Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL

ACARA: HETP (Heigh Equivalent A Teoritical Plate)

Disusun oleh

Nama : Alvin Andryan

NIM : 021190083

Fakultas/Prodi : Teknik Industri / D-3 Teknik Kimia

Hari/Tanggal/Jam : Senin, 9 November 2020 / 13.00-15.00

Plug/Kelompok : B/5

Asisten Pembimbing : Anita Dewi, S.T.

LABORATORIUM PEMISAHAN DIFUSIONAL

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2020
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL

ACARA:HETP

Disusun oleh

Nama : Alvin Andryan

NIM : 021190083

Fakultas/Prodi : Teknik Industri / D-3 Teknik Kimia

Hari/Tanggal/Jam : Senin, 9 November 2020 / 13.00-15.00

Plug/Kelompok : B/5

Asisten Pembimbing : Anita Dewi, S.T.

Disetujui

Asisten Pembimbing

Anita Dewi, S.T.


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Pemisahan Difusional tentang Leaching ini dengan baik.

Adapun tujuan dari penulisan Laporan Praktikum ini adalah agar praktikan
memahami penggunaan teori dan praktik pada Praktikum Pemisahan Difusional
“HETP”, serta untuk memahami tugas Praktikum Pemisahan Difusional.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam penyusunan laporan ini baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, saya ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Fauzan Irfandy, S.T.,M.T. selaku dosen pengampu praktikum


Pemisahan Difusional.
2. Asisten pembimbing yang telah memberikan arahan selama praktikum
berlangsung.
3. Rekan kelompok praktikum atas kerja sama yang baik selama praktikum
berlangsung.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini terdapat banyak


kekurangan. Maka saya sebagai penulis sangat menenrima segala bentuk kritik
maupun saran yang bersifat membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
untuk pembelajaran dan pengembangan ilmu bagi saya, pembaca, dan masyarakat
luas.

Kudus,9 November 2020

Praktikan

Alvin Andryan
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dalam industri sering dibutuhkan bahan-bahan yang relative murni
terhadap bahan-bahan lainnya, baik dalam proses industry maupun hasil
industry. Untuk itu diperlukan metode untuk memisahkannya.
Untuk bahan-bahan yang terdiri dari cairan-cairan metode distilasi
sering digunakan yaitu dengan menggunakan menara pemisah. Baik yang
menggunakan jenis menara dengan bahan isian ataupun menara dengan plate.
Konsep HETP pada dasarnya untuk mencari tinggi tinggi kolom bahan isian
yang ekuivalen dengan satu plate teoritis. Konsep HETP juga digunakan
untuk membandingkan suatu efisiensi menara isian terhadap menara plate.
Efisiensi menara bahan isian, kecepatan dan sifat fluida, keadaan operasi dan
pada umumnya oleh variasi keadaan dispersi cairan dipermukaan bahan isian.

I.2 Tujuan Percobaan


Percobaan ini bertujuan untuk menentukan perbandingan tinggi kolom bahan
isian yang equivalen satu plate teoritis.

I.3 Dasar Teori


HETP dalam penggunaannya sering digunakan dalam perhitungan
menara distilasi dengan bahan isian. Destilasi adalah suatu cara pemisahan
komponen – komponen dari suatu larutan tergantung dari distribusi bahan -
bahan antara fase cair dan fase gas dalam keadaan setimbang.
Dengan adanya panas maka proses destilasi akan terjadi 2 fase, yaitu
fase uap dan fase cair. Panas kedua fase tersebut akan terjadi perubahan
komposisi antar fase, sehingga suatu saat dicapai kesetimbangan dase. Untuk
menyempurnakan didalam pemisahan maka hasil atas Sebagian dikembalikan
(refluks), dimana pemisahan refluks mengalir dari atas ke bawah, sehingga
terjadi kontak antara refluks dengan uap yang disebut retrifikasi.
Perbandingan jumlah yang dikembalikan dan dikeluarkan adalah tertentu.
Berdasarkan konstruksi, menara destilasi digolongkan:
1. Menggunakan plate dengan plate ber-bubble cup.
2. Menggunakan packing dengan menara bahan isian seperti yang dipakai
dalam HETP.
Adapun jenis bahan isian antara lain:
1. Bahan isian yang tersusun secara acak/ random packing, diantaranya
rashing ring, lessing ring.
2. Bahan yang tersusun teratur (regular packing), diantaranya double spiral
ring, wood grid.
3. Pseudicolumn, kontak fase terjadi pada plate seperti misalnya hitted trays,
ripple trays.
(Treyball, R.E., 1986)

Sedangkan sifat – sifat yang harus dimiliki oleh bahan isian adalah:
1. Luas permukaan bidang kontak bahan isian persatuan volume bahan isian
cukup besar.
2. Susunan bahan isian dalam kolom cukup memberikan rongga kosong,
sehingga memudahkan aliran fluida, sedangkan penurunan tekanan aliran
tidak terlalu besar.
3. Permukaan bahan isian mudah basah.
4. Tahan terhadap suhu dan perubahan serta tidak mudah berkarat.
5. Bulk density cukup rendah.
6. Cukup kuat dan tidak mudah pecah.
(Foust, 1980)

Didalam destilasi ad acara untuk menentukan jumlah plate teoritis,


sebagai plate minimum, yaitu dengan cara:
1. Metode Mc Cabe - Thiel
𝛼 𝑎𝑏. 𝑋𝑎
Ya = 1 + (𝛼 𝑎𝑏 − 1). 𝑋𝑎
Rumus diatas didapat dari:
𝑌𝑎
𝑋𝑎
𝛼 ab = 𝑌𝑏
𝑋𝑏

𝑌𝑎 𝑌𝑏
= 𝛼 ab. 𝑋𝑏
𝑋𝑎
𝛼 ab. (1 − Ya)
Ya = . Xa
1 − 𝑋𝑎

Ya. (1 − 𝑋𝑎) = 𝛼 ab. (1 − Ya). Xa


Ya (1 − Xa) = (α ab − α ab. Ya). Xa
Ya (1 − Xa) = (α ab. Xa − α ab. Ya. Xa)
α ab. Xa
Ya = 1 + (α ab − 1). Xa

Syarat – syarat metode Mc Cabe Thiele


1. Apabila sistem campuran yang disuling menghasilkan diagram kompoisi
uap jenuh adalah lurus dan sejajar atau garis operasi mendekati garis lurus
atau sejajar. Syarat ini jarang dijumpai bila besaran-besarannya dalam
satuan massa atau jika komposisi dalam satuan fraksi massa dan entalpi
dalam satuan (BTU/lbm), tetapi lebih mendekati bila satuan dalam mol.
2. Jika persyaratan (a) dapat dipenuhi, jika Ln/Vn+1 pada seksi retrifikasi dan
Lm/Vm+1 pada seksi striping bernilai tetap, keadaan semacam ini dikenal “
constant molal ever flow and vaporation”.
3. Tekanan tetap diseluruh menara dianggap tetap.
4. Panas pencampuran (∆Hs) dapat diabaikan.
5. Panas laten penguapan (𝜆) rata-rata tetap.

 Bila ditinjau dari retrifikasi


Neraca bahan : Vn+1 = Ln + D
Neraca komponen : Vn+1. Yn+1 = Ln. Xn + XD. D
𝐿𝑛 𝐷
Yn+1 = (𝑉𝑛 +1)Xn + (𝑉𝑛 +1)XD

L0 = L1 = Ln
V1 = V2 = Vn+1
𝐿 𝐷
Yn+1 = 𝑉 Xn + 𝑉 XD (1)

V1 = L0 + D
V =L+D
𝐿 𝐷
Yn+1 = 𝐿 + 𝐷 XD + 𝐿 + 𝐷 XD (2)
𝑅 𝑋𝐷
Yn+1 = 𝑅 + 1 Xn + 𝑅 + 1 (3)

Persamaan 1, 2 dan 3 disebut persamaan Garis Operasi Atas (GOA)


dengan
Slope:
𝐿 𝐿 𝑅
= 𝐿+𝐷 = 𝑅 +1
𝑉

Intercept:
𝑋𝐷 𝑋𝐷 𝑋𝐷
D =D = 𝑅+1
𝑉 𝐿+𝐷

 Bila dilihat dari reaksi stripping:


𝐿 𝐵
Y = Xm - XB
𝑉 𝑉

Persamaan 4 disebut persamaan garis operasi bawah (GOB) dengan


𝐿
Slope :𝑉
𝑋𝐵
Intercept : -B ( 𝑉 )

Pada refluks total dimana seluruh uap yang terembunkan dalam


kondensor dikembalikan kedalam kolom sebagai refluks maka tidak ada hasil
𝐿
distilat (D = 0). Perbandingan refluks ( 𝐷) adalah tak hingga. Kebutuhan stage
dapat dihitung dengan grafik kesetimbangan Y – X, kemudian dibuat GOA
dan GOB. Untuk membuat fraksi massa arus diubah menjadi fraksi mol. Dari
grafik akan dapat jumlah stage atau plate , sehingga HETP dapat dihitung:

𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐾𝑜𝑙𝑜𝑚 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛


HETP = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑙𝑎𝑡𝑒 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
2. Metode Ponchon – Savarit
(dengan menggunakan diagram entalpi komposisi). HETP sering
digunakan untuk perhitungan menara destilasi dengan memakai bahan
isian.
Jumlah palte minimum dapat dihitung:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑐𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐾𝑜𝑙𝑜𝑚 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛
HETP = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑙𝑎𝑡𝑒 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

Manfaat dari HETP adalah untuk menghitung tinggi kolom bahan isian
dengan terlebih dahulu menentukan jumlah plate teoritis. Tinggi kolom
bahan isian adalah jumlah plate teoritis dikalikan dengan HETP, secara
matematis ditulis:
Z = jumlah plate teoritis x HETP
BAB II
PELAKSANAAN DAN PERCOBAAN

II.1 Alat dan Bahan


A. Alat
1. Labu leher tiga
2. Pemanas listrik
3. Termometer
4. Pipet Ukur
5. Piknometer
6. Refraktometer
7. Erlenmeyer
8. Timbangan

B. Bahan
1. Alkohol 96%
2. Aquadest

II.2 Gambar Rangkaian Alat

Keterangan

1. Labu leher tiga


2. Termometer
a. Termometer Residu
b. Termometer Destilat
3. Kolom bahan isian
4. Kemanas listrik
5. Kran pengatur
6. Pendingin balik
7. Tabung reaksi
8. Statif

Gambar II.2a Rangkaian Alat HETP


II.3 Diagram Alir

Menyiapkan alat dan bahan


Alkohol
96%

Membuat larutan standar dari perbandingan


yang berbeda

Aquadest
Mencari dan mengukur indeks bias
Aquadest
+

Alkohol
Membuat larutan umpan

Memasukkan larutan umpan dalam labu leher


tiga

Menghidupkan pendingin balik dan pemanas

Mencatat suhu destilat dan residu pada


tetesan pertama

Menambil destilat dan residu


untuk ditera indeks biasnya

Diagram II.3a Diagram Alir


BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil Pengamatan


Suhu (T) : 29 0C
𝑔𝑟𝑎𝑚
Densitas aquadest : 0,995945
𝑚𝑙

Berat piknometer kosong : 16,8 gram

Berat piknometer + aquadest : 41,1 gram

Berat piknometer + alkohol : 38,8 gram

Panjang bahan isian : 57 cm

Grafik standard

Tabel III.1a Data Grafik Standar

Alkohol Aquadest
No. Indeks Bias
(ml) (ml)

1. 1 5 1,3389

2. 2 4 1,3391

3. 3 3 1,3401

4. 4 2 1,3414

5. 5 1 1,3418
Indeks Bias Destilat dan Residu

Tabel III.1b Data Indeks Bias Destilat dan Residu

Volume Indeks Bias Suhu

No. Residu Destilat


Alkohol Aquadest Destilat Residu
(Tr) (Td)

1. 80 100 1,3421 1,3387 88 66

2. 90 90 1,3426 1,3391 87 67

3. 100 80 1,3428 1,3411 88 67


III.2 Perhitungan
III.3 Pembahasan
Praktikum HETP (Height Equivalent a Teoritical Plate) ini bertujuan
untuk menentukan perbandingan tinggi kolom bahan isian yang equivalen
satu plate teoritis. Bahan isian merupakan media untuk memperluas bidang
kontak antara fase uap dan cair sehingga transfer massa dan panas berjalan
baik. Cairan mengalir melewati permukaan bahan isian dalam bentuk
lapisan film tipis sehingga luas bidang kontak antara fase uap dan cair
makin besar. Praktikum ini menggunakan dua variasi untuk mencari indeks
bias dan volume dari residu dan distilat, yaitu berupa volume atau
konsentrasi alcohol dan aquadest.
Pada praktikum ini menggunakan proses distilasi yang menghasilkan
residu dan distilat yang digunakan untuk menentukan indeks bias dan
volumenya. Distilasi merupakan suatu operasi untuk memisahkan larutan
yang relative volatile menjadi komponen-komponen penyusunnya atas dasar
perbedaan titik didih dengan jalan menambahkan panas ke dalam campuran
yang akan dipisahkan.

Grafik Hubungan antara Fraksi Mol


dan Indek Bias
1.344
1.343 1.3428
1.342 1.3424
Indeks Bias

1.341 1.3411
1.34 1.3399
1.339 1.3387 indeks bias
1.338
1.337
1.336
0.3574 0.37626 0.38298 0.38643 0.38853
Fraksi Mol

Gambar III.3a Grafik Hubungan Antara Fraksi Mol dengan Indeks Bias.
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar titik yang
dihasilkan semakin naik. Hal ini dapat terjadi karena kecepatan molekul
yang semakin besar, maka kecepatan cahaya yang dipantulkan akan
semakin banyak. Hasil ini sesuai dengan pernyataan dimana semakin besar
fraksi mol alcohol maka akan semakin besar pula indeks bias yang
dihasilkan.
Kenaikan fraksi mol terjadi dimana semakin lama proses destilasi,
maka akan meningkatkan fraksi mol pada destilat yang dihasilkan dan fraksi
mol umpan akan turun. Hal ini karena alcohol dalam umpan bersifat
volatile, dimana memiliki titik didih yang lebih rendah atau mudah menguap
dibandingkan dengan aquadest.
Pada percobaan pertama dilakukan pembuatan deret standar
konsentrasi alcohol dari tingkat konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.
Pada percobaan berikutnya dilakukan pemanasan umpan pada rangkaian
distilasi agar tercapai keadaan stabil. Keadaan stabil ini ditandai dengan
suhu atas dan suhu bawah tidak berubah-ubah.
Dari data yang diperoleh dari praktikum serta perhitungan data
diperoleh kadar alcohol sebesar 53,6519%.. Dari hasil perhitungan
menggunakan metode Franske Underwood diperoleh data HETP 31,58 cm
pada percobaan pertama, 842,26 cm pada percobaan kedua, dan 379,1534
cm pada percobaan ketiga.
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi HETP.
1. Tipe dan ukuran bahan isian
2. Kecepatan aliran masing-masing fluida
3. Konsentrasi fluida
4. Diameter menara
5. Sufat fisis bahan yang akan di fraksinasi
6. Perbandigan diameter menara dan bahan isian
7. Koefisien penyebaran atau distribusi cairan
(Treybal, 1981)
BAB IV
PENUTUP

IV. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Kadar alcohol yang diperoleh sebesar 53,6519%.
2. Data HETP yang diperoleh adalah 31,58 cm pada percobaan pertama,
842,26 cm pada percobaan kedua, dan 379,1534 cm pada percobaan
ketiga.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2020. Buku Petunjuk Praktikum Pemisahan Difusional. Yogyakarta:


UPN “Veteran” Yogyakarta.
Anonim. 2018. Lembar Data Keselamatan Bahan diakses dari
https://katigaku.top/wp-content/uploads/2018/09/MSDS-ETHANOL-
ETANOL-MERCK-Bahasa-Indonesia.pdf&ved=2ahUKEwj02Oif0-
3sAhVCVH0KHYXNBJ0QFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw3MNix
PIcChyhxNU9aRKlL- diakses pada 4 November 2020.
Anonim. 2016. HETP (Height of packing Equivalent to a Theoritical Plate) diakses dari
https://tentangteknikkimia.wordpress.com/2011/12/16/hetp-height-of-
packing-equivalent-to-a-theoritical
plate/#:~:text=Bahan%20isian%20merupakan%20media%20untuk,uap%20
dan%20cair%20makin%20besar. diakses pada 4 November 2020.

Galathia, Rikhi. 2015. Operasi Teknik Kimia II diakses dari


https://dokumen.tips/documents/laporan-praktikum-hetp.html. Diakses
pada 4 November 2020.
Perry, R.H. 1997. Perry’s Chemical Engineers’handbook. United States of
America: McGraw-Hill.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai