Anda di halaman 1dari 14

I.

TUJUAN PERCOBAAN
Untuk Menentukan kurva karakteristik fluidisasi (log∑P vs v), menentukan
kecepatan fluidisasi minimum serta mempelajari fenomena fluidisasi.

II. TEORI PERCOBAAN  


Fluidisasi dipakai untuk menerangkan atau menggambarkan salah satu cara
mengontakkan butiran-butiran padat dengan fluida (gas/cair). Sebagai ilustrasi dari
apa yang dinamakan dengan fluidisasi ini, kita tinjau dari suatu bejana dimana
ditempatkan sejumlah partikel padat berbentuk bola. Melalui unggun padatan ini
kemudian dialirkan gas dengan arah aliran dari bawah ke atas. Pada laju alir yang
cukup rendah, partikel padat akan diam. Keadaan demikian disebut sebagai unggun
diam atau “fixed bed”. Kalau laju alir dinaikkan, maka akan sampai pada suatu
keadaan dimana unggun padatan tadi tersuspensi di dalam aliran gas yang melaluinya.
Pada kondisi partikel yang mobil ini, sifat unggun akan menyerupai sifat-sifat suatu
cairan dengan viskositas tinggi, misalnya ada kecenderungan untuk mengalir,
mempunyai sifat hidrostatik. Keadaan tersebut dinamakan “fluidized bed”.

Dalam suatu bed, kualitas dari fluidisasi tidak hanya ditentukan oleh sifat-sifat
solid dan fluidisasinya saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, misalnya
bentuk geometris dari bejana, type distributor dari fluida aliran gas, adanya
perlengkapan lain dalam bejana misalnya saringan buffle, atau heat exchanger dan
sebagai contoh misalnya terjadi slugging dalam fluidisasi, maka hal ini disebabkan
oleh bentuk geometris dari bejana slugging semacam ini biasanya akan menambah
problem dan juga akan menurunkan potensi sifat-sifat fisik dan kimia dari fluidized
bed. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluidisasi yang tidak dapat dikendalikan,
seperti slugging yaitu timbulnya gelembung-gelembung udara yang melalui timbunan
zat padat. Dan channeling yaitu peristiwa dimana fluida hanya melalui bagian tertentu
dari timbunan zat. Untuk menghindari gangguan tersebut maka perlu diperhatikan
beberapa faktor yang mempengaruhi fluidisasi antara lain :Kecepatan aliran fluida,
Faktor perbandingan ketinggian timbunan dengan diameter kolom, Faktor sifat fisika
dan butiran zat padat, Faktor distribusi butiran, Tipe distributor

Sifat Umum Fluidized Bed


Fluidized bed mempunyai sifat dan ciri khusus dan sangat berlainan dengan
sifat-sifat solid maupun sifat-sifat fluidanya. Sifat-sifat umumnya antara lain :

Pressure drop
Sebelum membahas pressure drop untuk fluidized bed akan ditinjau terlebih
dahulu pressure drop pada satu fixed bed. Hal ini dilakukan karena adanya penurunan
pressure drop pada fluidized bed.

a. Pressure drop pada fixed dengan ukuran partikel tidak sama.


Untuk pressure drop dalam fixed bed yang ukuran partikelnya tidak seragam,
distribusinya dapat dihitung diameter rata-rata atau dp maka pressure dropnya dapat
dimodifikasi sebagai berikut :

2
Δρ ( 1−ε m ) μv 0 1−ε m ρx v 2 o
gc=150 3 +17 , 5 persamaan .. . .. .(3. 1−20 )
L εm (φ s d ρ)
2 ε 3 φs d ρ
m

b. Pressure drop pada fluidized bed.

Persamaa sebagai berikut;

[
ΔP . A t =( A t . Lmf ).(1−∈mf ). ( ρ S −ρ g ).
g
gC ] persamaan .. . .. .(3. 1−31 )

ΔP
Lmf
=( 1−ε m ) . ( ρS − ρg ) .
( )
g
gc
persamaan . .. .. . .(English ). .(3 .1−32)

Pada bed yang baru terfluidisasi, void age-nya lebih besar dari pada fixed bed,
dan kenyataannya berhubung dengan keadaan merenggangnya jarak antara partikel.

Jadi untuk menaksir harga voidage ε mf dapat diambil dari random packing data, atau
lebih baik lagi bila dilakukan karena caranya sangat sederhana.

c. Pressure drop pada fixed bed dengan ukuran partikel seragam.


Untuk fixed bed yang terdiri dari partikel solid dengan ukuran yang seragam
menggunakan persamaan sebagai berikut :

2
Δρ ( 1−ε m ) μv 0 1−ε m ρ x v o
gc=150 3 +17 ,5 persamaan. . .. .. .(3 .1 .33 )
L ε ( φ1 ) 2 ε 3 φs d ρ
m ρ m

Pressure drop yang terumuskan diatas, terdiri dari dua faktor yaitu: kehilangan
karena viskositas dan kehilangan karena energi kinetik. Pada fluida dengan bilangan
reynoldnya rendah, maka kehilangan karena viskositas jauh lebih besar, sehingga
persamaan diatas dapat disederhanaakan sebagai berikut :

2
Δρ ( 1−ε m ) μv o dρ ρ z vo
g c=150
L ε 3 (φ s d ρ)
2 <20
m Dimana NRe = μ

Sedangkan untuk fluida dengan bilangan reynold cukup tinggi, maka


kehilangan karena energi kinetis jauh lebih besar, sehingga persamaan diatas dapat
disederhanakan sebagai berikut :

Δρ 1−ε m ρx v 2 o
g =1 , 75
L c ε 3 φs d ρ
m Dimana NRe > 1000

1. Kecepatan fluidisasi minimum

Yang dimaksud kecepatan minimum fluidisasi (Umf), adalah kecepatan


superficial fluida minimum dimana fluida mulai terjadi. Kecepatan fluidisasi
minimum dapat diperoleh dengan persamaan :

( ) ( )
17 , 5 d ρ μ mf ρ g 150 ( 1−ε mf ) d ρ μ mf ρ z d ρ ρg ( ρs ρ g ) g
2
+ = persamaa . .. .. . .(3. 1−34 )
3
ϕεmf μ ϕ2s ε 3mf μ μ2

Untuk keadaan ekstrim yaitu;

 Aliran Laminer (Re = 20) kecepatan fluidisasi minimumnya adalah:


2
dρ ( ρ s− ρg
μmf = g . ε mf
150 μ
 Aliran Turbulen (Re = 100) kecepatan fluidisasi minimumnya adalah:

dρ2 ( ρ s− ρg
μmf = g . ε mf
1, 75 μρ g

Kedua rumus tersebut diatas berlaku untuk Re dibawah 5, sedangkan Re diatas 5,


maka digunakan factor koreksi FG.

NOTE:

Pada persamaa 3.1-20,31,32,33,34 dapat diambil dari Buku CHRISTIE


JOHN GEANKOPLIS Ed.4, Hal 128-133.

2. Kecepatan terminal partikel


Kecepatan gas pada fluidized bed dibatasi oleh harga vmf dan juga oleh terjadinya
entrainment (terikat) solid pada gas. Bila entrainment terjadi maka partikel solid yang
terikat harus direcycle (dengan pemasangan cyclone), atau harus diganti dengan feed
yang baru, agar operasi yang mantap (stedy state) dapat dipertahankan.

Batas teratas untuk kecepatan gas adalah mendekati kecepatan terminal atau jatuh
bebas dari partikel solid, yang dapat diperkirakan dengan rumus :

[ ]
0,5
4 gd ρ ( ρs −ρ g )
ut =
3 cd ρ g

Dimana : Cd adalah koefisien geser (drag coeffisien) yang dapat ditentukan dengan
percobaan.

3. Tipe-tipe fluidisasi fluidisasi


Perbedaan antara smooth atau particulate fluidization pada system liquid-solid
dengan bubling atau agregetive fluidization pada system solid-gas adalah disebabkan
oleh perbedaan density fluida pada kedua system. Dalam sisstem gas solid dengan
tekanan tinggi keadaan tidak begitu tampak jelas, sehingga diperlukan suatu perkiraan
transisi dari bubbling fluidization ke smooth fluidization.

 Void age atau fraksi rongga dalam fluida bed


Fraksi rongga yang tidak terisi solid dalam fluidized bed (void age) banyak diteliti
secara mikroskopis, dan selalu dihubungkan antara voidage dengan kecepatan gas.
Lf 1−ε mf ρmf
= =
Lmf 1−ε f ρ f

partikel dan solid sama halnya dengan yang ada pada pengendapan solid

4. Karakteristik Unggun Tidak Terfluidisasikan

Karakter unggun terfluidisasikan biasanya dinyatakan dalam bentuk grafik


antara penurunan tekanan (∆P) dan kecepatan superfisial fluida (U). Untuk keadaan
yang ideal, kurva hubungan ini berbentuk seperti dalam gambar 1.

Gambar 1. Kurva Karakteristik Fluidisasi Ideal

Keterangan:

Garis AB : menunjukkan kehilangan tekanan pada daerah unggun diam

Garis BC : menunjukkan keadaan dimana unggun telah terfluidakan

Garis DE: menunjukkan kehilangan tekanan pada daerah unggun diam pada waktu
kita menurunkan kecepatan air fluida . Harga penurunan tekanan untuk kecepatan
aliran fluida tertentu, sedikit lebih rendah daripada harga penurunan tekanan pada saat
awal operasi.

5. FENOMENA – FENOMENA FLUIDISASI


Fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada prose fluidisasi antara lain:
Fenomena fixed bed yang terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju minimum
yang dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel padatan
tetap diam. Fenomena minimum or incipient fluidization yang terjadi ketika laju
alir fluida mencapai laju alir minimum yang dibutuhkan untuk proses fluidisasi.
Pada kondisi ini partikel-partikel padat mulai terekspansi. Fenomena chanelling
fluidization yang terjadi ketika dalam ungggun partikel padatan terbentuk saluran-
saluran seperti tabung vertikal. Fenomena disperse fluidization yang terjadi saat
kecepatan alir fluida melampaui kecepatan maksimum aliran fluida. Pada
fenomena ini sebagian partikel akan terbawa aliran fluida dan ekspansi mencapai
nilai maksimum. Fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada prose fluidisasi
antara lain:
 Laju alir fluida dan jenis fluida
 Ukuran partikel dan bentuk partikel
 Jenis dan densitas partikel serta faktor interlok antar partikel
 Porositas unggun
 Distribusi aliran,
 Distribusi bentuk ukuran fluida
 Diameter kolom
 Tinggi unggun.

III. DESKRIPSI ALAT


Gambar alat hidrodinamika kolom unggunfluidisasi
IV. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
ALAT PERCOBAAN
-Kolom - Screen (kasa)
-Pressure drop tap -Distributor
-Manometer raksa - Pompa
-Tangki penampung - Bak penampung overflow
-Kran pembuangan air

BAHAN PERCOBAAN

- Pasir kuarsa
- Air bersih

V. METODOLOGI PERCOBAAN
Metodologi percobaan hidrodinamika kolom unggun fluidisasi (KUF)
1. Mengisi tangki penampung bawah dengan air sebanyak ¾ dari tangki.
2. Mengisi kolom dengan partikel padatan (pasir) dengan ketinggian unggun tertentu
(jumlah tertentu, 1.5mm).
3. Mengukur penurunan tekanan (∆P) dalam kolom yang berisi padatan untuk laju
alir fluida yang berbeda. Laju alir fluida divariasikan mulai dari kecepatan (V)
rendah sampai pada suatu dimana penerakan di dalam unggun sudah tampak
mencolok. Dari titik ini laju alir fluida kemudian diturunkan kembali perlahan-
lahan sampai dicapai titik terendah dimana operasi dimulai.
4. Selama operasi berlangsung harus dicatat dan dilihat semua fenomena yang terjadi
di dalam unggun fluidisasi. 

VI. DATA HASIL PERCOBAAN

Tabel VI.1 Data Kalibrasi Cairan

No Volume Air (ml) Waktu (s) ∆H (cm)H2O Q (ml/det)

1 500 3’81” 9,4 131,23


2 500 3’09” 9,8 161,8
3 500 2’75” 10,5 181,8
4 500 2’74” 10,9 182,5
5 500 2’64” 11,3 189,39

Tinggi Kolom : 16 cm
Diameter Kolom : 120 cm

Tabel VI.2 Ukuran Pasir Setelah Ayakan 1,5 mm

Berat Tinggi pasir ∆H P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10


Run pasir Sebelum Sesudah cm
Cm (H2O)
(kg) (cm) (cm) H2O
1 13,7 14,9 5,5 42,5 39,7 36,7 43,9 50,2 56,8 67,8 73,4 80,3 85,8
2 15,5 18 10,0 75 68 56,8 56,2 56,4 57 67,9 73,4 80,3 85,8
0,5
3 16,7 19,3 13,5 80,9 74,8 63 62,6 63,2 64,3 68,5 74 80,3 85,8
4 17 19,7 15,0 102 100 90,6 88,2 92,5 92,6 97,5 96 96,5 95,8
Tabel VI.3 Ukuran Pasir Setelah Ayakan 1,5 mm

Tinggi pasir
Berat ∆H P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
Run pasir Sebelum Sesudah cm
(kg) (cm) (cm) H2O
Cm (H2O)
1 22 26,5 14,5 59 49 37 46 51 57 68,1 74,3 80,5 86
90,
2 24,7 30,4 17,5 110,5 104 88,8 93 93,5 98,1 96,6 96,7 98
0,8 3
3 26,9 32,4 25 112 104,1 91 90,2 93,5 93,8 98,5 96,8 97 96
4 28,1 33 25,8 112,5 105 92 90,3 93,6 93,9 98,7 96,9 97 96

Tabel VI.4 Ukuran Pasir Setelah Ayakan 1,5 mm

Bera Tinggi pasir


∆H P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P
t
Run Sebelum Sesuda cm
pasir
(cm) h (cm) H2O Cm (H2O)
(kg)
1 38 38,4 26,3 60,2 51 40,0 46,5 51,3 58 68,4 74,7 81,2 8
2 38,7 39 225 109,9 98,1 91,1 86,7 89,9 92,9 98,9 96,9 81,3 8
1,25
3 39,3 39,5 18,5 111,7 104,3 93 90,5 92,7 94,1 99,0 97,1 81,4 8
4 39,6 39,9 18,1 112,5 106,7 93,3 91 92,9 94,3 99,7 97,4 81,4 8
VII. HASIL PERHITUNGAN, PEMBAHASAN DAN DISKUSI
Tabel VII.1 Hasil Perhitungan

Log ∑ p (cm H2O) v (cm/s)

2,7613 0,01088

2,8305 0,0134

2,8558 0,0157

2,9785 0,0151

Gambar Grafik antara log ∑p vs V

Grafik antara log ∑p vs v


2.88
2.86
2.84 f(x) = 2.52967825475879 exp( 8.15306101464723 x )
R² = 0.975848186018274
2.82
Log (cm H2O)

2.8 log sigma P


2.78 Exponential (log sigma P)
2.76
2.74
2.72
2.7
0.01 0.012 0.014 0.016
v (cm/s)

VIII. Pembahasan dan diskusi


Karesteristik dari penjumlahan semua tekanan ( Log P) dapat mempengaruhi
fluidisasi awalnya, dimana suatu kondisi pada saat partikel padat mulai terangkat dari
keadaan unggun diam, disebut kecepatan fluidisasi maksimum. Jika ditinjau dari
hubungan Log P terhadap kecepatan (v) secara ideal dinyatakan bahwa semakin
besar nilai tekanannya maka semakin besar pula kecepatan fluidaisasi minimumnya.
Penjumlahan dari semua tekanan (LogP) pada aliran fluida melalui unggun
dipengaruhi oleh tinggi unggun, ukuran partikel, bentuk partikel, kecepatan fluida dan
sifat fluidanya.
Fenomena yang terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju minimum yang
dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi yaitu fixed bed. Pada kondisi ini partikel
padatan tetap diam. Fenomena minimum or incipient fluidization yang terjadi ketika
laju alir fluida mencapai laju alir minimum yang dibutuhkan untuk proses fluidisasi.
Pada kondisi ini partikel-partikel padat mulai terekspansi. Fenomena chanelling
fluidization yang terjadi ketika dalam ungggun partikel padatan terbentuk saluran-
saluran seperti tabung vertikal. Fenomena disperse fluidization yang terjadi saat
kecepatan alir fluida melampaui kecepatan maksimum aliran fluida. Pada fenomena
ini sebagian partikel akan terbawa aliran fluida dan ekspansi mencapai nilai
maksimum.

IX. KESIMPULAN
a. Semakin besar nilai dari LogP maka semakin besar pula kecepatannya (v)
b. Fenomena fluidisasi yaitu pada laju alir yang lebih rendah,maka fluida ini akan
naik ke atas dengan cara menerobos rongga-rongga diantara partikel solid, namun
partikel-partikel ini tidak bergerak oleh gerakan naik dari fluida.
DAFTAR PUSTAKA

Davidson, J.F. and Horrison, D. Fluidized Particles. Cambridge University Press.


1963. Kun

ii, D. Levenspiel, D. Fluidization Engineering. John Wiley and Sons inc. New York.
1969.

Perry’s Chemichal Engineering Handbook, 6th edition, Mc Graw – Hill Book Co.,
Singapore.

Lee, J.C. and Buckley, D. Fluid Mechanics and Aeration Characteristics of Fluidized
Bed. Cambridge University Press. 1972.

Transport Processes and Unit Operations, Christie J. Geankoplis, 3rd edition,


1993,Prentice-Hall Inc., New Jersey, U.S.A.

Unit Operation Of Chemical Engineering, Warren L McCabe and Sons, 4th ed,
McGraw – Hill Book Co., New York, 1985.
X. APPENDIKS
Data dari Alat
- Diameter Kolom = 16 cm
- Tinggi Kolom =120 cm
Bed
- Pasir = Diameter pasir = 1,5 mm
- 1in = 2,54 cm
2,54 cm
- Tinggi pasir didalam kolom = 13,7 in x
1∈¿=34,798 cm¿
- Berat Pasir = 0,5 Kg
Volume solid pasir(Vs)

1 2 1
Vs = π t d = π ( 34,798 cm ) ¿
4 4

Menghitung Luas Area Kolom (A)


1 2
- A= π d
4
1
A= π (16 cm)2
4
¿ 200,96 cm2

- Menghitung Log ∑ ρ=¿ + 39,7 + 36,7 + 43,9 + 50,2 +56,8n + 57,8 +


67,8 + 73,4 + 80,4 + 85,8) cm
Log ∑ ρ=log 577,1

∑ ρ=2,76125 cm
Menghitung Porositas (ε ¿
- Dimana ε 1=¿ 0 ¿
H Vs 0,1985cm
-
3
−4
1=¿ = =9,87 x 10 cm ¿
A 200,96cm
2

ε ¿
- 1=1−¿
H1
Hmf
¿¿ )
0,000978 cm
¿ 1− ( 1−0 )=0,9999
19,7 cm

Menghitung ∆ P pada saat terjadi fluidisasi minimum


- ρ Mp p=
Vs
1000 gr gr
¿ 3 = 5038,29 3
0,1985 cm cm
ρ
- l=0,99958
gr
cm3
- ∆ P . A=Hmf . A (1−ε 0 ) ( ρ p− ρ ¿ l

cm
∆ P .200,96=19,7 (200,96 )( 1−0,9999 ) (5038,29−0,99958 ) 2
s
gr
∆ P=9,9235 2
cm. s
Menghitung NRe,mf
1,75 ¿ ¿

Dimana ∅=0,86

1,75 ¿ ¿

2,0355(Nre,mf)2 + 0,0174 Nre,mf – 1936,385 = 0

−b ± √ b −4 ac
2
X1,2¿
2a
−0,0174 ± √ 0,0174 −4 ( 2,0355 ) (−1936,385)
2
X 1,2 =
2(−1936,385)
−0,408± 15766,047
X 1,2 =
−3872,77
X 1 =4,479 ----------- Sebagai NRe
X 2 =−3,663

Menghitung kecepatan fluidisasi minimum (V’ mf)


DpV ' mf
- Nre, mf =
Dp

( 4,479 ) (0,08937)
¿
( 0,15 )( 5038,29 )

cm
¿ 0,05295
s

Anda mungkin juga menyukai