
bahan anorganik seperti tanah liat, lumpur serta bahan organic seperti jotoran dan

31
tumbuh-tumbuhan.Warna air disebabkan oleh zat organic yang terlarut dan berikatan
dengan besi serta mangan.
b) Derajat Keasaman /pH
Derajat keasaman /pH merupakan kadar asam atau basa didalam larutan dengan
melihat konsentrasi hydrogen (H+) suasana asam dalan air akan mempengaruhi
beberapa proses dan akan merusak beberapa jenis bahan tekstil terutama bahan
selulosa. Suasana alkali misalnya NaOH akan merusak pipa logam , menyebabkan
kerapuhan yang dikenal dengan istilah kerapuhan kostik.
c)Alkalinitas
Alkalinitas adalah kemampuan air untuk menetralkan asam tanpa penurunan pH
larutan. Alkalinitas dalam air alam sebagian besar disebabkan oleh ion-ion karbonat
(CO3), bikarbonat (HCO3),Hidroksida (OH) dan sebagainya.Alkalinitas dinyatakan
dalam mgrek/Liter atau mg CaCO3/Liter. Jika kadar alkalinitas terlalu tinggi akan
menyebabkan karat-karat pada pipa sehingga pada saat proses berlangsung, karat-
karat tadi akan terbawa air dan menodai bahan tekstil. Jika kadar alkalinitas terlalu
rendah dan tidak seimbang dengan kesadahan dapat menyebabkan kerak CaCO 3 pada
dinding ketel uap sehingga tekanan menjadi lebih tinggi. Alkalinitas diperiksa dengan
cara titrasi asam basa.asam yang banyak digunakan adalah asam sulfat (H 2SO4) dan
HCl. Asam ini akan mengikat zat penyebab alkalinitas sampai titik akhir titrasi
tercapai.Titik akhir titrasi dapat ditentukan oleh :
 Perubahan warna indicator pada titik akhir titrasi
 Perubahan nilai pH pada pH meter, grafik pH-Volume akan memperlihatkan
lengkungan titik akhir

OH- + H+ H2O
CO32-+H+ HCO3-
9

HCO 3- +H+ H2O + CO2


4,3
12

Gambar 1
Grafik hubungan pH dengan volume pada titrasi alkalinitas
Reaksi yang terjadi adalah

32
OH- + H+ H2O Titik akhir terletak pada pH 8,3
2- +
CO + H HCO3
HCO3 + H+ H2O + CO2 terjadi pada pH 4,5

Pada titik akhir titrasi pertama yaitu pH8,3 dikenal dengan nilai P (dari Phenolpthalin)
untuk mencapai titik akhir ke-2 yaitu pada pH 4,3 dikenal dengan nilai M (dari
metal).jadi pada saat tercapai nilai P pada pH 8,3
OH- + H+ H2O
Nilai P menunjukkan OH- dan ½ CO3 = (HCO3-)
Jika dalam air hanya ada karbonat , bikarbonat, dan hidroksida maka unsur alkalinitas
dapat ditentukan dengan bantuan dari tabel.
Tabel
Perhitungan mencari kadar unsur alkalinitas

Hasil OH- CO32- HCO3-


P=0 0 0 M
2P<M 0 2P M-2P
2P=M 0 2P 0
2P>M 2P-M 2(M-P) 0
P=M M 0 0

Catatan : Alkalinitas hanya terdiri dari CO 32-, HCO3-, OH-, P = alkalinitas PP, M =
alkalinitas MO

d) Besi dan Mangan


Garam besi mempunyai pengaruh yang berbeda-beda dalam proses tekstil.Pada
proses pemasakan dan pengelantangan , garam besi dapat menimbulkan noda-noda
kuning coklat pada bahan dan memperbesar kerusakan selulosa karena logam berat
akan berfungsi sebagai katalis dalam penguraian zat pengelantang. Senyawa besi
juga dapat bereaksi dengan zat warna reaktif membentuk ikatan kompleks sehingga
mempengaruhi warna yang dihasilkan.

e)Silikat

33
Adanya silikat dalam air proses tidak dihendaki , karena endapan silikat murni sulit
dihilangkan sehingga dapat menyumbat pipa-pipa dan melapisi dinding ketel uap
bertekanan tinggi.

f) klorida
Kadar klorida yang terlalu tinggi akan menyebabkan kerusakan pada peralatan yang
terbuat dari besi.

g) Kesadahan
Kesadahan disebabkan oleh garam-garam kalsium dan magnesium yang menyebabkan
sabun-sabun lengket, sehingga dapat menimbulkan :
 Kesukaran dalam pegangan kain
 Tidak ratanya hasil pencelupan
 Mengendapkan zat warna karena terbentuknya ikatan kompleks
Kesadahan dapat digolongkan menjadi :
 Kesadahan sementara yang disebabkan oleh adanya CaCO 3 ,Ca(HCO3) ,
MgCO3, Mg(HCO3)
 Kesadahan tetap , yang disebabkan oleh senyawa CaCl 2 , CaSO4, MgCl2
, MgSO4.
 Kesadahan total atau kesadahan jumlah , yaitu jumlah dari kesadahan
tetap dan kesadahan sementara yang ada dalam air.
Untuk syarat air proses pada industri tekstil ditetapkan batas maksimal kesadahan total
sebesar 3 DH.Satuan yang digunakan ialah derajat Jerman, dimana 1 DH setara
dengan 10 mg/l CaO.
Standar air untuk proses tekstil
No Kandungan dalam air Jumlah (mg/L)
1 Kekeruhan 5.0
2 Warna Tidak berwarna
3 Besi 0.1
4 Mangan 0.1
5 Logam berat lain 0.01
6 Alumunium 0.5
7 Kesdahan jumlah 30.0 = 30dH
8 Alkalinitas 75
9 Jumlah gas terlarut 150
10 Ion –ion
11 Silikat 110.0
12 Sulfat 100.0

34
13 Khlorida 100.0
14 Calsium 10.0
15 Magnesium 5.0
16 Bikarbonat 200.0

Kesadahan total adalah jumlah ion-ion Ca dan Mg yang terkandung didalam air.Ion-
ion ini dapat ditentukan melalui titrasi kompleksometri yaitu suatu titrasi dengan
menggunakan larutan komplekson(EDTA / etilenadiamintetra asetat).
EDTA adalah suatu senyawa yang dapat membentuk pasangan kimiawi secara ikatan
kompleks dengan ion-ion kesadahan.Indikator yang dipakai pada titrasi
kompleksometri merupakan asam atau basa lemah organic yang dapat membentuk
ikatan kompleks dengan logam , dan warna senyawa tersebut berbeda dengan warna
indicator dalan keadaan bebas.Indikator yang sering digunakan adalah EBT
(Eriochrome Black T), sejenis indicator yang berwarna merah apabila berada dalam
larutan yang mengandung ion kalsium dan magnesium pada pH 10.Indikator yang lain
adalah Murexid , suatu senyawa yang berwarna merah jika berada dalam larutan yang
mengandung ion kalsium saja.
Pada penetapan kesadahan ada beberapa factor yang biasanya menggangu penetapan
ion Ca dan Mg ini diantaranya adanay kation seperti Al 3+, Fe3+, Fe2+, dan Mn2+, dan
juga ikut bergabung dengan EDTA membentuk senyawa kompleks. jika kesadahan
terlalu tinggi endapan Ca2+ dapat muncul dalam waktu titrasi lebih dari 5 menit ,oleh
karena itu sample harus diencerkan.

h. Pelunakan Air Sadah


Maksud dari pelunakan disini adalah penghapusan ion-ion penyebab kesadahan dalam
air.Kesadahan air terutama disebabkan oleh ion Mg 2+ dan Ca2+. Air sadah akan
mengendapkan sabun, akibatnya penggunaan sabun akan lebih banyak.Selain itu akan
merusak beberapa jenis zat warna pada proses pencelupan, kelebihan ion Ca 2+ serta ion
CO32- juga mengakibatkan kerak pada dinding ketel uap yang disebabkan oleh
endapan kalsium karbonat.
Beberapa proses untuk pelunkan air sadah adalah :
 Cara Pemanasan : Cara ini hanya dapat menghilangkan kesadahan sementara
yang disebabkan bikarbonat-bikarbonat dari ion kesadahan
 Cara Pengendapan :Cara ini merupakan cara yang paling murah yang dapat
mengendapkan kesadahan total.Pada cara ini garam-garam kalsium dan
magnesium penyebab kesadahan diendapkan sebagai karbonat –karbonat.

35
Sebagai zat pengendap dipakai campuran Na 2CO3 dan Ca(OH)2 atau campuran
NaOH dan Ca(OH)2
 Cara penukar ion : Cara ini sangat mahal tetapi efesiensi cukup tinggi, cocok
dipakai untuk penyediaan air kotor .Pada saat ini kalsium dan magsnesium yang
terkandung dalam air ketel pada cara ini kalsium dan magnesium yang
terkandung didalam air didesak oleh ikatan oleh senyawa penukar ion.

36
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Air umpan adalah air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi
steam.

2. Secara umum persyaratan air umpan boiler adalah :

- Air tidak boleh membentuk kerak / endapan yang membahayakan.

- Air tidak boleh korosif terhadap dinding atau pipa – pipa boiler

- Air tidak boleh mengakibatkan terjadinya “carry over”

3. Air proses adalah Air proses adalah air yang digunakan dalam bidang
manufaktur atau proses perawatan dalam produksi.contohnya air yang
digunakan untuk mencuci, membilas, kontak langsung, pendinginan, untuk
merekasikan bahan kimia dan aplikasi pengolahan makanan.
4. Secara umum persyaratan air proses yaitu :
- Tidak berasa
- Tidak berbau
- Tidak mengandung mikroorganisme
- Tidak mengandung logam berat

B. Saran

Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan


penulisan makalah di kemudian hari.

37
DAFTAR PUSTAKA

- Austin, T.George. 1996. ”Industri Proses Kimia”. Edisi kelima, Jilid 1.


Penerbit Erlangga.id
- www.scribd.com
- www.lautan-luas.com
- www.academia.edu

38

Anda mungkin juga menyukai