FILTRASI
Disusun oleh:
Kelompok 8 - 3 TKPB
2023
I. DATA PENGAMATAN
a. Uji Porositas
Media yang digunakan : Pasir silica
Tabel 2. Data Pengamatan uji porositas
Volume Volume Volume Volume Rata -
Percobaan Porositas
Total air awal Air sisa rongga rata
(mm) (%)
(mL) (mL) (ml) (mL) (%)
1 20 100 92 8 40
40
2 20 100 92 8 40
1 20 100 93 7 35
32.5
2 20 100 94 6 30
c. Percobaan 1 GPM
Turbiditas : 87.61 NTU
Waktu pengamatan : 2 menit
Kedalaman media : 21,5 cm
Laju alir kalibrasi : 0,27 GPM
Laju filtrasi : 2.25 m2/m3.jam
Tabel 5. Nilai efisiensi penurunan kekeruhan untuk laju alir 0,8 GPM
Percobaan 0.8 GPM
Efisiensi
Kekeruhan Kekeruhan
Waktu penurunan
awal akhir
kekeruhan
2 87.32 72.44 17.04
4 87.32 72.91 16.50
6 87.32 82.31 5.74
8 87.32 77.98 10.70
10 87.32 77.14 11.66
12 87.32 81.16 7.05
14 87.32 78 10.67
16 87.32 75.62 13.40
18 87.32 72.5 16.97
20 87.32 77.05 11.76
Rata - rata 12.15
III. PEMBAHASAN
3.1 Shinta Ardhia Cahyani (201424025)
Filtrasi merupakan proses pengolahan air limbah dengan cara mengalirkan air
limbah melewati suatu media filter yang disusun dari bahan bahan butiran berupa
kerikil, pasir kuarsa, silica dan karbon aktif. Proses filtrasi digunakan untuk
mengurangi partikel yang tersuspensi yang dapat diendapkan (seatable), pada
percobaan filtrasi yang telah dilakukan digunakan larutan tepung. Percobaan diawali
dengan kalibrasi laju alir. Air limbah yang ada pada bak penampung dialirkan ke
dalam bak filtrasi, Partikel tersuspensi yang ada di dalam air limbah akan tertahan
dalam media filter sehingga air yang lolos
dari media filter adalah air yang sudah jernih. Sampel diambil setiap 2 menit
selama 20 menit dengan variasi laju alir 0,8 GPM, 1 GPM dan 1,5 GPM. Sampel
tersebut kemudian dilakukan pengukuran nilai kekeruhan dan beda tekan antara
selang bagian atas dengan bawah kolom filtrasi yang diukur menggunakan penggaris.
Data yang diambil pada saat praktikum yaitu turbiditas, kedalaman media, laju filtrasi
dan porositas mengacu pada teori.
Semakin kecil nilai kekeruhan, maka air tersebut semakin jernih,
semakin besar nilai kekeruhan maka air tersebut semakin keruh. Berdasarkan
pengolahan data dapat diketahui nilai efisiensi penurunan kekeruhan untuk laju alir
pada setiap variansi laju alir yang dilakukan yaitu pada laju alir 0.8 GPM didapatkan
12.5, laju alir 1 GPM didapatkan 12.09 dan laju alir 1.5 GPM didapatkan 8.07. Hal ini
dapat menunjukan pada aliran 0.8 GPM memiliki efisiensi penurunan kekeruhan
tertinggi karena semakin kecil laju alir maka waktu tinggal dalam media filter akan
semakin lama sehingga proses filtrasi dapat berjalan secara optimum. Berbeda dengan
laju alir 1.5 GPM yang memiliki efisiensi penurunan kekeruhan paling rendah karena
besarnya debit alir yang terlalu cepat melewati rongga antara butiran media pasir
sehingga berkurangnya waktu kontak.
IV. KESIMPULAN
1. Efisien yang dihasilkan fluktuatif pada rentang 5-20%
2. Sulit menentukan laju optimum karena efisiensi yang didapatkan fluktuatif
sehingga laju optimumnya tidak menentu
3. Semakin tinggi laju alir maka semakin rendah efisiensi penurunan kekeruhan
karena kecepatan debit alir mempengaruhi waktu tinggal air didalam media
filter.