Disusun oleh
TRANSFER MASSA
(D-04)
Disusun Oleh :
Fuad Hanif S
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan resmi
Praktikum Dasar Teknik Kimia yang berjudul “Koefisien Transfer Massa” dengan
tepat.
Tujuan dari pembuatan Laporan resmi ini adalah untuk memenuhi syarat
kelulusan mata kuliah Praktikum Dasar Teknik Kimia.
Dengan selesainya laporan ini, penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Ir. Danang Jaya, MT, selaku Kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia
UPN “ Veteran “ Yogyakarta.
2. Fuad Hanif S., selaku asisten pembimbing Praktikum Dasar Tenik Kimia pada
acara KoefisienTransfer Massa (D-04).
3. Staff Laboratorium Dasar Teknik Kimia
4. Rekan-rekan sesama praktikan
Penyusun menyadari adanya ketidaksempurnaan dan masih banyak kekurangan
yang terdapat dalam laporan ini. Oleh karena itu, saran yang bersifat konstruktif
sangat kami harapkan dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
iii| P a g e
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1
I.2. Tujuan .................................................................................................................. 1
I.3. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 1
BAB II. PELAKSANAAN PERCOBAAN
II.1 Alat-alat .................................................................................................... 5
II.2 Bahan………………………………………………………………… 5
II.3 Gambar rangkaian alat………………………………………………. 5
II.4 Cara kerja……………………………………………………………..5
II.5 Bagan alir……………………………………………………………..6
II.6 Analisa perhitungan…………………………………………………..6
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………….8
BAB IV.PENUTUP…………………………………………………………….12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...13
LAMPIRAN
iv| P a g e
DAFTAR GAMBAR
v| P a g e
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hubungan antara waktu dengan perubahan berat pada L = 3 cm 8
Tabel 2. Hubungan antara waktu dengan perubahan berat pada L = 5 cm 8
Tabel 3. Hubungan antara waktu dengan perubahan berat pada L = 7 cm 9
Tabel 4. Hubungan antara tinggi tumpukan dengan nilai kCa 10
vi| P a g e
DAFTAR LAMBANG
vii| P a g e
INTISARI
Dalam industri kimia, operasi transfer massa dari satu fase ke fase yang lain
digunakan sebagai bahan dasar pemisahan komponen dari campurannya. Pada
percobaan ini dilakukan dengan menggunakan kapur barus atau naftalena (C10H8) yang
dikontakkan dengan udara. Terjadi transfer massa dari fase padat (naftalena) ke fase
gas (udara) yang dikenal sebagai sublimasi.
Percobaan ini dilakukan dengan cara memasukkan kapur barus atau naftalena ke
dalam tabung gelas dengan ketinggian 3 cm kemudian menimbangnya. Hasil penimbangan
dicatat sebagai berat mula-mula. Kemudian memasukkan kembali naftalena ke dalam
tabung gelas, kemudian menghidupkan blower. Mematikan blower setelah selang waktu 150
detik dan menimbang naftalena. Hasil penimbangan dicatat sebagai berat akhir. Melakukan
percobaan sebanyak 12 kali dengan selang waktu yang sama. Mengulangi kembali langkah
di atas dengan tinggi tumpukan naftalena 5 cm dan 7 cm.
Dari hasil perhitungan dan grafik dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi
tumpukan naftalena, maka koefisien transfer massa semakin kecil dengan persamaan garis
: y = -0,3995*x – 1,6516. Untuk harga kCa dengan tinggi tumpukan 3 cm = 0,01439 s-1,
tinggi tumpukan 5 cm = 0,011647 s-1, dan tinggi tumpukan 7 cm = 0,01032 s-1.
Kata kunci : naftalena, transfer massa, koefisien transfer massa
viii| P a g e
Laporan Seminar
Praktikum Pemisahan Difusional
Koefisien Transfer Massa (D-04)
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Dalam industri kimia, operasi transfer massa dari satu fase ke fase
yang lain digunakan sebagai bahan dasar pemisahan komponen dari
campurannya. Sebagai contoh, penerapan proses transfer massa dalam
pemurnian belerang dengan menghembuskan udara untuk menghilangkan
kotorannya.
Pada percobaan ini dilakukan dengan menggunakan kapur barus
atau naftalena (C10H8) yang dikontakkan dengan udara. Naftalena
merupakan senyawa hidrokarbon aromatik yang memiliki rumus sebagai
berikut:
1|Page
kCa adalah nilai transfer massa per satuan bidang per satuan beda
konsentrasi dan biasanya didasarkan kecepatan mulai yang seragam
(Mc.cabe,1983).
Dengan menganggap diameter zat padat konstan pada elemen volume
tertentu pada kondisi steady state dapat ditulis :
2|Page
CAg2 L
-ln(CAs -CAg ) | = kCa
CAg1 G
CAs -CAg1 L
ln | | = kCa
CAs -CAg2 G
Pada suatu aliran masuk (gas) belum ada zat padat yang terikut sehingga
CAg1 dianggap nol, sehingga
𝐶𝐴𝑠 𝐿
ln | | = 𝑘𝐶𝑎
𝐶𝐴𝑠 − 𝐶𝐴𝑔2 𝐺
m
𝐺. 𝐴. (𝐶𝐴𝑔1 − 𝐶𝐴𝑔2 ) = t
Kecepatan perpindahan massuk (gas) be;um ada padat dalam gas ekuivalen
dengan berat zat pada satuan waktu, maka dapat ditulis :
m
CAg2 =
G.A.t
G CAs
kCa = ln | m |
L CAs - G.A.t
I.4 Hipotesis
Semakin tinggi tumpukan naftalena semakin kecil nilai koefisien transfer massa
(KCa). Berdasarkan rumus, hubungan antara KCa dan L adalah berbanding terbalik
sehingga semakin tinggi tumpukan maka semakin kecil koefisien transfer massa
3|Page
G CAs
kCa = ln
L CA - ∆m
s G.𝐴 .t
𝑡
4|Page
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
II. 1 Alat
1. Timbangan
2. Gelas Arloji
3. Stopwatch
II. 2 Bahan
1. Naftalena (C10H8) atau kapur barus
II. 3 Rangkaian Alat
5|Page
menghidupkan blower.
Blower dimatikan setelah selang waktu 150 detik dan
menimbang naftalena. Hasil penimbangan dicatat sebagai berat akhir.
Pecobaan dilakukan sebanyak 12 kali dengan selang waktu yang sama.
Ulangi kembali pecobaan dari awal ketinggian tumpukan naftalena yang
berbeda.
II.5 Bagan Alir
Menyusun naftalena ke dalam tabung gelas dengan tinggi
3 cm dengan posisi vertikal
6|Page
𝐺′
𝐺=
𝐴𝑃
c) Menghitung koefisien transfer massa
𝐺 𝐶𝐴𝑠
𝑘𝐶𝑎 = ln(
𝐿 ∆𝑚
𝐶𝐴𝑠 −
𝐺. 𝐴𝑡 . 𝑡
d) Menghitung persen (%) kesalahan
𝑦 𝑑𝑎𝑡𝑎 − 𝑦 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = | | 100%
𝑦 𝑑𝑎𝑡𝑎
7|Page
BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
III.1 Hasil Percobaan
Kecepatan volumetric udara masuk = 360 cm3 ⁄s
Konsetrasi jenuh nafthalene = 4,5982.10-6 gmol⁄cm3
Diameter tabung = 6,7 cm
Luas tabung = 30,175 cm2
Diameter pipa = 1,3 cm
Luas penampang pipa = 1,3266 cm2
BM Nafthalene = 128 gr⁄gmol
Selang waktu = 150 s
1. Tabel hubungan antara waktu dan perubahan berat 𝐿 = 3 𝑐𝑚
Waktu (detik) Massa Nafhtalene
No. ∆W M
= ∆𝑡 Awal Akhir
1. 150 60,6 60,44 0,16 0,00125
2. 150 60,44 60,35 0,09 0,000703
3. 150 60,35 60,23 0,12 0,000938
4. 150 60,23 60,15 0,08 0,000625
5. 150 60,15 60,03 0,12 0,000937
6. 150 60,03 59,93 0,1 0,000781
7. 150 59,93 59,81 0,12 0,000937
8. 150 59,81 59,71 0,1 0,000781
9. 150 59,71 59,58 0,13 0,001016
10. 150 59,58 59,45 0,13 0,001016
11. 150 59,45 59,35 0,1 0,000781
12. 150 59,35 59,23 0,12 0,000938
8|Page
9|Page
III.1 Pembahasan
Berdasarkan data Percobaan yang didapat maka dapat dibuat hubungan
antara KCa dengan Variabel tinggi tumpukan Naftalen (L)
Tabel 4. Hubungan antara KCa dengan variabel tinggi tumpukan Naftalen
No. 𝐿 (𝑐𝑚) 𝐾𝐶𝑎 (𝑠 −1 )
1. 3 1,434.10−2
2. 5 1,164.10−2
3. 7 1,032.10−2
Pada grafik hubunganantara log L dan log kCa dapat dilihat bahwa
nilai koefesien transfer massa kCa berbanding terbalik dengan tinggi
10 | P a g e
11 | P a g e
BAB IV
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan maka diperoleh:
1. Semakin besar tinggi tumpukan naftalena (L) maka semakin kecil koefisien
transfer massanya (kCa)
a. Percobaan I dengan L = 3 cm diperoleh harga kCa = 1,439*10 -2/s
b. Percobaan II dengan L = 5 cm diperoleh harga kCa = 1,164*10 -2/s
c. Percobaan III dengan L = 7 cm diperoleh harga kCa = 1,032*10 -2/s
Dengan metode Least Square diperoleh harga kCa untuk berbagai L
mengikuti persamaan linier : y = -0,3995*x – 1,6516 dengan
% kesalahan rata-rata adalah 0,1126%.
12 | P a g e
Page | 13
LAMPIRAN
Perhtiungan
1. Menghitung luas
Luas penampung tabung
π
A t = D2
4
3,14 2
= 6,2 cm2
4
= 30,175 cm2
Luas penampang pipa
π
A t = D2
4
3,14 2
= 1,3 cm2
4
= 1,3266 cm2
2. Menghitung kecepatan linier garis (𝐺)
Keceptan volumetric udara masuk =360 cm3 ⁄detik
Luas penampang pipa = 1,3266 cm2
G'
G=
Ap
360 cm3 ⁄detik
=
1,3266 cm2
=271 ,36 cm⁄detik
3. Menghitung koefisien transfer massa (𝐾𝐶𝑎 )
𝐺 𝐶𝐴𝑠
𝐾𝐶𝑎 = 𝑙𝑛
𝐿 𝐶𝐴 − ∆𝑀
𝑠 𝐺. 𝐴𝑡 . ∆𝑡
a. Pada 𝐿 = 3 𝑐𝑚
Data 1 : ∆𝑀 = 0,00125 𝑔𝑚𝑜𝑙
271,36 cm⁄s 4,5982.10-6 gmol⁄cm3
KCa = ln =0,02 s -1
3 cm 0,00125 gmol
4,5982.10-6 gmol⁄cm3 -
271,36 cm⁄s .30,175 cm2 .150 cm
Dengan analog yang sama diperoleh harga 𝐾𝐶𝑎
Tabel Hubungan antara perbedaan mol dengan nilai 𝐾𝐶𝑎 (𝐿 = 3 𝑐𝑚)
No. ∆𝑀 (𝑔𝑚𝑜𝑙) 𝐾𝐶𝑎 (𝑠 −1
1 0,00125 0,020015
2 0,000703 0,011258
3 0,000938 0,015011
4 0,000625 0,010007
5 0,000937 0,015011
6 0,000781 0,012509
7 0,000937 0,015011
8 0,000781 0,012509
9 0,001016 0,016262
10 0,001016 0,016262
11 0,000781 0,012509
12 0,000938 0,015011
KCa rata-rata 0,014281
b. Pada 𝐿 = 5 𝑐𝑚
Data 1 : ∆𝑀 = 0,00125 𝑔𝑚𝑜𝑙
c. Pada 𝐿 = 7 𝑐𝑚
Data 1 : ∆𝑀 = 0,0014062 𝑔𝑚𝑜𝑙
%
No X y data y hitung kesalahan
1 0,4771 -1,8419 -1,8422 0,0163
2 0,6990 -1,9341 -1,9308 0,1706
3 0,8541 -1,9862 -1,9892 0,151
% kesalahan rata-rata 0,1126
PERTANYAAN dan JAWABAN
1. Irma Wija Kusumastuti (121160055)
Kenapa pakai blower?
Karena mempertimbangkan kecepatan udara. Kecepatan fan dianggap kurang
sedangkan kompresor dianggap terlalu tinggi untuk praktikum ini. Jika
menggunakan fan, transfer massa menjadi lambat sedangkan menggunakan
kompresor membuat nafthalen cepat habis.
2. Luh Gede Gandis Arianti Wijaya (121160029)
Nafthalen disusun vertikal, kenapa?
Karena mempertimbangkan luas kontak naftahalene dengan udara. Jika
nagtahlen disusun vertiikal luas kojntaknya dengan udara lebih luas.
3. Muchamad Supriyadi (121160047)
Kenapa pakai nafthalene? Contoh lain selain nafrthalene?
Karena nafthalene posisinya terletak dititik tripel point pada kurva
kesetimbangan fasa sehingga mudah menyublim. Selain dapat menggunakan
nafthalene juga bisa menggunakan amonium klorida.
4. Fu’ad Hanif S. (121150090)
Apa gaya dorong yang terjadi?
Pada transfer massa ini, driving forcenya adalah perbedaan konsentrasi.
5. Fredy Ary Sadewa (121140182)
Transfer massa adalah ?
Transfer massa adalah gerakan dari satu komponen atau lebih dalam satu fasa ke
fasa yang lain.
6. Fu’ad Hanif S. (121150090)
Bisa ngga sistemnya diganti dengan sistem continu?
Tidak bisa, karena nafthalene yang diblower tidak akan habis sebab akan
mencapai kejenuhan.
7. Fredy Ary Sadewa (121140182)
Salah satu contoh difusi transfer massa?
Salah contoh transfer massa seperti es yang menguap, difusi pada asam oksalat
yang diletakkan didalam bak.
8. Fredy Ary Sadewa (121140182)
Difusi karena tekanan bisa atau tidak?
Bisa, peristiwa dapat terjadi karena adanya perbedaan tekanan. Contohnya
perpindahan massa pada peristiwa respirasi manusia.
9. Garry Guritno HP (121150038)
Mungkin kag Cag sama dengan nilai Cas?
Tidak, karena ketika nilai Cas dengan Cag maka nilai kCa tak terdifinis/tak
hingga.