Oleh :
Kelompok 7
23 mei 2015
2015
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari karakteristik packed
coloumn untuk ekstraksi system tiga komponen : air, asam benzoat dan
kerosene dengan menghitung :
A. Koefisien perpindahan massa (Kla)
B. Tinggi dari transfer unit (HTU)OA
C. Jumlah dari transfer unit (NTU)OA
D. % Recovery
Transfer Unit
Transfer unti juga bisa digunakan untuk evaluasi tinggi bahan isian dalam
kolom (z). Metode transfer unit mempergunakan dasar peninjauan difusi
molekuler melalui dua lapisan film diantara batas dua fase ( interface) uap
dan cair pada keadaan setimbang
Perpindahan massa sesuatu komponen “i” dapat terjadi dari fase uap ke cair
( absorbsi) atau dari fase cair ke uap ( stripping ) atau keduanya dapat terjadi
pada proses penyulingan. Jadi massa yang ditransfer melalui fase gas, lapisan
film gas (fg) menembus batas fase ke lapisan film cair ( fl) dan masuk ke
badan cairan atau sebaliknya.
Dalam perpindahan massa “i” tersebut tidak ada akumulasi di setiap zone. Di
setiap zone terdapat resistansi perpindahan massa, berbanding terbalik
terhadap koefisien perpindahan massanya ( kG , kL, KG, KL )
Ditinjanu secara sederhana berdasar teori dua lapisan film dan resistansi /
tahanan difusi, maka kita dapat memisahkan antara dua metode , yaitu:
(1). Prinsip tahanan difusional dalam fase gas
(2) Prinsip tahanan difusional dalam fase cair
Dalam percobaan ini ekstraksi yang dipergunakan adalah ekstraksi
kontinyu dengan menggunakan ekstraksi packed coloumn. Rate dari kedua
fluida yang ada dalam kolom dibatasi oleh flooding point, yaitu suatu rate
aliran dimana fase yang akan terdispersi kembali keluar kolom dan juga
dibatasi oleh fase kontinyu yang lebih berat. Bila rate dari suatu fase
bertambah maka fase lainnya akan berkurang ratenya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi flooding rate ini adalah : sifat fisis fluida, tipe dan ukuran
packing (untuk packed tower), ukuran drop (untuk spray drop), ukuran dan
letak lubang (untuk packed colomn).
Diketahui :
Data kesetimbangan fraksi asam benzoate dalam air Xa* dan kerosene Xk*
tabel 1.data Kesetimbangan asam benzoat dalam air
No Xa* Xk*
Mekanisme Reaksi
Mekanisme reaksi dapat dioperasikan dengan system tunggal atau
kontinyu. Sejumlah umpan cair dapat dicampurkan dalam sejumlah pelarut
dalam bejana aduk, lapisan-lapisannya kemudian diendapkan dan dipisahkan.
Ekstraknya adalah pelarut berisi zat terlarut hasil ekstraksi dan rafinatnya
adalah lapisan yang telah diambil zat terlarutnya. Ekstrak itu mungkin lebih
berat atau lebih ringan dari rafinat, sehingga ekstrak itu mungkin terlihat
keluar dari bagian atas atau bias juga keluar dari bawah. Kebanyakan alat
ekstraksi bersifat kontinyu, ada yang menggunakan tahap berulang ada pula
kontak diferensial.
Prinsip Ekstraksi
Kebanyakan metode ekstraksi kontinyu menggunakan kontak lawan arah
antara 2 fase, satu fase ringan dan satu lagi fase berat, kebanyakan prinsip-
prinsip fundamental mengenai absorbsi gas lawan arah dan lekti fikasi berlaku
juga untuk pengkajian ekstraksi zat cair. Jadi masalah tahap ideal, rasio
minimum antar 2 arus, dan ukuran juga sama pentingnya baik pada ekstraksi
maupun distilasi.
Packed Coloumn
Dalam proses distilasi, suatu kolom atau menara yang diisi dengan
packing dapat juga digunakan untuk ekstraksi. Dalam hal ini packing
berfungsi sebagai pereduksi aksial mixing menahan turunnya fase terdispersi.
Suatu pakced tower secara umum dapat digambarkan sebagai kolom vertical
yang panjang dengan aliran masuk dan keluar pada bagian ujung atas dan
bawah kolom serta packing dalam kolomnya. Liquid yang lebih berat masuk
pada bagian bawah dan keluar pada bagian atas, sedangkan untuk liquid yang
lebih ringan masuk dari bagian bawah dan keluar melalui bagian atas, sela-
sela yang kosong pada bagian packing sebagian besar terisi oleh fase
kontinyu yang mengalir kebawah sedangkan sisa ruangan terisi oleh butiran-
butiran liquida ringan yang terdistribusi dari bagian bawah kolom.Butiran
liquida ringan ini akan menembus liquid berat dan akan terkumpul pada
bagian atas dan membentuk suatu lapisan atau interface. Agar interface pada
bagaian tersebut konstan maka dilakukan pengaturan valve (kran) pada liquida
berat yang keluar, sehingga tekanan yang di dasar yang disebabkan oleh
liquida dalam menara dapat diimbangi oleh tekanan pada pipa keluaran bagian
bawah. Jika penurunan tekanan (pressure drop) berkurang maka interface akan
menurun dibawah distributor liquid ringan, dan liquid berat akan terdispersi.
Posisi interface juga dapat diatur dengan menggunakan pipa pengatur, jenis
packing yang digunakan juga akan berpengaruh terhadap aliran fluida di
dalam kolom.
x1
L dx
Z =∫
x2 ( 1−x ) ( X ¿ −X )
K l a⋅S
(1−X )⋅L …………..(1)
Z = tinggi tower
L = molal rate solvent
S = luas penampang tower
Kla = koefisien perpindahan massa overall
N A⋅( Xa 1 −Xa 2 )
K l a=
Z⋅( Xa∗−Xa⋅S )⋅L …………….(2)
dimana :
NA = flux relative mol A (mol/dt.cm2)
Xa1, Xa2 = fraksi zat yang akan diekstrak pada fase kontinyu,
Xa1*,Xa2* = fraksi zat pada garis kesetimbangan untuk Xa1, Xa2
( Xa2 −Xa 2)−( Xa1 −Xa1 )
¿ ¿
( Xa∗−Xa )⋅L=
( Xa2 −Xa 2) ¿
ln
( Xa1 −Xa1 ) ¿
………………(3)
NA
( HTU )oa=
k A a ( 1− Xa )⋅L ……………..(4)
dimana :
BAHAN PERCOBAAN
Air NaOH
Kerosene (minyak Indikator
tanah) Asam Benzoa
IV. GAMBAR ALAT
Kalibrasi kerosene
Waktu Volume ∆H
(detik) (ml) Q (ml/detik) (CmH2O)
Kalibrasi air
Tabel 3. Kalibrasi air
Waktu Volume ∆H
(detik) (ml) Q (ml/det) (CmHg)
6,98 500 71,63324 1
3,57 500 140,056 2,2
1,79 500 279,3296 3,5
Kalibrasi air
Kalibrasi kerosene
0.005
0.004
0.003 Series2
kla (cm/det)
0.002
0.001
0
600 800 1000120014001600180020002200
laju alir (ml / det)
VIII. KESIMPULAN
Pada Harga (HTU) seamakin besar Laju alir air (Qa) maka semakin
besar harga HTU yang didapatkan.
semakin besar Laju alir Kerosen (Qk) semakin turun harga HTU
Tangki 2 (Kerosene) :
D = 40,127 cm
t keosene = 20 cm
Voleme tangki = 1/4 π d2 t
= 1/4 π (40,127)2 (20)
= 25,16cm3
= 0,025 dm3
= 46,2 gr
No Xa* Xk*
Diameter = 40,127 cm → L = 2
= 3,14
/4 x (40,127)2
= 0,785 x 1610,18
= 1264 cm
* Menghitung Ca1 dan Ca2
Ca1= 0 N (air murni yang masuk kolom tidak mengandung
asam.benzoat)
V NaOH ×N NaOH
Ca2 untuk kerosene = V sampel
= 0,008475 N
NA kerosene
Qa×Ca 2
= ×1000
L
¿ 0,005475
¿ 751,2222 ×1000
1264
¿ 5,036873681
Mencari Xa1, Xk1 dan Xa2, Xk2
ρ air = 0,99566 gram/ml
BM air = 18 gram/mol
Ca 1 0
rumus : Xa1 =Xk 1 = = =0
(
Ca1 + ρair +
1000
BM ir ) (
0+ 0 , 99566+
1000
18 )
Ca 2 0,005475
Xk 2ker osene = = =9,68055E-05
(
Ca 2 + ρair +
1000
BM air ) (
0,005475 + 0 ,99566+
1000
18 )
Mencari (Xk* - Xk)m
( Xk 2 ∗−Xk 2 ) −( Xk 1∗− Xk 1 )
=
ln
{
( 5 , 869 x 10−3−9,68055E-05 )
( 3 ,709 x 10−3 −0 ) }
=0,004664
N A⋅( Xk 2 −Xk 1 )
K L a=
Rumus : Z⋅( Xk∗−Xk ) m
5,036873681×( 9,68055E-05−0 )
=0,002167952
KLa kerosene = 75⋅( 0,0046648 )
Menghitung HTU
Mencari (1-Xk)m
5,036873681
( HTU )ker osene= =2327,827
0,002167952×0,998096
Menghitung NTU
Z
( NTU ) =
( HTU )
75
( NTU ) ker osene= =0,032219
2327
Menghitung % Recovery
Mencari Ck1 dan Ck2
Qk⋅Ck 1−Qa⋅Ca2
=
Ck2 Qk
Qk⋅Ck 1−Qa⋅Ca2
=
Ck2 kerosene Qk
751,2222222 ⋅0,005475−52⋅0,0042
=
751,2222222
=0,00488
0,005475−0,00488
= x100 %=10,71 %
% Recovery kerosene 0,005475