Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

FILTRASI

Jurnal ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Praktikum Pengolahan Limbah Cair

Dosen Pembimbing : Endang Kusumawati

Disusun oleh:

Shinta Ardhia Cahyani 201424025

Thofanda Muharam 201424026

Tiara Anjani Suhartono Putri 201424027

Kelompok 8 - 3 TKPB

PROGRAM STUDI D-4 TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2023
I. DATA PENGAMATAN

a. Uji Porositas
Media yang digunakan : Pasir silica
Tabel 2. Data Pengamatan uji porositas
Volume Volume Volume Volume Rata -
Percobaan Porositas
Total air awal Air sisa rongga rata
(mm) (%)
(mL) (mL) (ml) (mL) (%)
1 20 100 92 8 40
40
2 20 100 92 8 40
1 20 100 93 7 35
32.5
2 20 100 94 6 30

b. Percobaan 0.8 GPM


Turbiditas : 87.32 NTU
Waktu pengamatan : 2 menit
Kedalaman media : 21,5 cm
Laju alir kalibrasi : 0,13 GPM
Laju filtrasi : 1.028 m2/m3.jam

Tabel 2. Data Pengamatan


Waktu (menit) Turbiditas (NTU) H (cm)
2 72.44 7.5
4 72.91 7.5
6 82.31 7
8 77.98 7.5
10 77.14 7.5
12 81.16 7.5
14 78.00 7
16 75.62 8.5
18 72.50 7
20 77.05 7

c. Percobaan 1 GPM
Turbiditas : 87.61 NTU
Waktu pengamatan : 2 menit
Kedalaman media : 21,5 cm
Laju alir kalibrasi : 0,27 GPM
Laju filtrasi : 2.25 m2/m3.jam

Tabel 3. Data Pengamatan


Waktu (menit) Turbiditas (NTU) H (cm/)
2 71.76 15. 1
4 76.54 8.5
6 77.99 4.5
8 74.04 6
10 82.12 3.5
12 80.25 3
14 79.32
16 74.11
18
20

d. Percobaan 1.5 GPM


Turbiditas : 84.88 NTU
Waktu pengamatan : 2 menit
Kedalaman media : 21,5 cm

Tabel 4. Data Pengamatan


Waktu (menit) Turbiditas (NTU) H (cm)
2 74.07 4
4 77.74 6.5
6 77.73 6
8 81.26 6.8
10 80.66 6.3
12 73.86 6.5
14 77.32 7
16 83.08 6.5
18 76.54 6
20

II. PENGOLAHAN DATA


➢ Menentukan efisiensi penurunan kekeruhan
(𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑒𝑘𝑒𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑒𝑘𝑒𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)
𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = × 100%
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑒𝑘𝑒𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙
- Contoh perhitungan
Pada percobaan 1 GPM untuk waktu 2 menit
(87,61−71,76 )
𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = × 100% = 18,77
87,61

Tabel 5. Nilai efisiensi penurunan kekeruhan untuk laju alir 0,8 GPM
Percobaan 0.8 GPM
Efisiensi
Kekeruhan Kekeruhan
Waktu penurunan
awal akhir
kekeruhan
2 87.32 72.44 17.04
4 87.32 72.91 16.50
6 87.32 82.31 5.74
8 87.32 77.98 10.70
10 87.32 77.14 11.66
12 87.32 81.16 7.05
14 87.32 78 10.67
16 87.32 75.62 13.40
18 87.32 72.5 16.97
20 87.32 77.05 11.76
Rata - rata 12.15

Tabel 6. Nilai efisiensi penurunan kekeruhan untuk laju alir 1 GPM


Percobaan 1 GPM
efisiensi
Kekeruhan kekeruhan
waktu penurunan
awal akhir
kekeruhan
2 87.61 71.76 18.09
4 87.61 76.54 12.64
6 87.61 77.99 10.98
8 87.61 74.04 15.49
10 87.61 82.12 6.27
12 87.61 80.25 8.40
14 87.61 79.32 9.46
16 87.61 74.11 15.41
Rata - rata 12.09

Tabel 7. Nilai efisiensi penurunan kekeruhan untuk laju alir 1 GPM


Percobaan 1.5 GPM
efisiensi
Kekeruhan kekeruhan
waktu penurunan
awal akhir
kekeruhan
2 84.88 74.07 12.74
4 84.88 77.74 8.41
6 84.88 77.73 8.42
8 84.88 81.26 4.26
10 84.88 80.66 4.97
12 84.88 73.86 12.98
14 84.88 77.32 8.91
16 84.88 83.08 2.12
18 84.88 76.54 9.83
Rata - rata 8.07
➢ Menentukan laju optimum
Untuk mengetahui nilai laju optimum maka bisa dilihat dari grafik nilai kekeruhan
terhadap waktu dan rata rata nilai efisiensi penurunan kekeruhan
20,00
Efisiensi penurunan kekeruhan (NTU)
18,00
16,00
14,00
12,00
10,00 Laju 0.8 GPM
8,00 Laju 1 GPM
6,00 Laju 1.5 GPM
4,00
2,00
0,00
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22
Waktu (Menit)

Gambar 1. Kurva efisiensi penurunan kekeruhan terhadap waktu


Maka, didapatkan nilai laju yang paling optimum adalah dengan laju 0.8 GPM

➢ Menghitung kecepatan aliran (Va)


Run-1 (laju alir kalibrasi = 0,13 GPM = 0,13 cm3/s
𝑳𝒂𝒋𝒖 𝒂𝒍𝒊𝒓 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒃𝒓𝒂𝒔𝒊(𝑸) 𝟖, 𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟔
𝑽𝒂 = = = 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟐𝟗𝟑 𝒎/𝒔
𝑨 𝟎, 𝟎𝟐𝟖
➢ Menentukan Nilai Headloss menurut persamaan rose
𝑪𝒅. 𝑳. 𝑽𝒂
𝑯𝑳 = 𝟏. 𝟎𝟔𝟕
𝝋. 𝒅. 𝜺𝟒 𝒈
Untuk mendapat nilai Cd harus mencari nilai Nre terlebih dahulu
𝝋. 𝝆. 𝒅. 𝑽𝒂
𝑵𝑹𝒆 =
𝝁
- Contoh mencari nilai headloss untuk percobaan laju alir 0.8 GPM
𝒈 𝒈
𝟎. 𝟖𝟓 (𝟎. 𝟗𝟗𝟔𝟑 𝟑 ) . 𝟎, 𝟏 𝒄𝒎. 𝟎, 𝟖 𝟔𝟎 . 𝒔
𝑵𝑹𝒆 = 𝒄𝒎
𝒈
𝟎. 𝟎𝟎𝟖𝟑𝟔𝟑 𝒄𝒎 . 𝒔
- Contoh mencari nilai headloss untuk percobaan laju alir 0.8 GPM
𝟏𝟖, 𝟗𝟖𝟓𝟗. 𝟎, 𝟐𝟏𝟓𝒎 . 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟐𝟗𝟑 𝒎/𝒔
𝑯𝑳 = 𝟏. 𝟎𝟔𝟕 𝒎 = 𝟓𝟐 𝒎 = 𝟎, 𝟓𝟐 𝒄𝒎
𝟎, 𝟖𝟓. 𝟎, 𝟎𝟓 𝒎. 𝟎, 𝟒𝟒 . 𝟗, 𝟖 𝟐
𝒔
Q (GPM) Q (m3/s) A (m2) v (m/s) NRE Cd Porositas HL (cm)
0,13 8,20173E-06 0,028 0,000293 1,483079 18,98598 36,25 0,52
0,27 1,70344E-05 0,028 0,000608 3,08024 9,840942 36,25 1,16
1,5264 9,63009E-05 0,028 0,003439 17,41362 2,437145 36,25 9,20

III. PEMBAHASAN
3.1 Shinta Ardhia Cahyani (201424025)
Filtrasi merupakan proses pengolahan air limbah dengan cara mengalirkan air
limbah melewati suatu media filter yang disusun dari bahan bahan butiran berupa
kerikil, pasir kuarsa, silica dan karbon aktif. Proses filtrasi digunakan untuk
mengurangi partikel yang tersuspensi yang dapat diendapkan (seatable), pada
percobaan filtrasi yang telah dilakukan digunakan larutan tepung. Percobaan diawali
dengan kalibrasi laju alir. Air limbah yang ada pada bak penampung dialirkan ke
dalam bak filtrasi, Partikel tersuspensi yang ada di dalam air limbah akan tertahan
dalam media filter sehingga air yang lolos
dari media filter adalah air yang sudah jernih. Sampel diambil setiap 2 menit
selama 20 menit dengan variasi laju alir 0,8 GPM, 1 GPM dan 1,5 GPM. Sampel
tersebut kemudian dilakukan pengukuran nilai kekeruhan dan beda tekan antara
selang bagian atas dengan bawah kolom filtrasi yang diukur menggunakan penggaris.
Data yang diambil pada saat praktikum yaitu turbiditas, kedalaman media, laju filtrasi
dan porositas mengacu pada teori.
Semakin kecil nilai kekeruhan, maka air tersebut semakin jernih,
semakin besar nilai kekeruhan maka air tersebut semakin keruh. Berdasarkan
pengolahan data dapat diketahui nilai efisiensi penurunan kekeruhan untuk laju alir
pada setiap variansi laju alir yang dilakukan yaitu pada laju alir 0.8 GPM didapatkan
12.5, laju alir 1 GPM didapatkan 12.09 dan laju alir 1.5 GPM didapatkan 8.07. Hal ini
dapat menunjukan pada aliran 0.8 GPM memiliki efisiensi penurunan kekeruhan
tertinggi karena semakin kecil laju alir maka waktu tinggal dalam media filter akan
semakin lama sehingga proses filtrasi dapat berjalan secara optimum. Berbeda dengan
laju alir 1.5 GPM yang memiliki efisiensi penurunan kekeruhan paling rendah karena
besarnya debit alir yang terlalu cepat melewati rongga antara butiran media pasir
sehingga berkurangnya waktu kontak.

3.2 Thofanda Muharam (201424026)


Praktikum yang dilakukan yaitu bertujuan untuk mengetahui efisiensi dan
terbaik dengan laju yang paling optimum. Praktikum filtrasi yang dilakukan
menggunakan pasir kuarsa dengan diameter kurang lebih 0,1-1 mm. Air yang
digunakan untuk proses filtrasi yaitu campuran terigu dengan air sehingga menjadi
larutan yang heterogen. Pada teorinya bahwa semakin kecil partikel atau media
penyaringan akan membutuhkan waktu yang lebih lama karena memiliki pori pori
media yang kecil sehingga larutan heterogen dapat tersaring.
Praktikum yang dilaksanakan pada hari senin dengan parameter yang diukurnya yaitu
kalibrasi aliran, porositas, headloss, efisiensi, dan juga NTU atau nilai kekeruhan
semua hal tersebut yang berkaitan terhadap waktu. Pada praktikum ada sedikit
terkendala dalam pengaturan laju alir karena ketika laju alir yang terlalu kenaikan air
akan semakin cepat sehingga level air mencapai pipa backwash, sehingga kecepatan
aliran diperkecil menjadi 0,8;1;1,5. Dari hasil pengamatan didapat efisiensi yang sudah
dihitung bahwa dari tiap laju aliran memiliki nilai NTU yang tidak stabil hal ini dapat
terjadi karena media penyaringnya kotor sehingga dapat mengurangi kinerja
penyaringan, komponen penyaringnya hanya satu jenis jika penyaringnya dibuat lebih
banyak variasi jenisnya seperti Jerami, arang, krikil akan lebih baik dalam proses
penyaringannya.
Setelah proses penyaringan maka dilakukan pembersihan media dengan cara
dibackwash yaitu cairan yang ada filter dikembalikan kepada kolom filter sehinggga
endapan atau kotoran yang tersaring dalam media dapat terbuang sehingga media yang
ada di kolom filter menjadi bersih dan dapat digunakan Kembali medianya.

3.3 Tiara Anjani Suhartono Putri (201424027)


Filtrasi merupakan proses mekanis dengan prinsip penyaringan berdasarkan
perbedaan ukuran. Filtrasi dilakukan dengan mengalirkan air dari atas menuju media
filrat, media filttere akan mempunyai ukuran pori tertentu sehingga bisa menangkap
flok pada air limbah. Pada praktikum kali ini umpan yang digunakan adalah air tepung
kanji (tepung terigu). Media filter yang digunakan adalah pasir silica dan kerikil. Pada
proses penyaringan pasir silica akan menyaring lumpur dan bahan pengotor air lainnya
dan kerikil untuk menyaring material yang berkuran besar. Proses filtrasi dilakukan
selama 20 menit dengan pengambilan sampel setiap 2 menit dan dilakukan analisis
nilai kekeruhan dan headloss.
Pengukuran nilai kekeruhan dilakukan dengan turbidimeter. Baik tidaknya
proses filtrasi dapat dinyatakan dalam satuan kekeruhan (NTU). Proses filtrasi yang
baik adalah disaat hasil filtart mendapatkan nilai kekeruhan yang kecil, tidak berbau,
bewarna jernih dan tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama. Dalam praktikum
kali ini dilihat dari gambar 1. Untuk semua percobaan memiliki efisiensi penurunan
nilai kekeruhan terhadap waktu yang fluktuatif. Seharusnya semakin lama waktu
penyaringan maka efisiensi penurunan kekeruhannya semakin tinggi, karena semakin
lama waktu filtrasi maka ruang kosong diantara media filter akan terisi oleh pengotor
yang menyebabkan peluang lolosnya partikel halus daari media filtrasi semakin kecil.
Praktikum dilakukan dengan 3 percobaan perbedaan laju alir yaitu 0,8 GPM, 1 GPM,
dan 1,5 GPM. Dilihat dari rata rata efisiensi penurunan kekeruhan, laju alir 0,8 GPM
merupakan laju alir yang paling optimum untuk menurunkan nilai kekeruhan. Hal ini
sesuai dengan teori, dimana semakin kecil laju alir maka waktu tinggal air di media
filter akan semakin lama yang menyebabkan kontak antara media filter dan flok di air
limbah semakin lama sehingga penyaringan dapat dilakukan secara efektif. Namun,
nilai dari rata rata efisiensi penurunan kekeruhan masih dibawah 15%. Dengan nilai
efisiensi yang cukup kecil dapat dikatakan proses filtrasi belum berlangsung secara
baik.
Perbandingan headloss pengamatan dengan itungan,
Perbedaan hasil praktikum dengan teori merupakan hal yang lumrah. Perbedaan
ini bisa saja terjadi karena media filter yang digunakan hampir mendekati kadar
maksimumnya sehingga tidak dapat menyaring flok dengan efektif. Laju alir yang
tidak stabil akibat menjaga level air agar tidak tumpah dan air tidak masuk jalur
backwash karena keluaran air filtrat kecil. Alat turbidimeter yang digunakan tidak
akurat dan tidak presisi. Umpan yang digunakan memiliki kandungan kekeruhan yang
berbeda akibat tidak dilakukan pengadukan, sehingga bisa saja adanya perbedaan nilai
kekeruhan awal.

IV. KESIMPULAN
1. Efisien yang dihasilkan fluktuatif pada rentang 5-20%
2. Sulit menentukan laju optimum karena efisiensi yang didapatkan fluktuatif
sehingga laju optimumnya tidak menentu
3. Semakin tinggi laju alir maka semakin rendah efisiensi penurunan kekeruhan
karena kecepatan debit alir mempengaruhi waktu tinggal air didalam media
filter.

Anda mungkin juga menyukai