Anda di halaman 1dari 7

MENARA DISTILASI

Dalam industri kimia, proses pemisahan berperan penting. Salah satu proses yang sering
ditemui adalah proses distilasi yaitu proses pemisahan suatu campuran berdasarkan beda titik
didihnya. Untuk skala industri, proses distilasi dilakukan di dalam menara distilasi. Pemilihan
jenis menara distilasi sangat tergantung dari efisiensi, kapasitas, dan kadar yang ingin
diperoleh. Secara umum ada dua macam menara distilasi yaitu menara dengan bahan isian
(packed tower) dan menara plate (plate tower).

Masing – masing jenis menara tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan. Menara bahan
isian memberikan pressure drop yang lebih kecil, biaya lebih murah, dan dapat digunakan 
untuk bahan yang tidak tahan suhu tinggi. Akan tetapi, pembersihannya sulit dilakukan.
Sebaliknya pada menara plate, pembersihan lebih mudah dilakukan dan tidak terjadi by-
passing dan channeling.

Salah satu cara perancangan menara bahan isian adalah dengan konsep HETP (Height of
packing Equivalent to a Theoritical Plate). HETP adalah tinggi bahan isian yang akan
memberikan perubahan komposisi yang sama dengan perubahan komposisi yang diberikan
oleh satu plate teoritis. Nilai HETP dapat digunakan untuk menentukan efisiensi suatu
menara bahan isian dan untuk menentukan tinggi dan jenis bahan isian yang seharusnya
digunakan agar memberikan hasil yang maksimum. Metode ini dipilih karena mudah dalam
perhitungannya.

Distilasi merupakan suatu proses pemisahan komponen suatu larutan berdasarkan distribusi
substansi-substansinya pada fase gas dan cair menggunakan perbedaan volatilitas dari
komponen penyusunnya yang cukup besar (Treybal,1981). Pada proses distilasi, fase uap
kontak dengan fase cair sehingga akan terjadi transfer massa dari uap ke cair dan sebaliknya.
Cairan dan uap mengandung komponen yang sama tetapi dengan jumlah atau komposisi yang
berbeda. Komponen yang lebih volatil akan lebih banyak terdapat pada fase uap, sedangkan
komponen yang kurang volatil akan lebih banyak terdapat pada fase cair (Foust, 1980).

Uap mengalir ke atas dan cairan mengalir ke bawah. Uap dan cairan kemudian dikontakkan
dalam plate atau pada permukaan bahan isian. Sebagian dari kondensat pada kondenser
dikembalikan ke atas kolom sehingga mengalir di atas feed point sedangkan sebagian dari
cairan di dasar menara diuapkan dengan reboiler dan dikembalikan sebagai uap. Bagian di
bawah feed point di mana komponen yang lebih volatil berpindah dari cairan ke uap, disebut
sesi stripping sedangkan di atas feed point, konsentrasi komponen yang lebih volatil
meningkat dan disebut sesi enriching. Sering ditemui, menara distilasi dioperasikan dengan
lebih dari satu aliran umpan masuk (Coulson, 1983).

Cairan mengalir ke bawah pada permukaan bahan isian dalam bentuk lapisan tipis. Hal ini
menyebabkan terbentuknya luas permukaan cairan yang lebih besar untuk kontak dengan gas
yang mengalir dari bawah ke atas (Brown, 1950).

Bila produk atas diinginkan berupa uap, hanya sebagian dari uap yang diembunkan sebagai
reflux. Oleh karena itu, digunakan kondenser parsial. Dalam kondenser parsial, terjadi
kesetimbangan fase antara cairan dan uap sehingga dapat dianggap sebagai satu stage
seimbang (Coulson,1983).

Stage dapat didefinisikan sebagai suatu unit di mana dua fase yang berbeda dikontakkan
sehingga terjadi pemisahan (transfer massa). Dalam suatu stage ideal, dua fase tersebut
dikontakkan dengan baik dan dalam waktu cukup lama sehingga kedua fase tersebut
meninggalkan stage dalam kesetimbangan. Akan tetapi, dibutuhkan waktu lama untuk
terjadinya kesetimbangan sehingga pada kenyataannya, kedua fase keluar dari suatu stage
belum pada kesetimbangannya. Karena satu stage setimbang menggambarkan terjadinya
transfer massa maksimum yang mungkin diperoleh untuk suatu kondisi operasi, maka dapat
juga disebut sebagai theoretical plate (plate teoritis) atau plate ideal (Foust, 1980).

Untuk keperluan pengontakan, digunakan dua jenis menara yaitu menara bahan isian (Packed
Tower) dan menara plate (Plate Tower).

Menara dengan bahan isian terdiri atas sebuah silinder vertikal yang didalamnya terdapat
bahan isian tertentu. Bahan isian merupakan media untuk memperluas bidang kontak antara
fase uap dan cair sehingga transfer massa dan panas berjalan baik. Cairan mengalir melewati
permukaan bahan isian dalam bentuk lapisan film tipis sehingga luas bidang kontak antara
fase uap dan cair makin besar. Cairan masuk dari bagian atas menara, sedangkan gas masuk
dari bagian bawah menara (Brown, 1950).

Jenis bahan isian yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Harus memiliki luas permukaan per volume yang besar sehingga dapat menyediakan
luas kontak yang besar.
2. Harus memiliki porositas yang besar sehingga pressure drop tidak tinggi.
3. Harus dapat memiliki ”wetting characteristic” yang baik.
4. Tahan korosi.
5. Memiliki bulk density yang rendah.
6. Tidak mahal.                                                                                 (Foust, 1980)

Banyak jenis bahan isian yang telah dikembangkan. Secara umum dapat dibagi menjadi dua
yaitu stacked packings yang disusun secara teratur dan random packings. Random packings
lebih banyak digunakan dalam industri, misalnya : raschig rings, pall rings, berl saddles,dan 
intalox saddle (Coulson, 1983).

Untuk mengetahui tinggi bahan isian yang harus digunakan untuk menghasilkan produk
dengan komposisi sama dengan satu plate teoritis pada menara bertingkat digunakan istilah
HETP (Height of Packing Equivalent to a Theoretical Plate). Variabel-variabel yang
mempengaruhi HETP antara lain :
1. Tipe dan ukuran bahan isian.
2. Kecepatan aliran masing – masing fluida.
3. Konsentrasi fluida.
4. Diameter menara.
5. Sifat fisis bahan yang difraksinasi.
6. Perbandingan diameter menara dan diameter bahan isian.
7. Koefisien penyebaran atau distribusi cairan.
                                                                                                          (Treybal, 1981)

Larutan ideal memiliki kriteria sebagai berikut:


 -Gaya tarik-menarik antar zat terlarut sma dengan gaya tarik-menarik antara zat
terlarut dan zat pelarut serta antar zat pelarut
 -Homogenitas untuk semua nilai fraksi mol, artinya ada pengenceran, komponennya
tidak mengalami perubahan sifat
 -Tidak ada perubahan volume pencampuran, artinya volume total larutan adalah
penjumlahan volum komponennya.
 -Tidak ada perbedaan entalpi pencampuran, artinya tidak terjadi perubahan panas ada
saat pengenceran larutan
 -Mengikuti hukum Raoult: Pi= Xi.Pio
 -Sifat-sifat fisinya adalah sifat-sifat penyusunnya

Larutan non-ideal adalah larutan yang daya tarik-menarik antara molekul pelarut dan molekul
zat terlarut tidak sama dengan daya tarik molekul zat pelarutnya atau molekul zat terlarutnya.
Larutan non ideal terdiri dari 2 jenis, yaitu:

1. Larutan non ideal deviasi positif, yang memiliki kriteria:


 beda entalpi pencampuran lebih besar dari nol
 beda volume pencampuran lebih besar dari nol
 tekanan uap murni lebih besar dari tekanan uap murni larutan ideal
 pada sistem, campuran akan memberikan titik didih campuran minimum

2. larutan non ideal deviasi negatif, yang memiliki kriteria:


 beda entalpi pencampuran lebih kecil dari nol
 beda volume pencampuran lebih kecil dari nol tekanan uap murni larutan lebih
kecil dari tekanan uap murni larutan ideal
 tekanan uap murni larutan lebih kecil dari tekanan uap murni larutan ideal
 pada sistem, campuran akan memberikan titik didih campuran maximum
(Abbot and Van Ness, 1989)

Sistem alkohol-air adalah sistem non ideal deviasi positif yang memiliki titik azeotrop
minimum yaitu suhu didih campuran lebih rendah daripada titik didih masing-masing
komponen penyusunnya. Pada titik azeotrop, komposisi etanol dalam fase uap (y) sama
dengan komposisi etanol dalam fase cair (x). Jika titik ini tercapai dalam pemisahan secara
distilasi, maka pemisahan tidak akan bisa dilanjutkan lagi sebab tidak ada perbedaan
konsentrasi antara fase uap dan fase cair (driving forcenya=0). Sistem etanol-air memiliki
azeotrop pada suhu 78,2ºC dan tekanan 1 atm dengan komposisi akhir 89,4% (Treybal,
1981).

Sumber :
https://tentangteknikkimia.wordpress.com/2011/12/16/hetp-height-of-packing-equivalent-to-
a-theoritical-plate/
http://majalah1000guru.net/2012/02/serba-serbi-distilasi/
MENARA ADSORBER DAN STRIPPER

Absorber dan stripper adalah alat yang digunakan untuk memisahkan satu komponen atau
lebih dari campurannya menggunakan prinsip perbedaan kelarutan. Solut adalah komponen
yang dipisahkan dari campurannya sedangkan pelarut (solvent ; sebagai separating agent)
adalah cairan atau gas

yang melarutkan solut. Karena perbedaan kelarutan inilah, transfer massa solut dari fase satu
ke fase yang lain dapat terjadi.

Absorbsi adalah operasi pemisahan solut dari fase gas ke fase cair, yaitu dengan
mengontakkan gas yang berisi solut dengan pelarut cair (solven / absorben ) yang tidak
menguap.

Stripping adalah operasi pemisahan solute dari fase cair ke fase gas, yaitu dengan
mengontakkan cairan yang berisi solute dengan pelarut gas ( stripping agent) yang tidak larut
ke dalam cairan.

Berdasarkan cara kontak antar fase, alat transfer massa difusional dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu :
1. proses keseimbangan dimana operasi dengan keseimbangan antar fase, yaitu alat
dengan kontak bertingkat ( stage wise contact / discreet ), misalnya menara
menggunakan plat atau tray.
2. proses dikontrol kecepatan transfer massa, yaitu alat dengan kontak kontinyu (
continuous contact ), misalnya menara sembur, gelembung atau menggunakan bahan
isian (packing).

Keseimbangan
Menurut teori lapisan film, jika dua fase dikontakkan, di batas antar fase terdapat
keseimbangan fase. Oleh karena itu, korelasi atau data-data di lapisan batas fase ini sangat
perlu diketahui. Data-data keseimbangan telah banyak tersedia, meskipun penelitian tentang
hal ini masih perlu dilakukan. Beberapa buku, terutama termodinamika telah menyajikan data
keseimbangan untuk sistem tertentu, misal data kelarutan gas di Perry ( 6th ed., pp. 3-101 –
3-103)

Kolom Absorpsi

Adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses pengabsorbsi


(penyerapan/penggumpalan) dari zat yang dilewatkan di kolom/tabung tersebut. Struktur
yang terdapat pada kolom absorber dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

 Bagian atas: Spray untuk megubah gas input menjadi fase cair
 Bagian tengah: Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh sehingga mudah
untuk diabsorbsi
 Bagian bawah: Input gas sebagai tempat masuknya gas ke dalam reaktor.
Keterangan :
• (a) input gas
• (b) gas keluaran
• (c) pelarut
• (d) hasil absorbsi
• (e) disperser
• (f) packed column

Prinsip Kerja Kolom Absorpsi


• Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang berbeda fase mengalir
berlawanan arah yang dapat menyebabkan komponen kimia ditransfer dari satu fase cairan ke
fase lainnya, terjadi hampir pada setiap reaktor kimia. Proses ini dapat berupa absorpsi gas,
destilasi, pelarutan yang terjadi pada semua reaksi kimia.

• Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor diumpankan kebawah menara
absorber. Didalam absorber terjadi kontak antar dua fasa yaitu fasa gas dan fasa cair
mengakibatkan perpindahan massa difusional dalam umpan gas dari bawah menara ke dalam
pelarut air sprayer yang diumpankan dari bagian atas menara. Peristiwa absorbsi ini terjadi
pada sebuah kolom yang berisi packing dengan dua tingkat. Keluaran dari absorber pada
tingkat I mengandung larutan dari gas yang dimasukkan tadi.
Gambar diatas adalah contoh proses Sebuah kolom destilasi juga dapat digunakan untuk
mendaur ulang. Absorber yang terpolusi dilewatkan kedalam destilasi kolom. Dibawahnya,
pelarut dikumpulkan dan dikirim kembali ke absorber.

Anda mungkin juga menyukai