Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN SEMINAR

PRAKTIKUM TEKNIK PEMISAHAN DIFUSIONAL


TRANSFER MASSA
(D-04)

Disusun oleh

Nadia Rochmah Kurnia Pratiwi 121160163


Andriesta Eka Maulana 121160168

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA S1
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2018
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN SEMINAR PEMISAHAN DIFUSIONAL

TRANSFER MASSA
(D-04)

Disusun Oleh :

Nadia Rochmah Kurnia Pratiwi 121160163


Andriesta Eka Maulana 121160168

Yogyakarta, 4 juni 2018


Disetujui
Asisten pembimbing

Fuad Hanif S
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan resmi
Praktikum Dasar Teknik Kimia yang berjudul “Koefisien Transfer Massa” dengan
tepat.
Tujuan dari pembuatan Laporan resmi ini adalah untuk memenuhi syarat
kelulusan mata kuliah Praktikum Dasar Teknik Kimia.
Dengan selesainya laporan ini, penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Ir. Danang Jaya, MT, selaku Kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia
UPN “ Veteran “ Yogyakarta.
2. Fuad Hanif S., selaku asisten pembimbing Praktikum Dasar Tenik Kimia pada
acara KoefisienTransfer Massa (D-04).
3. Staff Laboratorium Dasar Teknik Kimia
4. Rekan-rekan sesama praktikan
Penyusun menyadari adanya ketidaksempurnaan dan masih banyak kekurangan
yang terdapat dalam laporan ini. Oleh karena itu, saran yang bersifat konstruktif
sangat kami harapkan dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, Juni 2018

Penyusun

iii| P a g e
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ................................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ v
DAFTAR TABEL.......................................................................................................... vi
DAFTAR LAMBANG ......................................................................................... vii
INTISARI .............................................................................................................. viii

BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1
I.2. Tujuan .................................................................................................................. 1
I.3. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 1
BAB II. PELAKSANAAN PERCOBAAN
II.1 Alat-alat .................................................................................................... 5
II.2 Bahan………………………………………………………………… 5
II.3 Gambar rangkaian alat………………………………………………. 5
II.4 Cara kerja……………………………………………………………..5
II.5 Bagan alir……………………………………………………………..6
II.6 Analisa perhitungan…………………………………………………..6
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………….8
BAB IV.PENUTUP…………………………………………………………….12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...13
LAMPIRAN

iv| P a g e
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gugus Naftalena ......................................................................................... 1


Gambar 2. Mekanisme Transfer Massa ........................................................ 2
Gambar 3. Rangkain Alat Transfer Massa ................................................... 5
Gambar 4. Grafik Hubungan Antara x (Log L) dengan y (Log kCa) ............ 10

v| P a g e
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hubungan antara waktu dengan perubahan berat pada L = 3 cm 8
Tabel 2. Hubungan antara waktu dengan perubahan berat pada L = 5 cm 8
Tabel 3. Hubungan antara waktu dengan perubahan berat pada L = 7 cm 9
Tabel 4. Hubungan antara tinggi tumpukan dengan nilai kCa 10

vi| P a g e
DAFTAR LAMBANG

𝐴𝑃 = Luas peaampung pipa (cm2 )


𝐴𝑡 = Luas penampang tabung gelas (cm2)
𝐶𝐴𝑔 = Konsentrasi zat pada setiap saat (gmol/cm3)
𝐶𝐴𝑆 = Konsentrasi jenuh zat pada interface (gmol/cm3)
𝐷𝑝 = Diameter pipa (cm)
𝐷𝑡 = Diameter dalam tabung gelas (cm)
G = Kecepatan linier udara (cm/s)
G = Kecepatan volumetrik udara (cm3/s)

𝑘𝐶𝑎 = Koefisien transfer massa volumetrik (s-1)


L = Tinggi tumpukan (cm)
∆𝑚 = mol naftalena yang tersublimasi (gmol)
𝜕𝑁𝑎
= Kecepatan zat padat yang hilang tiap satuan waktu (gmol/cm2s)
𝜕𝑡

vii| P a g e
INTISARI
Dalam industri kimia, operasi transfer massa dari satu fase ke fase yang lain
digunakan sebagai bahan dasar pemisahan komponen dari campurannya. Pada
percobaan ini dilakukan dengan menggunakan kapur barus atau naftalena (C10H8) yang
dikontakkan dengan udara. Terjadi transfer massa dari fase padat (naftalena) ke fase
gas (udara) yang dikenal sebagai sublimasi.

Percobaan ini dilakukan dengan cara memasukkan kapur barus atau naftalena ke
dalam tabung gelas dengan ketinggian 3 cm kemudian menimbangnya. Hasil penimbangan
dicatat sebagai berat mula-mula. Kemudian memasukkan kembali naftalena ke dalam
tabung gelas, kemudian menghidupkan blower. Mematikan blower setelah selang waktu 150
detik dan menimbang naftalena. Hasil penimbangan dicatat sebagai berat akhir. Melakukan
percobaan sebanyak 12 kali dengan selang waktu yang sama. Mengulangi kembali langkah
di atas dengan tinggi tumpukan naftalena 5 cm dan 7 cm.

Dari hasil perhitungan dan grafik dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi
tumpukan naftalena, maka koefisien transfer massa semakin kecil dengan persamaan garis
: y = -0,3995*x – 1,6516. Untuk harga kCa dengan tinggi tumpukan 3 cm = 0,01439 s-1,
tinggi tumpukan 5 cm = 0,011647 s-1, dan tinggi tumpukan 7 cm = 0,01032 s-1.
Kata kunci : naftalena, transfer massa, koefisien transfer massa

viii| P a g e
Laporan Seminar
Praktikum Pemisahan Difusional
Koefisien Transfer Massa (D-04)

BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Dalam industri kimia, operasi transfer massa dari satu fase ke fase
yang lain digunakan sebagai bahan dasar pemisahan komponen dari
campurannya. Sebagai contoh, penerapan proses transfer massa dalam
pemurnian belerang dengan menghembuskan udara untuk menghilangkan
kotorannya.
Pada percobaan ini dilakukan dengan menggunakan kapur barus
atau naftalena (C10H8) yang dikontakkan dengan udara. Naftalena
merupakan senyawa hidrokarbon aromatik yang memiliki rumus sebagai
berikut:

Gambar 1. Gugus Naftalena


Dalam hal ini, terjadi transfer massa dari fase padat (naftalena) ke
fase gas (udara) yang dikenal sebagai sublimasi.
I. 2 Tujuan Percobaan
Mencari besarnya koefisien transfer masssa (kCa) dengan
menggunakan variabel tinggi tumpukan (L) naftalena (C10H8) sehingga
diperoleh hubungan antara koefisien transfer masssa (kCa) dengan tinggi
tumpukan naftalena (L).
I. 3 Tinjauan Pustaka
Transfer massa adalah gerakan dari satu komponen atau lebih dalam
satu fasa ke fasa yang lain. Peristiwa transfer massa diantaranya adalah

1|Page

Nadia Rochmah Kurnia Pratiwi 121160163


Andriesta Eka Maulana 121160168
Laporan Seminar
Praktikum Pemisahan Difusional
Koefisien Transfer Massa (D-04)

difusi, ekstraksi, dan distilasi.


(McCabe, 1983)
Adanya gerakan komponen tersebut disebabkan oleh adanya
perbedaan konsentrasi. Gaya pendorong ini mengubah kondisi sistem ke
kesetimbangan dimana pada semua bagian sistem konsentrasinya sama.
Menyublim adalah peristiwa perubahan wujud zat dari padat
menjadi gas, menyublim sering disebut juga dengan istilah penyubliman
atau sublim. Penyubliman kapur barus atau naftalena pada fixed bed, fase
padat dilalui gas secara kontinu. Bila konsentrasi antar muka kedua fase
lebih besar dari pada konsentrasi gas yang mengalir, maka terjadi transfer
massa langsung dari fase padat ke fase gas
(Brown, G.G. 1978)
KCa adalah nilai transfer massa per satuan bidang per satuan beda
konsentrasi dan biasanya didasarkan kecepatan mulai yang seragam.
(Mc.cabe,1983)
Pada keadaan steady state, kecepatan perpindahan massa dari padat
ke fase gas:
𝜕𝑁𝑎
= 𝑘𝐶𝑎 (𝐶𝐴𝑆 − 𝐶𝐴𝑔 …………….. (1 )
𝜕𝑇

kCa adalah nilai transfer massa per satuan bidang per satuan beda
konsentrasi dan biasanya didasarkan kecepatan mulai yang seragam
(Mc.cabe,1983).
Dengan menganggap diameter zat padat konstan pada elemen volume
tertentu pada kondisi steady state dapat ditulis :

2|Page

Nadia Rochmah Kurnia Pratiwi 121160163


Andriesta Eka Maulana 121160168
Laporan Seminar
Praktikum Pemisahan Difusional
Koefisien Transfer Massa (D-04)

Gambar 3. Mekanisme transfer massa


Neraca kecepatan
Kecepatan masuk - kecepatan keluar = kecepatan akumulasi

G.A.CAg |z -G.A.CAg |z+∆z kCa .Az .(CAs -CAg ).∆Z


=-
∆Z.Az ∆Z.Az
G.CAg |z -G.CAg |z+∆z kCa .(CAs -CAg ).∆Z
lim =-
∆z→0 ∆Z ∆Z
G.dCAg
- =-kCa
dZ
CA g2
dCAg kCa Z=L
∫ = ∫ dZ
CA g1 (CAs -CAg ) G Z=0

CAg2 L
-ln(CAs -CAg ) | = kCa
CAg1 G
CAs -CAg1 L
ln | | = kCa
CAs -CAg2 G
Pada suatu aliran masuk (gas) belum ada zat padat yang terikut sehingga
CAg1 dianggap nol, sehingga

𝐶𝐴𝑠 𝐿
ln | | = 𝑘𝐶𝑎
𝐶𝐴𝑠 − 𝐶𝐴𝑔2 𝐺
m
𝐺. 𝐴. (𝐶𝐴𝑔1 − 𝐶𝐴𝑔2 ) = t

Kecepatan perpindahan massuk (gas) be;um ada padat dalam gas ekuivalen
dengan berat zat pada satuan waktu, maka dapat ditulis :
m
CAg2 =
G.A.t

G CAs
kCa = ln | m |
L CAs - G.A.t

I.4 Hipotesis
Semakin tinggi tumpukan naftalena semakin kecil nilai koefisien transfer massa
(KCa). Berdasarkan rumus, hubungan antara KCa dan L adalah berbanding terbalik
sehingga semakin tinggi tumpukan maka semakin kecil koefisien transfer massa

3|Page

Nadia Rochmah Kurnia Pratiwi 121160163


Andriesta Eka Maulana 121160168
Laporan Seminar
Praktikum Pemisahan Difusional
Koefisien Transfer Massa (D-04)

G CAs
kCa = ln
L CA - ∆m
s G.𝐴 .t
𝑡

4|Page

Nadia Rochmah Kurnia Pratiwi 121160163


Andriesta Eka Maulana 121160168
Laporan Seminar
Praktikum Pemisahan Difusional
Koefisien Transfer Massa (D-04)

BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
II. 1 Alat
1. Timbangan
2. Gelas Arloji
3. Stopwatch
II. 2 Bahan
1. Naftalena (C10H8) atau kapur barus
II. 3 Rangkaian Alat

Gambar 4. Rangkaian Alat Transfer Massa Keterangan gambar:


1. Tabung gelas dengan tutup yang berlubang
2. Tumpukan Naftalena
3. Statif
4. Blower
II. 4 Cara Kerja
Merangkai alat sesuai gambar rangkaian alat, naftalena dimasukkan
ke dalam tabung gelas dengan ketinggian tertentu, kemudian dikeluarkan
kembali untuk dihitung beratnya dengan ditimbang dan naftalena yang
telah ditimbang dimasukkan kembali ke dalam tabung gelas kemudian

5|Page

Nadia Rochmah Kurnia Pratiwi 121160163


Andriesta Eka Maulana 121160168
Laporan Seminar
Praktikum Pemisahan Difusional
Koefisien Transfer Massa (D-04)

menghidupkan blower.
Blower dimatikan setelah selang waktu 150 detik dan
menimbang naftalena. Hasil penimbangan dicatat sebagai berat akhir.
Pecobaan dilakukan sebanyak 12 kali dengan selang waktu yang sama.
Ulangi kembali pecobaan dari awal ketinggian tumpukan naftalena yang
berbeda.
II.5 Bagan Alir
Menyusun naftalena ke dalam tabung gelas dengan tinggi
3 cm dengan posisi vertikal

Menimbang naftalena dan mencatat sebagai berat awal

Menyusun kembali naftalena ke dalam tabung gelas

Menghidupkan blower dan mematikan setelah selang waktu 150 detik

Menimbang kembali naftalena. Mencatat sebagai berat


akhir dan berat awal untuk data berikutnya

Melakukan percobaan sebanyak 12 kali dengan selang


waktu yang sama

Mengulangi langkah di atas dengan tinggi tumpukan 5 cm


dan 7 cm

II.6 Analisis Perhitungan


a) Menentukan luas
𝜋
Luas penampang tabung gelas 𝐴𝑡 = 4 𝐷2
𝜋
Luas penampang tabung pipa 𝐴𝑝 = 4 𝐷2

b) Menentukan kecepatan linear gas

6|Page

Nadia Rochmah Kurnia Pratiwi 121160163


Andriesta Eka Maulana 121160168
Laporan Seminar
Praktikum Pemisahan Difusional
Koefisien Transfer Massa (D-04)

𝐺′
𝐺=
𝐴𝑃
c) Menghitung koefisien transfer massa
𝐺 𝐶𝐴𝑠
𝑘𝐶𝑎 = ln(
𝐿 ∆𝑚
𝐶𝐴𝑠 −
𝐺. 𝐴𝑡 . 𝑡
d) Menghitung persen (%) kesalahan
𝑦 𝑑𝑎𝑡𝑎 − 𝑦 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = | | 100%
𝑦 𝑑𝑎𝑡𝑎

7|Page

Nadia Rochmah Kurnia Pratiwi 121160163


Andriesta Eka Maulana 121160168
Laporan Seminar
Praktikum Pemisahan Difusional
Koefisien Transfer Massa (D-04)

BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
III.1 Hasil Percobaan
Kecepatan volumetric udara masuk = 360 cm3 ⁄s
Konsetrasi jenuh nafthalene = 4,5982.10-6 gmol⁄cm3
Diameter tabung = 6,7 cm
Luas tabung = 30,175 cm2
Diameter pipa = 1,3 cm
Luas penampang pipa = 1,3266 cm2
BM Nafthalene = 128 gr⁄gmol
Selang waktu = 150 s
1. Tabel hubungan antara waktu dan perubahan berat 𝐿 = 3 𝑐𝑚
Waktu (detik) Massa Nafhtalene
No. ∆W M
= ∆𝑡 Awal Akhir
1. 150 60,6 60,44 0,16 0,00125
2. 150 60,44 60,35 0,09 0,000703
3. 150 60,35 60,23 0,12 0,000938
4. 150 60,23 60,15 0,08 0,000625
5. 150 60,15 60,03 0,12 0,000937
6. 150 60,03 59,93 0,1 0,000781
7. 150 59,93 59,81 0,12 0,000937
8. 150 59,81 59,71 0,1 0,000781
9. 150 59,71 59,58 0,13 0,001016
10. 150 59,58 59,45 0,13 0,001016
11. 150 59,45 59,35 0,1 0,000781
12. 150 59,35 59,23 0,12 0,000938

2. Tabel hubungan antara waktu dan perubahan berat 𝐿 = 5 𝑐𝑚

8|Page

Nadia Rochmah Kurnia Pratiwi 121160163


Andriesta Eka Maulana 121160168
Laporan Seminar
Praktikum Pemisahan Difusional
Koefisien Transfer Massa (D-04)

Waktu (detik) Massa Nafhtalene


No. ∆W M
= ∆𝑡 Awal Akhir
1. 150 94,7 94,57 0,13 0,001016
2. 150 94,57 94,41 0,16 0,00125
3. 150 94,41 94,27 0,14 0,001094
4. 150 94,27 94,11 0,16 0,00125
5. 150 94,11 93,94 0,17 0,001328
6. 150 93,94 93,78 0,16 0,00125
7. 150 93,78 93,61 0,17 0,001328
8. 150 93,61 93,45 0,16 0,00125
9. 150 93,45 93,26 0,19 0,001484
10. 150 93,26 93,15 0,11 0,000859
11. 150 93,15 92,97 0,18 0,001406
12. 150 92,97 92,81 0,16 0,00125

3. Tabel hubungan antara waktu dan perubahan berat L = 7 cm


Waktu (detik) Massa Nafhtalene
No. ∆W M
= ∆𝑡 Awal Akhir
1. 150 130,96 130,78 0,18 0,0014062
2. 150 130,78 130,60 0,18 0,0014082
3. 150 130,60 130.4 0,2 0,0015625
4. 150 130.4 130,21 0,19 0,0014844
5. 150 130,21 130,05 0,15 0,001418
6. 150 130,05 129,86 0,18 0,0014844
7. 150 129,86 129,68 0,2 0,0015625
8. 150 129,68 129,48 0,2 0,0015625
9. 150 129,48 129,28 0,2 0,0015625
10. 150 129,28 129,08 0,2 0,0015625

9|Page

Nadia Rochmah Kurnia Pratiwi 121160163


Andriesta Eka Maulana 121160168
Laporan Seminar
Praktikum Pemisahan Difusional
Koefisien Transfer Massa (D-04)

11. 150 129,08 128,88 0,2 0,0015625


12. 150 128,88 128,71 0,17 0,001328

III.1 Pembahasan
Berdasarkan data Percobaan yang didapat maka dapat dibuat hubungan
antara KCa dengan Variabel tinggi tumpukan Naftalen (L)
Tabel 4. Hubungan antara KCa dengan variabel tinggi tumpukan Naftalen
No. 𝐿 (𝑐𝑚) 𝐾𝐶𝑎 (𝑠 −1 )
1. 3 1,434.10−2
2. 5 1,164.10−2
3. 7 1,032.10−2

Gambar .Grafik hubungan Log KCa vs Log L (Tinggi tumpukan naftale)

Pada grafik hubunganantara log L dan log kCa dapat dilihat bahwa
nilai koefesien transfer massa kCa berbanding terbalik dengan tinggi

10 | P a g e

Nadia Rochmah Kurnia Pratiwi 121160163


Andriesta Eka Maulana 121160168
Laporan Seminar
Praktikum Pemisahan Difusional
Koefisien Transfer Massa (D-04)

tumpukan naftalene (L). Dimana semakin tinggi susunan nafthalene


koefisien transfer massanya semakin kecil.
Pada percobaan didapatkan persamaan garis log KCa = -0,3995 log
L - 1.6516 dan didapatkan persen kesalahan rata-rata yaitu 0,1126 %.
Adanya persen kesalahan dapat dipengaruhi oleh udara yang digunakan
sudah jenuh dan kontak antara tangan dengan naphthalene.

11 | P a g e

Nadia Rochmah Kurnia Pratiwi 121160163


Andriesta Eka Maulana 121160168
Makalah Seminar
Praktikum Pemisahan Difusional
Transfer Massa

BAB IV
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan maka diperoleh:
1. Semakin besar tinggi tumpukan naftalena (L) maka semakin kecil koefisien
transfer massanya (kCa)
a. Percobaan I dengan L = 3 cm diperoleh harga kCa = 1,439*10 -2/s
b. Percobaan II dengan L = 5 cm diperoleh harga kCa = 1,164*10 -2/s
c. Percobaan III dengan L = 7 cm diperoleh harga kCa = 1,032*10 -2/s
Dengan metode Least Square diperoleh harga kCa untuk berbagai L
mengikuti persamaan linier : y = -0,3995*x – 1,6516 dengan
% kesalahan rata-rata adalah 0,1126%.

12 | P a g e

Nadia Rochmah Kurnia Pratiwi 121160163


Andriesta Eka Maulana 121160168
DAFTAR PUSTAKA
Brown,G.G.,1978,” Unit Operation” ,P.P.511-513,14th ed.,Modern Asia
Editional, Charles E.Tuttle Company, Tokyo.
Hardjono, 1989, “ Operasi Teknik Kimia II” , Teknik Kimia UGM ,
Yogyakarta.
Mc.Cabe,W.L.,1983,” Operasi Teknik Kimia” ’ hal.140., edisi keempat, jilid 2,
Erlangga, Jakarta.

Page | 13
LAMPIRAN
Perhtiungan
1. Menghitung luas
Luas penampung tabung
π
A t = D2
4
3,14 2
= 6,2 cm2
4
= 30,175 cm2
Luas penampang pipa
π
A t = D2
4
3,14 2
= 1,3 cm2
4
= 1,3266 cm2
2. Menghitung kecepatan linier garis (𝐺)
Keceptan volumetric udara masuk =360 cm3 ⁄detik
Luas penampang pipa = 1,3266 cm2
G'
G=
Ap
360 cm3 ⁄detik
=
1,3266 cm2
=271 ,36 cm⁄detik
3. Menghitung koefisien transfer massa (𝐾𝐶𝑎 )

𝐺 𝐶𝐴𝑠
𝐾𝐶𝑎 = 𝑙𝑛
𝐿 𝐶𝐴 − ∆𝑀
𝑠 𝐺. 𝐴𝑡 . ∆𝑡

a. Pada 𝐿 = 3 𝑐𝑚
Data 1 : ∆𝑀 = 0,00125 𝑔𝑚𝑜𝑙
271,36 cm⁄s 4,5982.10-6 gmol⁄cm3
KCa = ln =0,02 s -1
3 cm 0,00125 gmol
4,5982.10-6 gmol⁄cm3 -
271,36 cm⁄s .30,175 cm2 .150 cm
Dengan analog yang sama diperoleh harga 𝐾𝐶𝑎
Tabel Hubungan antara perbedaan mol dengan nilai 𝐾𝐶𝑎 (𝐿 = 3 𝑐𝑚)
No. ∆𝑀 (𝑔𝑚𝑜𝑙) 𝐾𝐶𝑎 (𝑠 −1
1 0,00125 0,020015
2 0,000703 0,011258
3 0,000938 0,015011
4 0,000625 0,010007
5 0,000937 0,015011
6 0,000781 0,012509
7 0,000937 0,015011
8 0,000781 0,012509
9 0,001016 0,016262
10 0,001016 0,016262
11 0,000781 0,012509
12 0,000938 0,015011
KCa rata-rata 0,014281

KCa rata-rata (L=3 cm) adalah 0,01428 s -1 = 1,4281.10-2 s-1

b. Pada 𝐿 = 5 𝑐𝑚
Data 1 : ∆𝑀 = 0,00125 𝑔𝑚𝑜𝑙

271,36 cm⁄s 4,5982.10-6 gmol⁄cm3


KCa = ln = 0,00976 s -1
5 cm -6 3 0,0010156 gmol
4,5982.10 gmol⁄cm -
271,36 cm⁄s .30,175 cm2 .150 cm
Dengan analog yang sama diperoleh harga 𝐾𝐶𝑎
Tabel Hubungan antara perbedaan mol dengan nilai 𝐾𝐶𝑎 (𝐿 = 5 𝑐𝑚)
No. ∆M (gmol) KCa (s-1 )
1 0,001016 0,009757
2 0,00125 0,012009
3 0,001094 0,010508
4 0,00125 0,012009
5 0,001328 0,012759
6 0,00125 0,012009
7 0,001328 0,012759
8 0,00125 0,012009
9 0,001484 0,014261
10 0,000859 0,008256
11 0,001406 0,01351
12 0,00125 0,012009
KCa rata-rata 0,011821

KCa rata-rata (L=5 cm) adalah 0,011821 s -1 = 1,18211.10-2 s-1

c. Pada 𝐿 = 7 𝑐𝑚
Data 1 : ∆𝑀 = 0,0014062 𝑔𝑚𝑜𝑙

271,36 cm⁄s 4,5982.10-6 gmol⁄cm3


KCa = ln =0,00965 s -1
7 cm 0,0010156 gmol
4,5982.10-6 gmol⁄cm3 -
271,36 cm⁄s .30,175 cm2 .150 cm
Dengan analog yang sma diperoleh harga 𝐾𝐶𝑎
Tabel Hubungan antara perbedaan mol dengan nilai 𝐾𝐶𝑎 (𝐿 = 7 𝑐𝑚)
No. ∆𝑀 (𝑔𝑚𝑜𝑙) 𝐾𝐶𝑎 (𝑠 −1
1 0,001016 0,009757
2 0,00125 0,012009
3 0,001094 0,010508
4 0,00125 0,012009
5 0,001328 0,012759
6 0,00125 0,012009
7 0,001328 0,012759
8 0,00125 0,012009
9 0,001484 0,014261
10 0,000859 0,008256
11 0,001406 0,01351
12 0,00125 0,012009
𝐾𝐶𝑎 rata-rata 0,011821

KCa rata-rata (L=7 cm) adalah 0,011821 s -1 = 1,18211.10-2 s-1

4. Menentukan hubungan dengan L (tinggi tumpukan) dengan


metode least square
log 𝐾𝐶𝑎 = 𝑎 log 𝐿 + 𝑏 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑛𝑏𝑥𝑦 = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥
dimana :
𝑦 = 𝑙𝑜𝑔 𝐾𝐶𝑎 𝑥 = log 𝐿
No 𝐿 (𝑐𝑚) 𝐾𝐶𝑎 (𝑠 −1 ) 𝑦 𝑥 𝑥𝑦 𝑥2
−2-1,8419
1 3 1,434.10 0,4771 -0,8788 0,2276
−2-1,9341
2 5 1,164.10 0,6990 -1,3519 0,4885
−2-1,9862
3 7 1,032.10 0,8451 -1,6785 0,7142
−2-5,7622
Σ 15 3,635.10 2,0212 -3,9096 1,4304
Σ𝑦 = 𝑎Σ𝑥 + 𝑛𝑏
Σxy = aΣx 2 + bΣx

-5,7622 = 2,0212a + 3b x 2,0212


-3,9096 = 1,4304a + 2,0212 b x3
-11,6465 = 4,0852a + 6,0636 b
-11,7288 = 4,2912a + 6,0636 b
0,0823 = - 0,206 a
- 0,3995 = a

Memasukan nilai a ke persamaan


-5,7622 = 2,0212.(-0,3995)+ 3b
-4,9547 =3b
-1,6516 =b
Sehingga didapatkan persaman garis : y = -0,3995x -1,6516

5. Mencari persen kesalahan


Untuk data 1 :
𝑥 = 0,4771
y hitung = -0,3995x -1,6516
= −1,8422
𝑦𝑑𝑎𝑡𝑎 − 𝑦ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
% kesalahan = | | 𝑥100 %
𝑦𝑑𝑎𝑡𝑎
−1,8419 − (−1,8422)
=| | 𝑥100 %
−1,8419
Dengan cara yang sama maka diperoleh :
Tabel. Hubungan antara x, ydata, yhitung dan % kesalahan

%
No X y data y hitung kesalahan
1 0,4771 -1,8419 -1,8422 0,0163
2 0,6990 -1,9341 -1,9308 0,1706
3 0,8541 -1,9862 -1,9892 0,151
% kesalahan rata-rata 0,1126
PERTANYAAN dan JAWABAN
1. Irma Wija Kusumastuti (121160055)
Kenapa pakai blower?
Karena mempertimbangkan kecepatan udara. Kecepatan fan dianggap kurang
sedangkan kompresor dianggap terlalu tinggi untuk praktikum ini. Jika
menggunakan fan, transfer massa menjadi lambat sedangkan menggunakan
kompresor membuat nafthalen cepat habis.
2. Luh Gede Gandis Arianti Wijaya (121160029)
Nafthalen disusun vertikal, kenapa?
Karena mempertimbangkan luas kontak naftahalene dengan udara. Jika
nagtahlen disusun vertiikal luas kojntaknya dengan udara lebih luas.
3. Muchamad Supriyadi (121160047)
Kenapa pakai nafthalene? Contoh lain selain nafrthalene?
Karena nafthalene posisinya terletak dititik tripel point pada kurva
kesetimbangan fasa sehingga mudah menyublim. Selain dapat menggunakan
nafthalene juga bisa menggunakan amonium klorida.
4. Fu’ad Hanif S. (121150090)
Apa gaya dorong yang terjadi?
Pada transfer massa ini, driving forcenya adalah perbedaan konsentrasi.
5. Fredy Ary Sadewa (121140182)
Transfer massa adalah ?
Transfer massa adalah gerakan dari satu komponen atau lebih dalam satu fasa ke
fasa yang lain.
6. Fu’ad Hanif S. (121150090)
Bisa ngga sistemnya diganti dengan sistem continu?
Tidak bisa, karena nafthalene yang diblower tidak akan habis sebab akan
mencapai kejenuhan.
7. Fredy Ary Sadewa (121140182)
Salah satu contoh difusi transfer massa?
Salah contoh transfer massa seperti es yang menguap, difusi pada asam oksalat
yang diletakkan didalam bak.
8. Fredy Ary Sadewa (121140182)
Difusi karena tekanan bisa atau tidak?
Bisa, peristiwa dapat terjadi karena adanya perbedaan tekanan. Contohnya
perpindahan massa pada peristiwa respirasi manusia.
9. Garry Guritno HP (121150038)
Mungkin kag Cag sama dengan nilai Cas?
Tidak, karena ketika nilai Cas dengan Cag maka nilai kCa tak terdifinis/tak
hingga.

Anda mungkin juga menyukai