POLITEKNIK
TOTAL NEGERI
ORGANIC LHOKSEUMAWE
CARBON (TOC)
PENGUJIAN: SAND FILTER SYSTEM
I. Capaian Praktikum/Kompetensi
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat :
Menjelaskan prinsip kerja Sand Filter System (FSA/3000)
Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kinerja dan efisiensi Sand Filter
Mengoperasikan Sand Filter System dengan air limbah buatan (artifisial) atau
air limbah lainnya
Mengukur kekeruhan (turbidity) sampel umpan dan air bersih (sebagai air
produk)
Menyimpulkan hasil analisa kekeruhan kualitas air produk terhadap
kekeruhan air umpan yang diukur, dan membandingkan dengan baku mutu
air bersih SNI
III. Teori
Filtrasi adalah suatu satuan operasi pemisahan campuran antara zat padat
dan cairan dengan melewatkan umpan (cairan+ zat padat) melalui media penyaring
(filter media). Untuk semua proses filtrasi, umpan mengalir disebabkan adanya
1
tenaga dorong berupa beda tekanan. Gaya gravitasi, gaya sentrifugal, vakum adalah
beberapa contoh gaya pendorong untuk filtrasi.
Secara umum filtrasi dilakukan bila jumlah padatan dalam suspensi relatif
lebih kecil dibandingkan zat cairnya.
Filtrasi terdiri dari berbagai jenis peralatan, diantaranya sand filter, plate and
frame fress filter, vacuum filter, leaf filter, mikro filter, ultra filter, nano filter, RO
filter, sand filter, dll. Jadi sand filter adalah salah satu turunan dari filtrasi.
Media penyaring terdiri dari berbagai bahan sesuai jenis peralatan. Ada media
berupa pasir (untuk sand filter), kain (untuk plate and frame filter press), media
membran (untuk UF, NF, RO).
Saringan pasir (sand filter) adalah pemisahan zat padat yang tidak mudah
mengendap (non settleable solid) dari air atau air limbah dengan melewatinya
melalui media berbutir (porous medium) berupa pasir.
2
IV. Alat dan Bahan
4.1 Bahan Kimia
Cuprum sulfat, CuSO4.5H2O
Natrium hidroksida, NaOH
4.2 Sampel Air Pengujian :
Air bersih
Air sumur
Air sungai
Air Waduk
3
Gambar 1. Rangkaian Peralatan Sand Filter System
Keterangan Gambar :
V1 = Kerangan (valve) kontrol laju aliran fluidisasi
V2 = Kerangan kontrol laju alir
V3 = Kerangan sampling air tercemar
V4 = Mengisolasi kerangan untuk memasok filter dengan air tercemar
V5 = Mengisolasi kerangan untuk memasok filter dengan air bersih: backflushing
V6 = Mengisolasi kerangan untuk mengalirkan air yang telah diolah
V7 = Mengisolasi kerangan untuk mengalirkan air cucian/back wasah
V8 = Mengisolasi kerangan untuk menekan sistem piezometric.
V9 = Pengeringan kerangan sistem piezometric
V10 = Pengeringan kerangan filter
V11 = Pengeringan kerangan siklon
V12 = Kerangan kontrol laju aliran air yang telah disaring.
V13 = Mengisolasi kerangan pada pasokan air baku
V14 = Mengisolasi dan membersihkan kerangan pada udara bertekanan
V15 = Kerangan kontrol laju aliran udara terkompresi
V16 = Pengeringan kerangan tangki umpan
V. Prosedur Praktikum
5.1 Persiapan Air Limbah Buatan (Artifisial)
a. Siapkan beaker glass 250 ml dua buah
b. Timbang masing-masing CuSO4.5H2O 10 gram dan NaOH 5 gram atau
sesuai SOP, kemudian tuang ke dalam masing-masing beaker, larutkan dalam
air bersih, kemudian aduk hingga larut
c. Bahan- bahannya siap digunakan untuk praktikum
4
c. Siapkan air bersih dalam tangki, kemudian alirkan dan isi air ke tangki umpan
dengan membuka V13 dan V19 sebanyak 80 liter.
d. Larutan CuSO4.5H2O dimasukkan ke dalam tangki umpan, kemudian buka
kerangan udara tekan untuk proses pengadukan (dengan cara aerasi).
e. Setelah larutan CuSO4 homogen (setelah pengadukan), selanjutnya
masukkan larutan NaOH ke dalam tangki umpan. Lanjutkan pengadukan
dengan cara aerasi sampai membentuk campuran suspensi.
f. Pertahankan aerasi dengan flow rendah untuk menghindari terjadi
pengendapan.
g. Periksa bahwa detector berada di bawah permukaan air dalam tangki
h. Air umpan dalam tangki (suspensi) diambil dengan beaker glass, lakukan
analisa kekeruhan (dengan turbidity meter), zat padat terlarut (dengan TDS
meter) dan keasaman air (dengan pH meter)
5
12. Ambil sampel produk perdana, analisa dan catat kekeruhan (dengan turbidity
meter), zat padat terlarut (dengan TDS meter) dan keasaman air (dengan pH
meter)
13. Sampel selanjutnya diambil secara periodik sebagai air produk, dan ditampung
dalam tangki (jeregen) yang telah disiapkan untuk kemudian dianalisa
kekeruhan, TDS dan pH
14. Catat juga kehilangan atau penurunan tekanan (pressure drop) pada papan
tabung piezometric secara periodik pada selang waktu tertentu
15. Kondisi filtrasi (variabel) untuk praktikum bisa dilakukan dengan beberapa cara,
diantaranya dengan memvariasikan waktu sampling (sebagai variabel bebas)
atau variasi lainnya.
16. Laju alir umpan dan laju alir produk dapat dikendalikan dengan mengatur
kerangan V2, V3, V5 dan V7 jika diperlukan.
17. Tekanan bawah kolom (PI2) jika melewati batas tertentu dapat dikendalikan
dengan mengatur kerangan V2
18. Demikian juga dengan tekanan atas kolom (PI1) jika melewati batas tertentu
dapat dikendalikan dengan mengatur kerangan V7
6
VI. Data Percobaan
Tabel 1. Data pengukuran kekeruhan, pH dan TDS air umpan, dan air produk
pada laju alir umpan berbeda
Waktu
No. sampling Kekeruhan TDS pH Laju alir Laju alir Indikator
(NTU) (mg/l) umpan produk tekanan
(menit)
1. 0
2. 5
3. 10
4. 15
5. 20
6. 30
Variabel tetap :
laju alir umpan : 100 liter/jam
laju alir produk : 80 liter/jam
Tugas :
1. Lengkapi data pada Tabel 1 di atas dan buat juga data kehilangan tekanan pada
tabung piezometric
2. Bandingkan nilai kekeruhan air umpan dan hasil produk yang diperoleh, apakah
ada perbedaan antara keduanya? Bagaimana dengan baku mutu (standar) air
bersih untuk parameter kekeruhan?
3. Apa saja hasil yang teramati pada rotameter laju alir umpan, produk dan indikator
tekanan (PI1 dan PI2) ? Amati juga kehilangan tekanan dalam kolom (perhatikan
tekanan pada tabung piezometric), adakah perubahan dari kondisi awal ?
7
dan bandingkan dengan baku mutu kekeruhan, TDS dan pH produk sesuai dengan
Baku mutu yang ditetapkan pemerintah (MenLKH atau MenKes).
7.2 Kesimpulan
Buatlah kesimpulan dari praktikum ini sesuai dengan tujuan percobaan.