Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA

Oleh :

Kelompok 7

Machrus Aziz (08.2012.1.01536)

Sefli Sri Wahyu Effendi (08.2012.1.01540)

Jose Londa Goa (08.2012.1.01539)

Ririn Adyus (08.2013.1.90165)

ekstraksi liquid – liquid

Dalam packed colomn

23 mei 2015

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

2015
I. TUJUAN PERCOBAAN
 Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari karakteristik packed
coloumn untuk ekstraksi system tiga komponen : air, asam benzoat dan
kerosene dengan menghitung :
A. Koefisien perpindahan massa (Kla)
B. Tinggi dari transfer unit (HTU)OA
C. Jumlah dari transfer unit (NTU)OA
D. % Recovery

II. TEORI PERCOBAAN


Ekstraksi adalah salah satu cara pemisahan suatu komponen dari suatu
campuran terutama fase liquid, dengan cara mengkontakkan liquid tersebut
dengan liquid lain yang tidak larut, atau suatu proses pemisahan dua
komponen atau lebih, baik berupa padatan ataupun cairan dengan bantuan
pelarut. Komponen yang akan diekstraksi mempunyai kelarutan relatife besar
dibandingkan dengan komponen lain. Jadi ekstraksi pada prinsipnya adalah
pemisahan komponen berdasarkan beda kelarutan.
Ekstraksi caircair merupakan salah satu proses pemisahan yang
banyak digunakan dalam industri kimia. Unjuk kerja operasi ekstraksi
tersebut sangat dipengaruhi oleh luas kontak perpindahan massy Usaha untuk
memperluas permukaan perpindahan massa dapat dilakukan dengan cara
mengisi kolom dengan isian (packing), oleh sebab itu salah satu operasi
ekstraksi dilakukan dalam kolom isian (packed column). Penelitian ini
bertujuan memperoleh korelasikorelasi yang diperlukan untuk evaluasi unjuk
kerja ekstraksi dalam kolom isian. Untuk bisa mengevaluasi unjuk kerja
tersebut diperlukan korelasikorelasi yang menyatakan hubungan antara
koefisien perpindahan massa difasa kontinyu dan di fasa terdispersi serta
antara holdup fasa terdispersi dan sifat fisik zatzat yangterlibat pada berbagai
kondisi operasi. Kesesuaian korelasi ini diindikasikan dengan besarnya
ketinggian kolom isian basil perhitungan yang mendekati ketinggian kolom
isian yang sebenarnya

Transfer Unit
Transfer unti juga bisa digunakan untuk evaluasi tinggi bahan isian dalam
kolom (z). Metode transfer unit mempergunakan dasar peninjauan difusi
molekuler melalui dua lapisan film diantara batas dua fase ( interface) uap
dan cair pada keadaan setimbang
Perpindahan massa sesuatu komponen “i” dapat terjadi dari fase uap ke cair
( absorbsi) atau dari fase cair ke uap ( stripping ) atau keduanya dapat terjadi
pada proses penyulingan. Jadi massa yang ditransfer melalui fase gas, lapisan
film gas (fg) menembus batas fase ke lapisan film cair ( fl) dan masuk ke
badan cairan atau sebaliknya.
Dalam perpindahan massa “i” tersebut tidak ada akumulasi di setiap zone. Di
setiap zone terdapat resistansi perpindahan massa, berbanding terbalik
terhadap koefisien perpindahan massanya ( kG , kL, KG, KL )
Ditinjanu secara sederhana berdasar teori dua lapisan film dan resistansi /
tahanan difusi, maka kita dapat memisahkan antara dua metode , yaitu:
(1). Prinsip tahanan difusional dalam fase gas
(2) Prinsip tahanan difusional dalam fase cair
Dalam percobaan ini ekstraksi yang dipergunakan adalah ekstraksi
kontinyu dengan menggunakan ekstraksi packed coloumn. Rate dari kedua
fluida yang ada dalam kolom dibatasi oleh flooding point, yaitu suatu rate
aliran dimana fase yang akan terdispersi kembali keluar kolom dan juga
dibatasi oleh fase kontinyu yang lebih berat. Bila rate dari suatu fase
bertambah maka fase lainnya akan berkurang ratenya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi flooding rate ini adalah : sifat fisis fluida, tipe dan ukuran
packing (untuk packed tower), ukuran drop (untuk spray drop), ukuran dan
letak lubang (untuk packed colomn).
Diketahui :
Data kesetimbangan fraksi asam benzoate dalam air Xa* dan kerosene Xk*
tabel 1.data Kesetimbangan asam benzoat dalam air

No Xa* Xk*

1 5,742 x 10-5 3,709 x 10-3

2 7,3622 x 10-5 5,869 x 10-3

3 3,923 x 10-6 6,517 x 10-5

4 4,903 x 10-6 3,344 x 10-4

Mekanisme Reaksi
Mekanisme reaksi dapat dioperasikan dengan system tunggal atau
kontinyu. Sejumlah umpan cair dapat dicampurkan dalam sejumlah pelarut
dalam bejana aduk, lapisan-lapisannya kemudian diendapkan dan dipisahkan.
Ekstraknya adalah pelarut berisi zat terlarut hasil ekstraksi dan rafinatnya
adalah lapisan yang telah diambil zat terlarutnya. Ekstrak itu mungkin lebih
berat atau lebih ringan dari rafinat, sehingga ekstrak itu mungkin terlihat
keluar dari bagian atas atau bias juga keluar dari bawah. Kebanyakan alat
ekstraksi bersifat kontinyu, ada yang menggunakan tahap berulang ada pula
kontak diferensial.

Prinsip Ekstraksi
Kebanyakan metode ekstraksi kontinyu menggunakan kontak lawan arah
antara 2 fase, satu fase ringan dan satu lagi fase berat, kebanyakan prinsip-
prinsip fundamental mengenai absorbsi gas lawan arah dan lekti fikasi berlaku
juga untuk pengkajian ekstraksi zat cair. Jadi masalah tahap ideal, rasio
minimum antar 2 arus, dan ukuran juga sama pentingnya baik pada ekstraksi
maupun distilasi.

Keseimbangan Komposisi Fase


Semua hubungan dalam ekstraksi zat cair pada umumnya lebih rumit
dalam hal pemisahan operasi pemisahan lain, karena disini terdapat 3
komponen atau lebih, dan semua komponen itu terdapat dalam semua fase,
masing-masing terdapat dalam jumlah tertentu.

Packed Coloumn
Dalam proses distilasi, suatu kolom atau menara yang diisi dengan
packing dapat juga digunakan untuk ekstraksi. Dalam hal ini packing
berfungsi sebagai pereduksi aksial mixing menahan turunnya fase terdispersi.
Suatu pakced tower secara umum dapat digambarkan sebagai kolom vertical
yang panjang dengan aliran masuk dan keluar pada bagian ujung atas dan
bawah kolom serta packing dalam kolomnya. Liquid yang lebih berat masuk
pada bagian bawah dan keluar pada bagian atas, sedangkan untuk liquid yang
lebih ringan masuk dari bagian bawah dan keluar melalui bagian atas, sela-
sela yang kosong pada bagian packing sebagian besar terisi oleh fase
kontinyu yang mengalir kebawah sedangkan sisa ruangan terisi oleh butiran-
butiran liquida ringan yang terdistribusi dari bagian bawah kolom.Butiran
liquida ringan ini akan menembus liquid berat dan akan terkumpul pada
bagian atas dan membentuk suatu lapisan atau interface. Agar interface pada
bagaian tersebut konstan maka dilakukan pengaturan valve (kran) pada liquida
berat yang keluar, sehingga tekanan yang di dasar yang disebabkan oleh
liquida dalam menara dapat diimbangi oleh tekanan pada pipa keluaran bagian
bawah. Jika penurunan tekanan (pressure drop) berkurang maka interface akan
menurun dibawah distributor liquid ringan, dan liquid berat akan terdispersi.
Posisi interface juga dapat diatur dengan menggunakan pipa pengatur, jenis
packing yang digunakan juga akan berpengaruh terhadap aliran fluida di
dalam kolom.

Packing (Isian Menara)


Jenis-jenis isian menara yang diciptakan banyak sekali macamnya,
tetapi ada beberapa jenis yang lazim dipakai. Isian menara terbagi atas 2 jenis
yaitu yang diisikan dengan mencurahkannya secara acak ke dalam menara,
dan disusun kedalam menara dengan tangan. Isian curah terdiri dari satuan-
satun dengan dimensi utama ¼ sampai 3 inchi. Dimana isian yang kurang dari
1 inchi terutama dipakai dalam kolom-kolom laboratorium atau instalasi
percontohan (pilot plant).
Satuan-satuan yang disusun dengan tangan biasanya mempunyai ukuran
antara 2 sampai kira-kira 8 inchi. Contoh isian yang umum dipakai antara lain
pelana seri, pelana intalox, cincin reaching, cincin pull. Persyaratan pokok
yang perlu untuk isian menara adalah :
- Harus tidak bereaksi dengan fluida yang ada di dalam menara.
- Harus kuat tetapi tidak berat.
- Harus mengandung cukup banyak laluan untuk kedua arus tanpa
terlalu banyak zat cair yang terperangkap atau menyebabkan
penurunan terlalu tinggi.
- Harus memungkinkan terjadinya kontak yang baik antara zat cair
dan gas
- Tidak terlalu mahal.

Ekstraksi liquid-liquid dalam packed coloum merupakan proses perpindahan


massa dari liquid ke liquid yang terjadi dalam packed coloumn, dengn
menghitung :
 Koefisien Perpindahan Massa (Kla)
Adalah konstanta yang mempengaruhi kecepatan perpindahan
massa suatu pelarut dalam pelarut yang cocok.
 Tinggi Transfer Unit (HTU)OA
Adalah tempat terjadinya perpindahan massa.
 Jumlah Dari Transfer Unit (NTU)OA
Adalah banyaknya asam benzoate yang diserap air dari kerosene
setiap unitnya.
 % Recovery
Adalah jumlah asam benzoate yang masih tersisa di air setelah
terjadinya ekstraksi.

Dalam merancang packed tower dapat dilakukan penurunan persamaan


diffuse dan neraca massa sehingga diperoleh persamaan:

x1
L dx
Z =∫
x2 ( 1−x ) ( X ¿ −X )
K l a⋅S
(1−X )⋅L …………..(1)
Z = tinggi tower
L = molal rate solvent
S = luas penampang tower
Kla = koefisien perpindahan massa overall

(HTU)oa, (NTU)oa dan % recovery dihitung dengan rumus :

N A⋅( Xa 1 −Xa 2 )
K l a=
Z⋅( Xa∗−Xa⋅S )⋅L …………….(2)
dimana :
NA = flux relative mol A (mol/dt.cm2)
Xa1, Xa2 = fraksi zat yang akan diekstrak pada fase kontinyu,
Xa1*,Xa2* = fraksi zat pada garis kesetimbangan untuk Xa1, Xa2
( Xa2 −Xa 2)−( Xa1 −Xa1 )
¿ ¿

( Xa∗−Xa )⋅L=
( Xa2 −Xa 2) ¿

ln
( Xa1 −Xa1 ) ¿
………………(3)
NA
( HTU )oa=
k A a ( 1− Xa )⋅L ……………..(4)

dimana :

(1−Xa)⋅L=(1−Xa 2)−¿¿¿¿ ……………(5)


Z
( NTU ) oa =
( HTU ) oa …………….(6)
solute yang diekstrak ( Ck 1⋅Qk )−( Ck 2⋅Qk )
%Recov ery= =
solute masuk ( Ck 1⋅Qk ) ………(7)
ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
 ALAT PERCOBAAN
 Erlenmeyer
 Seperangkat alat kolom ekstraksi
 Buret
 Pipet Tetes
 Stopwatch
 Gelas Ukur
 Labu Ukur

 BAHAN PERCOBAAN
 Air  NaOH
 Kerosene (minyak  Indikator
tanah)  Asam Benzoa
IV. GAMBAR ALAT

gambar 1. Alat ekstraksi liquid - liquid


Keterangan Alat:
1. T1 = Tangki air 6. P2 = Pompa untuk kerosin
2. T2 = Tangki kerosene 7. P6 = Pompa untuk kerosin
3. T3 = Tangki overflow air 8. M1 = Manometer untuk air
4. T4 = Tangki overflow kerosin 9. M2 = Manometer untuk kerosene
5. P1 = Pompa untuk air 10. PC = Packed Coloum
V. SKEMA PECOBAAN
Membuat larutan asam benzoate dalam kerosene dengan
konsentrasi 0,015 N pada tangki T2

Membuat larutan NaOH dengan konsentrasi 0,015 sebanyak


5 liter untuk keperluan analisa

Mengisi tangki 1 dengan air

Melakukan kalibrasi Orifice meter terhadap laju alir cairan, untuk


air dan kerosene. Melakukan kalibrasi dengan cara menampung
cairan yang keluar dengan gelas ukur dalam selang waktu tertentu
dan mencatat ΔH pada orifice meter

Membuka keran K2 secara perlahan-lahan sampai kerosene


mengisi kolom hingga seluruh packing tenggelam, kemudian
meutup keran tersebut.

Membuka keran K1 dengan hati-hati, sampai terlihat batas


lapisan air dan kerosene (interface) berada di atas packing,
kemudian tersebut menutup keran tersebut

Membuka keran K1 dan K2 untuk laju alir fase


kontinyu terkecil (100 cc/menit)

Memperbesar bukaan K1 untuk laju alir berikutnya dan


mengambil sampel dari fase kontinyu pada keadaan steady
state

Mengambil sampel dari fase air dan fase kerosene pada


keadaan steady state (tinggi interface tetap 10 menit)

Menganalisa sample yang diambil dengan cara titrasi ,


dititrasi dengan NaOH dengan indikator PP

Gambar 2 . skema percobaan


VI. DATA HASIL PERCOBAAN

Kalibrasi kerosene

Tabel 2.kalibrasi kerosene

Waktu Volume ∆H
(detik) (ml) Q (ml/detik) (CmH2O)

8,41 500 59,45303 1,5

3,07 500 162,8664 2,4

1,45 500 344,8276 4,1

Kalibrasi air
Tabel 3. Kalibrasi air
Waktu Volume ∆H
(detik) (ml) Q (ml/det) (CmHg)
6,98 500 71,63324 1
3,57 500 140,056 2,2
1,79 500 279,3296 3,5

Laju air fase kontinyu (Kerosene dan air)

Tabel 4 . laju alir fase kontinyu (kerosene dan air )


∆ H air NaOH untuk kerosene NaOH untuk ∆ H kerosene
run air(ml) (CmHg) sampel air(ml) (ml) kerosene (ml) (CmH2O)
0,9 3,65 5,65 7,7
1
1 5,25 3,8 9,5
2
1,1 5,45 6,45 11,2
3
1,4 6,4 5,8 15
4
1,5 4,6 10 5,9 15,5
10
5
1,7 2,8 4,75 16,5
6
1,7 3,05 5,2 18
7
2,1 4,4 5,55 18,7
8
2,3 5,3 3,65 20
9
VII. HASIL PEMBAHASAN, DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Kalibrasi air

laju alir air vs ∆H


4

3 f(x) = 0.0116400416818951 x + 0.328173298755276


2 Series2
∆H (CmH2O) Linear (Series2)
1
0
50 100 150 200 250 300
laju alir (ml/det)

Gambar2 . garfik laju alir air vs ∆H

Kalibrasi kerosene

laju alir kerosene vs ∆ H


5
4
f(x) = 0.00913728859812448 x + 0.939271187907254
3 Series2
∆ H(CmH2O) 2 Linear (Series2)
1
0
0 100 200 300 400
laju alir (ml/det)

Gambar 2 grafik kalibrasi lajualir kerosene vs ∆ H


Hasil perhitungan

Tabel 5. Hasil perhitungan Kla, HTU,NTU dan %recovery

laju alir air laju alir


kerosene KLa HTU NTU %
(ml/detik) (ml/detik) (cm/ Recov-
detik) (ft) (ft) ery
2327,82 0,03221 10,7149
52 751,2222222 0,002168 7 9 6

61,0909090 3476,74 0,02157 4,64856


9 951,2222222 0,001236 6 2 5

70,1818181 2035,11 0,03685 7,28518


8 1140,111111 0,004296 3 3 6

97,4545454 2266,79 0,03308 5,65296


5 1562,333333 0,004753 2 6 7

106,545454 2227,82 0,03366 8,44657


5 1617,888889 0,005095 7 5 1

124,727272 2774,97 0,02702 12,2377


7 1729 0,003519 8 7 6

124,727272 2532,05 11,2176


7 1895,666667 0,004629 5 0,02962 8

161,090909 2370,34 0,03164 10,2964


1 1973,444444 0,005494 9 1 2

Grafik KLa VS Laju alir

laju alir vs kla


0.006

0.005

0.004

0.003 Series2
kla (cm/det)
0.002

0.001

0
600 800 1000120014001600180020002200
laju alir (ml / det)

Gambar 3 Grafik KLa VS Laju alir


Gambar grafik di atas adalah grafik antara koefisien perpindahan massa dengan
laju alir dimana Harga KLa mengalami kenaikan pada tiap kenaikan laju alir . KLa
merupakan konstanta yang mempengaruhi kecepatan perpindahan massa suatu
pelarut dalam pelarut yang cocok.

Grafik HTU vs Laju Alir

laju alir vs HTU


4000
3500
3000
2500
2000 Series2
HTU(ft)
1500
1000
500
0
600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200
laju alir (ml/det)

Gambar 4 Grafik HTU vs Laju Alir


Pada gambar 4 merupakan hubungan grafik antara tinggi dari transfer unit dimana
semakin besar laju alir maka semakin kecil harga HTU(Tinggi Transfer Unit)
yang didapatkan. Hal tersebut dikarenakan, semakin tinggi laju perpindahan masa
dan luas permukaan perpindahan, maka HTU akan semakin kecil.

Grafik NTU vs Laju Alir

laju alir vs NTU


0.04
0.035
0.03
0.025
0.02 Series2
NTU(ft)
0.015
0.01
0.005
0
600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200
laju alir (ml/det)
Gambar 5 Grafik NTU vs Laju Alir
Gambar 5 hubungan grafik antara jumlah transfer unit dengan laju alir
pada harga (NTU), berbanding terbalik dengan harga ( HTU ). Semakin besar laju
alir maka harga NTU (Jumlah Dari Transfer Unit) akan semakin tinggi. Karena
semakin tinggi tingkat kemurnian produk yang diinginkan, semakin besar NTU
yang diperlukan.

Grafik % Recovery vs Laju Alir

laju alir vs % recovery


14
12
10
8
% recovery Series2
6
4
2
0
600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200
laju alir (ml/det)

Gambar 6 Grafik % Recovery vs Laju Alir


Gambar 6 adalah grafik antara presentase recorvery dengan laju alir yang
dimana harga % recovery cenderung naik dengan semakin besarnya laju alir
kerosene ( fase terdispersi ) maupun (fase kontinyu). % Recovery merupakan
jumlah asam benzoate yang masih trersisa di air setelah terjadinya ekstraksi.
Disini pemisahannya menggunakan ekstraksi karena titik didih antara air dan
kerosene hampir sama.

VIII. KESIMPULAN

 Pada Harga (HTU) seamakin besar Laju alir air (Qa) maka semakin
besar harga HTU yang didapatkan.

 semakin besar Laju alir Kerosen (Qk) semakin turun harga HTU

 Pada Harga (NTU) berbanding terbalik dengan harga (HTU). Semakin


besar laju alir Air (Qa) maka harga NTU akan semakin turun.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Transport Processes and Unit Operations, Christie J. Geankoplis, 3rd edition,
1993,Prentice-Hall Inc., New Jersey, U.S.A.
Perry’s Chemichal Engineering Handbook, 6th edition, Mc Graw – Hill Book
Co., Singapore.
Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics, Smith, J..M.,H. C. Van
Ness, M. M. Abbott., fifth edition, 1996, McGraw – Hill Co. Inc.
Unit Operation Of Chemical Engineering, Warren L McCabe and Sons, 4th ed,
McGraw – Hill Book Co., New York, 1985.
Modul Praktikum Operasi Teknik Kimia
X. APPENDIKS
Tangki 1 (Air) :
D = 40,127 cm
t air = 20 cm
Voleme tangki = 1/4 π d2 t
= 1/4 π (40,127)2 (20)
= 25,16cm3
= 0,025 dm3

Tangki 2 (Kerosene) :
D = 40,127 cm
t keosene = 20 cm
Voleme tangki = 1/4 π d2 t
= 1/4 π (40,127)2 (20)
= 25,16cm3
= 0,025 dm3

Membuat asam benzoate ( C6H5COOH ) 0,015 N dalam 35 liter kerosene


Mg = N x 1000
BM Asam Benzoat ml

0,015 x 35 ,16 x 122 x 25120 x 1


Mg =
1000

= 46,2 gr

Membuat NaOH 0,015 N


Mg = N x 1000
BM NaOH ml

Mg = (0,015 x 1000 x 40 ¿/1000


= 0,75gr
 Diketahui : data kesetimbangan fraksi asam benzoate dalam
air Xa* dan kerosene Xk*

No Xa* Xk*

1 5,742 x 10-5 3,709 x 10-3

2 7,3622 x 10-5 5,869 x 10-3

3 3,923 x 10-6 6,517 x 10-5

4 4,903 x 10-6 3,344 x 10-4

Yang dipakai yaitu :


Xa*=5,742x10-5
 Xk*=3,709x10-3
tinggi packed kolom (Z) = 75 cm

 Menghitung Koefisien perpindahan Massa (KLa)


* Menghitung NA

Diameter = 40,127 cm → L = 2

= 3,14
/4 x (40,127)2
= 0,785 x 1610,18
= 1264 cm
* Menghitung Ca1 dan Ca2
Ca1= 0 N (air murni yang masuk kolom tidak mengandung
asam.benzoat)

V NaOH ×N NaOH
Ca2 untuk kerosene = V sampel

3 ,65 ml×0 ,015 N


= 10ml

= 0,008475 N

NA kerosene

Qa×Ca 2
= ×1000
L
¿ 0,005475
¿ 751,2222 ×1000
1264
¿ 5,036873681
Mencari Xa1, Xk1 dan Xa2, Xk2
ρ air = 0,99566 gram/ml
BM air = 18 gram/mol
Ca 1 0
rumus : Xa1 =Xk 1 = = =0

(
Ca1 + ρair +
1000
BM ir ) (
0+ 0 , 99566+
1000
18 )
Ca 2 0,005475
Xk 2ker osene = = =9,68055E-05

(
Ca 2 + ρair +
1000
BM air ) (
0,005475 + 0 ,99566+
1000
18 )
Mencari (Xk* - Xk)m

( Xk 2 ∗−Xk 2 ) −( Xk 1∗− Xk 1 )

Rumus = (Xk* - Xk)m =


ln
{
( Xk 2∗− Xk 2 )
( Xk 1∗− Xk 1 ) }
(Xk* - Xk)m kerosene

( 5 ,869 x 10−3 −9,68055E-05 )− ( 3 ,709 x 10−3 −0 )

=
ln
{
( 5 , 869 x 10−3−9,68055E-05 )
( 3 ,709 x 10−3 −0 ) }
=0,004664
N A⋅( Xk 2 −Xk 1 )
K L a=
Rumus : Z⋅( Xk∗−Xk ) m

5,036873681×( 9,68055E-05−0 )
=0,002167952
KLa kerosene = 75⋅( 0,0046648 )

 Menghitung HTU
Mencari (1-Xk)m

( 1−Xk ) m=(1−Xk 2)−¿¿¿¿


( 1−9,68055E-05 ) −( 1−3 , 709 x 10−3 )
( 1−Xk ) m ker osene= =0,998096
( 1−9,68055E-05 )
ln
( 1−3 , 709 x 10−3 )
NA
rumus :( HTU )=
k L a ( 1− Xk ) m

5,036873681
( HTU )ker osene= =2327,827
0,002167952×0,998096
 Menghitung NTU
Z
( NTU ) =
( HTU )
75
( NTU ) ker osene= =0,032219
2327
 Menghitung % Recovery
 Mencari Ck1 dan Ck2

V NaOH rata−rata⋅N NaOH 3,65 ml⋅0 , 015 N


Ck 1= =
V sample 10 ml
¿ 0,0054 N

Karena Ca1 = 0 maka:

Qk⋅Ck 1−Qa⋅Ca2
=
Ck2 Qk

Qk⋅Ck 1−Qa⋅Ca2
=
Ck2 kerosene Qk

751,2222222 ⋅0,005475−52⋅0,0042
=
751,2222222
=0,00488

solute yang diekstrak ( Ck 1⋅Qk )−( Ck 2⋅Qk )


%Recov ery= =
solute masuk ( Ck 1⋅Qk )
( Ck 1 )−( Ck 2 )
=
( Ck 1)

0,005475−0,00488
= x100 %=10,71 %
% Recovery kerosene 0,005475

Anda mungkin juga menyukai