Anda di halaman 1dari 7

1.

Intake/penyadap

Sistem transmisi pengolahan air bersih ini dimulai dari sumber penyediaan air yang diambil dengan bantuan bangunan penyadap untuk diteruskan ke bangunan pengolahan air selanjutnya. Bangunan penyadap berfungsi untuk mengambil air yang mengalir di sungai yang kemudian akan dialirkan menuju pengolahan air selanjutnya. Intake yang dirancang pada perancangan water treatment untuk pabrik penyulingan minyak nilam ini yaitu intake sandar. Bangunan Penyadap Sandar adalah bangunan penyadap yang bagian pengaturnya terdiri dari terowongan miring yang berlubang lubang dan bersandar pada tebing sungai. Untuk itu dibutuhkan suatu pondasi batuan atau pondasi yang terdiri dari lapisan yang cukup kokoh, agar dapat dihindarkan dari lapisan yang cukup kokoh, agar dapat dihindarkan dari kemungkinan keruntuhan pada konstruksi sandaran. Untuk menghindari kelongsoran pada konstruksi tersebut maka penbuatan penyangga dapat dilakukan pada tiap tiap jarak 5 sampai 10 meter. Selain itu sudut kemiringan pondasi sandaran agar tidak melebihi 600. Untuk bangunan penyadap jenis ini besarnya debit yang masuk melalui pipa dapat dihitung dengan rumus : Q = m * A * (2g z) Di mana : Q = debit air yang masuk ( m3/dt ) m = kemiringan sandaran A = luas penampang irisan pipa ( m2 ) g = percepatan gravitasi ( 9,8 m/dt2) z = kehilangan energi ( m ) Bangunan dari penyadap air ini sangat penting artinya untuk menjaga kontinuitas pengaliran. Sedangkan penanganan bangunan penyadap air ini ditujukan terhadap : a. Kuantitas

Pencatatan tingkah laku ( keadaan ) dari sumber air baku. Pencatatan debit air pada setiap saat, sehingga dengan demikian akan dapat mengetahui fluktuasi dari kualitas air yag masuk. Mengontrol atau memerikasa peralatan pencatatan debit serta menjaga peralatan lainnya ( pompa, saringan, pintu air ), untukmenjaga kontinuitas debit aliran.

b. Kualitas Yaitu pemerikasaan kualitas air secara periodik. Hal ini penting terutama terhadap kemungkinan pencemaran sumber air yang digunakan. Adapun bentuk konstruksi tergantung kepada jenis dan macam sumber air yang kita tangkap. Pada prinsipnya fasilitas intake harus memenuhi syarat sebagai berikut:

Konstuksi fasilitas intake harus sesuai dengan jumlah air yang telah direncanakan sehingga tidak terjadi kegagalan pada saat banjir maksimum pada saat kekeringan maksimum.

Fasilitas intake harus dibangun pada titik lokasi yang dapat menjamin tersedianya kualitas air yang baik dan aman dari polusi, selain itu lokasi harus memadai untuk mengadakan pemeliharaan fasilitas serta kemungkinan pengembangan fasilitas dimasa yang akan datang.

2.

Saringan Pasir Cepat

Cara kerja sistem saringan ini berjalan cepat sesuai dengan namanya. Dengan kata lain saringan ini difungsikan dengan cara mengalirkan/memasukan air kekonstruksi bak penyaringan dengan tekanan/kecepatan tertentu sesuai dengan konstruksi yang diadakan, dengan tujuan, tekanan air ini bisa untuk menembus sepesifikasi susunan gradasi saringan pasir cepat yang terpasang. Yang perlu diingat untuk penyusunan gradari diatas adalah, semakin kecil diameter saringan maka semakin tebal susunan gradasinya, hal ini bertujuan agar air yang akan diproses tersebar menjadi pengaliran kecil- kecil pada bidang konstruksinya yang sudah disiapkan, dengan demikian kotoran penyebab air keruh akan tertahan pada saringan diatas. Saringan pasir cepat, setelah digunakan dalam kurun waktu tertentu akan mengalami penyumbatan akibat tertahannya pertikel halus da koloid oleh media filter. Tersumbatnya media filter ditandai oleh :
1. 2.

Penurunan kapasitas produksi (untuk filter constant head) Peningkatan kehilangan energi (head loss) yang diikuti oleh kenaikan muka air di atas media filter Penurunan kualitas air terproduksi

3.

Teknik pencucian filter cepat dilakukan dengan menggunakan aliran balik (back washing), dengan kecepatan tertentu agar media filter terfluidisasi dan terjadi tumbukan antar media.

Tumbukan antar

media menyebabkan lepasnya kotoran yang menempel pada media,

selanjutnya kotoran yang telah terkelupas akan terbawa bersama dengan aliran air. Tujuan pencucian filter adalah melepaskan kotoran yang menempel pada media filter dengan aliran ke atas (upflow) hingga media terekspansi. Umumya tinggi ekspansi sebesar 15 sampai 35% (Droste, 1997). Lama pencucian sekitar 3 hingga 15 menit. Ada beberapa sistem pencucian filter, yaitu:

Menggunakan menara air Interfilter Pompa backwashing

Dimensi bak filter Luas permukaan bak filter tergantung pada jumlah bak, debit pengolahan, dan kecepatan (rate) filtrasi. Jumlah bak ditentukan berdasarkan debit pengolahan dengan rumus pendekatan: N = 1,2 Q0,5, dengan Q adalah debit pengolahan (mgd). Jumlah bak juga ditentukan dengan batasan luas permukaan maksimum 100 m3 per bak. Jumlah bak minimum adalah dua. Luas permukaan bak dihitung dengan rumus: As=QVo Dengan Vo adalah kecepatan filtrasi. Berdasarkan luas permukaan bak, ukuran bak (panjang, dan lebar, atau diameter) dapat ditentukan. Ratio lebar terhadap panjang berkisar 1:1 hingga 1:2 Tinggi bak filter ditentukan dari tinggi total bahan yang terdapat di bak, meliputi underdrain, media penyangga, media filter dan air di atas media ditambah dengan tinggi jagaan (free board). Tinggi media direncanakan sekitar 90 sampai 120 cm. Filter pasir cepat atau rapid sand filter adalah filter yang mempunyai kecepatan filtrasi cepat, berkisar 4 hingga 21 m/jam. Filter ini selalu didahului dengan proses koagulasi-flokulasi dan pengendapan untuk memisahkan padatan tersuspensi. Berdasarkan jenis dan jumlah media yang digunakan dalam penyaringan, media filter dikategorikan menjadi: Kriteria Perencanaan untuk Unit Filtrasi (Saringan Cepat) dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel Kriteria perencanaan unit filtrasi (saringan cepat) No. Unit Saringan Biasa Jenis saringan Saringan dg Pencucian Saringan

(Gravitasi) 1. 2. Jumlah bak saringan Kecepatan penyaringan Pencucian: N = 12 Q 0,5 *) 6 11

Antar Saringan minimum 5 bak 6 11

Bertekanan 12 33

Sistem pencucian

Tanpa/dengan blower dan atau surface wash 36 50 10 15

Tanpa/dengan blower dan atau surface wash 36 50 10 15

Tanpa/dengan blower dan atau surface wash 72 198 -

3.

Kecepatan (m/jam) Lama pencucian (menit) Periode antara dua pencucian (jam) Ekspansi (%) 18 24

18 24 30 50 30 50 30 50

Media pasir :


4.

Tebal (mm) Singel media Media ganda Ukuran efektif, ES (mm) Koefisien keseragaman, UC Berat jenis (kg/dm3) Porositas Kadar SiO2 300 700 600 700 300 600 0,3 0,7

300 700 600 700 300 600 0,3 0,7

300 700 600 700 300 600 -


5.

1,2 1,4

1,2 1,4

1,2 1,4

2,5 - 2,65 0,4 >95 %

2,5 - 2,65 0,4 >95 %

2,5 - 2,65 0,4 >95 %

Filter botom/dasar saringan 1)Lapisan penyangga dari atas ke bawah -

Kedalaman

(mm) Ukuran butir (mm) 80 100 25 80 100 5 10 80 100 10 15 80 150 15 30 80 100 Kedalaman (mm) Ukuran butir (mm) 25 80 100 5 10 80 100 10 15 80 150 15 30

Kedalaman (mm) Ukuran butir (mm)

Kedalaman (mm) Ukuran butir (mm)

2)Filter Nozel

Lebar Slot nozel (mm) Presentase luas nozel terhadap luas filter (mm)

<0,5

<0,5

<0,5

>4%

>4%

>4%

Sumber : SNI 1967742002, Tata perencanaan unit paket instalasi pengolahan air 3.

Menara air

Air yang telah dilakukan pengolahan maka akan ditempatkan pada penampungan sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa. Kebanyakan distribusi menggunakan gravitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan elevasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Maka dipilih menara air sebagai tempat penampungan air yang telah bersih dalam perancangan water treatment ini. Menara air adalah sebuah kontainer penyimpanan air besar yang ditinggikan yang dibangun untuk menampung persediaan air pada tinggi yang cukup untuk memberi tekanan pada sistem distribusi air. Pemberian tekanan terjadi melalui peninggian air; untuk setiap ketinggian 10.20 sentimeter (4,016 in), air memberi tekanan sebesar 1 kilopascal (0,145 psi). Ketinggian 30 m (98,43 kaki) menghasilkan tekanan sebesar 300 kPa (43,511 psi), tekanan yang cukup untuk mengoperasikan dan memenuhi persayaratan sistem distribusi dan tekanan air domestik. Tujuan Menara Air: Pengguna pasokan air (kota, pabrik, atau bangunan) harus memiliki tekanan air untuk menjaga keamanan pasokan air. Jika suplai air tidak bertekanan cukup, maka bisa terjadi:

1. Air tidak dapat mencapai lantai atas sebuah gedung 2. Keran tidak dapat mengeluarkan air karena tidak cukup aliran

Air bersih kemudian didistribusikan ke masing-masing proses yang membutuhkan termasuk ke kantor. Desinfektan Desinfektan bahan (kimia) yang digunakan untuk mematikan bakteri phatogen dan memperlambat pertumbuhan lumut. Kriteria Desinfektan a) Jenis densifektan yang digunakan 1. gas klor (Cl2), kandungan klor aktif minimal 99%; 2. kaporit atau kalsium hipoklorit (CaOCl2 ) x H2O kandungan klor aktif (60 70) %; 3. sodium hipoklorit (NaOCl), kandungan klor aktif 15%; b) dosis klor ditentukan berdasarkan dpc yaitu jumlah klor yang dikonsumsi air besarnya tergantung dari kualitas air bersih yang di produksi serta ditentukan dari sisa klor di instalasi (0,25 0,35) mg/l. Pembubuhan Desinfektan a) gas klor disuntikan langsung ke instalasi pengolahan air bersih, pembubuhan gas menggunakan peralatan tertentu yang memenuhi ketentuan yang berlaku; b) kaporit atau sodium hipoklorit dibubuhkan ke instalasi pengolahan air bersih secara gravitasi atau mekanis. Keperluan Perlengkapan Desinfeksi Keperluan perlengkapan desinfeksi adalah sebagai berikut : a) pembubuhan gas klor 1. peralatan gas klor disesuaikan minimal 2, lengkap dengan tabungnya. 2. tabung gas klor harus ditempatkan pada ruang khusus yang tertutup; 3. ruangan gas klor harus terdapat peralatan pengamanan terhadap kebocoran gas klor; 4. alat pengamanan adalah pendeteksi kebocoran gas klor dan sprinkler air otomatik atau manual. 5. harus disediakan masker gas pada ruangan gas klor. b) bak kaporit 1. bak dapat menampung larutan selama 8 sampai dengan 24 jam; 2. diperlukan 2 buah bak yaitu bak pengaduk manual/mekanis dan bak pembubuh; c) bak harus dilindungi dari pengaruh luar dan tahan terhadap kaporit.

Anda mungkin juga menyukai